Bagaimana agar saya bisa mengelola berbagai usaha, dengan keuntungan memadai?

Disadari, pada awal mulai berwirausaha, ada sistim coba-coba dulu, mencoba berbagai jenis usaha, dengan harapan apabila yang satu gagal masih ada lainnya. Dalam perkembangannya, sering tak dinilai, apakah sebetulnya semua usaha tadi menguntungkan, dan layak diteruskan. Dan seringnya, usaha dikelola ala manajemen rumah tangga, semuanya tercampur jadi satu, sehingga tak ketahuan lagi, sebetulnya bagaimana perkembangan usaha tersebut, betulkah menguntungkan. Apalagi jika usaha yang satu membutuhkan dana, diambil dari usaha satunya tanpa pencatatan.

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan, bagaimana sebaiknya mengelola usaha yang terdiri dari berbagai jenis usaha tersebut.

Contoh:

Suami (X) berusaha dibidang usaha percetakan, sedang isteri mengelola usaha perdagangan pakaian jadi dan makanan kering. Selama ini pembukuan ketiga usaha tadi masih tercampur, bahkan tercampur juga dengan keperluan rumah tangga. Akibatnya, jika usaha percetakan membutuhkan dana, maka dana dari usaha pakaian jadi maupun makanan kering dapat dipinjam, demikian pula sebaliknya. Apabila kita melihat secara keseluruhan, kelihatan ketiga usaha tadi baik-baik saja, namun dalam jangka panjang ini bisa berbahaya.

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dibuat pembukuan secara sederhana, yang memisahkan masing-masing jenis usaha (masing-masing usaha dibuat administrasi keuangan sendiri-sendiri), demikian juga kebutuhan untuk rumah tangga. X harus memberi batasan berapa maksimum anggaran rumah tangga selama sebulan. Kebutuhan bulanan untuk keperluan rumah tangga ini hanya boleh diambil dari sebagian keuntungan usaha…ingat, hanya sebagian, karena bagian keuntungan lainnya harus digunakan untuk menambah modal kerja usaha. Kemudian dari hasil pemisahan administrasi keuangan, akan diketahui, berapa sebetulnya penjualan masing-masing jenis usaha, berapa biaya operasionalnya, sehingga dapat diketahui apakah masing-masing usaha tadi menguntungkan apa tidak. Ketiga jenis usaha tadi harus diperlakukan berdiri sendiri-sendiri.

Bagaimana apabila ada kebutuhan mendadak? Misalkan salah satu usaha perlu meningkatkan stok karena adanya tambahan permintaan, apakah tak mungkin dana dipinjam dari usaha lainnya? Tentu saja hal ini diperkenankan, namun harus dicatat sebagai utang piutang, sehingga kalau ada pemasukan dipergunakan untuk membayar hutang pada usaha yang dipinjam dananya tersebut. Pencatatan ini harus disiplin, dan dengan pencatatan yang baik, bapak X bisa mempelajari bagaimana struktur keuangan masing-masing jenis usaha tersebut.

Bagaimana jika salah satu usaha ternyata keuntungannya menurun? Penjualan meningkat, namun biaya operasional meningkatnya lebih tinggi. Sepanjang masih bisa dilakukan efisiensi, dengan memperketat biaya, dan penjualan setelah dikurangi semua biaya masih memberikan keuntungan, maka usaha tersebut masih dapat diteruskan. Namun jika salah satu usaha terus menurun, mau tak mau X harus rela untuk memotong usaha yang merugikan ini, agar tak mengganggu likuiditas pada usaha lainnya.

Iklan

10 pemikiran pada “Bagaimana agar saya bisa mengelola berbagai usaha, dengan keuntungan memadai?

  1. Sepertinya untuk mengelola banyak usaha diperlukan analisa yang dalam untuk mengambil keputusan dan managemen yang cukup disiplin ya, oya bu, sejauh mana pengalaman kerja mempengaruhi keberhasilan usaha kita, pengalaman kerja dengan pengalaman mendirikan usaha mending mana ya bu?

  2. Riadi,
    Jawabannya sangat tergantung, tentunya pengalaman kerja sangat membantu keberhasilan usaha. Pernah dengar pengalaman atau penglamaan? Artinya lama bekerja tak selalu menunjukkan pengalaman.

    Kunci sukses berwirausaha adalah kerja keras, monitor, tahu sampai detail, dan pada awal benar-benar seperti mengurus bayi. Kalaupun dibantu orang lain, tetap kita sendiri harus memahami benar masing-masing risiko usaha, caranya adalah terjun langsung.

    (Saya belum pengalaman wirausaha, cerita ini saya dengar dari mereka yang bergerak langsung di bidang usaha, …pengalaman saya ikut memimpin dan mengawasi usaha, tapi bukan milik sendiri…)

  3. bener bu, baiknya memang dibuat pembukuan walo sederhana.. susahnya ada di disiplin dan kontinuitas.. ini yang sering terjadi dan dialami oleh rekan2.. 😀

  4. Yainal,
    Karena dianggap usaha masih kecil, orang suka menyepelekan masalah pembukuan ini…kok rewel banget, kan semua masih gampang dihitung. Padahal untuk usaha yang masih kecil, baru mulai, kita malah harus didiplin.

    Dengan pembukuan yang tertib, kita bisa mengetahui produk mana yang paling laku, yang paling disukai konsumen, sebabnya apa kok disukai (apa harganya murah, atau karena fiturnya menarik dsb nya). Ini sangat bermanfaat untuk membuat perencanaan selanjutnya dan menilai siapakah konsumen kita, apa yang diinginkan dari kita dsb nya.

  5. naning

    Waduh, ini kok mencerminkan pengalaman saya dalam mengelola usaha kami yang kebetulan lebih dari satu dan masih kecil -kecil.
    Setelah tanya sana – tanya sini ( termasuk tanya Ibu), akhirnya sekarang saya mulai menata manajemen keuangan kami pelan – pelan. bahkan sekarang saya sudah paksa suami saya untuk nurut saya,, kalau tidak uang tidak keluar.. meski itu untuk keperluan usaha. ( jahat ya bu..)
    Kuncinya cuma satu DISIPLIN., disiplin mencatat, disiplin memonitor dan yang pasti disiplin kerja keras… terima kasih bu wawasannya.

  6. Naning,
    Syukurlah…disiplin diri, itu yang penting. Sambil dipelajari ya, arah cash flownya, angka-angka tsb lari kemana…pasti menarik deh.

    Udah baca ceritaku tentang pak Bana kan (risiko pemberian delegasi wewenang), beliau sebelumnya sama sekali tak tahu tentang administrasi keuangan, sekarang benar-benar memahami…..jadi tidak sulit kok. Bikin aja yang sederhana, yang penting tahu arah uang itu kemana saja.

  7. yohan

    sekali lagi betul.
    disiplin nya itu yang susah.
    karena gak disiplin, pembukuan saya sudah acak2 an. stok brg, uang cash, dan hutang piutang. bagaimana yah benerinnya apa mulai lagi dari awal. habis nya pusing juga kalau betulin lagi.
    sarannya apa bu? 🙂

  8. Yohan,
    Mau nggak mau, ya harus dibetulkan. Lebih baik capek sekarang daripada makin acak-acak an. Administrasi yang tertib memudahkan semua pihak, dan bisa menjadi unsur monitoring, untuk lebih memahami bisnis kita.

  9. simbah

    Bu Edratna,…usul nih…bolehkah? seumpama FONT-nya agak diperbesar, kurang lebih seperti blognya Dik Yon..kalau mungkin, matur nuwun….

    Simbah,
    Saya udah usahakan tapi belum mengerti caranya. Sabar ya, nunggu si bungsu pulang ke Jakarta. Thanks masukannya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s