Penawaran kredit melalui sms: benar atau penipuan model baru?

Pagi ini saya merasakan hal yang aneh dengan cara menawarkan kredit melalui sms yang saya terima pada jam 7.35 wib, dari no hape: 08131000xxxx sebagai berikut:

Kepada Yth Bp/Ibu
Kami menawarkan Pinjaman Tanpa Jaminan sampai Rp.150 jt dari Standard Chartered. CUKUP COPY KTP +KARTU KREDIT.
Hub.Iw/021-7000xxxx
Simpan SMS ini.

Bagaimana mungkin menawarkan kredit tanpa tahu kepada siapa kredit itu ditawarkan, dan hanya berbekal nomor hape yang saya rasa sekedar dikirimkan secara acak, tanpa tahu siapa yang dikirimi oleh sms tersebut. Apa artinya? Saya memahami, bahwa dengan memberikan copy KTP dan copy Kartu Kredit, maka sebetulnya Kartu Kredit itulah jaminannya. Apakah meminjam uang melalui kartu kredit menguntungkan? Anda bukannya untung tapi bisa jadi akan buntung. Anda bisa membaca dari berbagai keluhan para nasabah yang dikejar para debt collector di berbagai media, dan anda juga bisa baca disini. Kontan no.39-XII, 27 Juni- 3 Juli 2008 mengulas secara detail mengenai permasalahan kartu kredit ini pada halaman 24 s/d 27 lengkap dengan bagaimana cara menghitung bunga kartu kredit.

Namun saya juga terpikirkan, apakah ini modus penipuan yang baru? Karena yang harus dihubungi adalah nomor telepon yang setelah saya coba cek bukan dari Standard Chartered (sebetulnya saya sudah ragu, rasanya tak mungkin sebuah Bank sekelas Standard Chartered menawarkan kredit dengan model seperti itu). Perhatikan juga nomor yang harus dihubungi sangat mirip, berarti kalau kita mencoba menghubungi akan ketemu orang itu-itu juga.

Sebaiknya meminjam untuk keperluan produktif

Bank Indonesia (BI) menghimbau agar perbankan berhati-hati menyalurkan kredit konsumsi, seperti yang ditulis di Kompas tanggal 28 Juni 2008 hal.19, bahwa BI mengharapkan kredit produktif lebih dominan. Penyaluran kredit produktif yang digunakan untuk modal kerja dan investasi, akan mengembangkan perusahaan, menyerap tenaga kerja. Kredit produktif dapat meredam inflasi karena bersifat memasok barang produksi. Gubernur BI, hari Jumat tanggal 27 Juni 2008 mengatakan, laju penyaluran kredit yang kencang ditengah tingginya inflasi akan menjadi masalah jika didominasi oleh kredit konsumsi. Jika ini terjadi maka laju penyaluran harus direm, karena kredit konsumsi akan mendorong permintaan barang sehingga inflasi akan meningkat.

Data BI menunjukkan, ditengah tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga, kredit tetap tumbuh dengan cepat. Per April 2008, kredit mencapai Rp.1.062 triliun, tumbuh 31 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp.812,9 triliun. Dilihat dari penggunaannya, kredit modal kerja tumbuh paling cepat mencapai 32 persen, namun kredit konsumsi juga tumbuh cepat mencapai 30 persen, sedangkan kredit investasi tumbuh 28,5 persen. Kredit modal kerja tumbuh pesat seiring meningkatnya ongkos produksi dan operasional akibat kenaikan berbagai komoditas, dan dampaknya pengusaha membutuhkan pinjaman modal kerja yang lebih besar daripada sebelumnya.

Dari penjelasan tersebut, maka penawaran melalui sms di atas adalah hal yang seharusnya tidak perlu terjadi. Untuk memahami hal ini, saya akan mencoba menjelaskan seperti apa, dan bagaimana seharusnya kredit tadi dikelola secara benar, karena fungsi Bank bukan sekedar mencari keuntungan, namun berfungsi sebagai Financial Intermediary.

Pengertian Kredit

Definisi kredit adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah imbalan berupa bunga atau pembagian hasil keuntungan.

Prinsip dasar Kredit

Merupakan proses pembelian surat berharga oleh Bank dari nasabah. Karena membeli, maka harus dilakukan secara hati-hati: a) Sebagai pembeli cenderung bersikap hati-hati karena tidak ingin tertipu, b) Membeli sepatu misalnya, meskipun sudah tahu nomor dan ukurannya tetap ada keinginan untuk mencoba sebelum membeli.

Filosofi Kredit

1. Temporary Financing :Kredit bukan merupakan penyertaan Bank, tetapi pembiayaan yang bersifat sementara. Pihak Bank harus memperhitungkan dan meyakini bahwa kredit akan lunas sesuai waktu yang diperjanjikan.

2. Sumber Pembayaran Kredit :Sumber pembayaran kredit berasal dari: a) First Way Out (FWO). Sumber pengembalian berasal dari kelayakan usaha dan berdasarkan cash flow perusahaan. b) Second Way Out (SWO). Adanya jaminan aktiva yang likuid dan marketable sebagai kontra garansi apabila FWO dinilai kurang memadai.

3. Prinsip Kehati-hatian : Prinsip kehati-hatian yang dimaksud adalah: a) First Line of Defence. Adanya sistem dan prosedur yang diyakini telah memenuhi prinsip kehati-hatian dan memenuhi kriteria Good Corporate Governance (GCG). b) Second Line of Defence. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang profesional, berintegritas tinggi sehingga dapat menjamin sistem dan prosedur dipatuhi.

4. Trade off : Selalu ada trade off service and risk. Service (Sistem dan Prosedur) yang longgar akan meningkatkan risiko Bank, namun sebaliknya service yang ketat akan memperkecil risiko.

5. Merencanakan pasar sasaran, menentukan kriteria risiko yang dapat diterima dan menentukan kriteria nasabah : Kebijakan atas perencanaan akan menentukan bagaimana suatu Bank dijalankan. Bank harus mempunyai perencanaan pasar dalam memasarkan kreditnya. Bank juga harus menentukan kriteria risiko yang dapat diterima, dan hanya memasarkan kreditnya apabila kriteria risikonya jelas. Misalnya dengan menetapkan limit eksposure, jenis usaha, lokasi dan sebagainya. Kredit yang diberikan juga harus didasarkan pada kriteria nasabah yang jelas.

Setiap Bank diharuskan mempunyai Kebijakan Umum Perkreditan (KUP)

Bank Indonesia telah mengatur bahwa masing-masing Bank harus membuat KUP, ditandatangani Direksi dan Komisaris dan diajukan kepada Bank Indonesia untuk mendapatkan persetujuan. Kebijakan Umum Perkreditan mengatur tentang: 1) Aktifitas manajemen, 2) Perencanaan: kebijakan umum dan prinsip ke hati-hatian, 3) Organisasi, yang merupakan struktur organisasi Bank dan manajemen kredit, 4) Pelaksanaan: Kebijakan Persetujuan Kredit, Dokumentasi dan administrasi, Penyelesaian kredit bermasalah, 5) Pengawasan. Selanjutnya dari KUP tadi akan di breakdown kepada Pedoman Pelaksanaan Kredit (PPK), yang mengatur bagaimana pelaksanaan perkreditan dapat menjamin kredit yang sehat.

Secara umum tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut:

a. Bagi bank: 1) Profitability, ada keuntungan yang diperoleh secara wajar, dan 2) Safety, harus aman dengan risiko yang minimal

b. Bagi nasabah: memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat luas dan meningkatkan produktivitas usaha

c. Bagi masyarakat umum: Dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesempatan kerja.

Kesimpulan:

Mengirim sms penawaran tersebut ada beberapa kemungkinannya, namun akan menimbulkan risiko sebagai berikut:

  • Bagi orang yang memahami, menerima sms seperti itu membuat tanda tanya, apakah Bank tersebut sudah sulit mencari pemasaran kredit yang efektif? Orang yang memahami, akan melakukan segala sesuatu berdasarkan perencanaan, apalagi melakukan pinjaman adalah suatu hal yang tidak mudah. Secara prosedur, setiap melakukan perjanjian kredit, bagi perorangan diwajibkan suami isteri untuk ikut tanda tangan.
  • Bagi orang yang kurang memahami, apalagi dalam kondisi terdesak untuk suatu keadaan, maka orang akan mudah mengajukan pinjaman dengan jaminan Kartu Kredit, padahal seperti kita tahu suku bunga Kartu Kredit sangat tinggi, walaupun prosedurnya mudah. Pada saat ada pertemuan bulan Februari 2008, saya mengundang teman-teman anakku sekaligus merayakan kelulusan kedua anakku, dari salah satu yang hadir (seorang blogger) mengatakan bahwa dia lebih suka menggunakan pinjaman Kartu Kredit bila membutuhkan dana untuk menambah modal kerjanya, karena prosedurnya lebih mudah. Saya memahami, bahwa tak semua orang suka berhubungan dengan Bank, dan ini merupakan tantangan dari Bank, agar bagaimana para nasabah memahami bahwa berhubungan dengan Bank bukan hal yang sulit.
  • Penawaran tersebut merupakan bentuk penipuan, karena sebetulnya kita tak boleh begitu mudah memberikan nomor kartu kredit pada pihak lain. Apabila kita mau menggunakan kartu kredit untuk pembayaran one bill, itupun harus ada perjanjian antara Bank penerbit kartu kredit dengan provider dimana kita melakukan transaksi tiap bulan. Contohnya: saya berlangganan internet melalui Indosat M2, maka saya mengirim surat kepada Indosat M2 dan Bank Penerbit Kartu Kredit yang saya miliki, agar setiap bulan tagihan pemakaian internet bisa menjadi satu dengan tagihan Kartu Kredit.

30 pemikiran pada “Penawaran kredit melalui sms: benar atau penipuan model baru?

  1. penipuan model baru 😀

    Zoel Chaniago,
    Awalnya saya cuma berpikir, kok kasihan amat sih orang ini, kerja di Bank kok menawarkan kreditnya ke sembarang orang….tapi lama-lama mikir, wahh jangan-jangan menipu nihh…jadi dibuat tulisan agar yang lain juga berhati-hati untuk tidak gampang memberikan nomor Kartu Kredit.

  2. Mereka hanya dari persona bagian outsource pencari calon debitur Bu.
    Sehingga risiko mereka tidak terlalu memikirkan. Bahkan mungkin risk management pun ia tak mengerti.

    Mas Kopdang,
    Hehehe…saya awalnya mikir juga begitu, tapi ga yakin mosok sih Standard Chartered menggunakan jasa pemasaran kredit seperti itu? Kalau pemasaran Kartu Kredit (bagi orang yang belum punya kartu kredit) sih tak masalah, toh nantinya akan melalui proses assessment, apakah orang yang bersangkutan layak apa tidak diberi kartu kredit…yang diminta kan bukan KTP, tapi rekening gajinya berapa sebulan.

    Tapi saya berpikir lagi…wahh ini mau menipu…..kasihan juga kalau ada yang tertipu…
    Lha saya yang pernah kerja di bank 27 tahun aja, sangat berhati-hati kalau mengajukan pinjaman, itupun langsung potong gaji…lha kok nggak kenal malah minta copy Kartu Kredit. Padahal saya pake KK hanya sebagai pengganti alat bayar, dan langsung dilunasi sebelum jatuh tempo.

  3. iya tuh, penipuan, bu. memang semakin marak saja kasus penipuan belakangan ini. nggak ngaruh juga tuh registrasi nomor ponsel.

    yah, jangan suka ngutang, deh. apalagi untuk hal2 yang konsumtif. kalau untuk modal usaha sih bisa dipertimbangkan.

    Farijs van Java,
    Karena pernah bekerja di Lembaga Keuangan, saya justru takut berhutang…..apalagi untuk yang nggak jelas. Dulu hutangnya cuma untuk KPR BTN…dan terakhir untuk membangun rumah, itupun pake target, harus lunas sebelum pensiun dan maksimal angsuran 30 persen dari gaji.

  4. saya juga sering mendapatkan sms seperti itu
    tetapi mereka pun terkadang langsung menelepon

    yang pasti saya belum berminat untuk mengambil kredit yang saya gak tahu pasti siapa orangnya 🙂

    Sigit,
    Yang jelas harus hati-hati, kalau mau pinjampun harus datang ke Bank langsung, jadi tahu persis orang yang melayani bekerja di Bank mana, apa jabatan dan kewenangannya, serta pelajari persyaratannya, supaya kita tak menyesal.

  5. Untungnya Ibu Edratna yang mendapatkan smsnya. Coba aja yang dapat itu ibu-ibu yang doyan belanja dan baru aja pegang kartu kredit. Tak bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika si ibu menyerahkan nomor kartu kreditnya kepada si penipu.

    Rafki RS,
    Mudah2an belum ada yang tertipu….

  6. adipati kademangan

    kalo saya yang dapet sms itu kemungkinan akan saya jawab begini :
    “Oh, saya sangat berterima kasih atas penawaran ini. Saya sangat berminat dengan penawaran anda. Berikut nomer KTP saya 10.5502.xxxxxx.0001 dan nomer rekening saya : xxx19786xx . Mohon kirimkan dananya ke rekening saya 100jt. Jika ingin konfirmasi lebih lanjut hubungi nomer ini.”

    itung – itug rugi 1x sms kan gpp toh

    Adipati Kademangan,
    Dulu saya pernah mendapat sms dapat undian Rp.15 juta. Karena iseng, saya mencoba menilpon orangnya, dan dia menganjurkan saya datang ke ATM BCA. Saya jawab, kalau saya memang menang undian kirimkan aja ke nomor xxx….tapi dia bilang, kalau saya mau ambil hadiahnya, sebaiknya pas di ATM telepon dulu agar uangnya dikirim…langsung saya bilang, ngapain mesti ke ATM, hanya untuk melihat kiriman uang? Kalau ke ATM kan memang lagi mau ambil uang…berarti anda bohong….langsung saya tutup teleponya.

    Tapi itu dulu cuma ingin tahu, sekarang males ngurusi hal seperti ini…apalagi cuma iseng, jelas itu bohong. Sama seperti orang yang menawarkan kartu kredit kepada sembarang orang yang keluar masuk Mal, mosok pembantupun ditawari…saya jadi kasihan melihatnya, sudah sebegitukah cara marketing yang panik?

  7. Ada juga yang menipu lebih bloon lagi bu….. Moso mau kredit duit jaminannya duit juga. Dijanjikan jaminan Rp 15 juta,- jaminannya 1% dari uang yang dijaminkan. Dan uang jaminan ditransfer dulu ke rekening penipu….

    Mau nipu kok malah bikin ketawa karena bloonnya. Ada2 aja….. 😆

    Kang Yari NK,
    Mereka cuma mencoba-coba, mengambil nomor telepon secara acak, siapa tahu yang menerima nggak begitu paham dan mudah dibohongi. Karena kalau tahu, tak mungkin dong mengirim sms ke kang Yari atau pada saya, lha paling ga suka berhutang kok ditawari….

  8. Waduh-waduh ini sih gak bisa dibilang kreatif ya kan Bu.

    Yoga,
    Mereka kreatif untuk menipu, yang ga kreatif adalah tak tahu siapa yang dikirimi jadi cuma mencoba secara acak….

  9. wah pengetahuan ini sangat berguna bu, apalagi buat orang2 awam.

    jaman sekarang berbagai cara pun dilakukan ya

    Chatoer,
    Yang jelas tak mungkin penawaran untuk memberi pinjaman uang atau mendapat hadiah melalui telepon, apalagi nomor pribadi, bukan nomor telepon perusahaan atau bank nya. Sangat mudah ditebak…..

  10. walau saya mengakui bahwa (kadang) kredit itu memang membantu, tapi saya secara pribadi kok tidak pernah tertarik sama sekali ya bu.. yang kejadian malah seringkali membantu mereka yang sedang banyak masalah dengan kredit yang diambilnya.. hihihi..

    Yainal,
    Kredit diperlukan jika memang ada tujuannya secara jelas, ada sumber dana untuk melakukan angsuran.
    Saya membeli mobil dan rumah pake kredit, tapi kan angsuran sudah dihitung, maksimal 30 % dari penghasilan, sehingga tak membebani. Lha kalau nggak begitu, nggak bisa punya rumah….

  11. Dari dulu model penipuan-penipuan seperti itu lagi marak. Jangan pernah percaya deh, sebelum akhirnya gigit jari.

    Edipsw,
    Betul pak…setuju…

  12. Ping-balik: Bisakah Identitas di Curi?

  13. jelas sekali itu penipuan, ahhh indonesia sekarang makin kacau banyak orang mencari uang walau caranya haram sekalipun

    Hanggadamai,
    Mereka tak pernah berpikir uang halal atau haram….yang penting hasilnya….

  14. kemajuan tekonologi ternyata membawa dampak negatif juga, njih, bu. teknologi kalau jatuh ke tangan orang2 tak beradab bisa jadi musibah bagi sesamanya. agaknya kok juga ndak mauk akal juga ya, bu, kredit sebanyak itu hanya biinformasikan lewat hp. lagian kok tahu nomor hp seseorang. jangan2 tuh asal pencet, tak jauh beda dg penipuan berkedok hadiah seperti yang pernah dilansir beberapa media beberapa bulan yang silam.

    Pak Sawali,
    Mereka hanya memencet nomor secara acak kok….dan tak tahu siapa yang dituju, syukur kalau ada yang kena…

  15. maaf bun , saya menawarkan yang lain , acara kopdar bloggersumut yang ke 2 , makasih ya bun , mohon doanya semoga sukses dan lancar

    Realylife,
    Semoga sukses….

  16. Ha ha … macam-macam cara orang berusaha ya, … aku milih baca blog Sampeyan aja, tanpa ditawari he he. Lebih asyik, nyata, dan jelas manfaatnya. Lagi pula, tidak akan terjerat ‘dunia hutang’.

    Pak Ersis,
    Iyalah, kalaupun hutang harus jelas tujuannya….saya dulu juga hutang kok, untuk beli rumah…..sekarang udah lunas semua…jadi saat umur paling lambat 50 tahun segala sesuatu harus diberesin, kalau tidak kasihan keluarganya.

  17. Berbagai cara dipakai untuk memasarkan atau penipuan?, termasuk memakai media SMS. Coba amati, sekali kita memberikan no. hp kita ke suatu bank untuk pembuatan kartu kredit misalnya, beberapa minggu kemudian tiba2 hp kita akan sering berdering dari bank2 lainnya… wah… Bah! sudah diperjual belikan rupanya no. hp kita oleh mereka. 😦

    Coretan pinggir,
    Dan kalau mereka ditanya, dapat nomor telepion kita dari mana…pasti nyerocos aja nawarin dagangannya tanpa mau menjawab pertanyaan kita. Lha mestinya kalau jualan ya harus saling berbagi…saya biasanya langsung saya tutup….

  18. @ ardianto :
    Mungkin penipunya menganut prinsip ekonomi. Mengeluarkan uang yang sedikit untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya.
    Hehehe…

  19. Whew, ini salah satu contoh social engineering. seperti yang dilakukan Kevin Mitnick. Jaman saya sma dulu, masih marak orang carding, belanja online pake nomot kartu kredit curian.

    saya pakai PayPal, dan di situ ada konfirmasi nomor kartu kredit. bisa saja saya pakai nomor kartu kredit orang untuk konfirmasinya.

    *oiya, salam kenal 🙂

    Ruckuus</em>,
    Saya tak pernah belanja atau pesan lewat Kartu Kredit….risikonya untuk disalah gunakan masih tinggi.
    Salam kenal juga

  20. Ariwibowo

    aduh…saya kerjanya marketing kredit konsumtif…trus ada tips marketing yg bagus ngga bu?
    thanks n warm regards,

  21. rina

    wah, sekarang banyak terjadi penipuan, apalagi banyak pengangguran dan cari duit susah, jadi bagi orang yang gak kuat iman bisa melakukan apasaja untuk mendapatkan duit…

  22. Dengan hormat,
    Bunda & Rekans trims banget ulasannya mengenai kredit ini…saya berniat ambil kredit 50 jt utk beli dan renovasi rumah petakan di mg bsr kota yg kemudian disewakan dan setelah jadi sebagai jaminan kredit(Status AJB&PBB non SHM)
    Saya pernah baca iklan kerjasama di koran poskota dan ditawarkan kredit tanpa jaminan namun minta copy KTP dan slip gaji utk disurvei dan minta uang terlebih dahulu ata jasa sewa sertifikat pihak ketiga utk mendptkan kredit 50 jt tersebut setelah saya hitung-hitung pinjam 50 jt dipotong jasa sewa sertifikat netto dapat 43jt kemudian boleh bayar bunga-nya saja 625rb/bln (ini bisa saya tutupi hanya dari sewa rumah petakan tersebut yang dihasilkan sekitar 1,8jt/bln krn sewa kos di daerah ini supermahal walau kondisi sempit)
    Yang jadi pertanyaan apakah ada sistem kredit seperti ini?
    Dan saya sengaja menelpon no telp yang ada di koran tersebut beberapa kali dgn jangka waktu beberapa bulan ternyata yang ngaku namanya berubah-ubah sampai 3 kali?namun ngaku kerja tetapnya tetap sama di tower BII Thamrin (bisnis peminjaman ini katanya cuma sampingan)
    Mohon bantuan Bunda dan All Rekans yang punya pengalaman pribadi boleh disharing ilmunya…trims banyak…
    Salam hangat,

    Fitra
    Jakarta

  23. khotmi

    saya pernah nerima sms seperti itu bu… emang banyak cara untuk melakukan penipuan, tapi kok ia tau nama saya yaa… saya menanyakan dapat no saya dari mana?…. katanya sih dari atasan yang beli nomor untuk orang-orang yang punya lah,menurut saya kok nomor bisa dijual yaaa… tapi bisa jadi sih dari acara-acara penting sewaktu pengisiian buku tamu nomor tersebut didapat… tapi ga tau toh juga bukan urusan kita tho… yang penting jangan cepat termakan isu-isu yang setidaknya bisa merugikan kita, kalau butuh duit datang saja langsung ke bank yang bersangkutan…. urusan bisa selasai kan…

  24. Anwari

    Yaa begitulah persaingan.
    namanya juga sektor jasa, mudah dan cepat adalah senjata untuk mendongkrak penjualan.
    Tapi bunganya tingginya ngga ketulungan…..

  25. Ping-balik: Bisakah Identitas di Curi?

Tinggalkan komentar