Desa dimana saya dibesarkan sejak kecil, terdiri atas beberapa dukuh. Dukuh yang paling dalam banyak ditinggali oleh penduduk asli, masyarakatnya sebagian besar terdiri dari kaum petani, pedagang dan peternak. Sedang dukuh yang agak luar, berbatasan dengan kota kecil, adalah tempat tinggal pendatang, yang pada umumnya berpenghasilan tetap, seperti Guru, mantri rumah sakit, dokter, dan lain-lain. Hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah kami, terbentang sawah dan ladang, yang pada saat-saat tertentu ditanami tebu, para petani bekerjasama dengan Pabrik Gula Kanigoro, yang berlokasi di kota kecamatan ke arah Ponorogo. Pada saat itu angkutan yang umum adalah dokar (delman), becak (untuk jalan yang sudah halus) serta sepeda. Kendaraan roda empat masih sedikit, demikian juga sepeda motor.