Pada saat baru lulus S1 yang pertama kali ada dalam pikiran adalah segera mendapatkan pekerjaan yang sesuai harapan. Memang ada yang langsung meneruskan kuliah ke jenjang berikutnya, namun ini relatif lebih sedikit dibanding yang memilih langsung bekerja. Setelah mendapat pekerjaan, dan bekerja beberapa tahun, muncul keinginan untuk kuliah lagi.
Pada umumnya keinginan untuk melanjutkan kuliah lagi didasarkan atas:
1. Ilmu yang diperoleh dirasakan tidak mencukupi
Setelah merasakan bekerja beberapa tahun dan dihadapkan pada berbagai persolan, sering kita merasakan bahwa ilmu yang kita peroleh tidak memadai lagi untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Bagi perusahaan besar, pendidikan dilakukan rutin bagi para karyawannya, namun tetap saja diperlukan pendidikan yang lebih bersifat konseptual.
2.Terjadi kejenuhan dalam bekerja
Pekerjaan yang bertumpuk, masalah yang tak pernah ada habisnya, membuat seluruh energi kita tersita. Disinilah mulai muncul ingin mencoba hal lain, antara lain dengan kuliah lagi.
Apabila perusahaan memberikan kesempatan para karyawan untuk melanjutkan ke S2 dan dibiayai perusahaan, maka kita patut bersyukur. Namun ada perusahaan, yang mensyaratkan agar kuliah dilakukan sambil bekerja karena tenaga karyawan tadi sangat dibutuhkan oleh perusahaan.
Apapun yang pilihan yang akan digunakan, maka perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
- Persiapkan mental isteri/suami dan anak-anak. Mereka perlu diajak diskusi, karena situasi akan sangat berbeda apabila ayah atau ibu kuliah lagi. Kemungkinan perhatian pada keluarga akan berkurang, anak-anak dituntut untuk lebih mandiri, dan diharapkan dukungan pasangan agar manajemen rumah tangga tetap dapat berjalan mulus.
- Persiapkan mental diri kita sendiri. Sesibuk apapun pekerjaan, tentu sangat berbeda dengan kesibukan kuliah, apalagi jika kuliah dilakukan sambil tetap bekerja. Apabila persiapan mental kurang, maka akan terjadi putus sekolah di tengah jalan, atau kuliah akan tertunda-tunda selesainya.
- Manfaatkan waktu yang ada sebaik-baiknya. Buatlah dua atau tiga langkah kedepan, artinya apabila ada waktu, tugas-tugas dapat dikerjakan jauh sebelumnya, sehingga apabila ada halangan (karena ada tugas keluar kota yang tak dapat ditinggal, atau ada keluarga yang sakit), maka kita tetap dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Hari-hari libur juga dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan tugas, tentunya setelah anak-anak mendapatkan perhatian.
- Disiplin. Kita harus punya target waktu kapan harus lulus, serta disiplin dalam bidang pekerjaan maupun tugas-tugas kuliah. Harus diingat, tanpa disiplin, waktu untuk menyelesaikan kuliah akan lebih lama, dan akan makin memberatkan keluarga, apalagi jika yang melanjutkan kuliah adalah seorang ibu.
Pengalaman pribadi nih. Dulu habis lulus S1 langsung kerja dan ngambil S2 juga berbarengan. Benar-benar capek Bu. Tapi yah mau gimana lagi.
Karena memang suka mata kuliah2nya, jadi tetap semangat. Weekend kepakai buat ngerjain tugas yang sangat banyak. Untung teman2 sekelompok pada rajin2, kadang2 tinggal review doank. 😀 Untungnya juga partner sangat mendukung.
Huah… sedang kepikiran untuk S2… tapi gak mau di Indo. Bukan, bukan karena tidak percaya kualitasnya, tapi lebih karena ingin mendapat pengalaman keluar negeri… ya sekalian menikmati perjalanan hidup lah =) …
tapi… mana mampu kalo duit sendiri? … sementara beasiswa tampak masih jauh diawang2 karena ‘dosa’ IP yang kecil waktu S1 hihihihihi…
doakan saya berhasil, bu =)…
Ihedge,
Biasanya keinginan meningkatkan pendidikan akan muncul kembali, sejalan dengan besarnya tanggung jawab dalam pekerjaan. Saat ingin meneruskan ke LN, bosku mengatakan …”andaikata anda seorang laki-laki, pasti akan saya dorong, coba pikirkan anakmu yang masih kecil dst ..dst nya….” Maklum saat itu, untuk yang semangat melanjutkan kuliah ke LN (untuk cewek) belum banyak, bahkan cowok pun banyak yang masih ragu. Dan beliau tak memberikan surat ke SDM, padahal test pun belum tentu lulus…apaboleh buat, mungkin memang belum waktunya.
Syukurlah,akhirnya saya dapat meneruskan S2 dengan biaya dinas, tapi didalam negeri, dan sambil bekerja…saat itu ditempatkan di Desk Penyehatan Korporasi. Dapat dibayangkan bagaimana hebohnya, benar-benar kayak kitiran, teman-teman kuliah, saya masih harus rapat di BI atau di BPPN sampai jam 12 malam….syukurlah teman2 satu kelompok banyak membantu, juga dukungan suami dan anak-anak (saat itu masih SMU dan SMP)…sehingga semua terlewati.
Kalau saya boleh memilih? Tentu ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri.
Goio,
Saya sepakat, sebaiknya kalau bisa akan lebih baik meneruskan kuliah di luar negeri, pengalaman yang diperoleh akan lebih beragam. Walaupun kualitas di Indonesia sudah bagus, tapi pengalaman itu yang tak bisa disamakan.
Semoga Goio bisa mendapat kesempatan kuliah di luar negeri (Coba cek, kalau S1 di Aussie biaya hidup plus kuliah sekitar Rp.500 juta, dan jika S2 di atas itu…tapi kan disana dapat sambil bekerja, dalam seminggu bisa bekerja maksimum 20 jam).
saya mah pengen lanjut cari ilmu dulu, pengaplikasiannya mah bisa nyambil kuliah.
Rie,
Thanks telah mampir. Mumpung masih muda, teruslah menuntut ilmu.
Saya masih belum lulus S1 sih, tapi pengalaman bapak saya (dia dosen), setelah kerja bertahun-tahun baru ambil S2 sekarang. Emang beda sih kalau udah kerja dan berkeluarga gitu, jadi tanggung jawabnya berlipat-lipat..
Kalo saya sih maunya kerja sambil kuliah juga tapi takut ntar kuliah / kerjanya bisa terganggu, so sementara kerja dulu aja, ntar kalo masih kurang ilmunya baru belajar lagi 🙂
Saya juga berencana nih melanjutkan kuliah S2, tapi belum terealisasi karena dananya masih di prioritaskan buat yang lain (apa2 duit sendiri jadi pusing… ) penginnya sih nanti minta sama perusahaan, tapi mikir komitmen yang harus di jalanin juga setelah itu…
Dan memang rasanya akan berat sekali bekerja sambil kuliah, biasanya habis bekerja istirahat, masih harus kuliah, belum tugas2nya… (nah ini juga yang bikin males, cape2 ngerjain tugas tapi ga ngehasilin duit… :p ) tapi kalau udah ada gelar S2 duitnya biasa beda… hahaha…
Di KAP, yang ambil S2 termasuk jarang, mungkin karena terlalu sibuk. Pernah ada auditor yang kerjanya sangat efisien, sekarang di LN, mencoba ambil S2, tapi akhirnya berhenti, masalahnya kecapean. Emang secape apa sih S2 sambil kerja itu?
*pengen S2 juga, sedang menghitung-hitung
Wah bisanya sih karna keasyikan bekerja, jadi pada males kuliah lagi…
waah, tulisan ini kambali mengingatkan saya kembali untuk menuju S2, semoga bisa ke LN.
*tapi ini juga baru mau mulai ‘kerja’..hehe
Hafiz,
Karena ayah telah mengambil S2, tentunya Hafiz lebih punya pengalaman bagaimana sibuknya beliau.
Sidudut,
Kuliah S2 tidak wajib, karena tak semua pekerjaan mensyaratkan hal tsb. Di perusahaan yang sistim pendidikannya baik, maka karyawan akan mendapat pelatihan terus menerus. Kalau di Bank, ada namanya Sespibank, ini merupakan tingkat pendidikan tertinggi untuk perbankan di Indonesia, setingkat Lemhanas kalau di ABRI. Dan salah satu syarat untuk menjadi Direktur Bank BUMN, adalah lulus Sespibank.
Orangemood,
Risiko S2 dibiayai perusahaan, adalah menandatangani kontrak kerja 2 n +1…..banyak juga teman yang kecantol dengan bule, dan keluar, yang penting mengganti biaya yang dikeluarkan. Kalau pendidikannya di LN akan menjadi berat, karena nyaris Rp1 miliar rupiah (termasuk biaya hidup).
Anjar,
Komentar cuma satu…sangat…sangaaat cape…jadi bagian belakang (isteri, ortu, mertua anak2, pembantu ) harus mendukung semua. Semakin cepat dan tepat waktu, akan membahagiakan semua pihak. Saat ambil S2, saya cuma tidur rata-rata 2-3 jam per hari. Hidup benar2 harus efisien, Sabtu Minggu setelah ngajak anak bermain, langsung didepan komputer, dan membuat tugas harus maju 3 minggu kedepan…karena saya masih harus tugas luar, memimpin rapat sampai malam, negosiasi dengan kreditur (kalau sindikasi bisa 52 kreditur LN)…jadi tak bisa mengerjakan tugas sambil kerja. Tapi saya senang, kepusingan menangani masalah di kantor, tergantikan dengan semangat mengerjakan tugas. Pulang dari turne, masih bawa koper langsung kuliah…ga ada ruginya kok, tapi betul2 keluarga harus mendukung.
Niningdwi,
Biasanya kalau udah sibuk kerja males kuliah lagi, tapi ada masa dimana keinginan kuliah lagi begitu menggebu. Prinsipnya, lakukan jika sudah memang waktunya…jika keinginan belum ada, jangan dipaksakan, karena lulus S2 tidak menjamin karir langsung meroket…masih harus dibuktikan bahwa ilmu tadi dapat diaplikasikan di bidang pekerjaan.
Trian,
Nahh…di email masuk bulk lagi…kayaknya emailku sentimen sama Trian.
Trian, tetaplah belajar, maintain terus TOEFL dan TPA (minimal harus 600), karena pada umumnya beasiswa untuk LN mensyaratkan nilai tsb. Mantan stafku dulu (anak TI ITB), pas lagi kerja setahun, dapat panggilan beasiswa di Amrik, gpp kerjanya ditinggal, karena perusahaan biasanya malah senang kan tak perlu mengeluarkan uang.
Calon menantuku (cewek), alumni Fak Ilmu Komputer UI, sekarang kuliah sambi kerja di Miami, perusahaan tempatnya kerja malah pesan, ntar kalau balik ke Indonesia boleh langsung keja lagi.
jenjang pendidikan strata dua menurut saya sudah merupakan sesuatu yg penting (kalau tidak bisa dibilang suatu keharusa) di jaman sekarang baik di sektor pemerintah maupun swasta. cuma banyak juga yg saya lihat ambil S2 sekedar ambil titel/gelar (biasanya gelar MM yg tidak jelas akreditasinya) utk penyesuaian pangkat/golongan atau syarat untuk promosi. sehingga bukan benar2 utk meningkatkan kualitas/kemampuan managerial/teknis.
dari instansi/institusi sendiri (yg memberi beasiswa bagi pegawainya) biasanya juga memiliki kebijakan sendiri-sendiri misalnya minimal masa kerja 3 tahun baru bisa melanjutkan studi S2 (walaupun misalnya dia sudah dapat beasiswa dari luar instansi).
o ya ngomong2 soal lemhanas kalau saya tidak salah sepertinya lemhanas bukan murni milik TNI saja karna setau saya peserta lemhanas (KRA) rata-rata adalah alumni kursus kepemimpinan tertinggi di instansi masing-masing (SESPIBI, SESPANAS, SESKO-TNI, SESPIM POLRI). mungkin alumni Sespibank (LPPI) juga masuk. cmiiw.
selagi bisa..
selagi mampu..
selagi masih ada waktu..
ya, kenapa harus ragu untuk kuliah lagi..
soalnya, saya juga pengen banget kuliah ampe s3..
ampe ortu bilang, “kapan marriednya???? *^%@%$#^%@” hahahaa.. 😛
salam kenal..
regards,
saya ga ada kepikiran kuliah lagi bu. males. pengennya buka usaha aja.
thanks bwt tips2nya, soal-na ada niatan bwt ambil S2 jugah tp masih maju mundur
Waktu sebelum lulus kuliah saya pengin banget dapat beasiswa kuliah ke jepang. Tapi, melihat persyaratan yang njlimet dan ipk saya yang pas-pasan saya jadi surut. Setelah bekerja, saya terpentok biaya, mau cari beasiswa kemampuan biasa2 saja. ya, akhirnya konsen ke kerjaan aja.. 🙂
regards & salam
anang
bener itu, semangat menuntut ilmu harus dikibarkan terus – tp jangan lupa bercintaa……..!
Osinaga,
Untuk Bank BUMN, ada persyaratan minimal S2 untuk jenjang ekselon 2 (General Manager), serta jika MM dari dalam negeri hanya diperbolehkan yang ada dalam list sesuai penilaian perusahaan. Ini hanya salah satu syarat, karena syarat yang lebih penting adalah kompetensinya sesuai denganbidang yang akan dijabat.
Lemhanas memang tak hanya diikuti ABRI, eksekutif Bank juga boleh ikut…tapi 6 bulan ya….Menurut saya ini penting diikuti para calon Direktur, karena meningkatkan kepedulian dan wawasan nusantara. Boleh tuh ditambahkan syarat dalam F & P test.
Ricky,
Thanks telah mampir….kapan marriednya? Kan cewek kampung gajah banyak…tanya tuh sama Sandy.
Tukang ketik,
Buka usaha lebih bermanfaat karena memberi peluang tenaga kerja….tetapi S2 merupakan satu pilihan, jika memang merupakan kebutuhan yang harus dilalui.
Gita,
Thanks telah mampir. Mudah2an diskusi dengan teman-teman ini dapat memberi pencerahan.
Anang,
Tak harus sekarang, S2 bisa diambil kapan-kapan karena tak ada batasan umur. Bosku dulu, udah jadi Direktur baru ambil S2, karena beliau ingin lebih memahami dari segi teori dan konseptualnya. Malah jadi ketua kelas lagi, jadi ambil S2 bukan untuk meningkatkan karir, tapi untuk memberikan pelayanan lebih baik pada klien.
bat man,
Setujuuuu
bu ratna dah s2 ? dah s
dah s3 ? kul di mana ? gimana pengalamannya ?
kunjungan balasan lagi aja – makasih dah mampir…
cK…cK…cK…!
Sandy,
Saya hanya sempat S2 di dalam negeri, justru tulisanku ini untuk mendorong teman2 yang masih muda untuk terus belajar, walaupun belajar tidak harus S2. Kalau bisa ke LN, beasiswa, karena pengalamannya pasti lebih banyak.
Pengalaman S2 sambil bekerja? Seperti yang saya tulis dalam menanggapi Anjar di atas. Tak rugi kok, walau cape…sangat menyenangkan….
st.of darkness,
Sama-sama
Pengalamanku saat ini, kuliah sambil kerja di Miami memang capek dan gak mudah, dari sisi kita harus bisa berprestasi atau minimal bisa mengikuti pekerjaan di kantor agar bisa bertahan dan disisi lain harus disiplin belajar secara regular materi2 yang di berikan (berupa CD2, website dan forum), tidak ada kelas yang mengharuskan kita datang jadi semua tergantung kita yg mengatur.
Dan yang Ibu bilang benar bahwa segala sesuatu lebih baik diselesaikan di awal, entah itu tugas2 atau mempelajari materi itu sendiri karena kita nggak tau sewaktu2 dari kantor bisa ngasih tugas ke luar atau tugas lebih yang menuntut perhatian lebih. Aku sampai menukar mata kuliah ku saat ini dengan yang ku pikir agak lebih mudah karena aku melihat di awal2 aku masih akan sibuk dengan adaptasi dan setting hidup ku disini.
Kalau kata salah satu senior di kantor if you want something, work hard for it dont just want it. 🙂
Lis,
Tanggapan Lis akan memberi sharing bagi teman-teman sukadukanya kuliah sambil kerja di luar negeri. Thanks
ada ygn bisa kasih info untuk unversitas terbatas(UT) ga ? JADI PENGEN KULIAH
Kukiradry,
Maksudnya universitas terbuka? Mudah2an ada yang baca blog ini dan bisa menjawab pertanyaan Kukiradry. Thanks telah mampir.
Bu. selamat sore.
setelah liat tulisan ibu jadi bener2 pengen kuliah banget. pas s1 dan stlh lulus sama sekali ga kepikiran buat kuliah lagi. pusing banget dan jenuh kali ya. tapi pas kemaren selagi udah kerja juga timbul pikiran kuliah S2 cuma belum punya modal yang banyak. Apalagi dikerjaan yang sekarang juga biasa2 aja. pengennya sih dapet kerjaan tetap dulu dan sesuai, baru kuliah lagi. tapi kayanya kalo kuliah s2nya beda sama s1 kayanya ilmu lebih meluas ya bu.
yah mudah2an ada waktunya biar bisa kuliah lagi. minta doanya ya bu.
Jifun,
Sebelum memutuskan mau kuliah S2, sebaiknya dipikirkan betul mau S2 atau yang berupa sertifikasi. Baca di https://edratna.wordpress.com/2007/09/01/
not-every-dream-is-golden/
Dan jangan kuliah S2 karena mengharapkan naik jabatan atau pangkat, karena sering tak ada korelasinya, kecuali memang diperusahaan ada persyaratan misal…untuk bisa sampai tingkat General Manager harus minimal S2. Juga mau S2 bidang apa…agar peningkatan pendidikan ini memang berguna untuk meningkatkan kinerja.
Mm.. klo pengalamanku..
Dulu selesai S1 TM-UGM aku langsung kerja di APRIL krn sebelum lulus udah dibooking sama perush. itu, walaupun tadinya ada kepikiran jg utk lanjutin master dulu di Malaysia, karena saat itu banyak scholarship yg ditawarkan oleh univ2 di Malaysia. 2 tahun kerja di APRIL Riau aku mulai merasa karirku akan mentok kalo jenjang pendidikanku cuma S-1, krn saat itu ada karyawan baru lulusan S-2 dr Inggris; yg menurut saya biasa2 saja, dan seumuran dgn saya, tapi begitu masuk dia langsung mendapatkan “grade dan salary” yg jauh diatas saya. Sebenarnya saya masih cukup enjoy bekerja di perusahaan itu, tapi krn peristiwa itu akhirnya hati saya memberontak; saya harus keluar dengan “comfort zone” saya, dan saya mati-matian mempersiapkan diri untuk ikut DAAD (beasiswa Jerman) dan Alhamdulillah saya bisa lulus di Aachen – Energy Engineering.. 2.5 tahun di Jerman ternyata tidak sia-sia, hampir semua perusahaan yang saya inginkan mau menerima saya, akhirnya saya putuskan untuk bekerja di TOTAL E&P sebagai Assit. Superintendent Mechanical Maintenance, dengan salary yang jauh dari cukup. Tapi ilmu yg saya dapatkan di Germany kurang terpakai pada pekerjaan saya saat itu, dan akhirnya saya hanya bertahan 7 bulan saja, sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti, saat saya kembali mendapatkan beasiswa PhD MPC Drilling di Norwegia (NTNU). Sepulang dari Norway, saya langsung bekerja di Petronas Trengganu sebagai Chief Drilling Engineer, juga dgn gaji yg cukup baik. Namun saya kurang betah hidup di Malaysia hanya bertahan 1 tahun 7 bulan, dan akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke Shell Brunei, disini saya cukup merasa nyaman karena salary yang sangat pantas dan fasilitas yang sangat baik. 4 tahun 3 bulan disana, keinginan saya untuk pulang kampung muncul, akhirnya saya putuskan untuk tidak lagi bekerja sebagai buruh, saya mendirikan perusahaan sendiri, kontraktor Oil Service (Construction, Maintenance & Supplier) dan satu lagi sebuah CV jasa catering dan laundry di Riau untuk Chevron, Slb, Pertamina & KPSA.. Alhamdulillah ternyata, dari rentetan perjalanan hidup saya baru 7 bulan inilah saya dapat menikmati hidup dengan sebenar2nya… Uang, Jabatan, Tingkat pendidikan… sama sekali tidak menjamin anda dapat hidup berbahagia, selama hidup kita masih digadaikan pada perusahaan orang… Kita hanya dapat hidup bahagia jika kita “merdeka” dapat berdiri diatas kaki sendiri, mengatur hidup dan beribadah sesuai keinginan kita sendiri, dan dengannya itu kita dapat bermanfaat bagi orang lain…
Tapi, teruskan perjuangan saudara silahkan kejar cita2 saudara, raihlah cita2 saudara… dan bermanfaatlah bagi apa2 yang ada di muka bumi ini 🙂
masih pengen S2 tp blom ada dana. saat ini mo nabung buat kuliah & sekolah adik2 dulu. Moga2 nantinya bisa lanjut kuliah lagi. amiinnnn
Marcell,
Thanks sharingnya, akan sangat bermanfaat bagi teman lainnya
Mirna,
Yang penting udah ada niat, semoga dimudahkan Allah swt rejeki buat Mirma, sehingga nantinya bisa meneruskan kuliah lagi. Amien
Salut buat kenekatan om marcell.. sekarang saya juga kerja Power Plant pengen juga sih lanjutin S-2, tapi targetnya pengen punya sertifikasi dulu misalnya: K3 boiler, WE, CSWIP, dll.. Buat bu edratna kalau sertifikasi ada yang gratis gak sih? soalnya sertifikasi kan gak murah tuh, WI aja sekarang 18jt-an.. Buat om marcell, klo di oil&gas untuk mechanical yg bagus sertifikasinya apa aja sih? klo ada info lowongan bagus ksh tau yaa.. hehe
impian saya pingin kayak om Marcell bisa kerja dan beribadah sesuka hati…kalo menurut saya itu adalah kebebasan hakiki…..
Pendekar,
Iya, semoga bisa mengikuti jejak Marcell
ampe sekarang gue jg bingung tu klo ditanya kaya gitu..
tapi enaknya sih kul + kerja aja
tapi yah mesti disiplin dunks…
366,
Memang harus disiplin sih….apalagi jika telah berkeluarga….
saya yang sekarang lagi pusing, saya butuh banyak dana untuk kuliah stingkat akhir saya, karena itu saya bekerja namun kebingungan saya semakin menjadi-jadi saat kuliah harus diselesaikan tapi kerjaan tak bisa ditinggalkan, benar2 bingung, apalagi saya membiayai keluarga, saya harus gimana ? keluarga saya butuh, tapi saya juga punya keinginan untuk “selesai” kuliah…
(^I^)
bu ratna, saya lulus s1 tahun 2005, langsung lanjut s2 dan lulus tahun 2009 beberapa bulan lalu. sejak lulus s1 saya langsung bekerja di perusahaan swasta. kemudian semenjak saya kuliah s2, saya juga sekalian bekerja di sebuah bank swasta pada pagi hari dan sebagai dosen di pts pada malam hari (hanya seminggu 2 kali). alhamdulillah saya berhasil lulus dengan hasil yang sangat memuaskan dan dapat memanage waktu dengan baik tanpa saling mengganggu antara kerja, mengajar dan kuliah.
saya belum berkeluarga, jadi mungkin waktunya lebih longgar. disamping itu saya juga mendapat beasiswa, meskipun tidak penuh, jadi dari segi biaya juga lebih longgar. tapi hal ini untuk mendorong teman2 semua agar jangan menghalangi diri dengan berbagai alasan. sepanjang punya keinginan dan kemampuan, insya Allah apapun bisa dilakukan. meskipun banyak ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang menghadang.
saya berkeinginan untuk melanjutkan lagi ke s3, tidak masalah di dalam atau di luar negeri. kira2, apakah saya masih bisa kuliah s3 sambil bekerja dan mengajar? atau saya mesti konsentrasi khusus hanya kuliah s3 saja? mohon advice bu ratna dan teman2 yang lain. terima kasih.
Baik sekali buat bangkitkan semangat ngelanjutin s2 or s3..
saya sudah selesai s2 sedang mencari beasiswa untuk s3 baik di dalam maupun di luar negeri. lulus s1 kerja dulu, nikah, terus sambil kerja kuliah s2 biaya sendiri berat memang perjuangannya, namun sekarang terasa menikmati kemudahan dalam melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah gak stagnan seperti lulusan s1 dulu. ada pr yang belum bisa yaitu toefl, sebenarnya kalau ke cina sudah bisa dipermudah untuk s3 tapi jumlahnya sangat minim tidak bisa untuk bawa keluarga. apa yang harus kulakukan?
Bu Ratna, saya lulus s1 tahun 2003, langsung bekerja sambil mengambil S2 di dalam negeri setiap weekend), menurut saya S2 jangan dibuat pusing, Saya sangat enjoy dengan perkuliahannya, lingkungannya.. dan menurut saya, bagaimana mind set awal kita menilai S2 itu sendiri. yah serius tapi dianggap santai akan lebih baik. Alhamdullilah saya pun dapat lulus dengan lancar di tahun 2006, dan mendapatkan predikat cum laude. memang sih pekerjaan saya ketika tandem S2 saya pilih yang tidak terlalu sibuk, hanya sekedar mencari pengalaman dengan gaji standar UMR dulu. namun setelah saya lulus S2. saya pun kembali hunting kerjaan, dan alhamdullilah hasilnya jauuuh lebih baik. Selain itu pengalaman kerja saya pun lumayan diaanggap.
Jadi tips dari saya sih :
1. lebih baik kuliah sambil bekerja. Jangan langsung meneruskan S2. karena agak sulit juga jika kita background s2 tapi belum memiliki pengalaman bekerja. dan masalah bidang pekerjaannya menurut saya sih pilih lah yg tidak terlalu menyita waktu pikiran dan tenaga. (idealnya)
2. S2 abroad atau di dalam negeri menurut saya sama saja. memang sih kalo di luar negeri akan lebih memperkaya pengalaman dan bahasa asing kita. tapi sekarang sudah banyak ko S2 dalam negeri yg sudah ok dan qualified menurut saya.
3.untuk S3 menurut saya ambil jika memang benar2 diperlukan.
Sekian sharing dari saya.
Bu,saya wanita terbilang masih muda baru 25 tahun saya sudah bekerja di perusahaan swasta dan ingin melanjutkan kuliah S2. Banyak sekali hal yg menjadi pemikiran saya, untuk dana saya bukan menjadi masalah utama namun waktu yg harus dijalani. Beruntung sih gedung kantor yg baru sejalan dengan kampus S2 yg mau dimasuki. Mohon masukan ibu dan teman2 lain yg berpengalaman kuliah sambil kerja.
Membaca artikel ini membangkitkan semangat utk melanjutkan kuliah ke jenjang s2, namun sayang untuk seorang guru tidak ada penyesuian dari sisi gaji (katanya) betulkah itu? terutama untuk PNS.