Menikmati keindahan disela kesibukan

Selama bulan Ramadhan tahun ini, karena satu dan lain hal, saya mendadak mendapat amanah untuk menjadi care taker mengelola unit usaha, yang mempunyai tiga lokasi, dan Kantor Pusatnya terletak di Jakarta Pusat. Sejak saat itu kegiatan rutinku berubah drastis, karena jam 6.15 wib sudah harus berangkat dari rumah di Jakarta Selatan, melalui antrean panjang kendaraan yang terjebak kemacetan (biasanya di daerah Pangeran Antasari, perempatan Wijaya I, serta perempatan Gatot Subroto -Mampang). Jika tak terlalu macet, sampai ke kantor jam 7.30 wib. Pulangnya merupakan perjuangan tersendiri agar saat beduk buka Puasa sudah sampai di rumah, dan lebih sering masih terjebak di kemacetan lalu lintas, inipun sudah melalui jalan tikus, dan bukan jalan yang biasa dilalui. Entahlah, rasanya kotaku Jakarta tercinta ini semakin macet saja.

Walaupun begitu ada rasa senangnya juga, karena salah satu lokasi unit usaha berada di daerah Puncak, yang pada saat bulan Puasa kendaraan tak terlalu banyak berlalu lalang, sehingga Jakarta Selatan- Ciloto bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Apabila agak tersendat hanya pada daerah pasar Cipayung, karena banyak yang sedang ngabuburit (jalan-jalan sore hari menunggu bedug buka Puasa). Selanjutnya Ciawi, Cisarua, Tugu,Puncak, Ciloto pada bulan Puasa relatif sepi, bahkan pada hari Sabtu sekalipun. Saya sudah lama tak melewati daerah Puncak, karena kunjungan ke Bandung selalu melewati Tol Cipularang. Apalagi sejak Tol Cikunir dibuka, dari rumah 5 menit sudah masuk pintu Tol Simatupang-Cikunir, dan langsung masuk Tol Jakarta-Cikampek, terus Tol Cipularang. Jika tak menggunakan kendaraan pribadi, banyak travel yang melayani angkutan Jakarta Bandung, kita tinggal memilih lokasi yang dekat rumah, baik di Jakarta maupun Bandung.

Sayang sekali, daerah Puncak tak seindah dulu lagi. Jika melewati Puncak, bayangan kita adalah melalui jalan yang berkelak-kelok, dengan kebun teh menghampar di kiri kanan jalan, dan sejauh mata memandang hanya pepohonan hijau diselang-seling pucuk daun yang kemerahan dari tanaman rasamala. Sekarang, dipinggir jalan semakin dipenuhi kios-kios pedagang yang kurang teratur, menjual berbagai macam barang, bahkan banyak kios-kios tersebut seolah-olah menggantung di tebing. Pertanyaan yang menggelitik, adalah mengapa mesti ada bangunan kios di tepi jalan, bukankah lebih baik kios-kios tersebut disatukan pada area tertentu (seperti Puncak pada tahun 80 an), sehingga memudahkan pengunjung jika ingin berhenti membeli sesuatu.

Namun Puncak masih menyisakan keindahan. Jika anda berkendaraan dari arah Jakarta, setelah melalui pertigaan ke Taman Safari, dan melalui mesjid Raya Puncak, di sebelah kiri jalan sebelum Puncak Pass ada bangunan di kiri jalan (pada km 87), yang dulu merupakan pabrik essence, yang terlindung dari luar oleh pepohonan. Sekarang pagarnya telah terbuka, dan telah berganti nama menjadi “Melrimba Garden”, yang dimiliki oleh PT Melrimba Sentra Agrotama. Di Melrimba Garden, anda bisa memetik strawbery, mampir ngopi, melihat berbagai tanaman, dan mendapatkan penjelasan dari petugas bagaimana cara merawat bunga yang kita beli. Jika anda berasal dari daerah panas, seperti Jakarta, pastikan bunga yang anda beli dapat ditanam pada daerah yang ber cuaca panas.

Di Melrimba juga banyak di jual berbagai macam kaktus, penjual dengan ramah mengajarkan agar kaktus tadi disiram air hanya seminggu sekali dengan 5 sendok air untuk setiap tanaman. Yang menjadi pertanyaan, apakah si Mbak di rumah saya, yang kebagian tugas menyiram bunga dapat menghafal aturan ini? Dari pengalaman beberapa tahun lalu, jika kita bekerja di luar rumah, pastikan menanam tanaman yang cara merawatnya sederhana, dan tidak menggunakan berbagai macam aturan. Saya pernah membeli kaktus beberapa pot, dan ternyata tak tahan lama, karena oleh si Mbak disiram air setiap hari, yang menyebabkan batang dan akarnya membusuk.

Akhirnya saya membeli beberapa pot kaktus, dan menempatkan kaktus-kaktus tadi pada rak tersendiri, dengan pesan yang boleh menyiram hanya ibu. Sedangkan si Mbak hanya menyiram tanaman lainnya saja. Syukurlah kaktus tadi sampai sekarang masih bertahan hidup, dengan risiko memberi penjelasan pada setiap orang yang baru datang (maklum rumahku banyak kedatangan tamu, a.l keponakan dll, yang kadang ingin membantu pekerjaan rumah dengan menyiram tanaman). Mengapa saya begitu tertarik sama kaktus? Kaktus mengingatkan pada masa-masa masih menjadi mahasiswa dan tinggal di asrama putri Bogor. Untuk mengisi kegiatan, saya dan teman-teman rajin merawat berbagai macam kaktus. Saat saya lulus, koleksi kaktusku sudah ada 60 an pot, yang sayangnya terpaksa diwariskan, karena saya harus pulang kampung dulu, dan tidak tahu nantinya bekerja dimana.

Seminggu dua kali Jakarta-Puncak dalam sebulan, memberikan keasyikan tersendiri, saya tetap datang lebih pagi, kemudian mengajak sopir berjalan-jalan ke arah Taman Bunga, yang dikiri kanan jalan dipenuhi penjual tanaman. Keinginan membeli berbagai tanaman harus ditahan, hanya membeli tanaman yang mudah merawatnya, serta mempunyai bunga berbagai warna. Saya tertarik pada tanaman bougenville yang daun mudanya (bukan bunganya) berwarna-warni, namun ingat pesan teman dekat saya yang asli Bandung, bahwa sebaiknya kita tak menanam bougenville di depan rumah jika mempunyai anak gadis, jadi terpaksa keinginan menanam bougenville diurungkan.

Kunjungan ke Melrimba banyak gunanya, karena saya juga mendapat penjelasan pestisida apa yang paling tepat untuk membunuh ulat daun, terutama ulat gagak (kecil, hitam). Ulat gagak ini sering berkunjung masuk ke rumah, padahal kalau diamati langkahnya sangat pelan. Syukurlah, dengan disemprot Curacron seminggu sekali, masalah ulat gagak ini dapat diatasi. Bagi teman-teman yang ingin menanam bunga, menghias taman, dapat mengunjungi Melrimba (bukan promosi lho), minimal bisa bertanya bagaimana cara menanam dan merawat bunga yang di beli. Jika ingin mendapat harga bersaing, dapat mengunjungi penjual bunga yang tersebar di kiri-kanan jalan ke arah Taman Bunga, dan ke arah Kebun Raya Cibodas.

Syukurlah, sehari sebelum libur, saya bisa menyerahkan tugasku kepada yang lain, dan kembali ke rutinitas semula, dan bisa mempunyai waktu untuk menulis Blog. Kegiatan selama sebulan banyak memberi pengalaman, yang antara lain, melihat berbagai segi kehidupan yang melatar belakangi tindakan seseorang.

Bahan bacaan:

Melrimba Garden. PT Melrimba Sentra Agrotama. Tel.(6221)754-5102/754-5068. Facs. (6221) 754-0660. Web: http://www.melrimba.com.Email:info@melrimba.com.

Showroom: Melrimba Garden, jl. Raya Puncak km 87, Bogor-Indonesia. Tel.(0263)523 205, 523 206. Fax. (0263) 512 805.

Iklan

9 pemikiran pada “Menikmati keindahan disela kesibukan

  1. [quote]Saya tertarik pada tanaman bougenville yang daun mudanya (bukan bunganya) berwarna-warni, namun ingat pesan teman dekat saya yang asli Bandung, bahwa sebaiknya kita tak menanam bougenville di depan rumah jika mempunyai anak gadis, jadi terpaksa keinginan menanam bougenville diurungkan.[/quote]

    Memangnya kenapa tidak boleh Bu?

  2. Kata temenku (gadis Sunda)….katanya nanti sulit dapat jodoh…hahaha.
    Namun ternyata kepercayaan ini juga ada di masyarakat Jawa…tapi sebelumnya (saya asli Jawa Timur) saya nggak pernah dengar.

    Daripada…daripada…ya lebih baik dihindari aja…toh banyak bunga lain yang berwarna merah, ungu, biru, kuning dan merah…seperti bunga sepatu, sekarang berwarna-warni, juga bunga risoka.

  3. Saya asli bandung Bu, tapi baru denger tentang bougenvile ini. wah,wah, padahal kan indah..

    -yang ingin punya taman di depan rumahnya, tapi belum terlatih untuk merawat setulus bunga:)..hehe

  4. Dika,

    Nggak mudik?
    Iya nih, dulu sempat punya tanaman bougenville depan rumah…gara-gara dikomentari, saya pindahkan ke seberang jalan (depan rumah jalannya buntu)….tetap bisa dilihat keindahannya, tapi kan bukan dihalaman depan rumah.

    Tanaman bougenville perawatannya mudah, malah semakin disiksa (tak disiram air) semakin berwarna…lihat dipinggir jalan tol, yang semarak saat musim kemarau. Juga bunga sepatu, saat ini bunga sepatu ada berbagai warna (putih, kuning muda, oranye, merah, merah muda dsb nya), ada yang bunga kecil2, bunga besar (kembang sepatu Bangkok), bunga bertumpuk dsb nya …perawatannya sangat mudah, cuma sekedar disiram, kalaupun lupa nggak apa2. Banyak kok tanaman yang nggak rewel…tapi memang, kalau kita rajin merawat, bunga2 itu juga akan memberikan bunganya yang indah……sayang yang senang bunga cuma saya sendiri…anak gadisku takut sama ulat dan binatang melata lainnya.

  5. abis ngomongin puncak dan kemacetan kok jadi ke tumbuh-tumbuhan šŸ˜€

    btw kaktus adalah tanda cinta bagi seseorang di jepang šŸ˜€ (entah bener ato ngga, saya melihat nya di dorama :))

    kaktus membutuhkan perlakuan khusus jadi si penerima pasti akan merawat dan memberi perlakuan tersebut demi menghargai hasil pemberian si pemberi šŸ™‚

  6. Sandy,

    Ya, karena kantor pusat di belakang istana Presiden, untuk kesana perlu waktu lama karena macet…terus lokasi usaha (core business) di daerah Puncak…nahh diantara perjalanan Cilandak-Juanda-Gatsu-Ragunan-Puncak-Ciloto ini ada kemacetan, ada keindahan…dan tentu saja di Puncak kan banyak tanaman yang bagus-bagus.

    Selain hadiah buku, saya juga paling senang diberi hadiah tanaman, pernah dapat bonsai beringin (sampai sekarang masih ada), anggrek hutan Papua dll.

    Utaminingtyazz,

    Sayang saya sudah ga sesering kemarin ke Puncak…kapan-kapan kalau sempat tak bawakan kaktus Melrimba. Gampang kok, di siram seminggu sekali, dengan 5 sendok air (jangan lebih)….tempatkan di lokasi yang kena panas, tapi ga kena hujan…..heheh…susah2 gampang ya.

  7. Mas Iman,
    Wahh ada ya lagunya Bimbo tentang Bougenville? Bukannya flamboyan???…seingatku lagu tentang bunga flamboyan ada yang dinyanyikan Bimbo dan satunya penyanyi cewek dari Malang (lupa namanya).

    Yang jelas saya hafal dan suka lagu bunga Flamboyan….apalagi jika bulan Oktober, bunganya bermekaran, jatuh berguguran, kemerahan di atas rumput yang hijau…wahh kok jadi nostalgia ya…tempat kostku dulu depan rumahnya ada bunga flamboyan, dan pas saya ultah, pas bunganya lagi mekar….wahh senangnya.

    Minal aidzin wal faidzin…thanks telah mampir.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s