Betulkah suatu pertemanan memerlukan “unsur chemistry?”

Pernahkah mengamati kenapa ya kok si A cenderung lebih merasa dekat dengan si B, dibanding dengan C? Mengapa seseorang yang baru ketemu merasa akrab, dan cocok? Entah pertemuan tersebut di perjalanan, di kereta api, mengobrol sepanjang perjalanan, merasa cocok, dan akhirnya berjodoh. Ada yang ketemu hanya sepintas, pada acara pertemuan mahasiswa antar dua universitas, dan setelah lama tak ketemu, kemudian bertemu lagi di suatu kesempatan tak di sengaja dan akhirnya berjodoh. Kenapa kita merasa nyaman mengobrol apa saja dengan seorang sahabat dan bukan yang lain?

Ada yang mengatakan bahwa agar kita cocok dengan orang lain, harus ada unsur chemistry nya….dan reaksi kimianya nyambung….kata temanku. Namun ada juga teman yang setiap kali ketemu berantem dan berdebat terus, tapi anehnya setelah selesai perdebatan, mereka jalan berdua, dan jika lama tak ketemu, saling mencari. Dulu, saat zaman masih saling berkabar melalui surat, ada analisa tentang tulisan tangan. Orang bisa melihat karakter seseorang, kekuatan dan kelemahan, melalui tulisan tangan tersebut. Dengan semakin mudahnya komunikasi, sekarang orang berkabar melalui sms, melalui email, juga sharing pengalaman dan berbagi cerita melalui blog. Apakah kita mengenali siapa penulis dibalik blog tersebut? Mas Iman dalam postingannya, meneruskan pendapat Enda Nasution, yang mengatakan bahwa blogger luar negeri cenderung serius. Hampir seperti jurnalisme mainstream. Maksudnya dibanding blogger Indonesia yang kadang tidak serius, nyeleneh, dan bergunjing. Padahal mungkin disini masalah budaya, suka guyon tapi menyentil.

Apakah betul, bahwa blogger yang tulisannya lucu, suka menyentil, baik melalui tulisan ataupun gambar kartun nya, juga mempunyai karakter seperti tulisannya? Beberapa kali tatap muka dengan teman blogger, saya akhirnya berpendapat, bahwa tak semua karakter orang yang menulis sesuai gambaran tulisannya.

Ada beberapa kali saya ketemu dengan teman, yang sebelumnya hanya kenal melalui blognya. Ada pertemuan yang mendiskusikan hal serius, yang sebelumnya diawali melalui email dan dilanjutkan sms. Ada juga yang secara dadakan, mencoba ketemu, karena merasa “ada rasa nyambung” setiap kali membaca tulisannya. Sebagaimana rasa pertemanan yang saya tulis di atas, ternyata ada rasa pertemanan yang terus berlanjut, dengan diskusi yang lebih serius, tidak sekedar berkabar, namun juga ditambah dengan sharing pengetahuan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan teman blogger melalui smsnya…”Nampaknya akan sangat seru kalau kita berbagi ranah kerja serta pengalaman masing-masing….” Ya, sebaiknya kalau ketemu, selain sekedar bertegur sapa, mengobrol ringan, juga alangkah indahnya jika ada hal yang dapat dibagi, pengalaman yang berbeda, pengetahuan dan kemampuan, dengan berbagi, maka ilmu kita juga akan diamalkan kepada orang lain. Pertemanan juga tak memandang usia, tak memandang jarak tempat tinggal, karena jika merasa sudah akrab, saat ada kesempatan kita bisa bertemu secara dadakan, dan ternyata hal seperti ini menyenangkan. Kadang perbedaan umur bisa mencapai belasan atau puluhan tahun, namun hal ini kalah dengan rasa menyenangkan dan keindahan untuk bisa berbagi.

(catt: Thanks buat teman yang mau berbagi, sampai resto tutup dan terpaksa obrolan harus dihentikan)

38 pemikiran pada “Betulkah suatu pertemanan memerlukan “unsur chemistry?”

  1. mungkin juga bu, ada chemistry yang membuat kita betah berlama-lama ngobrol dengan seorang teman, dan dengan teman yang lain lagi kita cukup bertegur sapa, tanya kabar, setelah itu bahan obrolan mendadak habis dan pertemuanpun jadi tidak lagi mengasikkan 🙂

    saya belum tahu teori apa yang mendasarinya, tapi kadang kangen juga bertemu dan mengobrol dengan teman yang “cucok” dan terus ngobrol sampai yang punya tempat mulai beberes, angkat2 kursi, tanda sudah berakhirnya waktu berkunjung 😉

    Pratanti,
    Walau tak tahu persis teorinya, berarti memang ada unsur reaksi kimianya….Karena kalau udah cocok, wahh bisa mengobrol semalaman….kalau tidak, ya sekedar say hello aja.

  2. Ardianto

    Mungkin karena kesamaan pandangan dan kesamaan cara berfikir?
    Saya betah ngobrol kalau nemu orang yang pola pikirnya hampir sama dengan saya… 🙂

    Ardianto,
    Betul…selain kesamaan minat, pandangan, juga ada rasa ingin berbagi, mau memberi dan menerima…bayangkan kalau dalam obrolan yang satunya dominan terus…kan nggak seru.

  3. pasti membtuhkan chesmistry apapun hubungan itu, teman atau soulmate atau siapa saja. Kalau tidak pasti basi dan formalitas sekali. Seperti orang asing.
    Saya beberapa kali kopdar merasakan itu, sehingga ada yang memang tidak nyambung sehingga untuk mengulang bertemu pun – tidak mood. Chemistry Ini memang brangkat dari kesamaan interest, hobby, topik, kegilaan, dsb.
    Kemudian masalah pertemanan di blog dan melihat karakter orang penulisnya. Ini menjadi tidak penting jika kita melihat – konsentrasi – dengan bentuk isi gagasan atau tulisan di blognya. Sehingga ada beberapa blogger ( seperti Silly ) yang memang sampai sekarang tidak ( belum perlu ) melakukan kopdar. Saya malah kagum dan salut, karena dia memang tidak mau terjebak dengan simbol siapakah dia, cantik atau ganteng, backgroundnya. Di dunia maya ini semuanya tidak perlu bahkan. Personaliti kita dilihat dari Isi tulisan dan blog kita.
    Cuma saya udah terlanjur menampilkan nama asli dan foto . Sudah kebablasan dari sononya bu.
    Ini banyak kejadian , ekspektasi kita berbeda ketika melihat langsung penulisnya. Ada blogger yang tulisannya riang, tetapi pas ketemu diam mak klakep.Ada yang pintar menjelaskan mengenai ad sense, CSS tetapi pas ketemu malah gagap dan bingung. Jadi mungkin memang blog cara selama ini menyampaikan pikiran dan gagasannya.
    * Ada sebuah tips yang saya baca di majalah asing mengenai dunia internet, yang pertama..jangan sekali kali percaya atau melakukan kopi darat jika tidak perlu lerlu banget..
    he he he

    Dunia laut,
    Saya juga seperti mas Iman, siapapun yang membaca blog saya, jika melihat latar belakangnya, akan bisa membayangkan seperti apa karakter pemiliknya. Dan bagi saya tak masalah, karena saya juga tak menyembunyikan apa-apa, dan niat ngeblog memang untuk sharing pengalaman.

    Dari pengalaman kopdar, ternyata kopdar terbatas, lebih memberikan hasil optimal, terutama jika telah direncanakan dan kita sudah membayangkan siapa saja yang akan datang, dan minat/latar belakangnya seperti apa. Pada saat ketemuan, akan lebih menarik, jika yang dibicarakan adalah sharing pengalaman, dan memberikan tambahan wawasan bagi teman lainnya.

  4. Wah bener Bu…

    Seringkali kita merasa enak ngobrol dengan seseorang, padahal baru kenal. Tapi, sering juga kita ga enak ngobrol denegan seseorang padahal udah lama kenal.

    Mmm… kalau ttg kelakuan asli blogger, di balik layar maya, memang seringkali tulisan tak mencerminkan… 😀

    Mathematicse,
    Saya beberapa kali ketemu orang yang langsung “in”….obrolannya nyambung. Dan kalau ketemunya diperjalanan, maka jarak tempuh yang lama menjadi tak terasa, dan kita tambah pengalaman…..

  5. Hehehe kalau saya lebih senang menyebutkannya “dalam frekuensi atau gelombang” yang sama bunda.. 🙂 kadang kalau sedang ‘tune in’ ya nyambung, kalau beda frekuensi ya ga’ akan ketemu.

    Kalau soal tulisan, memang belum tentu menggambarkan jati diri penulisnya, karena bahasa tulisan masih bisa diedit dalam rentang waktu yang cukup lama, sedangkan bahasa lisan lebih menunjukkan karakter seseorang (walaupun sekarang juga sudah bisa dimanipulasi).

    Inos
    ,
    Betul…seperti gelombang yang nyambung…..dan pernah kan ketemu dengan orang-orang seperti ini?

  6. oalah..jadi tau alesan kenapa si ibu ini pulang larut malem.

    Pagi2 denger cerita lucu dari putrinya “Tante, si mba sms aku nanyain ibu kok belum pulang…dia khawatir. Ibu d sms ga bales jadi si mba nyuruh aku tlp k ibu. Pas kutelpon coba tebak apa jawaban ibu?”

    jreng…jreng….

    “halo nduk, tumben kamu nelpon…ada apa?”
    “Ibu dimana?” => hahaha pake kata2 tumben segala 😛
    “Ibu lagi kopi darat di Citos”

    GUBRAK!!

    Ck…ck…ck…Emak2 jaman sekarang 😛

    Poppy,
    Ssssttt…jangan buka rahasia….hehehe…
    Tapi asyik kan? Lha si bungsu mau diajak udah kabur ke bandung…dulu yang suka menemani pek tong…dan malah dia yang asyik diskusi…..jadi kangen:P

  7. masalah chemistry sampai sekarang terus membuat saya penasaran.
    memang sejatinya hal itu ada, dipicu dari persamaan cara pandang dan ketertarikan akan sesuatu hal.
    tapi tak bisa dipungkiri bahwa bahasa tulisan kadang bisa keliru.
    orang dengan tipe reflektif bisa sangat talkative melalui tulisan, namun cenderung pendiam bila harus bertatap muka, karena kurang merasa nyaman dan cenderung berhati-hati.
    tapi bagaimana pun kepribadian yang ditampilkan, saya tetap merasa nyaman dan menimati pertemanan melalui media ini, sejauh tidak ada prejudice atau prasangka.

    Marsmallow
    ,
    Ya betul seperti itulah….kadang justru yang berbeda karakter yang cocok, karena saling mengcover.
    Untuk bisa bergaul, kita harus berprasangka baik….

  8. Jadi ingat iklan wiski Johnny Walker black label yang nyanyiannya singkat: “mysterious chemistry tastes like home to me……

    lagunya dinyanyikan dengan nada yang cukup mendesah **halaah** tapi cukup indah dan kalau difikir2 maknanya cukup mendalam….. 😀

    Yari NK,
    Hehehe…menunggu dengan berdebar, bagi yang baru ketemuan pertama kali…..
    Coba kalau kang Yari ikutan….next time better ya….

  9. Mungkin ada benarnya mbak Ratna!…
    Saya kurang suka berteman dengan orang yang secara chemistry bau badannya gak sedap… hehehe

    Andy MSE,
    Wahh kalau itu saya juga nggak suka pak…walau nggak wangi tapi tetap pengin yang berbau segar….

  10. bisa jadi itulah dinamika sebuah persahabatan, bu. setiap sahabat punya karakter dan watak yang berbeda. seringkali kita mau atau tidak juga perlu beradaptasi dengan karakter mereka. saya masih emmandang penting makna persahabatan itu dalam kehidupan, meski sudah berumah tangga. makin banyak sahabat, makin banyak persoalan yang bisa terpecahkan, kepada merekalah biasanya saya meminta adbis dan sumbang saran ketika sedang menghadapi masalah.

    Sawali Tuhsetya,
    Saya termasuk masih menjalin pertemanan, dengan berbagai latar belakang, kadang hanya sekedar mengobrol di suatu cafe. Dan ini sangat menyenangkan kalau ketemu teman yang cocok, obrolan jadi panjang, bahkan akhirnya bisa seperti teman dekat….yang juga akhirnya bersahabat dengan seluruh keluarga. Dan untuk hal ini, saya terbuka dengan suami dan anak, jadi merekapun paham, dan malah pernah suatu ketika, teman yang hanya dikenal dari dunia maya menjadi sahabat, beliau sekeluarga pernah menginap di rumah, begitu pula anak saya ganti mengunjungi beliau dan tidur di rumahnya.

  11. Chemistry ? Kimia ? Walah..saya dulu Kimia dari SMA sampai Univ dapat D mulu….;-(

    Makanya saya juga nggak setuju bahwa pertemanan perlu chemistry. Kalau pacaran atau menikah, itu baru perlu chemistry !!

    Saya pernah baca di jaman dulu entah di Reader’s Digest atau di Intisari (copycat-nya RD) tentang seorang gadis yang males banget lihat bapaknya yang selalu akrab dengan stranger….bahkan di negara asing pula ! Bapaknya cuman bermodal bahasa isyarat bisa saling berbagi rokok, saling peluk atau tepuk pundak dengan orang asing…. Chemistry ? Here ? It doesn’t exist !!!!

    Saya sering mengagetkan anak2 saya dan isteri saya di mobil ketika di sebuah persimpangan di Semarang saya menyapa seorang anak tukang koran, “He…Harun, apa kabar ???”. Si Harun yang dipanggil kaget, tapi dengan cepat menjawab, “B..Ba..Baik Oom !!”..

    Isteri dan anak nanya, “Bagaimana tahu dia namanya Harun ?”…

    Dengan enteng saya jawab, “Dari tulisan di kaosnya…”..

    Mereka lalu serentak, “Oooooooo…..”…

    Tridjoko
    ,
    hahaha…lucu sekali…jadi ingat suami yang dadaag pada pak polisi diperempatan jalan, yang sebetulnya tak kenal….
    Tapi kalau teman untuk mengobrol, ya nggak enak dong kalau ketemu di bis terus peluk-pelukan, apalagi zaman sekarang, ntar berbagi minuman, yang ternyata telah ada obat tidurnya.
    Tapi teman yang cocok, entah teman dari kantor, profesi yang sama, teman senam, pasti ada yang kita merasa si A lebih pas dan nyambung dengan obrolan kita dibanding lainnya.

  12. Waktu masih mahasiswa saya main ke rumah kost teman yg lagi belajar matakuliah Ikatan Kimia, bukunya berjudul Chemical Bonding … sejak itu memang ada “chemical bonding” di antara kami … hehehe.

    Oemar Bakrie
    ,
    Kayaknya kalau kita ketemu juga bakal nyambung deh pak…kapan tuh saya udah longak-longok di kampus ITB….siapa tahu bakal ketemu pak Hendra

  13. emang betul bu..karena kita juga berteman tdk bisa berpura2 baik atau pura2 jahat…dosa..kalo saya berteman tentu pilih2..krn saya tdk suka berteman dgn orang yg dimata say dia punya kebiasaan jelek/jahat yg bikin saya risih brteman atau berdekatan dengannya..makanya orang2 yg berteman dgn saya pasti yang baik2..bu kunjungi blog saya yah…cutemom16.wordpress.com

    cutemom cantik,
    Sebetulnya dalam dunia nyata banyak juga yang bisa berpura-pura baik, tapi nurani kita paling tidak akan memberi sinyal, dan nurani tak bisa dibohongi.
    Saya sudah mengunjungi blogmu…it’s nice blog.

  14. nampaknya
    saya setuju dengan “dalil frekuensi” yang sebelumnya telah di bahas.. maklum, atom2 di tubuh kita selalu bergerak,,

    nah,, “mata” atom yang bisa merasakan getaran atom lainnya,, terutama dari tubuh orang lain.. nah,, ini sangat baik jika gerakan atom di tubuh pribadi ini sinkron,, bukan acak tak terarah..

    maka energi yang dihasilkan lebih terkonsentrasi dan peka terhadap lingkungan

    hehehe…
    cuma coretan yang tiba2 terpikirkan

    Rachavidya,
    Wah ilmu baru nih…jadi hubungan antar personal bisa diibaratkan seperti senyawa kimia, seperti adanya gelombang atau frekwensi yang sama makanya nyambung…bisa juga karena tubuh kita mengeluarkan atom-atom….

  15. saya cenderung setuju sama yang namanya kalau temenan perlu chemistry lho bu… tapi kadang kadang perlu meluangkan dulu waktu buat menemukan kecocokan satu sama lain… jangan dari status praesens langsung mundur juga kan ya?

    bicara soal blogger… memang menyenangkan kalau pada akhirnya bertemu langsung dan ternyata menemukan kecocokan juga seperti awalnya waktu baru terbaca melalui tulisan! tapi memang, banyak yang menampilkan dirinya tidak sama dengan apa yang di tulisnya, karena mungkin kadang apa yang ditulis berada dalam ranah bawah sadar itu lebih jujur ya bu?

    wah… abis ketemuan ama tante agoyyoga yah bu… kapan kapan pun saya mau ketemu tante itu… mungkin bisa ketemu ibu juga nanti nanti 😉

    Natazya,
    Yahh…ketemu teman baru akan selalu menyenangkan, dan membuat hati berdebar, seperti apakah dia gerangan, apa sesuai dengan tulisannya seperti selama ini? Atau malah berlawanan?
    hehehe…..iya, Naz kapan-kapan ketemu di Bandung, kenal Poppy juga kan (buleto.blogspot.com)?

  16. Chemistry itu.. gimana ya, sulit dijelaskan dan hanya bisa dirasakan. Kita bisa berteman lama dengan orang, tapi nggak ada perasaan naksir. Bisa juga kita ngobrol sekali dengan orang tapi langsung merasa cocok.

    Bisa jadi karena “gelombang” yang sejalan, atau kesamaan minat, atau bahkan kesamaan daerah asal. Tapi chemistry ini sifatnya bagaimana ya, bisa nggak ya dijadikan pedoman untuk membina hubungan lebih dekat dengan seseorang?

    Mengingat bahwa kadang perasaan bisa menipu :mrgreen:

    Nonadita,
    Orang eksakta biasanya menganalisis terus, akhirnya kadang menjadi ragu dengan perasaan sendiri. Saya malah pernah mendapat pelatihan, yang ngajar dari kepolisian…ajarannya adalah, jika semua baik, dokumen lengkap, angka-angka jelas…tapi ada perasaan tak nyaman, ikuti perasaan itu…karena nurani tak pernah menipu kita.
    Hehehe…susah ya…jangan-jangan gelombang kita nyambung ya, kok postingannya mirip, tapi tetap berbeda, karena melihatnya dari sisi yang berbeda….

  17. chemistry? saya selalu dapat jelek mata kuliah Kimia di SMA…. but…. rasanya memang ada ya “sesuatu” yang menghubungkan bisa akrab dengan si A tapi dengan si B yaaaah basa basi aja.

    Dulu waktu saya sering chat, sering ketemuan chatters di Jakarta…but akhirnya dari sekian chatters hanya 2-3 orang yang bisa akrab. Frekuensi pertemuan juga hanya 1-2 kali setahun. Karena ternyata apa yang mereka katakan dalam chatroom banyak yang berbeda dengan kenyataan. Mungkin kesannya chatroom hanya sebagai kedai kopi tempat ngegosip.

    Untuk blogger saya belum mengadakan kopdar kecuali asunaros (3 orang) . Kesan saya, saya lebih mengenal blogger karena dari posting yang tertulis banyak terlihat/terbaca sifat dan pemikiran empunya blog. Hal ini juga bisa dilihat dari mutu komentar.

    Dan saya lebih optimis untuk mengadakan kopdar dengan teman-teman blogger jika saya mudik nanti, karena saya ingin bertemu dengan “sahabat maya” saya. Tentu saja semua tergantung sikon nya.

    Salam saya bu…
    EM

    Ikkyu_san
    ,
    Saya malah senang sekali dengan kimia…. Dulu, nyaris masuk Teknik Kimia…entah kenapa, senang sekali mengotak atik beberapa zat, yang menybabkan reaksi berbeda….dan berwarna warni. Tapi kalau salah, juga bisa menimbulkan ledakan….

    Saya jarang chat, soalnya kalau lagi OL, terus banyak yang nyapa malah bingung, akhirnya kacau…menjawab pertanyaan satu orang..lho kok di kirimnya ke orang lain? Kacau deh.

  18. Chemistry dan semua bahan-bahan ‘kimia’ yang menyertai-nya.. adalah benar adanya antara alur komunikasi 2 individu… namun ada kalanya si chemistry itu larut ditelah sebuah situasi yang mungkin kemudian hari bisa muncul dan menguat kembali..

    Persahabatan, meski ngagkada rumus eksakta yang pasti – akan selalu di uji oleh waktu, moga2 persahabatan kita masing masing bisa selalu terjaga baik, erat dan hangat.

    Mungkin udah saatnya juga saya ikutan kopdar meski mungkin itu setahun sekali – sudilah kiranya diundang :D. Salam hangat dari Afrika Barat! 😀

    Luigi Pralangga
    ,
    Chemistry adalah reaksi dua unsur kimia…perubahan lingkungan bisa menimbulkan reaksi yang lain lagi…jadi hal biasa jika awalnya bersahabat, lama-lama persahabatn mendingin, karena mungkin perubahan jarak (yang satu pindah), ada teman lain yang menarik, atau bahkan perubahan minat…dan hal ini wajar.
    Justru itulah, mengapa dalam rumah tangga, kita harus selalu merawatnya, agar tak terjadi reaksi kimia lain yang mengganggu hubungan …jadi seperti tanaman, harus dipupuk, di siram, dan dirawat, rumput liar nya dicabut.

    Saya mau juga kopdar ke Afrika barat…tapi tiketnya muaahala banget….hehehe

  19. kalo saya mengartikan chemistry=keenakan atau kenyamanan.
    Tapi kadang saya tidak setuju juga dengan istilah chemistry itu, karena akan melibatkan perasaan yah lagi-lagi perasaan.
    Misalnya begini, seorang pasangan akhirnya ketemu setelah dirasakan akan chemistrynya, namun ketika sudah tidak merasakan ketidaknyamanan akhirnya terjadi perpisahan.
    padahal yang dikuatkan dalam sebuah hubungan adalah tanggungjawabnya juga selain cinta tulus.

    Coba kita simak blogger misalnya, bisa jadi kita chemistry di dunia maya, tapi ketika kita sudah ketemu ada sesuatu yang lain yang tidak sesuai yg selama ini kita kenal di blognya, akhirnya chemistry yg kita dapatkan di blognya tidak dapatkan di kenyataan sesungguhnya.
    Padahal walau bagaimanapun tanggungjawab sebagai teman atau apalah sangat patut dijunjung selain adanya chemistry keduanya.

    Ah itu kembali lagi ke pribadi masing2, bagaimana kita mengartikan sebuah hubungan, apakah hanya sebatas kenyamanan belaka atau ada semacam tanggungjawab dalam berhubungan.
    *…astaga ngomong apa rul barusan…*

    Arul,
    hahaha…betul, seseorang yang chemistry nya nyambung bisa berubah…bukankah reaksi kimia juga berubah, jika unsur kimia tadi ditaruh dalam kondisi panas atau dingin?
    Blog memang menarik, kadang kita bertanya seperti apakah teman di blog kita, yang kayaknya nyambung kalau saling berbalas komentar. Apakah hal tsb juga terjadi di dunia nyata? Jawabannya bisa ya atau tidak….karena banyak hal yang mempengaruhi.
    Melalui blog orang bisa dengan bebas saling memberikan pendapat, walau mungkin orangnya introvert…tapi bisa juga orangnya sama seperti jenis tulisannya selama ini.

  20. Saya sama Ayah memiliki chemistry yang pas meski beda status dan usia … bisa nyambung masalah apa aja, jadi pas.

    Setuju butuh chemistry untuk berteman kalo engga bete karena ujung ujungnya timbul konflik 🙂

    Rindu,
    Betul…chemistry tak hanya harus sama usia, bisa juga kita mengobrol nyaman dengan orang berbeda usia, malah kadang yang karakternya berlawanan, karena saling meng cover.

  21. Bu, ijinkan saya berbagi cerita ya ?
    saya punya sahabat sejak sma, yang memang secara chemistry mungkin istilahnya senyawa. sekarang kami berjauhan, saya berkeluarga di semarang dan dia berkeluarga di surabaya. kejadian yang saya alami malah lucu. kadang pada saat saya atau dia ada masalah yang lumayan berat, kami bisa tahu satu sama lain. dan kalimat pertama yang kami ucapkan saat telepon adalah ‘Bro, kamu ada masalah apa ?’. kadang2 juga dia tiba2 datang tanpa pemberitahuan, saat saya punya masalah pelik.
    Nah, saya nggak tahu apakah ini masih di ranah ‘chemistry’ atau sudah masuk ke area ‘lain’.
    ngomong2, mungkin penjenengan bisa melihat ‘chemistry’ saya yang lain di blog saya. salam, bu.

    goenoeng,
    Jika saya telah dekat dengan seorang teman, saya juga mengalami seperti itu. Memang ada orang yang berbakat peka, namun ada juga yang tidak. Jika kita merasa teman kita membutuhkan, mungkin memang dia memikirkan kita, ingin cerita pada kita, namun tempat tinggal berjauhan.

  22. Nah Ibu terjawab sudah, dengan Blogger siapa-siapa saya nggak akan menolak bertemu. 🙂

    Blog agoyyoga mungkin bagi banyak orang menimbulkan tanda tanya, siapa sih dibaliknya? Seorang perempuan atau pria? Jika perempuan orangnya seperti apa? Seringkali saya memohon agar melupakan identitas itu, karena isi tulisannya jauh lebih penting. Walau yang ditulis ya itu-itu saja.

    Soal chemistry? Saya setuju dan berkali-kali membuktikan. Selain itu, dalam pertemuan langsung saya senang mengambil analogi, teman bicara ibarat instrumen musik yang kita mainkan. Jika kita bisa mainkan dengan sempurna ia akan “berbunyi” dengan baik, tapi itu juga bergantung pada instrumennya sendiri rusak atau tidak.

    Sebenarnya ada analogi yang lebih tepat, ehm… Bukan ladangnya, tapi siapa petaninya… Ibu adalah petaninya, teman bicara yang menyenangkan.

    *Masih geli teringat kita diusir…*

    Yoga,
    Hmm…saya udah bisa menebak kok kalau Yoga cewek….hehehe
    Btw, komentar yang panjang dibawah ya…..

  23. chemistry adalah pelajaran yang waktu kelas satu sma paling tidak saya suka (halah bukan itu maksudnya…)…..hehehe

    Btw, apapun jenis hubungan kita. chemistry dengan kadar berapapun tetap diperlukan. dia menjadi semacam energi yang bisa memaksa kita untuk mengiklaskan mulai waktu sampai ruang di pikiran dan hati….

    saya kok setuju banget dengan postingan Njennengan bu…

    Gus,
    Entahlah, dari obrolan dengan beberapa teman, ternyata mereka mempunyai rasa dan pemahaman sama. Entah ini ada teorinya apa tidak…namun saya mencoba menuliskannya di blog.

  24. Nah ketahuan akhirnya dengan Blogger siapa-siapa saya tak bakalan menolak ajakan bertemu. Konsep Agoyyoga memang menimbulkan pertanyaan pembacanya, siapa dibaliknya? Laki-laki atau perempuan? Bagaimana wajahnya? Kenapa hanya foto matanya yang bertebaran dimana-mana? Ah itu tidak penting, yang terpenting saya ingin isi tulisan di sana bisa dinikmati dan dipetik banyak orang.

    Mengenai pertemuan dan pertemanan, saya sependapat mutlak diperlukan chemistry! Ada dua analogi yang saya pegang dalam pertemuan. Yang pertama adalah pemusik dan instrumennya dan yang kedua ladang dan petaninya.
    Tak peduli seperti apa ladangnya yang penting adalah petaninya, dan Ibu adalah petani yang sukses. Pertemuan kita sungguh berkesan bagi saya Bu. Terimakasih sangat.

    ps. Masih teringat saat kita diusir hehehe… Lain kali kita mulai dari pagi 😉

    Yoga,
    Sebetulnya apa yang kita obrolkan lebih banyak ngocolnya daripada seriusnya….dan rasanya legaa….hehehe….rupanya mengobrol membuat batin juga lega, paru-paru menjadi terisi kembali, dan siap menulis hal-hal baru.
    Btw, thanks telah menemani mengobrol, lain kali nggak boleh malam, biar nggak diusir dua kali….hahaha

  25. Bagi orang introvert seperti saya, Bu, terkadang kerap membutuhkan “action” yang aktif dari lawan bicara. Kalau nyambung, pasti terus.

    Tapi dari pengalaman yang sudah-sudah, biasanya hal tersebut menjadi tidak penting manakala kita (dalam hal ini saya) menemukan apa yang disebut chesmistry pada orang tertentu. Bahkan tidak perlu menunggu kalimat pertama terlontar dari mulutnya. Tak jarang dari sikap yang ia tunjukkan saya kerap mendapat sinyal: “Orang ini rasanya bakal mengasyikan.” Dan itu biasanya betul. Bukankah memang kita yang mengetahui betul bagaimana diri kita terhadap orang lain manakala merasa klik.

    Maka persahabatan bisa terjadi dari hal apa pun. Yang datangnya kadang kala tidak kita kira sama sekali.

    Ada seorang teman yang sedikit mencibir karena beberapa tahun ke belakang saya (lebih banyak) membangun persahabatan yang asalnya dari para blogger/internet. “Sesuatu yang tidak real!” katanya.

    Padahal, blog memanglah media. Namun hubungan persahabatan yang terjalin di balik blog itulah yang jusru lebih penting, terasa, manis, ikhlas, dan kuat. Seperti yang Ibu, saya, dan kawan-kawan blogger rasakan.

    Daniel Mahendra,
    Awalnya saya juga dicemoh saat teman-temanku tahu bahwa saya mulai ngeblog.
    Mereka tak pernah membayangkan, saya yang biasanya super sibuk, bisa duduk diam menulis di depan komputer. Dan pertanyaannya selalu…”Nggak ada kerjaan ya, gabung ma kita yuk?”
    Lama kelamaan komentar itu jarang terdengar, malah belakangan kalau ketemu (karena saya lagi sibuk), mereka ganti tanya…”Mbak mana dong postingannya?”
    Hahaha…ya itulah dunia yang tidak riil, namun bisa menjadi riil….saya cerita pada Yoga, bagaimana yang hanya kenal di milis akhirnya merupakan orang yang benar-benar menjadi sahabat.

  26. Aku jadi teringat dengan suatu aplikasi FaceBook buatan Wired. “What Element are you?” Ya, dasarnya kita cocok dengan seseorang karena elemen kita(Yang ada 107 buah itu, dilihat dari tabel periodek) juga cocok dengan elemen orang yang kita sukai. Itu menurut mereka. 😀

    Alhasil, ketika berbicara mengenai unsur kimia didalam pertemanan, nampaknya argumenku lebih dari cukup untuk menjelaskan itu. 😀

    Mihael Ellinsworth
    ,
    Thanks tambahan penjelasannya….

  27. bu Ratna…
    Yang penting bisa nyambung ya bu…jadi kita bisa jadi sahabat.
    kalau di politik itu…nggak ada sahabat sejati Ibu,adanya kepentingan katanya.
    wah..membayangkan ..asyik juga bisa ketemuan dan sharing banyak hal. Saya sudah ketinggalan bebrapa tulisan ibu…semuanya menarik…

    Dyah Suminar,
    Iya bu…ternyata dunia blogger sangat menarik…banyak kenal orang dengan segala perbedaannya.
    Bu, saya banyak menulis karena Lebaran hanya di Jakarta, diteruskan di Bandung. Kalau lagi di rumah, si bungsu sibuk menulis atau ke kampus mencoba alat (katanya), lha ayahnya anak-anak juga didepan laptopnya…jadi saya akhirnya juga ikutan didepan laptop….hehehe….

  28. pertemanan yang “dapat diartikan” bukanlah murni pertemanan 🙂

    ah.. can’t be more agree with you and some of bloggers who responded here, bu Elly 😀

    Darnia,
    Memang akhirnya “feeling” kita akan berjalan…kita merasa ada koneksi atau entah apa namanya yang membuat tertarik satu sama lain untuk menjadi teman yang lebih akrab. Seperti ada magnitnya, atau kalau dalam kimia, bisa bereaksi menjadi suatu zat baru yang lebih indah, lebih berwarna…

  29. don’t judge bloger by its template..

    saya dulu suka banget kopdar. ketemu orang dari berbagai latar belakang, yg belum pernah kita temui secara langsung. dan dari beberapa pengalaman kopdar, saya cenderung merasa “nyaman-nyaman” saja dan merasa “nyambung” karena merasa sesama bloger. namun seperti apa kata mas iman, ada juga yg merasa “gak nyambung” omongannya sehingga saya jadi agak gimana gitu. mungkin faktor intelektual saya yg terlalu rendah daripada yg saya temui tiu kali ya, mbak? hihihi

    ah.. sekali lagi.. don’t judge bloger by its content.. 😀

    *dalam bayangan saya, njenengan ini sangat keibuan dan sabar*

    Zam,
    hahaha…jelas pandanganmu salah…yang sudah ketemu pendapatnya beragam…ada yang bilang galak, ada yang bilang bisa memberi motivator, ada yang bilang fight…dan ada yang belum lucu.
    Embuhlah…tapi walau ga nyambung, semakin tua saya semakin suka mengamati orang dengan berbagai karakternya….

    hehehe

  30. memang dibutuhkan chemistry sebagai salah satu penunjang bu,. tapi itu sifatnya tidak mutlak,.. kadang pertemanan dimulai dari suatu konflik, bahkan dari benci-pun kadang berubah menjadi cinta. 🙂

    Avartara
    ,
    Betul, ada juga pertemanan yang dimulai dengan konflik, dan karena berdebat, maka kemudian saling mengerti posisi dan kemauan masing-masing. Bila nantinya hubungan ini memang ada unsur minat, atau kesamaan lainnya, maka akan terjalin pertemanan yang akrab. Karena ada juga kita bisa berteman, hanya sekedar dalam suatu tim kerja, sesudah itu hanya sekedar basa basi.

  31. biasanya pertemanan dimulai krn membutuhkan satu sama lain.. misal saat masih trainee saya dan tmn2 yg kebetulan sm2 merantau menjadi dekat, cari kos bareng, tidur bareng, lama kelamaan meski kebutuhan kami ga lg sama tp pertemanan semakin dekat..
    bisa jd ini salah satu jenis chemsitry ya bu..

    Pimbem,
    Iya, pertemanan bisa dimulai karena kita satu team, satu minat….tapi kalau tak sesuai ya cuma sekedar teman, nggak bisa akrab.

  32. menurut saya bisa juga chemistry itu buah dari perbuatan kita sebelumnya atau karma masa lalu kita terhadap orang tersebut..

    mungkin dikehidupan selumnya kita memang sudah berteman baik jadi saat bertemu lagi skr tidak perlu proses panjang untuk saling mengenali karena kita tinggal melakukan “re-run” slide video kita yang lama

    tidak jarang juga kita mengalami dejavu dengan mereka yang baru kita kenal bukan??

    salam saya

    dunianyawira.wordpress.com

    infowira,
    Waduhh, saya malah nggak memahami tentang karma masa lalu dsb nya….

  33. Menurut saya karena aura antara dua orang itu senada dan mudah menyesuaikan diri jadi bisa cocok satu sama lain. Ibaratnya seperti kombinasi warna….

    Mufti AM,
    Saya sepakat dengan pendapatmu……penyesuaian memang dierlukan agar kita bisa menjadi teman

  34. Perlukah?
    Menurut saya, sangat perlu, Bu. Kalau nggak ada chemistry, percakapan jadi tidak nyambung, dan bikin suasana menjadi tidak nyaman.
    Saya juga punya seorang teman yang setiap ketemu, selalu berantem. Berdiskusi. Beradu argumen. Tapi apa? Ujung-ujungnya ya ngopi bareng dan ngajak ketemuan di lain waktu. Aneh ya? Aneh sekali! Tapi ini selalu terjadi dengan saya dan si Teman.

    Jeunglala
    ,
    Betul…kecocokan dengan teman tak berarti selalu sepaham, kadang seperti yang diceritakan Lala, kalau tak ketemu merasa kehilangan…ketemu ya berdebat terus, jadi memang itu teman untuk adu argumentasi.

  35. chemistry ya setuju, namun apapun senyawa itu pasti mempunyai jangka waktu, ada yang singkat saja, namun adapula yang tampaknya tak berujung.
    seperti misalnya chemistry saya dan istri yang tampaknya hingga saat ini masih berenergi, walaupun telah hampir 11 tahun bersenyawa dan menghasilkan 2 unsur yang masih kami jaga hingga saatnya mereka menemukan persenyawaannya masing-masing.

    salam kenal bu, dan semua yang aktif di sini.

  36. chemistry itu kadang dateng dan pergi, kadang aq telah ngeboongin perasaan ku sendiri dgn bilang aq sayang sm kmu, pdhl sebnernya???? ya gt deh..

Tinggalkan komentar