Entah kenapa, minggu ini saya mendapat pertanyaan dari tiga sopir taksi yang berbeda, yang saya tumpangi untuk menghadiri suatu seminar di daerah Thamrin. Saya memang pelanggan setia taksi BB sejak tahun 80 an. Maklum saya tak berani menyetir, walau punya SIM A. Saat masih aktif bekerja, saya mendapat kendaraan dinas, sedang ongkos sopir dibiayai sendiri, namun pada kenyataannya saya hanya menggunakan saat benar-benar lagi dinas. Kalau hari Sabtu Minggu atau hari libur, sopir diliburkan, kecuali ada acara yang memerlukan sopir. Sedangkan kalau ingin sekedar ke Mal, ke dokter gigi, saya tetap suka naik taksi, rasanya bebas, apalagi saya bingung kalau ditunggu sopir sejak pagi di rumah, sedangkan saya belum tahu mau kemana.
Lanjutkan membaca “Apa ibu keberatan jika tarif taksi naik?”