Impian tak selalu sama dengan kenyataan

Setiap manusia punya impian. Semasa remaja saya ingin punya rumah bertingkat, tak perlu besar, jendela, pintu dan semuanya bercat putih, dikelilingi halaman yang luas, halaman depan untuk bertanam anggrek, dan bunga-bunga yang bermekaran lainnya, sedangkan halaman belakang untuk menanam buah-buahan dan tanaman bumbu dapur. Saya bisa bekerja, dan sorenya berkebun bersama anak-anak, serta setelah anak-anak menyelesaikan PR nya, malam hari bisa mendongeng untuk pengantar tidur. Ach..indahnya suatu impian.

Lanjutkan membaca “Impian tak selalu sama dengan kenyataan”

Iklan

Transit….ohh….transit

Anda sering bepergian jauh menggunakan pesawat terbang? Punya pengalaman menarik saat transit? Cerita saya ini khusus untuk transit di bandara dalam negeri.

Umumnya waktu transit antara 20 menit s/d 60 menit. Walaupun terasa lama, jika bandara sibuk, apalagi jika aturannya semrawut, maka waktu 30 menit sangat pendek. Namun kadang-kadang kita suka ingin tahu seperti apa dan bagaimana situasi bandara, apalagi jika kita pertama kali transit di bandara tersebut. Pengalaman di bawah ini adalah pengalaman pribadi saat transit pada beberapa bandara di Indonesia.

Lanjutkan membaca “Transit….ohh….transit”

6 Keanehan Diri Saya

Memenuhi permintaan Sandy di blog nya, saya mencoba menemukan 6 keanehan di diri saya. Ternyata susah juga, mungkin lebih tepat orang lain yang bisa menemukan keanehan di diri kita. Tapi karena ini hanya untuk “bercanda”, saya nanya ke anak bungsu saya, apa ya keanehan ibunya.

Akhirnya inilah 6 keanehan saya. Mungkin jika anda mengenal saya dengan baik, bisa menambahkan lagi keanehan lainnya (biasa kan “gajah dipelupuk mata tak nampak, namun kuman diseberang lautan nampak jelas”)

Lanjutkan membaca “6 Keanehan Diri Saya”

Papeda

Apabila anda mengunjungi daerah tertentu, maka anda tentunya ingin menikmati makanan khas daerah tersebut. Makanan pokok orang Papua yang hidup di Wamena (suku Lembah Baliem dan suku Dani) adalah “Ifere” atau disebut juga “petatas”, yang berasal dari umbi-umbian.

Kali ini saya akan menceritakan makanan pokok orang Papua, yang terbuat dari sagu dan disebut Papeda. Apa dan bagaimana caranya membuat Papeda? Papeda berasal dari tepung yang diaduk-aduk sambil dituangi air mendidih, sampai terbentuk adonan yang menyatu, seperti “gulali” dan siap untuk dimakan.Papeda yang telah siap untuk dimakan

Lanjutkan membaca “Papeda”

Napak tilas jejak Jend. Mac Arthur di Ifar Gunung, Sentani

Salah satu obyek wisata di Jayapura adalah mengunjungi monumen Jend Mac Arthur, yang terletak di atas bukit, di atas Danau Sentani, yang dikenal dengan daerah Ifar Gunung, dan sekarang lebih populer disebut bukit Makatur. Untuk bisa masuk kesana harus melalui daerah pos penjagaan Rindam XVIII/Trikora, dan jika saat itu sedang ada latihan menembak, maka masyarakat umum tak diperkenankan melewati daerah tersebut.

Lanjutkan membaca “Napak tilas jejak Jend. Mac Arthur di Ifar Gunung, Sentani”

Melintas perbatasan dari Papua ke Papua New Guinea

Tak pernah terbayangkan bahwa saya dan teman-teman mendapat kesempatan melihat perbatasan di ujung timur Indonesia. Pada hari Sabtu, pak sopir mencari info apakah situasi aman untuk melintas perbatasan, dan setelah tahu kondisi aman, kami bertiga mengunjungi perbatasan. Untuk pergi ke perbatasan yang berjarak sekitar 80 km dari kota Jayapura, ditempuh dalam waktu 1,5 jam, melalui jalan yang berkelok-kelok menembus Tanah Hitam (nama suatu daerah) atau kampung Yosefa, tempat sebagian besar orang-orang yang berasal dari Ujungpandang. Kemudian perjalanan dilanjutkan melalui kampung Nafri, disini pak sopir harus mengendarai mobil dengan hati-hati, karena kalau sampai menabrak babi atau anjing urusannya bisa panjang, karena ganti rugi nya sangat mahal (kata pak sopir dihitung tujuh turunan).

Lanjutkan membaca “Melintas perbatasan dari Papua ke Papua New Guinea”

Daerah wisata di Jayapura

Pada kesempatan mengajar di Papua, saya mendapat kesempatan mengunjungi daerah wisata sekitar kota Jayapura pada waktu hari Sabtu dan Minggu. Bagi anda yang tak mempunyai teman di Jayapura, anda dapat menginap di hotel bintang 3, antara lain hotel Matoa dan hotel Yasmin, serta menyewa kendaraan plus sopir Rp.500.000,- per hari, diluar bensin. Atau jika anda berkantong tebal, dapat tidur di Swiss Belhotel yang persis menjorok kelaut, didaerah Pacifik atau Dok II. Wilayah tempat lokasi Swiss Belhotel dulunya merupakan laut yang direklamasi, dan sekarang merupakan areal pertokoan, yang kalau malam dipenuhi penjual makanan dengan tenda-tenda.

Lanjutkan membaca “Daerah wisata di Jayapura”