Kemarin baru pulang dari Bandung, melewati Jalan Tol Cipularang yang berkelak-kelok, nyaman dengan pemandangan hijau di kiri kanan jalan. Semoga pemandangan ini akan tetap sama, dan tidak bermunculan rumah/pabrik sebagaimana Jalan Tol Jakarta-Cikampek, atau seperti jalan Jakarta Bandung melewati Puncak yang penuh dengan gubug2/warung penjual makanan sehingga merusak pemandangan kebun Teh.
Jalan Tol Cipularang telah merubah cara hidup orang Bandung dan Jakarta…Bandung yang dulu ditempuh dari Jakarta, paling cepat 4 (empat) jam lewat Puncak atau 3 (tiga) jam lewat Purwakarta setelah ada Tol jakarta-Cikampek…sekarang Jakarta Bandung bisa ditempuh dalam waktu hanya 2 (dua) jam, bahkan bisa kurang jika kita berangkat pagi-pagi selepas sholat Subuh. Saya dulu langganan kereta api PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad)….karena saya dan anak-anak tinggal di Jakarta, sedang suami bekerja di Bandung. Susahnya sering sekali tiket hangus, karena beli tiket harus seminggu sebelumnya atau paling lambat hari Senin, jika kita ingin ke Bandung hari Jumat sore atau Sabtu untuk kereta paling pagi. Tanpa pesan tiket lebih dulu, maka tempat duduk akan penuh…sedang kalau pesan dulu, kadang-kadang ada acara mendadak yang akhirnya batal pergi. Kejadian ini terjadi berulang kali. Enaknya, jika pake kereta api, di setasiun masih sempat beli oleh-oleh, minimal coklat “silver queen” kesenangan putri bungsu saya. Dari setasiun Gambir, saya harus pake taksi untuk pulang kerumah yang terletak di daerah Cipete….yang ongkos taksinya setengah harga tiket kereta ke Bandung…dan taksi dari setasiun Gambir butut-butut.