Bagaimana mengelola keuangan rumah tangga ?

Judul tulisan di atas sering dibahas di berbagai media, namun saya akan mencoba melihatnya dari sudut pandang yang lain.

Rumah tangga, yang di dalamnya ada suami, isteri dan anak-anak, merupakan unit keuangan yang terkecil. Pada dasarnya mengelola keuangan rumah tangga sama seperti mengelola keuangan di perusahaan. Pada umumnya saat awal menikah, sering terjadi kesulitan mengatur keuangan rumah tangga, yang berakibat terjadi deficit cash flow pada akhir bulan, karena pengelolaan keuangan belum tertata dengan baik, dan belum ada perencanaan secara komprehensip.

1. Buat perencanaan setahun ke depan.

Pertama kali, buat rencana (anggaran) dalam satu tahun kedepan, yang di break down dalam bulanan. Perencanaan dipisahkan antara sumber dana (aliran dana masuk, bisa berasal dari gaji, pendapatan lain-lain dari mengajar, menulis dll) serta penggunaan dana.

Pada perencanaan telah tercantum rencana yang akan dilakukan sepanjang tahun, dan pisahkan : utama (biaya operasional), biaya pengembangan, biaya sosialisasi, cadangan (biaya tak terduga). Biaya operasional adalah biaya yang benar-benar harus dikeluarkan setiap bulannya tanpa bisa ditunda, antara lain: biaya listrik, air, biaya sekolah, transport, biaya kebutuhan bahan pokok /makan sebulan. Biaya pengembangan adalah biaya untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dan karir anggota keluarga, antara; biaya les komputer, les bahasa Inggris, les piano, biaya untuk kuliah lanjutan untuk suami/isteri. Biaya ini masih bisa ditunda atau dikurangi, apabila keuangan kita terbatas. Biaya sosialisasi, antara lain; sumbangan jika teman menikah, ada yang meninggal, arisan. Biaya ini bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan, dan apabila keuangan terbatas, pilih mengikuti arisan hanya untuk yang penting saja, dan memang harus diikuti. Biaya cadangan; diperlukan untuk menutup kebutuhan tak terduga. Seringkali keuangan kita terbatas, sehingga pos ini sering tidak ada dananya.

Pembagian pos-pos tadi bisa dibuat menggunakan amplop terpisah, atau bila memungkinkan menggunakan rekening tabungan Bank. Penggunaan rekening di Bank bermanfaat agar kita tak mudah mengambil uang untuk keperluan diluar anggaran. Pisahkan rekening di Bank yang ada kartu ATM dan yang tak ada kartu ATM nya, untuk diversifikasi risiko. Sebaiknya dana yang masuk di tabungan yang ada ATM nya dibatasi , karena :a) mengurangi risiko jika kartu ATM jatuh ketangan orang lain.b) mempunyai kartu ATM sama dengan memegang uang tunai, sehingga kalau kita tak berhati-hati maka dengan mudah akan tergiur untuk membelanjakan hal-hal yang tidak perlu.

Bagaimana dengan penggunaan kartu kredit? Kartu kredit bermanfaat sebagai pengganti uang tunai, sebaiknya penggunaan kartu kredit disesuaikan dengan rencana anggaran. Dengan demikian tak terjadi kesulitan karena penggunaan kartu kredit yang berlebihan, yang pada akhirnya membuat tagihan kartu kredit tak terbayar atau mengalami keterlambatan pembayaran.

2. Pisahkan sumber dan penggunaan dana

a) Sumber dana :

Darimana saja sumber dana akan diperoleh, apakah ada sumber dana lain selain gaji? Sebaiknya anggaran didasarkan atas sumber dana yang sudah pasti, sehingga jika ada tambahan pendapatan di luar rencana, bisa dimasukkan pada dana cadangan, yang nantinya bisa digunakan untuk investasi.

b) Penggunaan dana:

Memonitor secara ketat penggunaan dana sangat penting, dan yang perlu dipahami adalah bedakan antara penggunaan untuk jangka panjang dan untuk jangka pendek. Sebagai contoh: untuk biaya operasional bulanan, dapat menggunakan dana jangka pendek yang berasal dari gaji bulanan. Namun jika ingin membeli sesuatu yang akan digunakan untuk jangka panjang, seperti perabotan (mesin cuci, kulkas, televisi, furniture), kendaraan dan rumah, harus menggunakan dana jangka panjang. Dana jangka panjang berasal dari dana cadangan yang tak digunakan dan telah disimpan di rekening bank (terpisah dari kebutuhan bulanan), atau bisa berasal dari pinjaman. Jika berupa pinjaman, upayakan pinjaman juga berupa pinjaman jangka panjang, sehingga bisa diangsur setiap bulan dan dimasukkan dalam rencana/anggaran yang disusun. Hitung berapa angsuran per bulannya, apakah tidak akan mengganggu cash flow bulanan?

3. Buat prakiraan T account (neraca keuangan) sederhana serta cash flow nya

Untuk mengetahui posisi kekayaan kita, buat prakiraan neraca keuangan. Dari neraca keuangan kita akan mengetahui berapa harta (aktiva), yang terdiri dari: Aktiva lancar (uang tunai dan dana di rekening Bank yang dengan mudah dapat dicairkan), aktiva tetap ( perabotan, kendaraan, rumah), serta aktiva lain-lain (diluar aktiva lancar dan aktiva tetap) Kemudian kita hitung berapa total hutang, pisahkan hutang jangka pendek (diangsur bulanan) dan hutang jangka panjang. Selanjutnya kita bisa menghitung bahwa modal sendiri adalah total aktiva (aktiva lancar+aktiva tetap+aktiva lain-lain) dikurangi dengan total hutang.

Cash flow perlu dibuat untuk mengetahui aliran uang masuk dan uang yang diperkirakan akan keluar. Dengan membuat cash flow bulanan, maka diharapkan mengurangi terjadinya kejutan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Dan dengan membuat perencanaan, yang kemudian dituangkan dalam cash flow yang disusun bulanan, untuk satu tahun ke depan, kita dapat menganalisis apakah pengelolaan keuangan kita wajar apa tidak. Sebaiknya cash flow didiskusikan antara suami dan isteri, sehingga keduanya sepakat untuk melakukan sesuai rencana yang ditulis.

Jika ada tambahan uang masuk, seperti bonus, insentif, atau uang hasil pendapatan lain-lain , uang tersebut bisa dimasukkan dalam tabungan, yang bisa digunakan sebagai cadangan jika terjadi hal-hal di luar dugaan.

Diharapkan, dengan pengelolaan keuangan yang matang, namun cukup fleksibel, suami isteri akan lebih dapat memfokuskan pada perkembangan karir masing-masing, serta memberi perhatian pada perkembangan pendidikan para putra putrinya.

Iklan

59 pemikiran pada “Bagaimana mengelola keuangan rumah tangga ?

  1. 5 tahun pertama kayaknya masih set up infrastruktur bu, mulai dari rumah, kendaraan dan sebangsanya kayaknya ga bisa planning, semua tabungan dan kemampuan finansial yang ada dialokasikan kesitu eh 😦 hiks

    makanya bu, kata temen saya kalau ada asuransi pernikahan kayaknya laku keras tuh bu.

  2. Andjar,

    Strategimu udah tepat, 5 tahun pertama bikin rencana lima tahunan, kapan beli rumah (bayar DP darimana, angsuran bagaimana), atau mobil dulu, atau bisa bersamaan….dan ingat dananya harus jangka panjang, bisa dari dana sendiri sebagian(mis. DP dari ortu, angsuran dari sebagian gaji bulanan), dan angsuran 10-20 tahun bisa dari kredit Bank.

    Maksud tulisan di atas, dana untuk investasi ini adalah gaji bulanan setelah dikurangi biaya operasional, atau ukuran mudahnya (saya dulu begitu), yang digunakan untuk angsuran hutang (baik jk pendek atau panjang) tak boleh melebihi dari 30% gaji bulanan. Jika gaji masih kecil, ambil kreditnya yang berjangka cukup panjang (> 10 tahun).

  3. Arief,
    (langsung nama saja ya biar akrab)

    Maksudnya setelah membayar biaya operasional plus angsuran masih ada sisa 30% ? Berarti uang tsb bisa dimanfaatkan untuk investasi ke depan (termasuk asuransi pendidikan anak…hmm walaupun saya lebih suka masuk tabungan/deposito).

    Atau maksudnya tak ada sampai 30%?
    Hitungan di atas hanya untuk perkiraan, sebetulnya bisa lebih fleksibel, apalagi nantinya karir makin naik, yang juga menyebabkan kenaikan salary.

    Kalau uang masih pas-pasan? Mungkin beli rumah sendiri bisa ditunda, tapi yang penting bisa untuk mengontrak rumah sederhana tapi sehat. Saya juga baru bisa memiliki rumah setelah 7 (tujuh) tahun menikah, padahal suami isteri sama-sama bekerja. Alhamdulillah akhirnya punya juga rumah sendiri. Jadi tak perlu kawatir ya, yang penting harus punya strategi untuk jangka panjang.

  4. Arief,

    Dengan disiplin anggaran dan disiplin pembelanjaan, maka diharapkan tak terjadi defisit di akhir bulan. Jika terjadi juga, analisis, apakah kita yang terlalu boros, atau memang ada keperluan yang tak bisa dihindari (kecelakaan, sakit dsb nya).

    Dan jangan kawatir jika sekali-kali terjadi defisit, yang penting jangan sampai berhutang pada pihak ketiga yang bunganya tinggi. Di kantor saya, teman-teman iuran tiap bulan, yang menjadi uang kas bagian, dan tiap anggota bisa berhutang asal membayar bunga rendah, dan bunga itu juga untuk menambah modal uang kas. Saya juga pernah pinjam di awal-awal tahun pernikahan (maklum belum disiplin dalam mengontrol cash flow), tapi secara bertahap saya belajar mengelola keuangan secara disiplin.

  5. Terima kasih Bu Ratna.

    Sebenarnya kalau dihitung-hitung sih tidak sampai 30% sisa uang setelah pembayaran angsuran. Dalam waktu dekat memang ada angsuran yang akan segera selesai, jadi ada sisanya bakalan lebih banyak banyak lagi.

    Alhamdulillah juga saya sudah bisa mengambil kredit rumah, setidaknya bisa tenang dulu. Saya dan istri mikirnya sih daripada bayar kontrakan, mending dipake buat bayar angsuran kredit. Kami juga masih belajar mengelola keuangan keluarga.

    Begitu Bu Ratna. Terima kasih sekali lagi.

    Salam

  6. Sama-sama pak Arief.
    Ada tip dari teman saya, kalau sudah bisa hidup dengan anggaran saat ini, saat ada bonus atau kenaikan gaji, masuk dalam cadangan investasi. Atau kalau udah punya rumah sendiri, uang tambahan tadi bisa untuk renovasi, menambah kamar dsb nya.

    Masalahnya, seringnya bagi kita, naik gaji biayapun ikut membengkak. Ini yang harus dihindari, memang susah sih, kadang saya pengin juga untuk agak “bermewah” sedikit jika ada bonus. Sekali-kali kan boleh, asal nggak keterusan.

  7. Berarti berhutang atau kredit tu gpp ya menurut sampean? Apakah tidak lebih baik tunggu punya uang pas dulu? takutnya jadi menganggap enteng perkara hutang. bisa2 merembet ke kartu kredit juga.

    Lalu klo untuk rumah, menurut sampean baiknya kita beli segera atau nunggu beberapa tahun lagi. Soalnya klo kita beli skr, itu kan buat kebutuhan skr. 10 tahun lagi bisa jadi kebutuhannya udah beda. Meskipun harga rumah makin mahal, tapi gpp, kan asumsinya kita juga jadi tambah kaya :mrgreen:

  8. Mas Guntar, pertanyaannya untuk Bu Ratna ya?

    Tapi, IMHO, berhutang tidak apa-apa yang penting kan bisa mengembalikan. Ya kalau punya uang pas, bisa beli dengan cash, kalau tidak? Kredit adalah alternatifnya. Makanya saat kredit rumah pasti dihitung kemampuan mengangsurnya.

    Beli rumah sekarang atau beberapa tahun lagi? Kalau kemampuan mengangsur saat ini sudah ada, saya prefer membeli sekarang. Asumsi 10 tahun lagi bakalan kaya, kan sama saja dengan asumsi bahwa harga rumah yang kita beli sekarang juga bakalan meningkat. 😀

  9. Iya, pertanyaannya buat Bu Ratna. Tapi makasih sudah dapat tanggapan juga dari mas Arief, the more the merrier 🙂

    saya khawatirnya perilaku suka kredit memberi kita ilusi bahwa kita sudah kaya. Dan mungkin krn preferensi pribadi aja sih; rasanya lebih puas klo dapetin sesuatu lgs tunai. Dan hutang juga bisa menimbulkan unecessary worries. Ndak enak rasanya punya hutang.

  10. Hehehehe..

    Emang ga enak mas klo punya hutang. Apalagi klo sudah punya fixed cost selama kurun waktu 10 tahun ke depan. Mo pindah kerja ya harus nyari yang bisa mengcover itu. Ini berarti “as long as we stay in this job and the company won’t go down for the next 10 years, nothing should be worried”
    Saya bahkan tidak bisa membayangkan jika stay in the same company (read: position) untuk 10 tahun ke depan.. 😀

  11. Mas Guntar,

    Hidup terasa nikmat jika tanpa hutang. Cerita di atas bukan menganggap berhutang adalah hal baik, tetapi jika hutang dikelola dengan baik, akan menguntungkan kita. Saya nggak akan pernah punya rumah jika hanya mengandalkan uang tunai. Sampai 10 tahun pertama perkawinan (saya kerja di bank dan suami dosen), setiap kali menabung ada aja keadaan yang memaksa menggunakan uang tabungan tsb. jadi akhirnya beli rumah dengan KPR, yang begitu gajian langsung untuk membayar angsuran. Alhamdulillah akhirnya hutang lunas dalam 10 tahun.

    Beli mobil? Lagi-lagi saya menabung…tapi kecepatan meningkatnya harga mobil tak bisa dicover dengan kecepatan tambahan uang tabungan. Apa boleh buat, akhirnya terpaksa belinya pakai hutang, dengan uang muka 25%…lha kalau nggak gitu nggak pernah punya mobil.

    Jadi, intinya jika berhutang (atau pake kartu kredit), semua udah masuk dalam anggaran, dan upayakan angsuran tak memberatkan cash flow.

    Mas Arief,
    Thanks jawabannya, saya sependapat.

  12. Mas Guntar,

    Hmm…mas Guntar, saya lupa. Setiap kali saya berhutang, saya menggunakan asuransi jiwa, sehingga kalau sewaktu-waktu dipanggil Allah swt sudah dicover asuransi (oleh Bank dianggap lunas) dan tak membebani ahli waris.

    Demikian juga tentang kartu kredit, hanya berfungsi sebagai alat ganti uang tunai, tidak belanja di luar kebutuhan dan kemampuan, dan saya selalu menambahkan crediet shield dan asuransi, yang akan dianggap lunas jika meninggal sewaktu-waktu. Dengan demikian, hidup kita akan tenang.

  13. Saya memahami pertimbangan kredit utk beli rumah dan mobil. Yg jadi issue bagi saya sebenernya adalah bila kita membeli barang2 “kecil” seperti televisi, kulkas, mesin cuci, sofa, komputer, handphone, iPOD dsb.
    Artinya, alangkah baiknya bila Kredit tu kita posisikan dlm kedudukannya yg “sakral”, yg hanya diberlakukan utk keperluan2 tertentu. Amat berbahaya jika seseorang menganggap hutang sbg bentuk aktivitas yg “sunnah” alih2 “makruh” (saya menggunakan kata ini skdr utk mengambil esensi artinya; tidak melambangkan hukum dlm islam). Berhutang pd perihal2 yg tidak semestinya bisa menjadikan seseorang terjerumus dlm sikap impulsif dan merana pada akhirnya.

  14. Yup…setuju mas Guntar.

    Sebaiknya kredit bukan untuk keperluan konsumtif…..walaupun kategori penggolongan di BI, KPR dan kredit mobil termasuk kredit konsumtif (Consumer Banking), tapi penggunaannya kan bisa untuk produktif.

  15. jalasutra

    Saya sudah berkeluarga 4th n memiliki 2 anak, saat ini saya bekerja pada pers. jasa dg salary pas2an. Saya coba mensiasati dg usaha kecil2an sdh berjln 2th, yang sampai hari ini terkesan sulit adalah saya belum mampu untuk dapat menyisihkan dana untuk masa depan (nabung/investasi) saya n keluarga, karena kondisi yang memang sulit. Bagaimanakah solusi agar saya dpt mengelola keuangan dg baik dg penghasilan yang pas2an ini? terima kasih..

  16. Jalasutra,

    Jangan ragu untuk memulai menabung, awalnya memang kecil sekali, tetapi harus dipaksa. Empat tahun bekerja saya masih seorang staf, tiap kali gajian, saya sisihkan dulu masuk tabungan (walaupun akhir bulan, atau kadang2 tengah bulan udah diambil lagi). Budaya menabung memang harus dijalani dengan ketat, dan tentu saja harus berdoa dan bersyukur….(saya sangat percaya hal ini). Bahkan saya ingat, kalau lagi nggak punya uang, saya mohon pada Tuhan agar diberi jalan keluar dan rejeki yang cukup…nanti pelan-pelan keadaan akan membaik. Tapi ini harus dimulai dari sekarang, walaupun awalnya lebih sering minus daripada surplus.

    Bahkan pernah terjadi, saya menyisihkan uang tiap bulan, ternyata hanya habis untuk mudik Lebaran, atau jika sewaktu-waktu anak mendadak sakit. Jangan lelah berusaha ya.

    Salam,
    Edratna

  17. denny

    Bu Ratna, tolong dibantu membuat perhitungan perencanaan keuangan yang paling efisien dan aman bagi keluarga kami.
    Status saya : Istri Bekerja dengan 2 anak (kelas 3 SD dan 5 bulan).
    THP kami +/- 15jt perbulan dengan pengeluaran yang sudah pasti :
    angsuran rumah : 3jt/bln selama 10 tahun, asuransi pendidikan anak 500ribu/bln selama 15 tahun dan angsuran pendidikan S2 saya 1,5jt/bln selama 1 tahun.
    Terima kasih

  18. Mas Denny,

    Saya menghitungnya dengan cara sederhana. Dari paparan di atas, biaya yang dikeluarkan untuk investasi (angsuran rumah, asuransi pendidikan, angsuran S2)= Rp.3.000.000,- + Rp.500.000,- + Rp.1.500.000,- = Rp. 5.000.000,-

    Mas Denny tak menjelaskan berapa biaya operasional bulanan, seperti belanja untuk makan, air, gas, listrik, transport (menggunakan kendaraan apa)…kalau saya perkirakan antara Rp.5 juta s/d Rp.6 juta per bulan, maka sebetulnya tiap bulan masih ada sisa Rp.4.000.000,-….ini harus dimasukkan dalam tabungan, yang nanti jika membesar (karena pasti gaji naik seiring dengan meningkatnya jabatan)….bisa dimasukkan deposito. Coba buat diversifikasi, sebagian dalam deposito valas, siapa tahu nanti anak akan kuliah di luar negeri, walaupun bunganya rendah.

    Namun jika ingin mendapatkan hasil yang lebih tinggi (tentu risikonya juga lebih besar dibanding dalam bentuk deposito), bisa diinvestasikan dalam bentuk lain, seperti reksadana dsb nya…coba baca blognya http://ihedge.wordpress.com…disitu ada pertanyaan saya “bagaimana mengelola dana pensiunan”, yang dijawab oleh ihedge.

    Jadi tabunganpun, dibagi…ada yang pendapatannya pasti tapi risiko rendah, seperti deposito Valas/rupiah…sebagian bisa dalam bentuk reksadana.

  19. Mas Denny,
    Ini ada jawaban dari mas Bahar (saya kutip lengkap disini), semoga bermanfaat.
    ————————————————-
    Saya kurang memahami kondisi keuangan Mas Denny sekarang. Informasi yang diberikan kurang lengkap (tidak ada faktor pengeluaran belanja listrik, dll – seperti yang bu Enny tunjukkan.) Jadi kurang jelas sebenarnya berapa uang yang bisa ditabung atau diinvestasikan.

    Profil kemauan mengambil resiko mas Denny juga saya tidak bisa tangkap. Selain itu, apakah tidak masalah kalau dana yang diinvestasikan tidak bisa diambil selama beberapa bulan atau tahun?

    Kalau masih muda, saya cenderung mengalokasikan cukup besar ke aset yang returnnya lebih besar walaupun resikonya juga lebih besar. Kalau sudah tidak muda lagi, lebih baik ditaruh ke tempat yang lebih aman seperti deposito, ORI, dll. Dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahunan), berdasarkan sejarah & premium pengambilan resiko, pasar saham secara keseluruhan cenderung naik.

    Aset mana yang akan dipilih juga tergantung besarnya dana yang bisa diinvestasikan. Saya pernah corat coret di sini: http://ihedge.wordpress.com/2007/06/15/
    rp-10rb-jajan-rp-100rb-belanja-rp-1jt-tabung-rp-10jt-dana-reksa-rp-100jt-saham-rp-1m-sahamobligasi-rp-10m-sahamobligasi-globalrp-100m-sahamobl/

    Salam
    Bahar

  20. denny

    Terima Kasih bu Ratna atas sarannya.
    Setelah kami berhitung, memang setiap bulan kami masih bisa saving +/- 4 juta yang
    kami investasikan ke dalam bentuk tabungan sehingga kami rasa tidak ada nilai tambah yang signifikan.
    Kami mohon pendapat ibu, bagaimana bagaimana dengan investasi dalam bentuk emas, apakah cukup baik ?
    Saya pernah membaca di blog ibu, angsuran rumah diback up dengan asuransi, sehingga apabila terjadi apa2x, ahli waris tidak terbebani dengan angsuran. Mohon informasi bagaimana caranya ?
    Terima kasih

  21. Denny,

    Pilihan investasi dalam bentuk emas? Menurut saya sah-sah aja, apalagi jika nyonya suka perhiasan, sehingga sekaligus buat penampilan. Namun risiko juga ada, karena seorang nyonya rumah yang suka berganti-ganti perhiasan, juga mengundang orang tak diinginkan…. tetangga saya pernah rumahnya dicuri pas Lebaran, yang diambil uang dan perhiasan saja, hanya ditinggal 1 jam belanja ke supermarket…ternyata sudah diincar lama.

    Angsuran rumah di blog asuransi? Ada beberapa pilihan. Saat mengambil KPR, sekaligus beli asuransi jiwa, sehingga jika salah satu meninggal, pewarisnya tak dibebani membayar kewajiban…pinjaman dianggap lunas, karena dibayar oleh perusahaan asuransi. Biasanya oleh perusahaan asuransi yang satu link dengan Bank pemberi KPR. Sama juga membeli mobil cicilan, pasti ada kewajiban mengasuransikan mobil selama janga waktu pinjaman.

    Bagaimana jika disimpan dalam Safe Deposit Box di Bank dengan membayar fee tahunan? Memang aman, namun investasi pada emas, terutama emas perhiasan, saat menjual harganya akan turun, karena tak semua pembeli menyukai model yang ada…mereka beralasan modelnya sudah kuno. Ini berbeda jika investasinya dalam bentuk logam mulia, tapi saya tak pengalaman dalam hal ini (orangtua teman, investasi nya dalam bentuk logam mulia/emas dan sebagian tabungan, yang telah dipisahkan untuk masing-masing anak).

    Dari sisi umur mas Denny dan nyonya, masih sangat muda, anda punya waktu 23 tahun lagi untuk menambah jenis investasi anda. Namun investasi apa yang cocok, sebagaimana dikatakan Bahar (http://ihedge.wordpress.com), sangat tergantung pada toleransi masing-masing orang terhadap risiko. Jika mas Denny berani ambil risiko, maka bisa investasi dalam saham, untuk ini Bahar yang lebih pandai (baca blognya), namun jika konservatif seperti saya, model investasinya ya berputar sekitar deposito, asuransi untuk mengcover risiko agar keturunan kita tak dibebani hutang jika kita sewaktu-waktu dipanggil oleh Nya, dan mungkin emas (kalau ini tak saya lakukan, karena saya tak suka perhiasan….hehehe pakai antingpun hanya kalau ke kantor atau acara formal dan kondangan).

  22. naning

    Kalo sumber penghasilannya tidak tetap sementara pengeluaran pasti, menurut ibu apa strategi apa yang mesti diterapkan?
    Terimakasih.

  23. Naning,
    Jika sumbernya tak tetap, maka harus mencari sumber keuangan agar pengeluarannya dapat dicover. Bagaimana jika sumbernya tak dapat mengcover pengeluaran? Ya harus melakukan efisiensi.

    Ingat nggak cerita etnis tertentu yang terkenal kedisiplinannya, jika tiap hari dia hanya dapat uang Rp.1 juta, maka harus bisa menabung 25% untuk cadangan, 30% untuk mengembangkan usaha, dan sisanya baru untuk operasional rumah tangga.

    Bagaimana jika tak cukup…ya harus dikurangi pengeluarannya, misalkan uang jajannya, jenis makanannya dsb nya.
    Kehidupan di Indonesia, yang saling tolong menolong membuat orang tak disiplin, banyak pengeluaran melebihi pemasukan, karena bisa pinjam sana sini. Ini yang harus diakhiri, siapapun yang berani berumahtangga, ya harus berani kerja keras, apalagi jika sudah ada anak-anak yang membutuhkan perhatian. Ibaratnya bekerja lebih keras, dari pagi s/d malam, dan dilakukan oleh kedua suami isteri.

    Salam manis.

  24. naning

    Terima kasih sarannya, Bu. Satu lagi pertanyaan ( boleh kan Bu?). Saat ini saya punya usaha sendiri ( trading hasil laut dan toko stationary) sedang suami punya usaha percetakan ( masih merangkak ). saya juga bekerja freelance di sebuah perusahaan. Selama ini saya kesulitan mengatur keuangan dengan baik dalam arti semuanya tumpang tindih, ambil sini untuk sana, ambil sana untuk sini. Sehingga saya tidak tahu kemajuan usaha saya sampai dimana, yang saya tahu memang berjalan baik. Saya juga punya beberapa tagihan yang harus dibayar setiap bulan. MEnurut Ibu, langkah terbaik apa yang harus saya ambil untuk membenahi pengaturan keuangan keluarga kami. Terima kasih lagi.

  25. Naning,
    Buat administrasi keuangan secara terpisah, sehingga akan terlihat jelas usaha mana yang masih menguntungkan. Kalaupun ada perusahaan yang mau dibantu, jangan sampai menghancurkan usaha yang menguntungkan.

  26. assalamualikum wr wb, diskusi yang assik
    boleh tanya bu, ibu pernah dengar gak? ada cerita yang menyatakan boleh berbohong pada isteri tentang keuangan di karenakan untuk bisa memberi orang tua? mohon tanggapan, makasih bu sebelumnya wass

  27. Iman Surahman,
    Saya juga pernah mendengar tentang itu, tapi rasanya kalau untuk membantu orangtua tak perlu berbohong.

    Bukankah saat awal menikah kita sudah komitmen, tetap mengingat orangtua. Namun juga harus disadari, kalau gaji kita cuma sekali sebulan, kirim ortunya juga sekali sebulan, dan tak boleh menelantarkan keluarga sendiri… karena kadang ortu tak tahu kesulitan kita, atau tak tega kalau ada saudara atau tetangga lain datang minta pertolongan. Karena anak merasa hutang budi, segala permintaan ortu dipenuhi, ini tak benar.

    Begitu memutuskan untuk menikah, tanggung jawab beralih pada keluarganya sendiri, membantu ortu atau adik-adik hanya sekedar jika ada uang lebih. Ingat lho, anak-anak tak minta dilahirkan, tapi merupakan buah cinta suami isteri.

    Sejak awal menikah, saya sepakat berapa yang harus dikirim untuk ortu dan sampai kapan kita boleh membantu adik-adik. Jika adik2 udah selesai sekolah, ya harus kerja, dan tak boleh mengganggu kakaknya lagi. Demikian juga ortu, kita mempunyai anak bukan untuk investasi, ini ajaran ortu saya. Jadi ortu saya dulu berhitung, kalau ayah pensiun, anak sulung udah lulus kuliah (dulu kuliah enam tahun), dan anak bungsu tingkat terakhir. Ternyata sebelum ayah pensiun, adik bungsuku udah lulus kuliah. Jadi ayah ibu bisa menikmati pensiun, malah menolong keponakan yang tak mampu.

  28. Rizelle

    masukan yang bagus sekali bu. sepertinya disiplin diri memang syarat utama mengelola uang ya. Justru disiplin diri dan menahan keinginan mengeluarkan itu yang sulit:), apalagi belanja kecil2 tapi banyak. Tidak sadar akhir bulan jumlahnya besar juga.
    Bagaimana sih bu nasehat untuk disiplin dan menahan lapar mata dan keinginan. Saya sebenarnya tahu dari banyak membaca tapi teteup saja kalo sedang ‘bad day’/’bad mood’ saya sengaja lupa semua komitmen saya….hahaha, jadi tahu tidak boleh belanja tapi saya cuekin. salam bu

    Rizelle,
    Memang paling sullit adalah menerima kelemahan diri sendiri…apalagi mendisiplinkan diri sendiri.
    Tapi, kadang kan hidup memang harus dinikmati…..

  29. martha

    Met kenal bu,
    saya punya rencana melanjutkan studi s2, membeli rumah, dan menikah tahun 2009. Saya bingung menetapkan prioritas, bantu saya membuat prioritas. O ya, saya PNS di salah satu Univ negeri.
    Btw, saya suka gaya tulisan ibu, tegas dan sangat disiplin dalam keuangan. Dan beberapa yang saya baca, untuk membuat topik dalam blog aja ibu perlu diskusi dengan suami dan anak-anak, keren banget bu..salut deh.
    Makasih ya bu

    Martha,
    Bikin dulu SWOT analisis, kemudian buat beberapa alternatif. Menikah dulu (jelas kalau udah ada calonnya), atau menikah tapi juga akan melanjutkan kuliah, atau semuanya paralel. Kalau mau menikah kenapa mikirin rumah, bukankah lebih enak dipikirkan bersama calonnya?

    Pilihan apapun, tergantung skala prioritas Martha sendiri, kecuali jika uangnya berlebih, ketiganya bisa dilakukan sekaligus.

  30. Ibu terima kasih banyak untuk berbagi mengenai hal ini. Saya akui memang saya masih kurang disiplin apalagi untuk biaya operasional RT. Terkadang bisa melebihi dari yg sdh dibudgetkan. Bgm mensiasati keperluan belanja harian u makan bu. Misalnya tiap bulan saya merencanakan 18000/hari berarti tiap bln plg tidak 540rb tapi pd prakteknya pasti melebihi dr itu.

    Ikawahyuni,
    Memang diperlukan trik-trik juga kedisiplinan dalam mengelola keuangan rumahtangga, apalagi sekarang semua harga bahan pokok meningkat pesat.

  31. lly

    bu, saya akan di phk krn reorganisasi perusahaan apesnya lagi baru 2 th 3 bln. Supaya bisa atur uang pesangon dengen baik pls adv dong… hiks :-((

  32. lly

    bu, saya akan di phk krn reorganisasi perusahaan apesnya lagi baru 2 th 3 bln. Supaya bisa atur uang pesangon dengen baik pls adv dong… hiks :-((

  33. heny

    ibu saya mau ty,utk pembagian uang dlm rmh tgg gmn ya?
    suami saya kerja dan sy kerja juga, kita baru merid dan kita py sepakat penghasilan kita disatukan utk anggaran bulanan dan sisa utk tabungan bersama, tp kok tidak berjalan sesuai yg kita harapkan.
    yang saya tanyakan apa perlu suami sy kasih uang belanja bulanan dan sy yg atur utk belanja blnan dan sisa buat tabungan
    dan gaji sy, sy sisihkan buat tabungan bersama dan sisanya buat tabungan saya sendiri.
    apakah itu baik bu???
    tq..sy tgg jwbn nya bu.

    Heny
    ,
    Pengelolaan keuangan memang perlu latihan, dan dalam rumah tangga baru tentu ada hal-hal yang kadang kurang pas…tekor atau bagaimana. Tapi tetap setiap rumahtangga punya gaya masing-masing, dan tentu harus kesepakatan suami isteri.
    Berlatih terus menerus, hanya itu kuncinya, nanti akan ketemu bagaimana cara pengelolaan yang pas, yang sesuai dan nyaman buat suami isteri. Pengelolaan gaya orang lain, hanya sekedar acuan, dan tak perlu sama atau diikuti.

  34. yaya

    maaf bu, saya ikut nanya,saya umur 23 th belum nikah.penghasilan saya tiap bulan cuma -/+ 1 jt,trus untuk pengeluaran yang pokok/tetap/harus bin wajib -/+ 450 rb (sampai sekitar 2 th lagi) trus sisanya untuk nabung sama pengeluaran bulanan.dan parahnya lagi saya dah krja 2 th tp belum punya tabungan.tolong bantu saya gimana caranya biar keungan saya bisa tertata meskipun uangnya cuma sedikit. agar masa depan saya lebih cerah, dan menjadi generasi bangsa yang berguna….terima kasih sebelumnya…

  35. AQU

    slm bu elsa,
    saya karyawan tetap umur 24 th dislh satu perusahaan swasta dgn gaji 1,3jt,bagaimana cara mengatur keuangan tiap bulan agar bisa menabung dgn pengeluaran sbb : angsuran motor = 400rb,kost=150rb,kebutuhan sebulan=400rb,kartu kredit ada 2 limit sudah terpakai semua,untuk kebutuhan ortu sy ambilkan dari kartu kredit,saya ada rencana membeli rumah tahun depan karena angsuran motor saya telah lunas,untuk menabung saya sangat sulit sekali,dari kecil susah untuk menabung?? tetapi alhamdulillah sekali karena saya ada aja rejeki untuk mengatur agar tidak sampai minus kebingungan cari utang sana utang sini,cuma hal menabung sulit sekali,dimulai dari berapa rupiah ya bu?? saya juga mencoba motivasi diri saya liat apa yg saya inginkan seperti rumah,mobil, agar dapat mempunyai semangat untuk meraihnya kelak,tp flashback ke belakang saya belum mampu membelinya (aslinya ngebet)he,,,he,,, trims atas info pentingnya bu,

  36. Iasha

    Bu Ratna,

    Menurut Ibu, apakah investasi apartemen bagus? Kami sedang mempertimbangkan membeli apartemen yang tujuannya untuk disewakan nantinya. Kemudian menurut Ibu bagusnya cicilan dengan KPA ke bank atau cash crush (tunai bertahap). Mohon penjelasannya. Terima kasih

    Iasha
    ,
    Jelas, saya tak mungkin menjawab pertanyaan ini. Untuk bisa memberikan konsultasi diperlukan penilaian lebih lanjut, yang tak mungkin hanya melalui tulisan, tapi harus ketemu, diskusi dsb nya.
    Dan jujur saja, saya bukan finance adviser, jadi nggak bisa menjawab pertanyaan ini.

  37. Hick.. hick… sedih… baca tulisan ini…
    Kayaknya manteeep…

    Pelaksanaannya… fuihhh.. Sejak ada Aini…, kami berdua (saya + suami) memutuskan untuk lebih berinvestasi di kesembuhan dan pendidikan anak-anak…

    Dgn Aini sembuh… insya Allah… kami akan tenang di hari tua dan di akhirat… karena Aini akan jadi pribadi mandiri…

    Dgn memperhatikan pendidikan maksimal untuk kedua kakak Aini.., saya berharap investasi inipun akan berhasil.. karena ada yang akan “dititipi”.. Aini.. (wah.. jadul banget ya… teori ortu jaman baheula…)

    Selebihnya… saya berinvestasi total untuk percaya padaNYA… Apapun yang DIA berikan padaku… pasti IA juga telah mempersiapkan dana.. untuk mengcovernya… Amin

    Pls… give me.. your support to my invest.. (yaik.. maksa… ya…. maaf)

    Yanti,
    Dalam kehidupanku, saya juga melalui masa-masa pasang surut…kadang merasa hampa dan tiada daya. Tapi hati harus kuat, berjuang untuk maju, dan tirakat, sholat dan berdoa, bukankah bagi Allah tiada hal yang sulit?

  38. bunda kania

    malam bu
    Bu saya seorang guru yang gajinya mungkin pas-pasan menurut kebanyakan orang sekarang
    saya punya dana kelebihan +/ Rp.500.000 tiap bulan, enaknya untuk apa ya bu ? oh ya bu, saya sudah berkeluarga dan mempunyai 1 anak usia 6 th.saat ini saya sudah mempunyai 2 rumah hasil pemberian ortu dan mertua dan 1 motor.

    Bunda Kania,
    Wahh ibu sebetulnya beruntung, karena sudah punya 2 rumah dan 1 motor…saya baru punya rumah setelah saya dan suami bekerja lebih dari 10 tahun, dengan mengangsur KPR tiap bulan.
    Kelebihan bisa disimpan bu, memang kalau dalam bentuk tabungan, setiap bulan akan dipotong biaya administrasi, namun jika ibu disiplin, setiap bulannya bertambah, lama-lama potongan untuk administrasi tadi lebih kecil dibanding bunganya. Jika sudah banyak, sebagian bisa disisihkan dalam bentuk deposito, dan buat bunganya masuk pokok, sehingga uang ibu akan makin besar. Risikonya, deposito ini tak bisa diambil sewaktu-waktu, tak seperti tabungan yang dapat diambill setiap waktu. Dan ibu punya 2 rumah, apa salah satunya tak bisa di sewakan, sehingga ada uang tambahan.

  39. sari

    Siang, bu.
    Saya gadis umur 23 tahun yg sebentar lagi menikah.
    Dan calon suami saya sudah wanti2 agar keuangan kami gak kebobolan nantinya.
    Dan saya pernah melihat suatu liputan di televisi bagaimana mengelola leuangan.
    anggaran2 apa saja yg perlu di rincikan.
    Misal dari gaji yang saya terima berapa % harus saya sisihkan untuk asuransi kesehatan, pendidikan, kebutuhan rumah tangga, hutang piutang, biaya tak terduga, tabungan, dll.

    thx yah., bu.

  40. Gi

    Salam kenal bu,
    saya mau tanya sebenarnya ada tidak persentase ideal untuk membuat anggaran rumah tangga?misalnya berapa persen untuk cicilan rumah, berapa untuk sehari2 dan berapa persen untuk ditabung?terimakasih atas bantuanya

  41. Singgih

    Met kenal bu, saya mau sharing bagaimana cara mengatur keuangan bagi rumah tangga baru, insyloh saya bulan agustus mau nikah, dg gaji THP saya 2,5 jt dan istri saya 1,7jt. kira2 apakah untuk keperluan sehari2 uang itu digabungkan atau untuk sendiri2? bagaimn cara pembagian untk mmbyr keperluan sehari2? (penginya sih smua jd tanggungan saya sbg seorang suami tp dr gaji sy lum ckp) terimakasih.

  42. angela

    haloo ibu ratna,

    bagaimana menurut ibu mengenai hal ini ?
    saya dan suami ingin nambah 1 mobil lagi u/ keperluan harian yg penting juga. mana yang lebih baik menurut ibu dari dua pilihan ini :

    jika perlu uang 50 juta u/ beli mobil seconds ini, apakah lebih baik ambil kredit bank lagi dengan bunga 8% per tahun selama 3 tahun (saat ini kami masih ada kredit rumah sisa 6,5 tahun 2 jutaan per blan)

    sebenarnya klo mau di bayar tunai bisa, dari kumpulan tabungan dan deposito (25) dan pinjam dari orang tua (10) dan tabungan emas (10) dan sebagian kecil saham. (5)

    jadi lebih baik uangnya di bayar unt kredit mobil 2 juta per bulan atau tabungan yang sekarang dipakai dulu dan mulai nabung lagi 2 juta per bulan. krn saya kurang mengerti bagaiman itungannya jika dibanding dengan tingkat inflasi, mana yang lebih menguntungkan.

    kredit bank atau pakai uang tabungan/investasi dulu ?

    thx b4

  43. henny

    lam kenal bu,

    mo ikutan tanya donk bu,boleh kan!!!
    suami saya kerja di abudabi dan puji tuhan saya dan 3 anak kami ikut serta,suami kerja baru 3 tahun.puji tuhan kami hidup berkecukupan,untuk soal menabung saya ngga pernah absent cuma yang jadi masalah saya tiap pulang ke indonsia tabungan kami ludes ngga bersisa(kebetulan tiap liburan sekolah kami plg,biasanya 1,5 bln di indo),suami ngga membolehkan saya menabung di deposito karena takut kekurangan(kami ngga mau punya kartu kredit lg krn kapok),saya ada asuransi pendidikan buat 3 anak saya.rumah mobil puji tuhan kami punya hanya sy kesulitan gimana cara agar kami bisa punya tabungan buat hari tua kami!(maksud saya tabungan sendiri yang ngga bs diambil2).makasih bu…….

  44. chris

    saya salah satu ibu rumah tangga yang kesulitan dalam mengelola keuangan. saya bekerja suami bekerja..saya banyak nabung bu ..tapi pinjaman juga ada…untuk shodaqoh juga saya utamakan…tapi merasa belum berhasil mengelola keuangan saya…bagaimana bu banyak keinginan..sich..trima kasih

  45. Dimas

    saya ingin tahu pengeluaran ideal dalam sebuah rumah tangga. mungkin bisa di reply ke email saya. dalam bentuk persentase saja karena kalau dalam nominal kan tiap orang berbeda.
    terima kasih.
    salam.

  46. Kiki Tanjung

    Halo Bu,
    Saya baru menikah satu tahun, penghasilan kotor saya dan suami sekitar 14,8 juta/bln. Berhubung kami ingin pisah dari ortu maka kami mengontrak rumah dgn mendapat pinjaman sebesar Rp.20 jt utk tambahan uang kontrakan yang diangsur mulai bulan ini.

    Mohon bantu saya bagaimana cara mengelola keuangan kami dengan pengeluaran sbb:

    cicilan pinjaman Rp.2.5 juta/bln
    Pengeluaran harian saya & suami utk transport & makan Rp. 5.5 juta/bln
    cicilan credit card Rp. 1 juta/bln (selama 9 bln)
    Biaya bulanan utk rumah (listrik, air, tv kabel, internet, hp) Rp. 1.5 juta/bln

    Kami pasangan baru, jadi kami belum bisa mengelola keuangan kami saat ini, uang yg tersisa selalu saja habis utk emergency. Mohon advise nya bu Karena kami berhasrat ingin membeli rumah sistem KPR utk tahun depan dgn penghasilan dan pengeluaran kami saat ini.

    Terima kasih banyak (desperately need your advise) !

    Kiki

  47. may

    saya ibu rumah tangga pernikahan kami memasuki tahun k 2 kami ingin sekali punya rumah dengan hasil jerih payah sendiri, gj suami saat ini -/+ 3.2 JT dengan masa kerja 5 tahun saya ingin hasi dari kerja selama 5 tahun ingin menjadi rumah idaman walaupun kecil pengluaran kami perbulan saat ini untuk listrik 100rb, arisan 100rb, cicilan motor 500rb, dan biaya hidup suami d tempat kerja 1,5 jt dan belanja kebutuhan 500 rb karena saat ini say tinggal dengan ortu suami pulang seminggu sekali dengan ongkos dari tempat kerja k rumah 60 rb tololng bu saya pengen sekali punya rumah

  48. Dania

    selamat pagi bu,
    saya adalah seorang ibu rumah tangga yang baru 2 tahun menikah (usia 26 tahun). Saya sedang belajar mengatur keuangan RT. Suami saya seorang pegawai negeri dengan gaji Rp. 3.8 juta, dan kami sering berpindah daerah. Ibu bisa memberi tips berapa persen yang harus saya postkan untuk masing-masing kebutuhan termasuk kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang dan kebutuhan lainnya. Kami juga sedang merencanakan untuk membeli rumah melalui KPR dan juga kendaraan. Disamping itu saya juga punya plan untuk kuliah lagi.. selama 2 tahun kami blm memiliki cukup tabungan (hanya berkisar 10 juta, dikarenakan kebutuhan masing-masing dan biaya pindah2) kiranya ibu dapat memberi tips dan advicenya..makasih..

Komentar ditutup.