Setelah lama tak menulis, diantara kesibukan yang mendera, dan rasanya kepala dan kaki menjadi satu, bahkan komentar teman-temanpun belum sempat dijawab ….(mohon maaf), saya hanya ingin sekedar menyapa dan berbagi pengalaman terjebak banjir di jalan tol.
Hari Jumat, tanggal 1 Februari 2008
Hari Sabtu pagi rencananya anak sulung saya diwisuda di Fakultas Ilmu Komputer UI, dan dilanjutkan acara wisuda di Balairung UI. Pacar anak saya, yang bekerja sambil kuliah di Miami, kebetulan mendapat cuti tiga minggu, ingin hadir diwisuda anak saya, sayangnya tiket yang dibeli untuk kedatangan tanggal 3 Februari 2008. Setelah berusaha, akhirnya dia berhasil mendapatkan tiket penerbangan menggunakan Cathay Pacific, dan diperkirakan datang di Bandara Sukarno Hatta jam 13.15 wib pada tanggal 1 Februari 2008. Karena ingin memberi kejutan, dia meminta agar tak memberitahu anak saya, tapi saya berjanji menjemputnya di bandara Sukarno Hatta.
Saya berangkat dari rumah di Jakarta Selatan jam 10.40 wib, hujan yang mengguyur Jakarta sejak pagi masih rintik-rintik memayungi seluruh langit Jakarta, menandakan hujannya merata dan bejangka waktu lama. Sampai jembatan Semanggi jam 12.20 wib, jalanan macet, namun saya belum curiga…. jam 14.30 wib masih berada di depan gedung MPR, jalan Tol ke arah Bandara macet parah. Saya masih keasyikan mengobrol, dan parahnya lupa tak menyalakan radio. Sampai mendekati Mal Ciputra kemacetan makin parah, anehnya jalanan dari arah Grogol ke Cawang lengang…dan bodohnya saya tak menyadari hal tersebut, karena saya hanya tak tega jka calon menantuku yang telah menempuh perjalanan jauh selama 2 (dua) hari tak ada yang menjemput. Saya menyalakan radio mobil, mendengar berita bahwa bandara di tutup 5 (lima ) jam, terus saya menilpon calon besan, yang mengatakan tak bisa kemana-mana karena jalan di depan rumah banjir, dan juga memberitahu bahwa om nya calon menantuku yang rencananya mau menjemput ke bandara tak bisa keluar rumah sama sekali, karena rumahnya yang berada di dekat lokasi bandara Sukarno Hatta kebanjiran. Saya menjadi agak rileks, toh bandara di tutup, jadi tak kawatir telat.
Tak lama kemudian….jalan didepan banjir…padahal mobil sedan saya (New Corolla buatan tahun 99) rendah……Saya tanya ke petugas, jawabnya tak ada jalan untuk kembali dan saya terpaksa harus melalui ranjau banjir tersebut. Dengan komat kamit berdoa…kami lolos dari banjir, dan sampai di jalan layang depan Universitas Trisakti. Saya turun dari mobil dan melihat kebawah…..wooooo….jalanan di bawah Tol telah berubah menjadi sungai, banjirnya benar-benar besar…..saya termenung-menung lama, bingung tak tahu mau ke arah mana untuk bisa pulang kembali.
Tak lama kemudian hapeku berbunyi, ternyata dari pacar anakku yang ada di Bandara Changi, pesawatnya yang mau mendarat ke Bandara Sukarno Hatta terpaksa balik lagi ke Singapura. Saya menjelaskan situasi Jakarta, dan dicapai kesepakatan, jika bisa mendarat di bandara Sukarno Hatta, sebaiknya dia menginap di salah satu hotel di bandara Sukarno Hatta menunggu air surut.
Saya kemudian meneruskan perjalanan melalui tol ke arah Tanjung Priok-Cawang-Kampung Rambutan….sepanjang jalan macet, sepeda motor pun ikut melalui jalan Tol layang, karena jalanan di bawah Tol telah berubah menjadi sungai. Saya sampai rumah jam 19.45 wib…..benar-benar perjalanan yang melelahkan.
Setelah paginya ketemu calon menantuku di acara wisuda, dia cerita, kedua kopernya tersesat masih ketinggalan di Bandara Los Angeles…..keuntungannya, dia bisa naik bis Damri tanpa di repotkan sang koper….dan sampai rumah jam 02.00 malam, tanpa tidur dan besoknya sempat hadir di acara wisuda Fakultas Ilmu Komputer (maklum Fakultas ini merupakan tempat pacar anakku menuntut ilmu, sebelum melanjutkan ke Amerika).
Syukurlah, semuanya selamat…..dan masih ada kejutan berikutnya….yang akan saya ceritakan pada tulisan berikutnya. Jika saya belum sempat menjawab komentar bapak ibu pada tulisan sebelumnya mohon maaf….jika semua kesibukan dan kejutan ini sudah lewat, saya akan segera membalasnya….
Mohon doa restunya, agar semua berjalan lancar….
trus terkejut nya kenapa bu? Banjir kah?
Sandy,
Yup…maunya bikin kejutan…malah kaget kebanjiran, nggak bisa masuk Bandara Sukarno Hatta…yang dijemput pesawatnya balik ke Singapura…akhirnya malah datang sendiri. Dan saya sendiri, mau balik kerumah perlu waktu berjam-jam, macet dimana-mana…di tol pun macet, sepeda motor, orang jalan kaki, dengan celana panjang tergulung sampai di atas lutut, karena jalan dibawahnya udah jadi sungai.
Tapi buahnya manis kok…Lis dua hari tak tidur…akhirnya ketemu di Fasilkom UI…dan membuat kejutan bagi anakku, serta dosen Fasilkom yang lain. Maklum ada dua anak Fasilkom yang mengikuti jejak Lis meneruskan ke Amrik.
smoga smua lancar, bu 🙂
Edy,
Makasih supportnya……
Skrg kopernya calon menantu sudah ketemu belum, Bu?
Huwaa..ibuuuu.. suami saya juga belum bisa berangkat ke palembang jenguk babynya karena masih ragu dengan kondisi bandara dan cuaca… hikkkss… kuangen nih!!
Dilla,
Justru karena koper nyasar, Lis jadi bisa berebut naik Damri (hanya bis Damri dan truk yang bisa melalui banjir di Tol arah bandara Sukarno Hatta). Akhirnya sang koper datang sendiri kerumah, diantar petugas dua hari kemudian…syukurlah semua ada hikmahnya….
hihihi…
ikut berduka cita atas macet, banjir dan bagasinya
tapi saya yakin ada suka citanya nih, sebuah cerita baik.
dilamar?
cima menebak2 kekekkeke
*pa kabar ibu..
Edo,
Tunggu tanggal mainnya…karena serba mendadak…jadi terkejut, bingung….syukurlah sekarang udah tertata….makanya bisa menjawab komentar teman-teman…kejutan berikutnya? Tunggu ya…padahal saat di Cafe Oh la la belum ada rencana ini….
alhamdulillah, semuanya selamat. banjir memang sering bikin repot, bu. wah, selamat ya bu atas diwisudanya ananda. kok bisa begitu akrabnya calon mertua dengan calon menantu, ya? menandakan bahwa bu enny bener2 perhatian sama calon menantunya. kalo ndak, ya ndak bakalan si calon mau curhat. selamat sekali lagi ya bu!
Pak Sawali,
Syukurlah semuanya berakhir baik dan bahagia…serta ada kejutan lain….yang akan saya tulis setelah semuanya selesai, doakan agar bisa lancar ya….
Sejak dulu saya akrab dengan teman-teman anak-anak, serta sahabatnya, jadi hal wajar jika saya turne ke Yogya, sahabat anak saya ikut tidur di hotel dan ngrumpi bareng. Juga kalau ke kota-kota lain……
jadi acara kejutan selanjutnya apa bu?? lamaran? besanan? 😀
Iway,
Hehehe…tunggu cerita berikutnya ya…..
Pertama, selamat atas kelulusan putranya ibu..
Wah ibu calon mertua yang baik dan pengertian sekali ya.. salut..
Ok, semoga semuanya lancar ya bu, urusan kerjaan dan keluarga..
Sakuralady,
Makasih…makasih…semoga semuanya lancar….
Akhirnya muncul kembali, selamat datang lagi di blogsphere, Bude …
Dee,
Makasih….semoga masih sempat menulis…..diantara kesibukan….
wah, kayaknya dalam waktu dekat bakalan segera punya mantu nih… bukan calon mantu lagi…
Isnuansa,
Hehehe…tebakanmu benar….tapi karena mendadak, keterbatasan kapasitas gedung (lha nyarinya cuma dalam waktu 2 minggu), nggak bisa mengundang banyak teman…hanya saudara dan kerabat dekat. Doakan lancar ya…..
selamat ya bu..
🙂 pasti sibuk banget ya bu…
Bagus,
Hehehe…iya…kepala dan kaki rasanya udah menyatu, makanpun tak ada rasanya, tidur tak nyenyak….thanks atas kesediaan Bagus untuk membantu….
Selamat deh……
Tao-TSM,
Terimakasih…..
Kalau menurut ramalan saya tampaknya mau kawinan ya? Selamat ya anak-anak sudah selesai sekolah.
Barry,
Yup…ramalanmu benar, tapi karena cuti terbatas dan harus segera kembali lagi ke negara paman Sam, jadi ya dadakan….cuma dihadiri keluarga dan kerabat dekat. Doakan semuanya lancar ya….
Waaaahhhh, selain berita duka (karena terjebak oleh banjir)… akan ada berita suka …. :D. Selamat yaa Bu.
Semoga semuanya berjalan dengan lancar dan baik.
Iko,
Makasih…makasih…..semoga semua berjalan lancar
Yang namanya banjir memang tidak bisa diperkirakan kapan datangnya. Saya sendiri sering dikejutkan oleh banjir di Surabaya.
Edi Psw,
Apalagi jika banjirnya banjir kiriman ya pak….orang Jakarta kan suka menyalahkan banjir kiriman dari Bogor.
Jadi..mas Narpati dah (atw akan?) menikah ni,Bu? Hwaaa! Alhamdulillah,senangnya. Apalg kalo mmg mb Lis orangnya. Istri & mantu idaman..(hwehehe..blm kenal,cm dr hsl ngintip2 d frenster,and liat blog kduanya).
Tp blognya mas Narpati msh adem ayem aja.. Penasaran.
Moga lancar sblm,ketika dan setelah acaranya. Barokallah..
Dilla,
Maaf jawab komentarnya telat…lagi jungkir balik karena serba mendadak…sekarang semua udah terkendali.
Blog Lis dan Ari adem ayem, karena pemiliknya kalang kabut (dalam arti benernya), mempersiapkan acara hari Minggu ini.
Doakan ya, semoga semua lancar dan kedua calon mempelai bahagia.
perasaan banjir jakarta dah tiap tahun deh..?
terus banjir ke tol bandara juga udah tahun lalu, yang kejutan tu menurutku, banjir ngawi, kejutan banget….
Nurussadad,
Masalahnya banjir di tol dan di bandara Sukarno Hatta yang besar baru kali ini…apalagi ditambah pesawat tak bisa turun ke Jakarta, serta bandara ditutup selama 5 (lima) jam, gara-gara langit Jakarta tertutup air hujan secara menyeluruh.
kapan ya saya bisa akrab dengan mertua saya sebagaimana ibu ini..hehehe
Iman Brotoseno,
Resepnya mudah kok mas, asal keduanya saling menghormati, dan tak melanggar batas privacy. Terutama bagi ibu mertua, harus menyadari kalau zamannya telah berbeda…dan ibaratnya kita nitip anak ke menantu…kalau ibu mertua baik ke menantu, maka menantu akan berbuat baik pula pada suami/isteri, yang merupakan anak ibu mertua. Saya yakin mas Iman juga bisa akrab dengan ibu mertua….
Wah…. terkadang memang terjadi seperti itu ya bu, kita mau kasih kejutan tetapi kita terkejut duluan. Dulu sekali (waktu masih SMA) saya pernah ingin membuat kejutan juga buat ayah saya yang berulangtahun dengan memberi hadiah, tapi saya sudah terkejut duluan karena ayah saya terlebih dahulu menghadiahkan saya karena prestasi saya di sekolah bagus.
Yah begitulah, jadi kesimpulannya kalau kita ingin memberi kejutan siap2 jugalah untuk terkejut duluan. Begitu ya?? hehehe….
Yari NK,
Memang hidup ini penuh kejutan, baik yang berupa kebahagiaan maupun kesedihan….makanya kita harus selalu ingat pada Allah swt, dan tak terlalu berlebihan dalam menerima kejutan-kejutan tersebut….
Bu, bisa mancing enggak di sunga; jadi-jadian itu, heheheh, moga gak keulang lagi banir di JKT
Chatoer,
Bisa sih mancing…asal berani….
akhirnya… yang ditunggu2 muncul juga. 😀
Khusen,
Kayaknya bulan Maret 2008 baru mulai bisa kembali seperti semula….
Kopernya sempet ilang, ketika ketemu ternyata di dalamnya ada oleh-oleh buku catur terbaik untuk saya, karangan Pak Laszlo Polgar, “Chess: 5334 Problems, Combinations, and Games”, Black Dog & Leventhal Paperbacks.
Pak Polgar orang Hongaria yang menulis disertasi tentang Chess Pedagogy. Ia jadi dosen 15 tahun dan kemudian menjadi pelatih catur. Ketiga anaknya yang cantik-cantik semuanya Grand Master Catur, yaitu Zsusza, Zsofia, dan Judit Polgar..
Judit Polgar bahkan sudah 2 kali datang ke Jakarta dan main sama Utut Adianto, dan…Ututpun kalah !!!
Mbak Lis, terima kasih bukunya. Merupakan kehormatan diberi buku yang amat sangat berguna untuk menghilangkan kepikunan saya kelak…
Tri Djoko,
Thanks bantuannya…mau “di dapuk” jadi apa aja…..
(bercita-cita jadi juara catur tingkat RT..)
wah buuu… selamat ya mau mantu… semoga lancar semuanya, meski mepet2 waktunya….
buwat 2 sejoli *halah* chayo… selamat berjuang membina keluarga baru….
Ruth,
Makasih doanya….maaf nih lama tak bisa blogwalking.….
saya datang. tapi gunadi n bu vitta ga bisa datang katanya… ada acara duluan…
regards,
adi w
http://adiwirasta.blogspot.com
Adi,
Thanks…gak apa-apa kok….yang penting doa restunya dari jauh….
teman2 yg mau lembur deploy object baru terhambat tuh Bu gara2 pesawat delay dan nyampe sini jam 1 malem, kendaraan dari BSH juga udah ga ada, akhirnya proses deploy baru jam 4 pagi.. ngaret 5 jam .. =D
banjir oh banjir…
Aldi,
Banjir memang merepotkan, padahal saya cuma terjebak banjir…tak terbayang jika rumah yang kebanjiran…..
repot deh kalo tinggal dijakarta. musim hujan banjir, musim kemarau berdebu. tiap hari macet cet cet. Tante bagusnya sih kalo untuk pensiunan, pulang kampung saja. Bapak dan emak saya sudah siap2 tuh mau pulang kampung, baru penjajakan, tinggal di kampung 3 bulan trus balik lagi ke jakarta, pas puasa dan lebaran di kampung lagi. Suatu saat sudah siap pulang habis kekampung.
Resi Bismo,
Kampungku di Jakarta, rumah ortu di Madiun hanya ditungguin orang…sekedar ada yang nunggu. Masalahnya teman-teman ayah ibu udah berpulang semua, jadi kalau pulang kampungpun saya tak punya teman…saya keluar dari kota Madiun sejak tahun 70, saat mulai kuliah di IPB…udah sangat lama. Di Jakarta, teman-teman saya banyak, bahkan teman-teman kantor yang satu kompleks, rata-rata beli rumahnya didekat kompleks, jadi di Cilandak ini temanku banyak…dan syukurlah tak kebanjiran. Dan memang hidup di Jakarta harus dinikmati, bahkan calon menantuku mengatakan…di Miami sepi, kalau berlibur penginnya pergi ke kota lain, seperti New York dsb nya..padahal kalau di Jakarta tak pernah bosen. Benar juga, saya kalau turne lebih dari seminggu udah kangen sama Jakarta, sama penjual martabak di pengkolan jalan, abuba steak, ikan bakar Cianjur, siomay dll….
buk, mbok ya balik kampung aja biar gak kebanjiran.. kasian ibu yang bolak-balik kebanjiran.. maaf buk!
Gempur,
Jawaban saya seperti pada Resi Bismo…syukurlah rumahku nggak kebanjiran (kalau banjir, Jakarta udah tenggelam, karena rumahku di daerah Selatan yang tinggi), kebetulan aja harus ke bandara….jadi yang banjir jalan Tol ke arah bandara….
Lagi pula saya masih ada kerjaan di Jakarta, mengajar di lembaga Perbankan, dan menjadi salah satu pengurus di perusahaan.
wah.. ibu .. perjuangan yang menakjubkan dari seorang calon mertua..
semoga sukses “acara” yang selanjutnya ya bu..
salam kenal 🙂
Nina,
Makasih doanya…salam kenal juga….
Nunggu kejutan berikutnya 🙂
soalnya kalo Jakarta Banjir mah.. bukan kejutan ^^
Fatah,
Kejutannya ada di posting berikutnya….
Di sini Bu Enny terkejutnya karena apa, Bu? Saya cari-cari kok nggak ada. Eh… malah menjanjikan kejutan lain.
Kang Kombor,
Maunya bikin kejutan (ceweknya hadir di pesta wisuda anakku), saya menjemput ke bandara diam-diam (anakku ngertinya ceweknya datang dari Miami tanggal 3 Feb 08)…ternyata malah ga nyampe bandara karena banjir.