Apa yang harus diperhatikan oleh pengguna kartu kredit?

Saat ini makin gencar Bank-bank menawarkan kartu kredit ke konsumen. Kadang-kadang cara mereka menawarkan sangat mengganggu, menelpon ke rumah atau menawarkan kartu kredit melalui hand phone, yang entah mereka peroleh dari mana. Apabila yakin bahwa telepon tadi tak kita kenal (kadang kita lagi sibuk), bisa kita abaikan, kawatirnya jika nomor telepon yang masuk mirip-mirip nomor telepon teman, dan yang paling konyol adalah menelepon ke hand phone kita.

Dari berbagai media yang kita baca, banyak keluhan yang dialamatkan ke surat pembaca, adalah telepon ancaman dari debt collector yang menteror seseorang beserta keluarganya, diakibatkan sebelumnya memberikan referensi atas permintaan anak buah atau saudara berkaitan dengan aplikasi kartu kredit.

Tulisan di bawah ini ingin membahas masalah tersebut, dan apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai orang yang memiliki kartu kredit atau orang yang diminta untuk memberikan referensi oleh orang lain.

a. Referensi, apa pro’s dan con’s nya?

Referensi menurut KBBI adalah: 1) sumber acuan (rujukan, petunjuk). 2)buku-buku yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca. 3)buku-buku perpustakaan yang tidak boleh dibawa keluar, harus dibaca di tempat yang disediakan.

Referensi atau reference sesuai hukum adalah:

1.a) The act of referring a case to a referee, auditor, master to find facts and submit report to the court. b) The document by which the reference is made, Fed R. Civil P.53. c) In contracts, an agreement to submit to arbitration: the act of parties in submitting their controversy to chosen referees or arbitrors. d) A person who will provide information for you about your character, credit etc. e) The act of sending or directing one person to another, for information or advice as to the character, solvency, standing, etc., of a third person who desires open business relation with the first, or to obtain credit with him. (Black’s Law Dictionary by Henry Campbell Black,MA. Abridged Sixth Edition by The publisher’s Editorial Staff, West Group, St.Paul, MN, page 886).

2. Sedangkan referensi tidak diatur secara khusus dalam hukum di Indonesia. Referensi lazimnya untuk past performance, dan bukan untuk menjamin ke depan. Dalam hukum pidana, seperti pemalsuan, keterangan palsu, apa yang kita sampaikan (dhi referensi) secara lisan atau tertulis akan mengikat, sehingga jangan sampai salah memberikan pernyataan. Oleh karena itu agar aman, dalam referensi harus memuat klausula pembebasan tanggung jawab.

Dalam kehidupan sehari-hari, referensi sering dipergunakan apabila seseorang ingin pindah pekerjaan agar mendapat peluang yang lebih banyak. Yang ditulis dalam referensi adalah bagaimana past performance (kinerja) orang tsb selama bekerja diperusahaan yang lama, dan ditanda tangani oleh atasan. Dengan demikian, mirip seperti arti pada kamus KBBI, pemberi referensi hanya menjelaskan past performance seseorang pada saat masih bekerja di bawah tanggung jawabnya, serta tidak dapat dituntut untuk bertanggung jawab terhadap performance yang akan datang.

Masalahnya, kita tak selalu bicara dengan orang yang mengerti hukum. Si petugas bank penerbit kartu kredit yang menelpon ( sering tak menyebutkan nama, dan apa jabatannya), akan dengan mudah memasukkan nama seseorang sebagai pemberi referensi tanpa izin yang bersangkutan, yang nanti akan jadi pegangan debt collector untuk menteror/menagih dengan paksa jika orang yang diberi referensi tidak membayar atau terlambat membayar. Bayangkan, apakah mungkin seseorang menjamin untuk hal-hal yang tak terbatas? Jika referensi tersebut dipergunakan untuk suami/isteri atau anak yang masih di bawah tanggungannya adalah hal yang wajar, namun tidak demikian halnya jika itu untuk orang lain dan tidak tinggal serumah.

Namun kondisi yang aneh tersebut bisa terjadi di Indonesia, sehingga jalan keluarnya adalah: jangan pernah memberikan referensi per telepon, ataupun kalau memberikan referensi haruslah tertulis, ditandatangani di atas meterai, dengan pernyataan bahwa si pemberi referensi hanya mengenal orang yang diberi referensi dengan kapasitas sebagai apa (anak buah, saudara) dan tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan orang yang diberi referensi.

b. Perlukah mempunyai kartu kredit?

1). Sebagai alat ganti pembayaran.

Kartu kredit dapat dipergunakan sebagai alat ganti pembayaran, sehingga kita tak perlu membawa banyak uang tunai, yang dapat berisiko hilang atau jatuh di jalan. Kalau kita sikapi dengan hati-hati, sebetulnya kartu kredit dapat berguna karena kita seolah-olah mendapat gaji dobel, karena tagihan kartu kredit baru dibayarkan pada bulan berikutnya.

2). Sebagai cadangan.

Kartu kredit juga dapat digunakan sebagai cadangan untuk keperluan mendadak, seperti jika tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan perlu di rawat di rumah sakit, maka pembayaran uang muka dapat menggunakan kartu kredit, hal ini tak merepotkan dibanding jika kita harus ke ATM dulu atau mencairkan uang di Bank.

3). Membantu melakukan pembayaran atas tagihan rekening rumah tangga.

Pada kartu kredit ada fasilitas one bill, artinya kita bisa meminta kepada Bank penerbit kartu kredit untuk sekaligus membayarkan tagihan atas rekening: listrik, tagihan telkom/hand phone, tagihan PAM, tagihan internet serta tagihan-tagihan lainnya dengan sepengetahuan intansi yang mengeluarkan tagihan tersebut. Dengan demikian setiap bulan kita tidak disibukkan membayar ke beberapa instansi, namun pembayaran dapat dilakukan sekaligus melalui kartu kredit, yang langsung dilakukan pendebetan setiap bulannya.

c. Bagaimana mengelola pembayaran kartu kredit?

Dari beberapa kegunaan di atas, maka penggunaan kartu kredit harus dilakukan secara hati-hati agar kita tak terjebak pada pengeluaran uang yang tidak perlu. Dengan berbagai kemudahannya, serta banyaknya iming-iming berupa brosur yang dikirim oleh penerbit kartu kredit, apabila tidak hati-hati, maka kita akan mudah berhutang yang pada akhirnya akan menyulitkan pembayarannya.

Kartu kredit adalah kredit dengan risiko tinggi, sehingga Bank memberikan bunga tinggi, sebagai contoh:

Bank A: a) Pembayaran minimum 10% dari total tagihan atau Rp.50.000,- tergantung mana yang lebih besar. b). Bunga 1,255% per bulan akan dihitung atas saldo terhutang harian dimulai dari tanggal melakukan transaksi. Besar bunga dapat berubah sewaktu-waktu. Bunga dikenakan jika tidak membayar penuh atau membayar setelah melewati tanggal jatuh tempo.

Bank B: a) Pembayaran minimum adalah mana yang lebih besar antara Rp.50.000,- atau 10% dari total tagihan . b). Bunga 3,50% per bulan atau 42% per tahun. Bunga dikenakan jika membayar kurang dari total tagihan, atau membayar setelah tanggal jatuh tempo, dihitung atas saldo harian setelah tanggal transaksi. Suku bunga yang berlaku adalah yang tercantum pada Lembar penagihan Bunga yang akan ditagihkan pada Lembar Penagihan berikutnya.

Melihat tingginya suku bunga yang dibebankan kepada pemegang kartu kredit yang tidak membayar penuh tagihannya, sebaiknya gunakan kartu kredit sesuai dengan rencana keuangan, serta lakukan pembayaran penuh sebelum tanggal jatuh tempo. Bisa dilihat bahwa keterlambatan pembayaran, akan dikenakan bunga yang sangat tinggi (pada Bank B=42% pertahun).

Apabila kita ingin melakukan transaksi dengan kartu kredit, pastikan bahwa kita memang mempunyai rencana untuk membeli barang tersebut, dan yakin dapat melunasi seluruh tagihan sebelum tanggal jatuh tempo.

Iklan

28 pemikiran pada “Apa yang harus diperhatikan oleh pengguna kartu kredit?

  1. salam kenal 🙂
    wah artikel bagus nih bu..andaikan semua agen CC yang ada di luar sana memberikan edukasi seperti ini terlebih dahulu dan bukan mengutamakan dagangannya laku terlebih dahulu tentunya masyarakat tidak akan terjebak dengan penggunaan CC yang berlebihan yang nantinya akan berakibat buruk untuk pengguna CC itu sendiri..

    High risk kl menurut saya berlaku untuk kedua belah pihak baik Bank penerbit CCnya maupun penggunanya, bunga 3% perbulan yang dibebankan ketika terjadi keterlambatan pembayaran tentunya juga merupakan high risk untuk pemakai CC tsb

    Karena blm pernah apply CC saya kurang tau pendapatan minimal seseorang bs apply untuk CC, mungkin bisa tolong dijelaskan bu? terus terang saya banyak melihat karyawan dengan gaji 2-3 jt/bulan memegang CC padahal kalau dihitung2 untuk kebutuhan hidup bagi yang sudah berkeluarga bisa mencapai 1.5-2jt/bln sedangkan yg masih single 1-1.5jt/bulan, dengan penghasilan sebesar itu sangat riskan menurut saya untuk menggunakan CC jika melihat bunga yang sangat tinggi jika terjadi keterlambatan pembayaran. Just my opinion 🙂

    Mungkin ibu bisa menjelaskan sekiranya kriteria untuk seseorang bisa mengoptimalkan penggunaan CC, sehingga tidak banyak karyawan dengan gaji pas2an yg tergoda menggunakan CC dengan tujuan prestise 😀

    Btw artikel ibu di atas sudah saya jadikan referensi di blog saya, semoga ngga keberatan 🙂

  2. Bagus,
    Salam kenal juga, walau saya udah kenal dari cerita narpen dan Popy.

    Untuk apply CC saat ini tak dibutuhkan gaji yang tinggi, justru Bank sekarang sibuk menyasar pendapatan rendah s/d menengah…memang klas kartunya bermacam-macam, dari silver, gold, platinum. Awali saja apply yang silver, dan biasanya plafond disesuaikan dengan gaji/pendapatan per bulan.

    Saya mendapat plafond 3x gaji…..gila ya? Tapi kan kenyataan cuma untuk belanja bulanan, beli tiket pesawat kalau tugas keluar kota( dari kantor kita dapat uang tunai)…kalau keluar negeri untuk membayar hotel. Keuntungan lain…jika mau keluar negeri, kita bisa minta kenaikan plafond sementara (biasanya dua kali plafond normal), ini untuk memudahkan jika kita belanja diluar negeri. CC diperlukan jika kita telah bekerja, yang harus sering dinas keluar kota, sehingga tak perlu bawa uang tunai banyak-banyak.

    Selalu pikirkan, agar setiap pengeluaran telah ada dalam rencana, agar keuangan tidak jebol. High Risk? Jelas, bagi Bank termasuk risiko tinggi, maka bunganya mahal…kan tidak dicover jaminan. Risiko bagi pemegang CC..misal: risiko nilai tukar (jika kita belanja dalam bentuk valuta sing), risiko gagal bayar, risiko operasional (jika CC dicuri orang). Maksimum belanja jangan sampai melebihi gaji/pendapatan, serta usahakan membayar penuh setiap tagihan, agar kita tak dikenakan bunga.

    Saya pernah mencoba nggak bayar penuh, tagihan Rp.500.000,- (saat itu th.95), saya bayar Rp.450.000,- …ehh tahu nggak pas tagihan berikut saya harus membayar bunga dari tagihan semula Rp.500.000,- (bukan dihitung dari sisa tagihan sebesar Rp.50.000,-). Jadi mesti baca baik-baik aturan mainnya (sering ditulis dalam huruf kecil-kecil agar konsumen tak baca teliti), supaya kita tak terkecoh, karena suku bunga CC sangat tinggi, lebih tinggi dibanding suku bunga kredit komersial lainnya.

    Boleh kok dijadikan referensi….tulisan di atas awalnya gara-gara keponakan mau apply CC, agar dia paham benar tentang CC, saya tulis artikel ini. Selamat mencoba, dengan perencanaan ketat, CC sangat membantu.

  3. makasi bu penjelasannya..blm minat sih untuk aplly CC 🙂
    nanya lagi boleh ya bu 😀 kl kartu debit sendiri apakah bisa berlaku di luar negeri? stupid question maybe but it cross in my mind just this second 🙂
    Kl berlaku jg saya mungkin lebih prefer penggunaan kartu debit, apalagi kl hanya sebatas di Indonesia..bukankah lebih baik membudayakan menabung daripada berhutang 😀 (just my opinion)

  4. Bagus,
    Kartu debit bisa berlaku diluar negeri, sepanjang penerbit kartu debet telah mengadakan kerjasama dengan bank-bank di luar negeri. Contoh: ATM BRI, ATM BCA dll. Sebaiknya sebelum bepergian keluar negeri, cek dulu di Bank ybs apakah kartunya bisa digunakan diluar negeri. Keuntungannya kalau tabungan menipis, kita bisa sms minta tolong agar tabungan kita ditambah lagi saldonya.

    Tak perlu ragu bertanya, apalagi memang bukan bidangnya, saya sendiri jika bidang IT akan terlihat gatek. Justru fungsi blog ini bisa saling sharing pengalaman.

  5. mmm, …. *ragu-ragu mau nanya* 😦

    CC apa/keluaran bank mana yang relatif paling bagus, bu? atau, ah, saya ubah pertanyaannya: boleh tahu, CC mana yang ibu gunakan? (tentu pertimbangan bu edratna sangat teliti, jadi bisa saya tiru) *aah, pertanyaan bodoh*

    atau, boleh “mesan” tulisan? (tolong mengulas perbandingan rinci antara beberapa CC yang paling recomended, selanjutnya biar pembaca [ya, saya! 🙂 ] memilih sendiri mau apply ke mana.)

    omong-omong, akhirnya CC mana yang ibu sarankan buat keponakan ibu? *halah* atau, ponakan ibu ngeblog juga, ngga? kalau iya, saya mau nanya bocoran ke dia saja ntar 🙂

    terima kasih sebelumnya. salam kenal, bu edratna.

  6. (lagi-lagi) omong-omong, penting-nggak penting, tulisan di atas lebih tepat dijuduli “Apa yang Harus Diperhatikan OLEH Pengguna Kartu Kredit?”

    mulanya saya kira tulisan di atas ditujukan kepada bank agar mewaspadai calon pengguna CC, karena “dari”-nya itu (“Apa yang Harus Diperhatikan DARI Pengguna Kartu Kredit?”).

  7. Dz,

    Salam kenal juga. Thanks udah mampir.

    Bank yang relatif bagus? Tentu bisa dilihat dari laporan keuangan (Bank wajib mengeluarkan laporan triwulan di media masa). Mungkin yang dimaksud penerbit CC mana yang bagus.

    Pengalaman saya (sebelumnya saya punya 5 CC, sekarang tinggal 2), tak pernah ada kesulitan dengan penerbit CC tsb. Dulu saya menggunakan banyak CC, karena plafondnya kecil (maklum persaingan belum ketat), akibatnya jika ada darurat…misal bayar uang muka rumah sakit, maka terpaksa menggunakan 2 CC. Persaingan ketat, membuat penerbit CC meningkatkan pelayanan, saya cape dikejar-kejar ditawari CC baru berserta kenaikan plafond…akhirnya saya memutuskan menggunakan dua saja. Yg pertama Citibank, karena saya mudah ngecek via telepon, setiap kali berapa jumlah belanja melalui CC (karena saya sebagai pemegang kartu utama). Yang kedua, adalah CC dari Bank di mana saya bekerja, sekaligus untuk mengecek kemampuan pelayanan anak buah di perusahaan tempat saya bekerja.

    Agak sulit ya untuk membuat perbandingan, yang bisa dilihat kemungkinan dari besar bunga yg ditawarkan, tapi saya tak menyarankan untuk berhutang menggunakan CC. Lunasi sekaligus setiap kali ada penagihan, dan gunakan CC hanya sebagai alat ganti pembayaran. Kalaupun ada kondisi darurat, kita udah ada tabungan untuk mengganti pembayaran tsb. Jika perlu dana lebih aman pinjam dari Bank, dengan pembayaran dicicil, yang diperhitungkan dari pendapatan bulanan.

    Sarannya diterima…judul udah diperbaiki.

  8. Toribie

    Saya cari info soal cc pas lagi ada masalah, mudah2an ibu tidak keberatan berbagi info.
    1. Beberapa saat yang lalu salah satu keluarga saya apply KB carefour, beberapa hari setelah kartu dikirim, langsung ditelp oleh sebuah travel agen, nawarin paket membership salah satu produknya. Entah bagaimana caranya, akhirnya datang orang dari travel tsb, dan entah bagaimana caranya, keluarga saya tsb nyerahin cc untuk digesek, dan tanda tangan di slip. Yang diingat olehnya adalah orang tersebut bilang itu untuk proses aktivasi.
    Betapa terkejutnya, ketika ternyata beberapa hari yang lalu dia terima tagihan sebesar 1,95jt untuk transaksi paket tour diatas. menurut saya ini memang karena keteledoran dan ketidak tahuan keluarga saya tsb. pertanyaan saya :
    1. Apa yang harus kami lakukan sekarang?
    2. Amankah CC digunakan terus, mengingat nomor kartu, pastinya sudah diketahui oleh orang tsb. atau baiknya ditutup saja?
    3. Bagaimana perlindungan konsumen terhadap penggunaan data pribadi kita? (travel agen tsb dapet data dari mana?)
    4. Minta tolong dong tips2 nya diperbanyak, terutama soal menghadapi kejahatan2 cc.

    terima kasih banyak.

  9. Mas Toribie,

    Kalau punya KK memang harus hati-hati jangan main gesek aja. Dan kalau kita belanja, dan bayar pake KK, geseknya harus didepan kita, apalagi on line, kasir jarang mengecek tandatangan…perhatikan dulu berapa biayanya, setuju apa tidak, baru diserahkan KK untuk digesek.

    Masalah travel, saya kira agak sulit, karena secara suka rela ybs udah datang kerumah dan keluarga udah setuju…yang bikin kaget mungkin jumlah potongannya. memang travel getol banget nawari model begini, kita tetap hati-hati. tapi bisa dicoba untuk dinegosiasi kembali…risikonya dipotong kerugian, tapi masih lebih baik, kecuali jika kita memang mau menggunakan travel tsb untuk bepergian dan tetap jadi membership.

    Amankah pake KK? Aman sepanjang PIN dan kartu disimpan hati-hati, tak bisa dimanfaatkan orang lain, dan hanya menggunakan KK sebagai pengganti uang tunai…artinya memang kita sudah menganggarkan belanja bulanan.

    Soal data pribadi, ini memang bikin kesal, kadang kita ditilpon lewat telepon rumah atau HP..masalahnya kita harus bisa jawab tegas. Pernah juga saya dapat iming2, telepon rumah, katanya saya dapat hadiah dan disuruh datang kesuatu tempat (di gedung ttt), dan saya pas dikantor. Setelah saya telepon balik, dan ditanya hadiah tentang apa…dia jawab, ibu datang aja ke gedung. Langsung saya jawab…”Maaf pak, ga punya waktu untuk datang kesuatu tempat tanpa tujuan jelas, kalau memang saya dapat hadiah, kirim aja ke alamat rumah, saya tak tahu bapak tahu telepon rumah dari mana.” Dan telepon langsung saya tutup.

    Di Indonesia, kerahasiaan data telepon ini memang masih kacau. Jadi yang penting, jangan mudah memberikan no KK pada orang lain, gunakan hanya sebagai pengganti uang tunai (artinya memang ada anggaran untuk beli barang tsb), dan gesek kartu setelah kita cek benar bahwa belanjaan kita harganya sesuai dengan yang ditulis.

    Maaf jika jawaban saya kurang memuaskan.

  10. Kartu kredit itu bisa jadi penyelamat, bisa jadi penjerumus. Tergantung bagaimana kita memperlakukannya.

    KK bisa menjadi setan, jika pemiliknya belanja sepuasnya tanpa perlu mikir gimana bayarnya, bayar minimum payment saja, selanjutnya nyicil sampe tua.

    KK bisa menjadi malaikat, jika digunakan sebagai alat pembayaran, bukan alat untuk ngutang.

    Bagi saya, KK selain menjadi malaikat, juga sebagai alat pencetak bonus dan hadiah. Setiap menggunakan KK, saya sudah siapkan uang untuk membayarnya di rekening khusus. Belanja dapat banyak poin yg artinya dapat hadiah gratisan lagi.

    So far saya punya 5 KK, tapi yg paling sering saya pakai adalah KK HSBC. Apalagi HSBC sering banget kasih promo2 menakjubkan, diskon 50% di banyak merchant & restaurants. Poinnya menguntungkan dan saya selalu digratiskan iuran tahunan. Mungkin karena saya selalu bayar lunas tiap datang tagihan dan tidak pernah nyicil apalagi nunggak.

    Sekarang saya diikutsertakan dalam program Member Get Member yg hadiahnya lumayan. Siapa saja yg saya referensikan bisa menikmati KK HSBC GRATIS 🙂

  11. Pengalaman pahit bagi keluarga saya, sepertinya nga berhenti sudah 5 tahun Istri memiliki kartu kredit yang tanpa sepengetahuan saya hingga kini ngga teratasi. Saya nga habis pikir kenapa Istri bisa berbuat begitu sampai miliki tagihan tiap bulannya bisa sampai 8 jutaan. padahal gaji cuma 3 jutaan (kalo dijumlahkan) Bulan ini saja sudah sampai 10 jutaan. Bisa bayangkan kawa-kawan kali ya. Saya tahu kartu kredit pertama yang ia miliki City Bank, ketahuan nunggak 3,5 juta. Saya bayar 3,2 juta. Saya kira setelah itu terus ditutup. ehhhh malah nambah dan punya kartu kredit yang lain hingga 10 Bank.
    Dari sepuluh bank tersebut baru 2 kartu yang bisa ditutup, sisanya colector trus nelpon terus. Saya benar-benar sudah putus asa, nga tahu harus bagaimana. Anak nga ke-urus, mikir diri sendiri apalagi.
    Pusinnnnnnnnnnn sekali deh.

  12. Nuniek Tirta,
    Wahh maaf nih komentarnya telat banget…jika setiap orang seperti Nuniek, maka tak ada masalah dengan kartu kredit.

    Adhi,
    Sebaiknya suami isteri terbuka, terutama masalah keuangan. Saya dan suami KK nya gabung, saya kartu utama dan suami kartu tambahan. Tiap bulan saya bisa mengecek, dan pesan pada suami tak boleh sembarang gesek, jika akan belanja di atas Rp. 1 juta harus ngomong dulu, agar keuangan tak kacau.

    Masalah mas Adhi hanya bisa diselesaikan secara pribadi beserta isteri, sebaiknya tak perlu punya KK banyak, cukup dua saja…terus disepakati KK hanya digunakan untuk keperluan apa saja, dan harus saling tahu. Hati-hati, karena Bank akan suka jika pemegang KK tak melunasi tagihannya karena akan berbunga…tapi bunga KK ini sangat mahal. Sampai saat ini saya selalu melunasi tagihan KK, karena memang hanya digunakan sebatas kebutuhan, dan tak pernah tertarik ditawari KK apa aja, karena udah punya 2 KK, yaitu Citibank dan KK yang dikeluarkan Bank tempat saya bekerja sebelum pensiun.

    Semoga mas Adhi dapat segera mengatasi masalah yang dihadapi sehubungan dengan KK nya.

  13. Ping-balik: Penawaran kredit melalui sms: benar atau penipuan model baru? «

  14. Ping-balik: Perlunya pembenahan dokumentasi dan administrasi keuangan keluarga (sebuah catatan untuk kedua anakku) «

  15. Entah knp sampe saat ini saya belum tertarik mempunyai KK. Bisa jd krn doktrin dr ibu saya yg selalu berkata ‘jgn pernah mengutang’ pdhl saya sendiri bekerja di bank yg promosi KK sedang gencar2nya :mrgreen:
    Saya setuju sekali dgn cerita nuniek dan ibu perihal keuntungan KK tetapi untuk saat ini, dgn kondisi saya yg msh melajang.. hmmmm.. mgkn saya akan menunggu setelah menikah saja 😀

    Pimbem,
    Kartu Kredit diperlukan jika aktivitas kita banyak, dan tak mungkin membawa-bawa uang dalam jumlah besar. Terus terang saya banyak tertolong adanya KK, saat anak-anak masih kecil, sering sakit mendadak. Kan biasanya kita tak menyimpan uang tunai dalam jumlah besar, apalagi dulu belum ada ATM. Dengan adanya ATM, sebetulnya tak harus punya KK….tapi ingat lho kalau udah mulai tugas keluar negeri, harus punya KK untuk pesan hotel dsb nya karena mereka tak mau dibayar tunai. Dan kalau kita membayar uang tunai (dolar) dalam jumlah besar ada risiko akan dicurigai…

  16. ady

    Kartu kredit..
    kalo aku alhamdulillah ada kartu kredit..
    beberapa hari yang lalu istri cessar cito, karena gawat janin.. nggak punya duit.. ada uang dari kantor buat biayanya tapi seminggu baru ada,
    akhirnya pake kartu kredit..
    lalu setelah uang cair langsung dilunasi..
    hidup jadi lebih indah.. 🙂

  17. Perkenalkan nama saya AGA, saya memiliki 2 KK yang bermasalah yaitu HSBC 9,4 jt dan GE 8 jt. Saya agak kesulitan membayar karena posisi saya di kantor di tutup sehingga saya di pindahkan di posisi operasional. Otomatis 1/3 perghasilan saya berkurang karena dulunya saya marketing. Bagaimana cara mengajukan rescheduling untuk permasalahan tersebut. Mohon bantuannya

  18. kie

    maksih bu dan semua yg beri komentar
    bahan masukan yg bagus, sebab saya sedang ingin apply KK.
    hampir saja saya menyalahgunakan KK, kalau tidak baca artikel dan komentar² ini.

    tengkyu so mac ^_^

  19. Mei

    Salam kenal bu .. saya senang sekali membaca artikel ibu yang membahas masalah kartu kredit, karena memang banyak juga permasalahan kartu kredit macet, yang mungkin memang karena kelalaian atau bahkan ketidak tahuan nasabah… sampai akhirnya masalah itu jadi masuk black list BI, bahkan saya pernah baca di koran ada seorang ibu yg mnj nasabah salah satu bank yang nggak merasa punya hutang tahu-tahu di Black List BI
    Sy pny pengalaman mmlk kartu kredit slh satu bank pemerintah yg hilang tahun 2002 udah sy blokir via tlp ke Card Center udah sy bayar sisanya via atm, tahunya wkt sy ngajukan kredit bank lain th 2010 sy di blockir BI tahunya kartu kredit sy yg hilang th 2002 yg smpi skrg tdk pernah dpt gantinya jd masalah, dianggap kredit macet krn stlh itu ada biaya2 yg dibebankan yg sy nggak tahu krn sy anggap sdh tak prnh pakai lg.dan tak pny tagihan, max kredit sy 2jt tp sy dianggap menunggak hmpr 8jt, wlpn dng berbelit-beli dan nego sana sini dg pihak ketiga bank tsb sy hrs byr 4,250 t. Sy terpaksa byr krn sy ngeri dengan ancaman debt collector nya yg nggak lebih baik dr preman jalanan.
    Yang jadi pertanyaan saya sebenarnya untuk kasus Black List BI ini apa kriterianya dan bagaimana cara menyelesaikannya, dan klo tidak diurus apakah bisa dengan sendirinya terhapus, atau selamanya orang akan terdaftar di Black List nya BI. Untuk tunggakan kartu kredit apakah seumur hidup akan mjd beban dan trus beranak pinak, tanpa ada penghapusan, sebagai mana penghapusan piutang pada perusahaan. Terimakasih atas komen ibu..wassalam.

    Jika saya menutup kartu kredit, saya menulis surat resmi, datang ke Bank, meminta tanda terima, dan yang bertanggung jawab menandatangani di tindasan surat kita. Kalau cuma nelpon, bukankah kita tak tahu siapa dia? Jadi, prinsipnya, berhubungan dengan instansi manapun administrasi harus lengkap dan jelas, lengkap dengan surat, tanda terima, tanda tangan dan nama jelas, gunanya agar bisa ditrasir jika terjadi sesuatu. Bagaimana kita tahu itu belum ditutup, kalau tak ada pernyataan dari Bank tss…? Soal black list BI, coba tanyakan lewat Bank penerbit kartu kredit tsb, minta tanda lunas (jika memang sudah dilunasi)..dan minta Banknya menyurati BI, tindasan kita. Tapi diurus sendiri, jangan melalui orang lain, dan tahu posisinya apa dan apa tanggung jawabnya orang di Bank yang berhubungan dengan kita.

  20. mei

    ma kasih bu tanggapannya, pengalaman sy menutup kartu kredit di salah satu bank pemerintah juga berbelit-belit nggak cukup sekali datang… kayaknya dr pengalaman saya kedepannya lebih enak pake kartu debit aja dech… Sukses slalu..Salam…

    Sebetulnya mudah kok menutup kartu kredit, sama seperti menutup kartu tabungan di Bank. Bedanya jika menutup kartu kredit, tagihan harus dilunasi lebih dahulu, dan semua harus tertulis dan ada cap banknya serta nama pertugas, lengkap dengan tanda tangannya. Memang nggak bisa melalui telepon, karena Bank harus memverifikasi dulu, apakah sudah lunas semua tagiahn yang ada….dan secara prosedur/ hukum, semua harus tertulis.

  21. Aras

    Salam kenal 🙂
    Permisi ya Bu, numpang baca N tanya”.. 😛

    Artikelnya bagus bu..
    Saya ada niat apply cc untuk keperluan bisnis saya tapi saya rada ngeri liat komen”nya.. 😀
    Apalagi saya ga tau sama sekali apa itu cc, saya mau tanya jika cc dgunakan sama sekali apa tetap ada tagihan? (gapteknya keliatan 😛 )
    Mohon pencerahannya bu!

    Terima Kasih

  22. Aras

    Maaf bu..

    sedikit koreksi tulisan saya yg sebelumnya.

    Maksud saya
    “Jika cc tidak dgunakan sama sekali, apa tetap ada tagihan?”
    Sekali lagi maaf 😥

    Cek dulu, tagihan terdiri dari apa saja…mungkin saja tagihan berupa pembebanan meterai karena dikirimkan ke rumah.
    Jika dikirimkan via internet, mungkin nggak ada tagihan

  23. iin

    salam kenal bu…

    artikel yg menarik sekali,,,
    Bu saya mau tanya mengenai CC Syariah… bedanya dgn CC yang konven apa ya bu??? mohon penjelasannya

    **terima kasih banyk bu…

  24. tuluswibisono

    makasih ya tetapi membaca itu panjang sekali intinya harus disiplin dan mengetahui(menyadari) bahwa pasak tidak boleh lebih besar dari pada tiangnya betulkan ibu edratna.
    sebenarnya masalah teknisnya yang aku ragu adanya kk ini.Aku memakai 3 kk citi bank,GE money dan mandiri semua Gold tapi kenapa nggak lunas2 ?konsumtif mungkin aku anehnya setiap bulan ditilpun supaya ganti platinum jadi apa satu platinum lainnya dibuang saja?
    sekian dulu ibu matur suwun.

    Kalau namanya marketing, dia kan tak peduli ….yang penting kita sendiri yang menilai, berapa kemampuan kita untuk membelanjakan uang setiap bulan.
    Saya selalu bayar lunas sebelum tagihan jatuh tempo, dan belanja hanya sesuai kebutuhan…(bukan tipe orang yang dibidik marketing…). Soal berapa KK yang kita punya, juga tergantung kebutuhan, ini kan hanya untuk pengganti uang tunai jika kita ada perlu dan tak usah bawa uang banyak…

  25. Ping-balik: Pelayanan pada pelanggan, belum menjadi prioritas? «

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s