Meniti tangga karir

Banyak orang bertanya, pekerjaan apa yang cocok untuk saya? Mencari pekerjaan yang cocok sama seperti mencari jodoh, dan kita sering tidak tahu apa sebetulnya yang menjadi kekuatan dan kemampuan kita. Pada kondisi sekarang ini, kita bisa mengikuti tes psikologi, untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kita, setelah itu baru kita mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat kita.

Setelah kita mendapatkan pekerjaan, bagaimana agar kita bisa meniti tangga karir sampai ke puncak? Di bawah ini saya kutipkan tulisan, yang dimuat di harian Kompas tgl. 25 Februari 2007, hal 37.

Langkah-langkah yang dapat membantu melancarkan strategi mencapai puncak karir, sebagai berikut:

  1. Mengenal diri sendiri dengan mencari tahu kekuatan dan kelemahan. Dari sini akan diketahui bidang-bidang pekerjaan mana saja yang pas untuk digeluti sehingga kompetensi yang dimiliki bisa ditunjukkan secara optimal.
  2. Buat semacam target atau pencapaian-pencapaian yang hendak diraih dalam karir, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Cobalah untuk selalu menanamkan motivasi serta semangat untuk mencapai target tersebut.
  3. Membuka dan menjaga hubungan dengan rekan kerja, menjadi langkah lain yang membantu seseorang mengenal diri dan lingkungannya. Langkah ini juga akan membuat sikap dan kemampuan seseorang dikenal secara luas dan otomatis membuka peluang yang lebih besar bagi peningkatan karir.
  4. Manfaatkan waktu luang untuk belajar mengenai banyak hal. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca, browsing di internet, atau belajar keahlian dari rekan-rekan kerja, misalkan keahlian komputer. Perkembangan yang terjadi disekitar pun tak boleh luput dari perhatian, apalagi kalau itu menyangkut keahlian dan pekerjaan yang dimiliki.
  5. Terakhir, beranikan diri untuk mengambil tantangan yang datang. Ini adalah ajang yang sesungguhnya untuk menguji sampai sejauh mana kemampuan dan keahlian yang dimiliki.

Dari pengalaman saya dalam meniti karir, ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan, bahwa adakalanya karir tak berjalan seperti garis lurus. Kadangkala berhenti, kadang menurun, kemudian naik kembali. Dengan demikian kita juga harus selalu berpikir jernih, bahwa manusia hanya berusaha, namun di ujung usaha ada nasib yang sangat menentukan. Dengan demikian, kemandegan karir tak membuat kita stres atau bahkan menurunkan motivasi. Bahkan disinilah kita diuji, untuk tetap bekerja keras, karena kita masih memperoleh gaji dari perusahaan, selayaknya kita bekerja keras sesuai dengan target yang ditentukan. Apabila kita bekerja keras, maka atasan dan rekan-rekan sekerja lain akan mempunyai pandangan yang sama, bahwa kita memang layak untuk mendapatkan kenaikan jabatan tersebut.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti:

a) Apabila kita mendapatkan kenaikan pangkat/jabatan, orang disekeliling kita (baik peers, subordinates, atasan) sebaiknya mempunyai pandangan yang sama bahwa kita memang layak mendapatkan kenaikan tersebut. Dengan demikian maka kita akan mendapatkan dukungan dari teman-teman, bawahan, serta atasan.

b) Jagalah agar kita loyal pada perusahaan/organisasi, serta tidak hanya loyal pada atasan. Banyak dari orang-orang yang karirnya berhenti atau mengalami kemunduran, setelah penggantian atasan, disebabkan adanya stigma bahwa ” dia meningkat karirnya karena didukung oleh atasan tertentu” . Apabila hubungan kita dengan atasan baik, orang-orang disekitar kita akan melihat bahwa hubungan baik tersebut atas dasar hubungan pekerjaan, dan kita bekerja secara profesional.

c) Mempunyai akses dengan orang lain, baik dilingkungan kerja atau lingkungan luar yang berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari sangat menentukan untuk membuat kita banyak belajar atau mengasah kemampuan. Dan pada akhirnya justru orang-orang tersebut yang secara tidak langsung akan merekomendasikan kita kepada atasan, bahwa kita mempunyai kompetensi untuk memegang jabatan tertentu.

d) Berani menghadapi tantangan. Bersyukurlah jika kita mempunyai atasan yang berani menempatkan kita pada jabatan baru dengan tantangan lebih berat. Jangan ragu untuk bertanya, agar kita dapat segera menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada.

e) Jangan hindari tantangan untuk jabatan yang risikonya tinggi . Karena risiko tinggi, jabatan tersebut akan mendapat sorotan terus menerus, baik dari atasan, bawahan maupun rekan sekerja. Memang melelahkan, tapi di satu sisi kemampuan kita teruji, dan kompetensi kita akan lebih terlihat, sehingga kalau kita berhasil dengan baik, jabatan yang lebih bagus akan menunggu kita.

Iklan

7 pemikiran pada “Meniti tangga karir

  1. liswari

    Aku suka point yang B karena disitu kita bisa mengukur bahwa kita bisa terus exist di perusahaan karena memang kita mampu, bukan karena hanya didukung oleh atasan.

  2. Lis,
    Kita memng harus loyal pada perusahaan, bukan atasan….karena atasan bisa salah.

    Tanya Ari deh, saya sering berdebat dengan atasan, dan setiap kali “nyaris” keluar…tapi ternyata beliau2 justru senang pada anak buah yang mau mengingatkan beliau.

    Saya juga lebih suka anak buah yang berani berdebat, membuat saya harus mempersiapkan jawaban, hati-hati, menganalisis lebih akurat…jadi anak buah yang baik, pintar dan rajin mendebat bisa menjadi partner kerja yang baik.

  3. Wah sepertinya pengalaman anda akan hal ini sudah sangat luas ya. Manusia meniti karir memang harus punya tujuan yang baik, hingga lebih bersemangat lagi dalam mengejar impian.
    Sebagai langkah awal tentu saja kita harus memiliki suatu perusahaan. Bagi mereka yang masih ragu mau beralih ke bidang mana, coba buka http://www.jobkita.com deh. Disitu kita bisa mencari pekerjaan – pekerjaan yang qualified loh.
    Selamat menempuh kair anda. Jangan lupa akan nasehat – nasehat diatas ya… 🙂

  4. Ronny Siagian

    Tanya Ari deh, saya sering berdebat dengan atasan…

    Kelihatannya bahasa tulisan Ibu sopan, jujur dan menyejukkan.
    Tentu Ibu juga sudah banyak pengalaman menghadapi orang sehingga tidak kuatir ketika berdebat dengan atasan.

    Terima kasih atas pengalaman yang sudah dibagikan kepada kita.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s