Next: Mengajar secara maraton di Papua

Anda telah terbiasa mengajar? Apa daya tarik mengajar? Pekerjaan saya sebagai pengajar membuat saya berkesempatan mengunjungi berbagai wilayah di Indonesia. Tetapi, mengajar 40 sesi dan sendirian berturut-turut , dan peserta adalah fresh graduate, bagaimana rasanya? Sepanjang karir saya sebagai pengajar, baru kali ini saya mengajar 40 sesi terus menerus. Bagaimana trik dan pengalaman mengajar, agar tak membuat lelah, baik bagi peserta maupun pengajarnya?

Pengalaman tersebut, saya harapkan dapat ditulis sepulang saya dari Papua. Doakan saya tidak lelah, tetap semangat dan tidak jatuh sakit. Dan semoga masih ada waktu menikmati kota Jayapura, dan mengambil foto-fotonya.

Iklan

28 pemikiran pada “Next: Mengajar secara maraton di Papua

  1. Bimo,
    Met kenal juga

    Ihedge dan Sagung,
    Makasih…makasih…..berangkatnya masih Rabu tg. 1/8/07 pagi jam 5.30 wib…cuma sekarang lagi nambah buat jokes, soal2 kecil agar peserta melek lagi….thanks ya.
    Dan dua hari ini sibuk mau RUPSLB…ga boleh mengeluh, justru bersyukur karena masih ada kerjaan…..semangat!!!

  2. nailah zhufairah

    waaahhh, mauu dunkzz bu bagi2 pengalaman mengajarnya, kayaknya saya harus banyak2 sharing sama para praktisi pendidikan yang lebih berpengalaman

  3. Macanang, Orangemood dan Nailah Zhufairah

    Thanks, mudah2an sempat foto…ada waktu hari Sabtu dan Minggu. Mudah2an bisa melihat bukit dimana ada tugu peringatan Jendral Mc Arthur (saya sempat tahun 1995 kesana, tapi lupa nggak bawa tustel). Dari bukit tsb bisa melihat danau Sentani dikejauhan, serta pelabuhan Jayapura. Kota Jayapura mirip dengan kota Semarang…terdiri atas dataran rendah dan ada wilayah yang berbukit-bukit…cuma katanya sekarang cuaca lagi panas2nya, jadi disarankan mengajarnya nggak pake jas/blazer. Padahal blouse ku lengan pendek semua, karena kan masih pake blazer…terpaksa kemarin berburu diskon blouse lengan panjang…hehehe

  4. angeli_pop

    mengutip:
    “dan peserta adalah fresh graduate”

    wah bu, hasil dari baca chicklit bs berguna disini lho…ksh aja mereka selingan dg bahasa yang “ngepop n Gaul” biar lebih menarik 😉 hihihi
    selamat mengajar….yg semangat ya….
    met jalan2 jg 😀

  5. Idrianita

    Wah….salut Bu Enny, ngajar 40 sesi dalam berapa lama tuh……
    Jangan lupa dopingnya…….biar tetap fit&fresh….
    ditunggu sharing pengalamannya…

  6. Hari ini berangkat ke Papuanya yaa Ibu…
    Semoga perjalanannya lancar, dan tiba di sana dengan selamat.

    40 sesi,.. hhmmm… jadwal yang panjang. Tetap jaga kesehatan Ibu….

  7. Pernah mengajar 4 sesi berturut2 di bulan ramadhan. Paginya pulang dari menjaga mertua yang dirawat di rumah sakit. Di sesi teakhir, suara saya serak. Mahasiswanya sampe bilang, “istriahat aja dulu bu”.
    Duh, jadi semangat lagi..tersentuh

    Malamnya harus balik jaga ke rumah sakit lagi. AKhirnya saya ambruk. 😀

    Ditunggu ceritanya dari papua ya, bu.

  8. ahhh kalo sama fresh graduate mah nyante aja .. 😀 paling masalahnya karena bandel. kalo mereka ngga nurut marahin aja bu.

    lebih susah itu ngajarin komputer bapak-bapak dan ibu-ibu yang megang mouse aja blom pernah. capeekkk.. dan pengen menyerah aja …

  9. wah, salut! angkat topi. two thumbs up …
    kabarnya klo udah pernah merasakan udara Papua, banyak yang nggak kepengen pulang saking betahnya, Bu. benar kah?

  10. Yani

    Ibu,saya iriani,murid ibu di papua. Saya iseng kasi komentar di blog ibu.. Mumpung lagi istirahat di asrama.. 😉 Isi blognya padat juga ya,bu! Ngomong – ngomong, makasi banyak ya bu,uda ngajar kelas kami.. Terutama untuk kesabaranya ngajar kami yang non-ekonomi 😉 jadi ngerti,de.. Skali lagi makasi ya,bu 🙂 dan tetap semangat!! 🙂 finally, selamat menikmati uniknya kota Jayapura. Semoga berkesan 🙂

  11. heheheheh, ada murid yang komen, hebat benar ibu ini, kharismanya dari alam dunia dan alam ghaib (internet) 😀
    oleh-olehnya ya bu

  12. Trian, Anjar dan Poppy,
    Thanks dukungannya…ternyata senaaang sekali, hanya kalau udah di hotel harus berendam air hangat…kaki pegal seharian berdiri terus.

    Mbak Idrianita,
    Dopingnya ternyata hati senang, dan merasa harus memotivasi adik-adik agar semangat untuk mengembangkan perekonomian di Papua. Syukur Alhamdulillah semuanya berakhir dengan gembira, malah sedih saat harus mengakhiri pelajaran.

    Iko,
    Thanks….saya senantiasa minum hangat, tak berani pake es, juga tak makan makanan berminyak. Cerita yang mau ditulis udah banyak, tapi mesti tunggu waktunya….

    Dilla,
    Thanks doanya. Capek tapi senaaaang.

    Sandy,
    Sebetulnya semua ada plus minusnya, tergantung dari kemauan belajar masing-masing. memang untuk mengajar fresh graduate lebih nyaman, soalnya saya membayangkan saya dulu juga nggak ngerti apa-apa seperti mereka, dan pelan-pelan memahami…..berkat pengajar yang sabar. Mudah2an saya cukup sabar di mata mereka. Yang saya suka, mereka semangat sekali, dan dengan hati…jadi walau berulang-ulang, saya tetap menikmati.

    Mas Mashuri,
    Semoga suatu ketika bisa ketemu di Kalimantan, di sebelah mana? Kemarin ada satu tim yang berangkat ke Balikpapan, tim yang satu ke Bali, satu ke Papua, dan satu ke Medan.

    Osinaga,
    Saya udah MPP dan bergabung dengan LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia) sebagai pengajar free lance. Peserta pada umumnya dari Bank Pembangunan Daerah, yang sejak Otoda memang giat membangun wilayahnya. Melihat perkembangan ini, semoga pembangunan di daerah semakin maju, sehingga nantinya tak ada daerah tertinggal.

    Vina Revi,
    Jayapura memang indah sekali, mirip dengan Hongkong. Dan saya udah mencoba Papeda, makanan khas orang Papua, yang dimakan bersama kuah ikan kuning. Hmm…sedaap…

    Sagung,
    cerita tentang Papua udah diposting

    Yani,
    Senangnya…sekarang udah nggak bingung lagi kan? Malah menikmati, dan makin semangat ya. salam buat teman-teman…jika ada pertanyaan bisa kirim email…akan dijawab japri.

    Mas Iway,
    Oleh2nya udah diposting, siapa tahu sempat mendarat di Papua. Thanks

    Bangaip,
    Makasih…dan ternyata senaaaang…padahal sebelumnya sempat kawatir kalau nggak kuat, atau pesertanya bosen…..pengalaman yang tak terlupakan.

    Ihedge,
    Cerita udah diposting. ternyata orang Makassar memang pandai berdagang…banyak perkampungan orang Bone, Buton, Enrekang dll. selain berdagang, mereka juga mempengaruhi masyarakat sekitar dalam bertanam…..mirip dengan Minang ya

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s