Farewell party

Ada saat bertemu dan ada saat berpisah. Saya hampir tak pernah membuat pesta di rumah, selain malas merapihkan ruangan, juga merasa tak bisa masak, kawatir tamunya nanti tak nyaman. Setiap kali membuat acara, entah acara syukuran atau apa, saya lebih memilih memesan cafe atau restoran tertentu. Namun sejak melihat acara sunatan di rumah keponakanku, yang telah punya anak tiga dan yang paling kecil baru berusia di bawah setahun, serta rumahnya sangat mungil (sekitar 100 m2), saya menjadi malu pada diri sendiri. Sepanjang kita melakukan dengan senang, dan untuk teman-teman yang akrab, menyelenggarakan acara di rumah akan lebih menyenangkan.

Sepuluh hari lagi si sulung akan berangkat, dan dia berniat mengundang teman-temannya. Sebetulnya ingin mengundang pada hari Minggu tanggal 24 Agustus, tapi teman-temannya banyak yang hanya bisa hadir pada minggu ini, karena libur panjang, sehingga yang telah bekerja di luar pulau bisa hadir. Saya tanya sama si mbak, sanggup nggak masak untuk sekitar 25 orang, dan acara di rumah? Maklum, kalau pesan pada katering, minimal untuk 50 orang. Dan sesuai keahlian si mbak, makanannya adalah nasi bakar, lalapan dan sambal, ayam goreng srundeng, krupuk, bakso, buah dan es buah melon. Akhirnya acara diselenggarakan pada tanggal 17 Agustus 08 selepas Magrib, karena pagi hari masih banyak yang mengikuti acara di masing-masing kediamannya.

Karena rumah sempit, saya hanya menyisihkan meja kursi ke pinggir dan menggelar karpet di tengah…..ternyata suasana malah meriah sekali, maklum setelah lulus kuliah, mereka telah berpencar dan bekerja pada berbagai perusahaan. Justru pada saat ketemu, selain bercanda, menjadi ajang mencari info tentang kemungkinan pindah pekerjaan dan sebagainya. Dan karena semuanya lulusan Fakultas Ilmu Komputer, ternyata tak semuanya bekerja di bidang IT, ada yang menjadi marketing di Bank, di perusahaan minyak, di Divisi IT Bank, dan lain-lain.

Acara sampai jam 22.30 wib, kemudian dilanjutkan ngopi di Starbuck Chitos yang hanya 5 menit dari rumah….. Saya sudah tak kuat menahan kantuk, hanya pesan pada si mbak, kalau anak-anak kembali, jangan lupa masing-masing diberi bekal makanan, karena masih banyak, apalagi saya hanya bertiga di rumah Jakarta. Suami ada acara kondangan di Bandung, si bungsu yang rencananya datang ke Jakarta, akhirnya lebih memilih meneruskan tugasnya di lab, daripada nanti “mood” nya hilang lagi. Sebelum tidur saya menelepon si bungsu….”Nduk, ntar kalau mas udah berangkat, ibu bakalan sering ke Bandung.” Jawab si bungsu….” Asyiiik…tapi aku jarang tidur di rumah akhir-akhir ini, tapi nggak apa-apa deh, kan ada bapak. Soalnya lagi asyik ngerjain tugas di lab, supaya target tercapai…”

Paginya saya tanya si mbak, “Anak-anak pulang jam berapa?’ Jawabnya…”Malam sekali bu, sekitar hampir jam 1 dan kemudian mas mengantar teman-temannya, kembali ke rumah jam 2 pagi…” Jadi hari ini, semua penghuni rumah nglembur tidur, baik si mbak maupun si sulung…..syukurlah masih libur. Pengalaman ini membuat saya yakin, sebetulnya betapapun kecilnya rumah, kita tetap bisa membuat acara makan-makan secara sederhana dan menyenangkan. Namun ada korbannya, pot bunga saya pecah ketabrak mobil…..maklum halaman yang untuk parkir sempit…tapi nggak apa-apa, karena masih ada persediaan pot.

Update:

Foto-foto dapat dilihat disini, sayang hasilnya tak terlalu bagus.

Enny-Aji Cintya, Arfan (duduk di atas)......Narpati-Hera-Alex (duduk di bawah)
Enny-Aji Cintya, Arfan (duduk di atas, dari kiri) Narpati, Hera dan Alex (duduk di bawah, dari kiri)

Andajr Priandoyo dan teman SMA nya (lupa namanya)

Andjar Priandoyo dan teman SMA nya

Cintya dan Alex
Cintya dan Alex
Sebagian teman-teman (selonjor di karpet)
Sebagian teman-teman (selonjor di karpet)
Tiga serangkai yang datang terakhir
Tiga serangkai yang datang terakhir
Hera, Alex, Haswar, Maya dan (?)
Hera, Alex, Haswar, Maya dan Felu
Lihat album
Lihat album

Starbuck Cafe, Chitos

Fasilkom UI02, di Chitos
Fasilkom UI02, di Chitos
Iklan

40 pemikiran pada “Farewell party

  1. Tulisan yang menarik, Ibu.
    Simple, manusiawi, alami tapi mengasyikkan!

    Salam kenal, terimakasih sudah sudi mampir dan memberi komentar di blog saya.

    Donny Verdian
    ,
    Thanks telah mampir. Hanya tulisan emak-emak, yang kadang ragu untuk mencoba memulai sesuatu, dan malah mendapat keberanian dari anak muda…..
    Salam kenal kembali

  2. Pakde

    Bun,… itu kan hanya Pot yang pecah. Di balik pecahnya pot ibu, kelak sekian tahun kemudian, jika hari kemaren pot nya direkatkan kembali, kelak akan mengundang cerita keindahan pertemuan bunda dan keluarga di rumah dengan peristiwa ini bukan?
    Hanya pot kembang koq Bun…dibalik itu. Masih ada keindahan story.

    Jadi inget cerita anak ketiban tangga Ceritanya begini bun:
    Seorang anak kecil menangis karena tangga jatuh dikepalanya. Anak kecil ini teriak sama mamihnya sambil menangis.

    Ibunya dari dalem langsung nyahut.
    “Kenapa nagis nak?”

    Anaknya bilang “Tangganya Jatuh Mamih” (sambil merengek tuh bun)

    Mamihnya langsung bilang lagi;
    “Kena Pas kembang nggak? Itu pas kembang belinya jauh loh nak! Anggeknya juga mahal. dari papua”

    Anaknya nyahut lagi
    “nggaaaaaaaaaaak’ sambil terisak

    “Terus kenapa nangisnya nggak berhenti” Tanya mamihnya penasaran.

    Si anak menjawab
    “Kepalaku sakit mih,…hik hik berdarah a aa aaa”

    “Ya sudah obatin di laci nomor tiga, rak buku warna hijau..disitu ada bla bla bla bla”

    Kasih sayang terhadap kelaurga saya yakin jauh lebih besar ketimbang kasih sayang sama pot kembang, bukan begitu bun?

    Pakde,
    Bunganya aman-aman aja kok….dan di rumah pot terbiasa pecah diseruduk mobil, karena memang parkiran sempit diantara pot-pot bunga. Dan setiap kali terjadi, ya cuma ketawa aja…..
    Sedang parkir di jalan risiko, bolak balik dibel tetangga…maklum jalannya hanya bisa dilalui satu mobil….

  3. Saya gak diundang Bunda? .. halah 🙂

    Rindu,
    Kali ini memang acaranya si sulung, dan hanya teman seangkatannya yang diundang…..
    Maklum rumah sempit…..hehehe…ini pengalaman pertama ngundang banyak orang (saat siraman kemarin kan pakai tenda dan katering, jadi tempat agak luas)….dan menyuguhkan masakan karya sendiri, entah bagaimana rasanya. Tapi namanya anak muda, ya tetap seneng aja….

  4. Tadi pagi istri saya menyempatkan berkebun sebentar di depan rumah yg sudah sangat mepet. Pas mau pergi bareng saya cuma bilang, wah pot-nya kok tambah banyak sih? kan susah keluar/masuk mobil.

    Baca tulisan Ibu dan beberapa komentar di atas saya jadi sadar bahwa mestinya saya nggak ngomong seperti itu ya Bu? ah … saya masih harus banyak belajar …

    Oemar Bakrie,
    Tanaman bagi perempuan ibarat seorang bayi, yang hati terasa berbunga-bunga jika melihatatanaman kita segar dan berbunga. Walaupun setiap kali diseruduk mobil, tetap saja kembali menaruh pot-pot bunga di tempat tadi…biasanya kalau suami ngasih tahu mau ke jakarta, pot-pot tadi agak dipinggirkan.

    Saat si sulung menikah, dan perlu penataan untuk acara siraman, bolak balik saya teriak…”Aduhh…awas anggreknya…” Si bungsu yang takut ulat pernah bilang…”Aduh ibu, begitu cintanya sama tanaman, apa tak takut ulat….?

  5. wahhh kalau ada fotonya postingannya terasa lengkap bu’

    Zoel chaniago,
    Fotonya nanti ditambahkan jika si sulung sudah ada waktu….maklum karena sibuk urusan dapur, saya lupa membuat foto.

  6. untungnya libur ya bu
    jadi masih bisa beristirahat

    Hanggadamai,
    Iya betul…….jadi bisa tidur seharian…..
    Kalau soal persiapan pesta sih nggak lelah, tapi memang seminggu sebelumnya acara juga padat…

  7. jadi inget mama… beliau selalu paling sibuk kalo temen-temen saya datang ke rumah. prinsipnya: yang dateng ke rumah ga boleh ga makan!

    trus biasanya papa yang ikut andil dalam akomodasi :p

    Utaminingtyazzzz,
    Iya betul…..Ibu memang seneng kalau teman-teman anaknya main ke rumah, sekaligus memahami seperti apa sebetulnya kehidupan dan lingkungan temannya..

  8. waaa..menunya keknya enak ya bu *ngiler* 😀
    yang terpenting dari sebuah acara syukuran seperti ini adalah saat bertemu dengan kerabat dan orang2 yang kita sayangi ya bu..tak akan bisa tergantikan…

    Pipiew,
    Itu menu andalan si mbak di Cilandak….selain spageti dan kue-kue…..

  9. Wah si sulung benar benar mau berangkat ya mbak Enny, sukses selalu buat Sisulung. Pasti berat bagi ortu untuk melepas kepergiannya. Tapi karena untuk masa depan dia, pasti Ortu iklas dan disertai dengan doa untuk selalu sukses tentunya. Saya masih ingat Ibu saya sakit sekitar satu minggu setelah saya sampaikan niatan saya untuk pindah ke Canada tahun 2004 lalu. Tapi setelah setahun di Canada, Beliau turut gembira karena saya bisa memiliki kehidupan yang lebih baik dan bisa sedikit membantu kakak-kakak saya. Terimakasih

    Yulism,
    Akhirnya memang si sulung harus dilepas untuk mendapat kebahagiaan bersama isterinya. Ada sedih, haru, dan berbagai perasaan campur aduk. Tapi juga lega, akhirnya si sulung menemukan kedamaian dan dambaan hatinya….

  10. Asyik nich punya Ibu yang begitu perhatian terhadap keluarga. Postingan ini menjadi inspirasi berbuat nyata, bukan memarekan perbuatan. Salam. Merdeka.

    Ersis Warmansyah Abbas,
    Wahh pak, bukankah semua ibu seperti itu? saya paling suka kalau temannya anak-anak berkunjung ke rumah. Kalau ga sempat masak, ya tinggal dibuatkan mie telor rebus, atau beli jadi…di dekat rumah ada Piza Hut, Dunkin Donat, Izzi Piza dan Abuba steak. Pesannya juga cuma angkat telepon.

  11. Mengadakan acara di rumah memang melelahkan ya Bu, baik itu sebelum maupun sesudah. Tapi kalau acaranya sukses semuanya terasa impas. Balance. 😀

    Yoga,
    Sebetulnya nggak lelah kok Yoga…cuma bingung ngatur tempatnya…..tapi akhirnya ya seadanya aja.
    Dan yang sibuk sebetulny si mbak…..hehehe…saya cuma komando aja.

  12. wah, kok sama, ya. hari ini di kantor saya akan diadakan acara pisah-sambut. jadi beberapa bapak/ibu pejabat di kantor dimutasi, diadakanlah acara perpisahan. sementara bapak/ibu pejabat baru yang menggantikan disambut. jadilah pesta pisah-sambut. hwehe.

    (^_^)v

    senangnya farijs akan acara beginian. karena…banyak makanan! hoho.

    Farijs van Java
    ,
    Di kantor musim pisah sambut ya….
    Heran nih, mau puasa juga banyak undangan makan….juga meeting lainnya, akibatnya makan melulu.

  13. Dulu saya pernah membaca artikel, lupa entah di mana, tapi dari majalah asing agak lupa lagi namanya, soalnya bacanya pas lagi di ruang tunggu dokter gigi….. artikelnya mengenai rumah yang sempit (bahkan apartemen yang sempit !!) yang dapat diubah menjadi tempat pesta yang nyaman dan menggairahkan…..

    Memang…. terkadang kita kalau punya tempat/ruang yang sempit tidak begitu pede jika akan mengadakan pesta, padahal sebenarnya semuanya bisa diatur sehingga memaksimalkan potensi dari ruang yang sempit tersebut……….

    Yari NK,
    Betul kang…nggak pede nya itu lho…apalagi saya bukan ahli masak. Ternyata kemarin anak-anak senang semua.
    Kalau di Bandung malah lebih sering, si sulung suka mengajak temannya rombongan tidur di rumah Buah Batu….malah akhirnya temannya ikut membantu masak di dapur. Pernah juga keponakan dan teman-temannya dari UNDIP (sekitar 15 orang) tidur di rumah Bandung….seru…..

  14. Halo Ibu Ratna…

    Omong-omong soal acara makan-makan, keluarga saya malah cenderung lebih memilih untuk mengadakannya di rumah, daripada repot-repot memesan resto/kafe. Untungnya, kami semua mau sekali direpotkan dengan prinsip BYO alias bring your own… jadi semuanya wajib untuk membawa makanan sendiri-sendiri.. entah itu cemilan atau pelengkap makanan utama (yang pastinya harus sudah disiapkan oleh si pemilik rumah).

    Kalau acara kumpul-kumpul dengan teman-teman begitu… juga digelar di rumah.
    Saya beruntung… Asisten rumah tangga pinter masak.. jadi saya dan Kakak-Kakak tinggal belanjain saja, terus minta tolong dia deh.. 🙂

    Eniwei..
    Salam kenal.. Maaf, langsung nyerocos begini… hehehe

    Jeunglala,
    Wahh makasih kunjungannya…iya nih, biasanya memang kalau ada acara teman anak-anak paling hanya lima orang….hehehe….soalnya rumahku sekarang betul-betul imut…..dan ternyata muat juga.
    Yang masak juga si mbak kok, jadi sebelumnya si sulung menawarkan apa si mbak mau memasakkan kalau ada acara mengundang temannya? Semula mau pesan katering, tapi si mbak mau memamerkan bakat masaknya…..saya malah sampai Jumat malam masih sibuk urusan kerjaan…jadi praktis si mbak sendiri yang mengurusi.

  15. Iko

    Bu, nasi bakar itu rasanya seperti apa yaaa???

    Kalau Iko suka sekali dengan serundeng,…. 😀

    Akhir bulan lalu, Iko dan teman2 juga mengadakan farewell party di Semanggi… sedih deh Bu. Rasanya koq cepat sekali yaaa pisahnya.

    Tapi katanya Bu, ini bukan perpisahan yang benar2 perpisahan… selama kita menginginkan, kita bisa terus berkomunikasi. Benar kan Bu? ^_^

    Iko,
    Nasi bakar itu sebetulnya nasi yang dimasak biasa, sampai matang….kemudian diberi santan, garam, sereh dan daun salam…..Kemudian dibuat isinya, terserah mau pake apa, bisa ikan peda, atau sambal goreng ati….Nasi yang sudah diberi santan tadi, ditaruh pada daun pisang sekitar 8-10 sendok, didalamnya diberi isi sesuai selera (sambal goreng ati, misalnya), terus dibungkus daun pisang…dimasak lagi sekitar 30 menit. Kemudian dibakar dalam api sedang, dimakan saat masih hangat bersama lalapan dan sambal.

    Saya masih belum berhasil memberi komentar di blog mu Iko….

  16. Ah… asyik sekali baca cerita bunda kali ini. Tergambar bener hubungan antara keluarganya!!

    Qizinklaziva,
    Ahh hanya cerita sehari-hari kok…..tapi memang pengalaman pertama mengundang teman-teman anak di rumah kecil……ternyata asyik juga.

  17. Wah kebayang repotnya Bunda mempersiapkan acara dengan semangat, dan pasti seneng banget rumahnya rame sama anak-anak. Pot pecah pun gak masalah. Kayanya deket banget ya Bu sama kawan Masnya yang sulung, kalo belum ngantuk pasti ikut nongkrong di citos de…hehehe…

    Bikin acara di rumah emang selalu menyenangkan Bu, Saya juga masih inget kalo sodara2 atau temen maen ke rumah dulu, Ibunda sibuk masak dan beres-beres rumah, geser2 kursi, dll… Begitu acara selesai dan semua pulang rasanya puas dan tiba-tiba rumah langsung kosong dan sepi… pengen rame-rame lagi… namanya juga anak-anak waktu itu… hehehe….

    Salam Bunda Enny,

    -japs-

    Japspress,
    Saat anak-anak masih kecil, kalau Lebaran kedua adik saya beserta suami/isteri dan anak-anaknya menginap di rumah. Satu keluarga mendapat jatah satu kamar, plus kasur yang di gelar di bawah. Anak-anak adikku malah biasanya nggak mau diajak kemana-mana, karena rumah saya penuh buku bacaan, dari Donald Bebek, Lima Sekawan dsb nya. Sebelumnya saya sudah menyiapkan bakso, terus pisang….dan seneng banget, karena setiap kali selesai menggoreng, juga selesai makannya. Saat itu masih tinggal di rmah dinas, yang memang rumahnya besar sekali.

    Setelah pensiun, kami pindah di rumah kecil, anak-anak sudah besar (anakku 2 orang, anak adikku 3 orang dan anak adik bungsuku 2 orang) semuanya sudah lulus S1…..malah tahun ini, semuanya mantu. Saya mantu anak pertama, adikku mantu anak kedua, dan adik bungsu mantu anak pertama…..jadi akhirnya nanti kembali hanya suami isteri. Saya dekat dengan anak-anak, nonton bareng, atau sekedar ngopi bareng di cafe….disini kita bisa mengobrol santai.

  18. yang penting home nya itu lho..kecil atau ngganya ruangan kalau tuan rumahnya asyik pasti asyikkkk n betah…

    Kucingkeren,
    Betul sekali…..dan ternyata teman-teman anakku tak mempermasalahkan……mereka seneng, dan si mbak juga senang karena makanannya laku keras.

  19. Mas Kopdang

    Wah, hebat..sudah mulai sibuk jadi tuan rumah…
    waktu ngundu mantu apa ya di rumah juga, Bu..?

    Mas Kopdang,
    Acara sudah disatukan…lha kan hari ke lima setelah menikah, pengantin wanitanya kabur ke Miami…dan sang suami baru akan menyusul tanggal 27Agustus 08 ini.
    Tapi saat acara siraman kami juga mengundang kerabat dekat, tapi saat itu pake katering, dan selesai acara, baik tuan rumah dan keluarga/kerabat kabur ke Wisma untuk menginap di sana, agar pagi-pagi sudah bisa di rias, dan siap untuk acara akad nikah diteruskan resepsi.

  20. tini

    wah ibu rumah saya itu lebih kecil dari ibu lho, tapi kami selalu bersedia bila ketempatan pertemuan keluarga minimal 1 tahun 1 x dan arisan 1 tahun 1 x dan akhirnya kami tetap menikmatinya tapi bu memang beres-beresanya itu lho, capeeeek sekali.

    Tini,
    Yang capek beres-beres sebelumnya, menata tempat….kalau sesudahnya kan hanya tinggal dikembalikan ketempatnya…..
    Saya juga mendapat inspirasi dari keponakan, yang tanahnya hanya 102 m2, dan ternyata mampu mengadakan pesta untuk sekitar 30 orang……

  21. Saya punya hubungan istimewa dengan kawan-kawan SMA. Kami semua memang akrab sejak di kelas dulu. Hampir 20 tahun berpisah tanpa saling sapa yang berarti. Setelah sekali REUNI, semua merasakan kehangatan kekeluargaan dulu yang hilang hampir 20 tahun. Akhirnya sebagian dari kami sering berkumpul dan ngobrol lewat tengah malam. Membawa anak-anak, sampai mereka terlelap semua, sementara ibu-bapaknya masih asyik mengobrol. Nah nyambung dengan cerita ibu, rumah saya ternyata merupakan tempat mangkal yang menyenangkan buat kawan2 saya. Walaupun kadang lelah beres-beres bersama istri saya lewat tengah malam setelah semua pulang, tapi ada kebahagiaan yang luar biasa bahwa rumah kami menjadi tempat bertamu yang menyenangkan buat kawan-kawan lama yang sudah menjadi saudara-saudara kami.

    Salam dari Bandung Utara
    Arry Akhmad Arman

    Arry Akhmad Arman
    ,
    Yang hubungan masih akrab seperti itu adalah teman suami, sejak SMA…dan kebetulan lebih banyak yang diterima di Bandung (ITB). Mereka tiga bulan sekali ngumpul, arisan dan bergantian berkunjung kerumah temannya. Bahkan kalau ada yang mantu, yang lain sukarela membantu…..
    Saya kelamaan tinggal di rumah dinas, yang punya aula untuk menampung 104 rumah….juga ada satpam yang siap membantu…..akhirnya kurang pede membuat acara di rumah.

    Tapi belajar dari lingkungan di tempat tinggal saya sekarang, yang luas rumahnya hampir sama, dan ibu-ibunya sudah sepuh (kompleks pensiunan), ternyata ibu-ibu itu semangat banget membuat lomba masak nasi uduk, dan acara-acara bulanan. Saya harus banyak belajar, kemarin itu pengalaman yang menggembirakan.

  22. assalamu’alaikum..ibu yang baik hati..

    akhirnya saya berani juga memperkenalkan diri setelah cuma baca2 ma nyimpan postingan2 ibu yang sangat menarik dengan model kenaturalan semua kejadian.

    putri saya baru satu, namanya nuha 1 tahun 2bulan. ditinggal abinya dinas ke surabaya, bea cukai, sudah lebih stengah tahun ini.blm bs ngikut krn saya dinas di medan jg, pns dosen. jadinya single parent jg yaa bu.

    sangat terasa memang apa lg kalo ada acara di rumah, cm berdua wawak yg ngemong nuha. tapi kayak kata ibu, asal hati senang semua akan terbawa senang..

    saling doa ya bu..

    Wassalammu’alaikum

    Uminuha
    ,
    Memang kita harus bersabar…..kalaupun tinggal serumah, kadang juga banyak ditinggal tugas keluar kota, jadi ya sama. Namun hal tsb tak mengurangi keakraban hubungan ayah ibu dan anak-anak, juga antara suami isteri, apalagi sekarang komunikasi makin mudah.
    Keponakan saya dua bulan lagi menikah, calon suaminya bekerja di Balikpapan, sedang keponakan saya kerja di Jakarta…..entah bagaimana nanti jalan keluarnya.

    Staf saya juga banyak yang kondisinya seperti itu, dan nyaman-nyaman saja…yang penting harus ada saling percaya, dan hati dibuat senang…..apalagi kalau seorang ibu, dekat dengan anak, rasanya sudah tak ingat yang lain. Benar kan Umi Nuha?

  23. wah tante, saya udah gak sempet farawellan… meped waktunya, apalagi udah kontak dengan teman2 sudah banyak yang hilang, jadi gak ada farawell dech.

    Resi Bismo,
    Jangan sedih deh……tapi yang penting kan waktunya menjadi lebih banyak dihabiskan beserta isteri, karena juga terbatas kan…..dan tak lama kemudian Ario berangkat lagi ke Jerman.

  24. mengundang banyak teman memang repot, bu. namun, saat itulah momen yang tepat untuk menjalin silturahmi agar tak terputus. apalagi, mau berpisah. btw, mas narpati beberapa hari yang lalu sempat menyapa lewat chat gmail, termasuk menjelang keberangkatannya ke amerika. semoga perjalanannya lancar dan selamat. juga dikaruniai banyak jalan dalam menemukan kemudahan2. salam buat mas narpati, bu enny.

    Sawali Tuhusetya.
    Kalau repot sih tidak pak…cuma kawatir tamunya nggak nyaman, kepanasan dan sumpeg….
    Ternyata kekawatiran yang tak perlu terjadi, mereka malah ketawa-tawa, saling meledek…maklum setelah lulus kuliah mereka berpencar ke kota lain, dan jarang ketemu.

  25. Bu …
    Ini cerita yang asik bu …
    Memang … walaupun kecil rumahnya … tetapi kalau kita diundang teman ke rumahnya kok rasanya lebih bagaimanaaaa gitu …

    Ini menggambarkan kehangatan keluarga … dan kita yang diundang pun juga akan turut merasakan kebahagiaan itu …

    Kalau di resto atau yang sejenisnya … kurang berkesan rasanya …

    Btw si sulung mau berangkat kemana Bu … wah saya ketinggalan cerita ini …
    lama ndak berkunjung ke sini nih …

    (oh iya … perkara pot bunga … gampang … bisa beli lagi kan ??)

    NH18
    ,
    Si sulung mau berangkat ke Miami, menyusul isterinya yang sudah duluan meneruskan kuliah dan bekerja disana. Mudah2an si sulung juga mendapatkan fellowship untuk meneruskan kuliahnya…..atau juga pelatihan ataupun pekerjaan.

  26. Berarti acaranya berbarengan dengan tirakatan tujuhbelasan ya?
    Btw, hebat masak segitu ditangani sendiri.

    Ed Psw,
    Nggak barengan….malam renungannya tanggal 16 Agustus, saya dan anak saya masih bisa hadir. Namun mengundang temannya anak-anak pada tanggal 17 Agustus malam, barengan dengan acara panggung gembira di kampung Cilandak (terpaksa saya tak hadir).
    Masaknya cuma sederhana kok, dan dapat di cicil…yang dikawatirkan tempatnya kurang nyaman karena sempit.

  27. Loh Bu, si sulung mo berangkat kemana? Nyusul istri kah? Hehehe saya ketinggalan cerita nih 😀

    Pimbem,
    Iya si sulung mau menyusul isteri…..sayang juga kesempatan kalau dilewatkan…..

  28. iya bu, mau kemana anaknya bu…, mau pergi jauh yaa

    Anggara,
    Iya, si sulung mau menyusul isterinya…..dan mudah2an mendapat kesempatan juga untuk melanjutkan kuliah atau pelatihan di sana. Pada akhirnya masa itu akan tiba juga, semua kelelalan dan kerja keras, dapat terselesaikan. Sekarang waktunya anak sulungku membentuk keluarga barunya secara riil, karena setelah menikah mereka hanya sempat bersama 5 (lima) hari, dan isterinya harus segera kembali ke Miami, melanjutkan kuliah sambil bekerja.

  29. Ada sebuah rindu pada si Bungsu..
    Saya tahu ada, tapi tak tahu apa..
    Mungkin kepada kakaknya ^_^

    Ade Bayu,
    Habis ini akan sering ke Bandung, menemani si bungsu, mendengarkan curhatnya…..agar dia tak kesepian lagi….betulkah kesepian? Ade yang lebih tahu, masih sering ketemu kan?

  30. Perhatian ibu terhadap anak memang luar biasa salut sm ibu meski sesibuk apapun tetap perhatian kepada buah hatinya ..salam

    Achmad Sholeh,
    Kayaknya semua ibu sama deh…..akan selalu memperhatikan anak, sesibuk apapun pekerjaannya.

  31. Menjamu tamu di rumah memang repotss setengah mati. Tapi nikmatnya juga lebih-lebih besar dari pada kalau kita membawa tamu ke kafe/restoran. Ada ‘human touch’ jika acara diadakan di rumah. Tamu jadi lebih mengenal kita, karena apa yang ada di sebuah rumah pastilah mencerminkan karakter pemiliknya.
    Saya suka juga mengundang tamu ke rumah, tapi untuk mengurangi kerepotan, biasanya saya memesan makanan dari catering. Ada catering langganan yang mau menerima pesanan dalam jumlah sedikit (sekitar 20 porsi pun bisa) dan masakannya enak. Soalnya untuk memasak sendiri, dapur saya tidak memungkinkan.
    Selamat ya mbak, atas kesuksesannya menyelenggarakan pesta buat si sulung. Tidak kapok kan?

    Tutinonka,
    Kemarin sebetulnya niat semula mau beli aja….tapi si mbak bersedia masak sendirian….hebat kan? Selama ini saya langganan majalah Nova, untuk kepentingan si mbak karena dia suka mencoba masakan, yang sayangnya jarang saya sentuh karena sibuk. Jadi dia masak agak lumayan kalau si bungsu dan temannya datang dari Bandung, jadi ada yang makan. Kemarin si mbak begitu bersemangat memamerkan kebolehannya. Saat saya mantu kemarin, pas acara siraman juga ada acara sedikit di rumah…yang mengatur juga si mbak ini…saya hanya kasih uang aja.

    Wahh ternyata seneng mbak Tuti, nggak kapok kok…dan nggak repot…cuma narik meja kursi makan doang…

  32. Walaupun rumah sempit dan agak repot sedikit, tapi menyelenggarakan acara di rumah rasanya lebih nyaman. Kalau terjadi sesuatu hal, misalnya pot yang pecah atau gelas dan piring berantakan setidaknya bukan punya orang (kecuali barang pinjaman).

    Mufti AM,
    Iya betul…waktunya juga tak terbatas. Bahkan ada yang sudah datang siang hari (masakan belum matang), terus beli Abuba Steak…dan si teman ini akhirnya pulang setelah menunggu teman-temannya datang. Mereka juga datang bergelombang…..jadi memang tak menumpuk pada saat yang sama. Kalau halaman sih masih ada tempat, dan malah segar saat malam hari….tapi ternyata anak-anak senang menggerombol di depan TV nonton bulutangkis, ada sebagian di ruang komputer dan juga ada yang asyik lihat album, bahkan ada yang malah cari kumpulan Donald bebek yang akhirnya diberikan sebagai hadiah….

  33. jadi ingat dulu waktu mau sekolah ke luar..
    dibuatin perpisahan sama ibu di rumah..
    sesesuatu yang kita banggakan sebagai orang Indonesia, sosialisasi keluarga dan budaya sangat kental..

    Iman Brotoseno
    ,
    Betul mas Iman….makanya rumah yang kecil dan jarak yang berjauhan ini yang ditangkap oleh para pemilik cafe, karena melihat orang Indonesia senang mengobrol dan silaturahim.
    Kalau tempat cukup sih enak di rmah, makanan sederhana, atau kalau kurang tinggal angkat telepon untuk pesan lagi….dan mengundang ke rumah juga membuat si mbak merasa dihargai, karena anakku dan teman-temannya berterimakasih, makanannya laku…dan karena masih banyak, saat mereka pulang dibawakan makanan.

  34. edel

    Wah, sayang saya langsung pulang, kalo gak dapat bungkusan nasi bakar deh 😦

    Fotonya di-share di picasa atau flickr aja Tante, supaya resolusinya bisa dapat lebih besar.

    Edel
    ,
    Padahal sisanya banyak banget……saya pikir dari Starbuck balik lagi, karena masih ada tas dan Donald Bebek……
    Saya belum tahu caranya menggunakan Flickr dan Picasa…lha itu Narpati malah ditaruh di multiply (udah lihat blognya ?). Mestinya yang cerita tentang Farewell party dia ya…..

  35. Wah baru liat ada update photonya, keliatan kebersamaan dan kedekatannya mbak Enny. Si sulung yang mana mbak Enny? thanks

    Yulism,
    Yang foto pertama, duduk dibawah paling kiri, berbaju biru, namanya Narpati.

  36. Maaf, kalau boleh memberikan komentar : nampaknya fotonya kurang cahaya Mbak Enny. Apakah tidak memakai flash? Cahaya yang ‘menurut mata kita’ cukup terang, sering kali tidak cukup untuk kamera. Tapi keakrabannya terasa kok. Narpati ‘cute’ ya …

    Tutinonka,
    Iya mbak…dan memang masih amatir, yang penting asal njepret…hehehe…maklum ga pernah kursus…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s