Work & Leisure

Anda setiap hari bekerja keras? Bahkan harus pergi di pagi buta dan tak jarang baru sampai di rumah setelah lewat waktu makan malam? Ada olok-olok dari teman, jika suatu ketika mendapati kami pulang sebelum Magrib sudah sampai di rumah, serta melihat matahari…..”Wahh tumben nih, masih bisa melihat matahari” . Sampai dirumah sebelum Magrib dan masih bisa melihat matahari merupakan hal yang sangat jarang terjadi, kecuali di hari libur.

Bekerja di Jakarta memerlukan perjuangan tersendiri , apalagi jika sebelumnya kita lahir dan dibesarkan di kota kecil, serta kuliah di kota yang tak seramai Jakarta. Maklum, Jakarta adalah kota tujuan para pencari kerja, kota yang tak pernah tidur. Pernahkah anda pulang sekitar jam 11 malam, dan ternyata jalan masih ramai, serta banyak karyawan yang baru pulang? Mereka adalah karyawan yang bekerja di Mall, di toko-toko, bahkan karyawan yang berkantor di daerah Jl.Sudirman -Thamrin dan Kuningan.

Semakin sempitnya waktu yang kita punya, membuat kita harus kreatif dalam menjalin komunikasi dengan keluarga. Di waktu-waktu libur akhir pekan harus dimanfaatkan seluas-luasnya untuk bersama dengan keluarga. Bagi karyawan sendiri, pada saat-saat mendapat kesempatan dinas keluarga kota, harus pandai memanfaatkan waktu yang sempit untuk melihat situasi daerah yang dikunjungi, walaupun sering hanya mempunyai kesempatan mengelilingi kota pada malam hari.

Sebagai manusia kita membutuhkan perubahan suasana, karena apabila bekerja terus menerus, akan dapat menimbulkan keletihan, kebosanan dan juga ketegangan. Apabila kita sudah berkeluarga, maka ketegangan tersebut akan mempengaruhi hubungandengan suami, isteri serta dengan anak-anak. Manusia juga memerlukan “room” atau ruang untuk mengekspresikan diri, untuk menikmati kehidupan, serta melakukan hobi yang disenangi dengan gembira. Kegembiraan yang positif ini akan mendorong untuk bekerja lebih produktif.

Apabila keinginan dan dorongan seseorang untuk bekerja lebih produktif ini meningkat, maka akan muncul keinginan kuat belajar hal-hal yang terkait dengan pekerjaannya. Bukan tak mungkin muncul keinginan kuat lagi untuk belajar, agar mendapatkan tambahan ilmu yang sangat berguna bagi peningkatan produktivitas perusahaan.

Bagaimana jika anda seorang pimpinan perusahaan? Anda harus menciptakan situasi yang menimbulkan semangat kerja keras, serta rekreasi yang seimbang. Seorang pimpinan harus memastikan dan mendorong agar orang yang bekerja dibawahnya melakukan kedua hal tersebut, yang nantinya akan memunculkan keinginan belajar lebih baik.

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah anda melaksanakan konsep Work & Leisure tersebut? Jika belum, segera lakukan, dan buat planning bersama keluarga untuk menikmati kenyamanan dan situasi santai, agar tidak menyebabkan keletihan dan ketegangan.

Iklan

26 pemikiran pada “Work & Leisure

  1. hehehe… waduh, saya termasuk yang over worked nih bu. Kadang-kadang pulang jam 11 malam. Tapi masuk jam 9 sih. Mungkin bisa seperti itu karena masih single. Ntar kalau misalnya berkeluarga, lebih sulit yah.

    Tapi benar juga bu, mungkin kerja terlalu lama malah tidak produktif. Lagi berusaha untuk hidup lebih seimbang.

  2. aji

    Haruskah pergi ke jakarta? emang di jakarta gaji rata2 berapa ya bu? untuk level staff senior bukan fresh graduate?

  3. Sharing tentang pekerjaan saya sekarang, dikantor yang baru 5 bulan ini, saya terkenal yang paling cepat pulang… bukan karena saya termasuk orang2 yang teng go, tetapi saya punya prinsip, bekerjalah ketika waktunya bekerja, beristirahatlah ketika waktunya beristirahat,,, *tidak untuk semua case yah.

    Orang yang sering/selalu lembur, bukan berarti dia rajin sekali dan kinerjanya bagus, tetapi bisa juga karena management waktunya tidak benar, contoh : pagi hari orang kerja kantor saya sering melihat mereka tidak langsung mulai bekerja, ngopi, makan pagi, ngobrol, browsing, yang bisa memakan waktu 1 – 2 jam baru mulai bekerja.

    Pulang tepat waktu termasuk disiplin yang baik, artinya anda bisa beristirahat dengan baik, dan besok pagi datang ke kantor dengan semangat dan tenaga yang full. Belum lagi untuk beberapa kantor yang terkena biaya sewa lebih mahal jika gedung menarik biaya listrik untuk overtime.

    Jika kita bisa membereskan pekerjaan kita dengan efektif, efisien sehingga bisa pulang tepat waktu, kenapa tidak?! πŸ™‚

    Leisure saya, pulang kantor selalu bersama pasangan, dan 2 peliharaan saya, sabtu untuk olahraga/hobby, bertemu teman2, minggu untuk istirahat dan beribadah.

    Hanya mencoba lebih menikmati indahnya hidup… hahaha

  4. Setuju Bu. Kerja ama kesenangan harus seimbang πŸ™‚ Biasanya kalo kesenangan cukup, kerja malah jadi lebih lancar πŸ˜€

  5. Sudahkah anda melaksanakan konsep Work & Leisure tersebut? Jika belum, segera lakukan, dan buat planning bersama keluarga untuk menikmati kenyamanan dan situasi santai, agar tidak menyebabkan keletihan dan ketegangan.

    Wah, belum buat planning… belum ada ‘keluarga’ sih hehehehe. Pertanyaan yang menarik bagiku adalah, mengapa orang harus lembur? kalau setiap hari pulang di atas jam kerja, bukan lembur lagi namanya, tapi common practice.. memang bisa dicounter dengan planning waktu yang baik seperti paparan ini nyatakan, tapi lebih baik lagi kalau kerja efektif tanpa harus lembur ya? =)

  6. Bahar,
    Boleh kerja keras, tapi leisure sangat penting. Makanya saya kalau tugas ke luar kota, menyempatkan jalan2, walau kadang hanya mengelilingi kota malam hari (kayak yang ke Makassar terakhir kali).

    Aji,
    Tidak selalu harus ke Jakarta, dimanapun berada sepanjang bisa bekerja untuk mengamalkan ilmu dan bermanfaat bagi orang lain, itu sudah cukup. Gaji fresh graduate? Tergantung bidangnya, kayaknya antara Rp.1,9 juta s/d Rp.3 juta…bisa juga lebih. (Pertanyaan gaji kayaknya cocok jika ditanyakan ke blog Andjar, di …http//priyandoyo.wordpress.com…dia banyak cerita tentang perbandingan gaji.

    Orangemood,
    Sebetulnya yang penting masing-masing karyawan punya target kerja, tak harus lembur. Saat saya jadi pimpinan, anak buahku kalau lembur tanpa diperintah (kalau staf tak mendapat uang lembur), karena mereka punya target, yang menentukan nilai kinerjanya. Bos saya dulu, saat anak2 saya kecil, saya pulang teng go, kadang telat datang pagi, karena harus ke dokter anak, tapi tugas2 saya selesai….karena sering hanya tidur 2 (dua) jam untuk menyelesaikan tugas…tentu saja setelah anak tidur, saya bangun lagi.

    Apalagi zaman sekarang, masing2 orang punya komputer sendiri, ada fasilitas internet (walau ini kadang jadi “agak” menganggu juga, bukan ngerjain tugas, tapi ngenet), jadi bisa kerja dirumah…tapi beberapa teman saya pilih lembur karena dirumah tak bisa ngerjain tugas…Bagi orang yang sudah berkeluarga, waktu sangat berharga, jadi harus bisa membagi waktu, dan di kantor bekerja lebih efisien supaya kerjaan cepat selesai.

    Wiku,
    Setuju…dan karena sekarang hari Minggu, waktunya jalan-jalan, nonton, dan makan diluar. Tahu nggak? Kata orang, mengobrol dengan sambil makan, apalagi situasinya mendukung (di restoran, interiornya mendukung, makanannya enak)…urusan apapun jadi lancar….

  7. Goio,
    Setuju pendapatmu…kerja keras kan tidak berarti kerja lembur. Tapi kerja keras, adalah menyelesaikan tugas sesuai target. Masalahnya pekerjaan sering datang tanpa diundang, dan kita dapat proyek menarik, misalnya….kan nggak bisa ditolak. Pekerjaan kadang mengharuskan kita meeting dengan orang2 lain, yang hanya bisa ketemu setelah jam kantor, karena sama-sama sibuk. Esensinya, adalah bekerja keras, tapi jangan lupakan kesehatan (badan maupun jiwa).

    Hmm ngomong-ngomong Goio satu almamater dengan Wiku ya, sama-sama dari Mechn Engineering…dan jangan2 kakak kelas anakku ya…Wahh, kalau iya, ternyata dunia ini sempit….

  8. Bu Edratna,
    kembali ke topik. Betul bu, terkadang ada saja pekerjaan baru yang datang dan begitu menariknya sehingga ingin bekerja terus. Namun, seperti ibu bilang. hal ini tidak baik untuk kesehatan. Tubuh punya limit =). Lagipula, kalau badan sudah lemah, kerja tidak bisa efisien, hasil tidak maksimal. Bukannya tidak mungkin justru harus diulang lagi keesokan harinya.

    On the other side, work is a never ending story. I love my job, but that is not the only thing I love in this world. Therefore, I prefer to work ‘just to meet the deadline’, do a couple ‘extra miles’, but always make sure to have some spare time for other interests =)

    oh iya, betul bu .. dunia ini sempit hehehe. It’s a small world afterall …

    tuk Wiku,
    Aduh, wik… jangan buka2 aib gitu lah… malu aku ngaku2 sealmamater sama kamu hehehehe… becanda, Wik.

  9. Seorang sahabat saya, pasangan muda, ke kantor tidak sampai 5 menit! Bagaimana tidak, rumah dan kantornya saling membelakangi. Hanya dipisahkan tembok. Hehehehe… Ceritanya: bos dia beli 6 kavling rumah, 3 rumah di depan, 3 rumah di belakang. 2 kavling untuk kantor, 1 kavling utk bosnya, 3 kavling belakang utk karyawan. hehhehehe…

    Impian saya sih bu.. Bekerja remote, online, dari rumah dan sangat jelas membutuhkan disiplin yang sangat tinggi hehehehe…
    Apalagi impian saya ini ditambah: di depan laptop, menghadap bentangan sawah (tidak perlu luas) atau taman yang indah, dengan kolam ikan.. fiuuhhh… malah jadi menghayal..

  10. Setuju Goys πŸ™‚ Memang kerja itu lebih enak kalo berdasarkan tenggat waktu. Karena lebih bisa memilih waktu untuk kerja dan bermain πŸ˜€ Kadangkala sulit untuk menyiapkan diri untuk selalu siap kerja di waktu kantor yang biasa (8 pagi-5 sore misalnya). Untuk saya, jauh lebih maksimal kalau bekerja di malam hari (jam 11 ke atas :D)

    @Goio: Wahh… kalau saya bangga kok bisa satu almamater dengan orang sekaliber elo :p kekekekkeke

  11. Trian,

    Pendapat tersebut mungkin benar, tapi saya belum tahu karena belum semua kota-kota di dunia saya kunjungi. Tetapi dari beberapa kesempatan ke luar negeri, disana memang lebih teratur…tapi memang negeri yang saya kunjungi adalah negara yang lebih maju dibanding Indonesia. Baca komentar Tukul di blog nya tentang kota Jakarta? Seru dan memang seperti itulah kota Jakarta, dirindukan, disebeli….tapi kalau malam hari dan lalu lintas sepi, sebenarnya kota Jakarta sangat indah lho.

    Trian…kenapa masuk bulk melulu?

    Mbak Vitta,
    Hahaha…bisa aja…tapi betul itu. …

    Ihedge,
    Cerita dong nonton konsernya…atau memang blogmu spesial untuk hedge fund aja? Tentu banyak hal yang menarik, yang bisa diceritakan, dari kuliah sampai kerja di luar negeri

  12. Goio,
    Benar ya ngeblog tuh jadi kayak reuni, ketemu teman2 baru, yang ujung2nya sebetulnya ada kaitan dengan kita.

    Rezayazdi,
    Wahh itu impianku juga…dulu penginnya punya rumah kecil, bertingkat, berwarna putih, jendela dan pintupun warnanya putih, dikelilingi kebun buah, kebun bunga, dan kolam ikan…ternyata cuma mimpi, apalagi tanah di Jakarta muahaall banget

    Wiku,
    Hati2 kalau kerjanya baru bisa “in” setelah malam hari…kalau jadi bos kasihan anak buahnya. Kecuali kalau nglemburnya dibawa kerumah, dan dikerjakan sendiri. Tapi benar kadang kerja tak terasa udah malam…kata mantan anak buahku, maksudnya menyindir….”ibu tuh kalau ditinggal Jum (pembantu) langsung pusing, tapi kerja sampai jam 1 malampun masih tenang aja”….hehehe

  13. Iya, saya juga mengamati. Masalahnya kita menulis kan karena ingin menulis. Saya senang juga baca blog nya Bahar, walau bacanya “agak mengerinyit”…tapi mencoba untuk mengerti. Juga blog penulis serius lain. Apalagi mendapat kehormatan diskusi oleh doktor Filsafat UI lulusan Amsterdam…..waduhh kemarin baca bukunya Umberto Eco (The Name of The Rose) aja lebih dari seminggu, karena pengarangnya ahli filsafat.

    Sebetulnya blogwalking menarik, jadi belajar macam-macam, hanya kadang waktu yang mesti dibagi-bagi.

  14. Cerita dong nonton konsernya…atau memang blogmu spesial untuk hedge fund aja? Tentu banyak hal yang menarik, yang bisa diceritakan, dari kuliah sampai kerja di luar negeri

    blog-nya buat topik ttg hedge fund aja dulu lah Bu. Ntar kalau dicampur aduk sama urusan pribadi malah bisa gawat. (Hallmark-nya hedge funds kan kerahasiaan. Tapi kok malah bikin blog… hehehe..)

    Btw, saya juga ingin tuh suatu saat kerjanya di tengah sawah pakai laptop… trus kirim order lewat internet. Asik sepertinya. Yang penting internetnya bagus n aman deh.

    Iya, saya juga mengamati. Masalahnya kita menulis kan karena ingin menulis. Saya senang juga baca blog nya Bahar, walau bacanya β€œagak mengerinyit”…tapi mencoba untuk mengerti.

    Mengerinyit membuktikan bahwa kemampuan bercerita masih kurang. πŸ˜€ Mau sharing nih Bu: dengan menulis di blog ternyata menjernihkan pikiran tentang apa yang kita baca. Contohnya kalau kita baca satu buku atau artikel, awalnya kita pikir ngerti. Tapi pas mau nulis kok jadi ngrasa belum mengerti. Sampai baca-baca lagi jadi lebih ngerti. Di samping itu, mengasah bahasa Indonesia nih. πŸ˜€

    Sepertinya pernah baca komentar seseorang di suatu blog: popularitas berbanding terbalik dengan kualitas. Nggak juga yah, kan interest orang lain-lain. πŸ˜€

  15. Bahar,

    Pendapatmu benar, kadang pas baca kita merasa mengerti, tapi setelah mau disarikan, dan ditulis lagi, serta ditambahi pendapat kita, ternyata tak mudah. Makanya dalam pelatihan, bahwa untuk melatih otak tak sekadar membaca, tapi menuliskan kembali apa yang telah kita baca tadi. Ternyata tak mudah (atau mungkin saya yang tak pandai).

    Sama seperti mempelajari “Dasar-dasar teori portfolio” yang merupakan salah satu hal yang harus dikuasai bagi orang Finance…saya udah mencoba nongkrong di Treasury, melihat para dealer berinteraksi, dengan motonya yang terkenal itu…”my word is my bond”….ujian lulus, tapi karena nggak dipraktekkan sehari-hari, kecuali sekedar beli dan jual valas, atau kadang ikutan beli dan jual saham …..sekarang udah lupa semua. Btw…makasih Bahar, saya selalu menunggu tulisanmu, biar agak tercerahkan, dan ingat lagi pelajaran yang lama. Karena kedepan, kayaknya kita harus makin tahu produk-produk investasi keuangan, karena kalau hanya mengandalkan uang pensiun, tak bisa diharapkan.

  16. Chatoer,
    Thanks telah mampir. Bagi orang yang bekerja keras, sering melupakan bahwa dirnya juga butuh istirahat dan kesenangan, untuk melepas ketegangan. Ayah atau ibu yang bekerja, segala-galanya untuk keluarga, padahal dia juga perlu waktu “menyendiri” dan membahagiakan diri sendiri. Seorang ayah ibu yang bahagia, akan membawa kebahagiaan bagi keluarganya serta lingkungan, baik untuk lingkungan kantor maupun dilingkungan mereka tinggal.

  17. juven

    bagaimana bisa menjelaskan kerja sebagai pengungkapan diri?

    Juven,
    Bekerja jika dilakukan dengan benar, dinikmati dan tak sekedar hanya bekerja, tetapi adalah untuk memahami ilmu dibidang pekerjaan tersebut, mencari solusi jika ada kelemahan…maka bekerja akan menyenangkan, dan merupakan ajang aktualisasi diri. Tentu saja jika kita memang bekerja, tak sekedar hanya mencari uang…tapi bekerja dengan niat ibadah…..dan mendapatkan uang sebagai hasil kerja keras.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s