Minggu pagi-pagi saya sudah berangkat ke masjid Baiturrahman di kompleks MPR/DPR untuk menghadiri akad nikah putri teman baikku, rencana siangnya mau menengok Anjar dan Nunung atas kelahiran putri tercintanya. Cuaca yang panas sekali, menyebabkan jam 9 pagi sudah terasa gerah, dan kepala mulai pusing, karena memang badan masih belum sehat benar.
Semakin siang bukannya sembuh, tapi pusingnya makin berat, mungkin karena saya juga sulit makan gara-gara sariawan. Terpaksa saya membatalkan menengok putrinya Anjar dan Nunung, dan hanya anak sulung saya yang kesana. Saya membaca sambil mencoba tidur, tapi sulit sekali. Tak lama kemudian suami saya sms, di Bandung terjadi hujan deras bercampur es, dan atap fiberglass berantakan diterjang hujan es yang sebesar kemiri. Gara-gara fiberglas bolong-bolong, maka baju dan sprei yang sudah disetrika serta belum sempat dimasukkan ke almari, basah kuyup semua.
Sorenya berita di SCTV menjelaskan bahwa terjadi hujan es di daerah jl.Asia Afrika dan Buah Batu. Anak bungsuku dan tantenya malah asyik berfoto ria, walaupun kedinginan, kapan lagi merasakan hujan es? Berita di SCTV juga menceritakan daerah Jawa Timur terjadi hujan deras dan banjir, termasuk kota kelahiranku. Kita memang harus banyak berdoa, cuaca semakin tak dapat diprediksi.
Tulisan terkait dan foto-foto dapat dilihat pada blognya sepupuku (Poppy) yang tinggal di rumahku Bandung dan blognya si bungsu.