Seharusnya langganan kartu pasca bayar lebih nyaman, mendapatkan kemudahan, dan tak perlu repot mengisi ulang. Namun sepertinya zaman keemasan kartu pasca bayar ini sekarang perlu dipertanyakan lagi.
Pada akhir-akhir ini semakin menyebalkan gangguan melalui kartu pasca bayar ini, dari sms yang aneh-aneh, sampai telepon yang mengaku-ngaku dari Mabes, dan menawarkan penjualan barang sitaan. Konyol sekali, sebetulnya saya mau ngecek, tapi saya pikir buat apa, setelah saya periksa nomor yang digunakan untuk menelepon bukan telepon kabel, dan bukan kartu pasca bayar, tapi kartu pra bayar. Belum telepon menawarkan Kartu Kredit dll, saya sempat berpikir apa mereka tak mempelajari siapa orang yang dihubungi itu? Atau ngasal aja?
Tapi di satu sisi, saya salut sama ide orang-orang ini, yang tak kenal lelah memberondong penawaran berbagai macam. Jadi kalau menerima telepon, terus mendengar suara yang bermanis-manis dan berputar-putar, pakai memuji dulu, langsung udah di cut dan mengatakan saya tak tertarik apapun yang ditawarkan. Namun tetap aja masih sering dapat penawaran yang aneh-aneh.
Kemarin mendapat lagi sms yang menggelikan dari nomor 08193263209x, yang bunyinya sebagai berikut:
New Technology
CSO 08125633304x
1. Pantau
Keluarga/Pasangan/Karyawan dg HP (bs pantaukomunikasi dan smsnya)
2. Anti sadap HP
(Tidak bsa Disadap oleh PIHAK LAIN)
Saya benar-benar ngakak, mungkin orang itu benar-benar iseng, atau berpikir, orang Indonesia banyak yang suka selingkuh, atau suka memata – matai orang lain. Dan kenapa kita mesti menggunakan teknologi anti sadap? Memangnya kita mau menelepon siapa sih? Tapi salut sama mereka, diantara semakin getolnya KPK berusaha mengungkapkan kasus korupsi mereka pikir banyak orang yang akan tertarik penawaran seperti itu. Apakah anda pernah mendapat tawaran seperti itu? Dan tertarik?
Dan semua gangguan itu adalah melalui hape saya yang pasca bayar. Padahal hape pasca bayar, biaya bulanan lebih mahal karena ada uang abonemen. Dan gangguan seperti itu belum pernah melalui hape pra bayar, atau mungkin dianggap belum mampu? Paling-paling gangguan yang melalui hape pra bayar adalah penawaran untuk terus melakukan sms atau telepon sampai jumlah tertentu, agar mendapat bonus sms dan telepon gratis. Dan gangguannya jauh lebih sedikit dibanding hape pasca bayar.
Jadi mulai saat ini, saya akan mengabaikan panggilan lewat telepon yang nomornya tak dikenal, daripada sia-sia. Dan saya tahu, pada umumnya orang akan kirim sms dulu memperkenalkan diri, dan ijin apa bisa menelepon, jika memang tak kenal secara dekat. Dan memang tagihan kartu pasca bayarku makin sedikit, karena saya sekarang lebih suka melalui pra bayar (apalagi setelah kasus kemarin).
Bu, saya kira ini tak ada kaitannya dengan pasca atau pra bayar. Karena nomor pra bayar saya yang paling sering (rawan) menerima gangguan yang terjadi pada Ibu. Memang nomer pra bayar itu, yang sering saya pakai untuk phone banking, dan bila registrasi keanggotaan sesuatu, jika diperlukan nomor kontak, saya pilih pakai satu nomor itu, sehingga nomor yang lain steril dari gangguan. Hanya herannya, mengapa vendor yang tak diberi kontak kok tahu nomor itu? Apakah ada sindikasi yang memperjualbelikan nama dan nomor telepon seseorang? Asal mula saya sharing di dunia perbankan, jadi saya benar-benar meragukan kredibilitas perbankan kita dalam menyimpan data pelanggan, saat ini.
Yoga,
Entah mereka dapat nomor hape kita dari mana. Pernah ada penawaran kartu kredit, saya tanya dia dapat nomor hape ku dari mana, ehh ngomong muter terus, jadi saya potong…”Ehh mbak, kalau mbak hanya pengin didengarkan, tapi tak pengin mendengar, ga usah telepon deh.” Sekarang lebih galak lagi, kadang kan lupa, kita nggak lihat2, angkat telepon, tapi kalau dia udah bermanis-manis, langsung saya tanya, mau nawarin ya, nggak usah deh, langsung dimatikan. Sebetulnya kashan juga, dia kan memang dapat target ya…
Pasca bayar terpaksa masih digunakan, karena semua teman tahunya nomor itu, apalagi udah lebih dari 15 tahunan pake nomor itu.
hhmm…… susah juga yah. saya juga bingung daripada mereka mendapatkan nomornya. ribet. tak sopan pula jika harus menelepon dan ujug2 nawarin karti kredit. menyebalkan sekali itu.
Zulfikar,
Memang menyebalkan, padahal kadang kita lagi buru-buru….
saya makin giat berpikir migrasi ke prabayar, bu
beda tarifnya udah keterlaluan, padahal layanannya sama aja
Edy,
Ahh sekarang pelayanannya nggak ada bedanya pasca dan pra bayar, malah lebih murah pra bayar. Ya kita tinggal siapkan pulsa aja banyak-banyak jika mau bepergian lama.
Lama-lama pasca bayar bisa ditinggalkan pelanggannya.
Dulu saya pilih pasca bayar karena cukup bayar 25rb sebulan, telepon ga mati-mati. Beda dengan pra bayar yang begitu ngga ada pulsa, langsung ngadat dengan ngga bisa nerima suara lah dsb dst.
Dulu pelanggan pasca bayar dianggap pelanggan setia karena berani bayar terus menerus dengan satu provider. Beberapa waktu ke depan mungkin ngga lagi, karena orang boleh bertukar provider tanpa harus bertukar nomor. Kesetiaan tergantung pada feature dan kenyamanan si pelanggan, ngga lagi dengan feature. Begitu ada masalah dengan satu provider, pelanggan dengan mudah pindah provider lain yang menawarkan kelebihan.
Di Malaysia sini, sudah berjalan program tukar-menukar provider dengan mudahnya. Bahkan bisa dilakukan secara online. Kalau di Indonesia ngga tau udah berjalan atau belum. Kalau sudah, pra bayar atau pasca bayar, sudah ngga pengaruh lagi karena bukan itu lagi isu utamanya.
Iwan Awaludin,
Nantinya orang akan cenderung memilih pra bayar, karena kenyataannya pelayanan pasca bayar malah mengesalkan.
Btw, kok nggak bisa komentar ya di blog bapak….saya belum berhasil meninggalkan komentar di sana.
bu, kalau nadin lebih aneh lagi…saya juga pakai pasca bayar. dulu membantu sekali. tapi 6 bulan belakangan ini jadi aneh; meskipun saya telah membayar setelah limit pulsa habis, no saya tetap belum bisa menelpon atau mengsms sampai paling tidak 2 – 3 hari setelahnya. malah pernah sampai hampir 2 minggu karena katanya tagihan belum tercetak…saya sampai bingung. Sekarang ini, hari ini tepatnya bu, sudah 5 hari no saya tidak saja tidak bisa menelpon dan sms, tapi juga tidak bisa ditelpon dan tidak dapat menerima sms. padahal kemarin pagi pembayaran sudah saya lakukan melalui e-banking.
saya memang sudah berniat pindah lagi ke pra bayar bu…asalkan nomor saya tetap bisa dipertahankan. Iklan providernya memang getol dimana – mana…dari artis beken sampai satwa dilindungipun dipakai sebagai tokoh iklan…sayang sekali kualitasnya turun drastis dari sejak saya pakai pertama dulu (kira2 8 tahun yang lalu)….kepalang saja sudah cinta nomor ini…kalau tidak, sudah pakai provider lain bu! he…..maaf yah, jadi curhat juga!
Nadin,
Saya bayarnya pakai Citibank one bill, jadi yang membayarkan Citibank, nanti saya ditagih oleh Citibank. Jadi tagihan telepon, internet dll melalui one bill ini.
Saya akui pasca bayar memang menurun sekali kualitasnya, keluarga saya pakai pasca bayar untuk XL (si sulung, sekarang diwariskan ke adiknya), Matriks (suami) dan Telkomsel (saya sendiri). Akhirnya masing-masing punya nomor pra bayar, dan lucunya ini yang lebih sering dipakai, lha murah meriah.
tapi kalo pake prabayar dianggap ‘berbeda kelas’, Bu, hehehehe
saya masih pake prabayar soalnya merasa lebih nyaman dengan ini tapi pas meeting pernah kena sindiran. tapi saya cuek, lha yang nyindir itu Kabag, jelas ‘beda kelas’ donk
Utaminingtyazzzz,
Ahh cuek aja….sekarang ga ada bedanya lagi antara pra dan pasca bayar. Kenyataannya, pasca bayar lebih menyebalkan.
Wah kalau saya pakai pasca bayar bisa-bisa maunya nelpoooonnnn terus π
Makanya pake pra bayar aja dech π biar hemat gitu bu π Tapi saya ga pernah ngalami kesulitan koq untuk isi pulsa π meskipun hape saya ga canggih tapi bisa isi pulsa sendiri π
Kalau telpon yang ga ada identitasnya mending ga usah diterima bu, suka nyebelin koq.
Retie,
Kelihatannya mesti begitu. Masalahnya, setelah pensiun ini kerjaan saya free lance, jadi kadang dihubungi nya per telepon.
Sekarang mesti woro-woro agar mereka sms aja…hehehe
salam hormat
saya juga pernah mengalami hal hal seperti itu ditwarin sesuatu,di ancam juga dan lain sebagainya
saya juga akhirnya memutuskan untuk memiliki lebih dari satu nomor ada yang pra ada juga yang pasca untuk cari simple nya
saya memakai pascabayar untuk mengantisipasi ketika mobilitas tinggi namun kadang juga terjadi kelemahan ketika kita sudah bayar kadang ada keterlambatan aktif laginya
wah pokoknya kalo kita njlimet kadang terasa susah juga ya bu
salam hormat kami dan salam kenal
Genthokelir,
Salam kenal juga…
Ehh pernah diancam juga? Waduhh …terus ganti mengancam balik nggak? Wahh ini lebih konyol lagi.
Saya hanya pernah menerima telepon ngaku dari markas besar, tapi saya yakin pasti bohong, apalagi setelah saya tanya namanya siapa, nggak jelas, dan cuma nawari jualan barang lelangan, siapa tahu berminat… hahaha…mungkin niat semula menggertak.
Lha jual barang lelangan kok lewat hape, ketahuan bohongnya.
Kayaknya memang mesti antisipasi ya…Pasca bayar kalau kita lagi melakukan perjalanan, sedang pra bayar buat menghubungi teman-teman, dan jika kita lagi tak melakukan perjalanan.
Wah ibu, aneh-aneh ya ulah marketing itu, tapi aku pakai prabayar koq tetap banyak yang ganggu, mulai dari sms aneh, sampe yang sering cumi(cuma miscall) π
owh iya, kalau pakai prabayar kayaknya bisa lebih hemat
Radesya,
Yang jelas pake pra bayar lebih murah, rasanya sampai jangka waktu mau habis, pulsanya masih banyak.
Sama saja kok bu, pra dan pasca kalau soal dapet penawaran2 aneh gitu.
Kalau aku, cuekin saja. Namanya juga mereka usaha nyari consumen baru.
Peace!
Puak,
Entah kenapa, kartu pra bayarku selama ini aman dari gangguan, paling-paling pemberitahuan dari providernya kalau dapat bonus tambahan pulsa. Yang sangat mengganggu adalah kartu halo dari Telkomsel…mudah2an dari Telkomsel ada yang baca ini.
baru kemarin rekan kerja saya bilang kl dapet sms ttg anti sadap. makin banyak cara berpromosi ya bu π
Harr51,
Iya….orang kok kreatif banget….lagi pula ngapain pakai anti sadap…Apalagi juga untuk isteri dan keluarga…..waduhh, mosok mau memata-matai suami pakai cara itu. Lha hape suami tergeletak aja, saya ga pernah buka hapenya. Suami sendiri juga ga pernah buka-buka hape ku.
Tapi Bu kalo nomer pasca bayar biasanya gak bisa mutasi ke pra bayar, kalo pra bayar baru bisa mutasi ke pasca bayar. Jadi, pasti ibu musti ribet kalo berganti nomer.
Tenang Bu, yang pra bayar pun masiy belum bebas dari hal-hal yang sifatnya menipu kok Bu.
Prameswari,
Sayangnya no pasca bayar sudah di kenal di dunia bisnis…..(hehehe…gaya…), dan bisa digunakan di luar negeri, karena memang sudah terdaftar sejak tahun 2000. Jadi dipakai untuk urusan kerjaan.
Untuk sehari-hari, sekarang mendingan pra bayar aja…..
biasanya diacak nomornya untuk mendapatkan korban, no ponsel hanya beda bebarapa digit dibelakang. yang didepan sama sesuai daerahnya.
Darmawan,
Betul… pasca bayar dianggap mampu…atau dianggap juga masih banyak yang bego, lha dikirimi penawaran aneh2 yang jelas menipu.
Pra bayar, kebetulan nomor yang biasa digunakan mahasiswa jadi dianggap tak mampu, jadi agak aman dari gangguan.
Kalau urusan tipu-menipu mungkin orang-nya meng-sms nomor kita secara acak saja. Tapi kalau marketing saya curiga ada oknum di institusi yg punya data kita (misal bank dll) yg menjual data kita ke pihak lain(su’udzon mode: ON). Meskipun jelas hal tsb. tidak dibenarkan.
Pernah ada teman yg barusan menerima transfer dana yg lumayan besar sebagai pembayaran proyeknya. Eh .. hari berikutnya sudah ada yg menawarkan investasi ini-itu. Kalau cuma sekali mungkin saja kebetulan, tapi ini beberapa kali.
Kata bank-nya nggak mungkin tapi yg namanya oknum kan siapa tahu dan tapi siapa yg bisa menindaklanjuti coba?
Omar Bakrie,
Kalau cuma sms iseng, kayaknya mereka kirim secara acak. Tapi kalau menilpon kita untuk menawarkan Kartu Kredit, asuransi dll, mereka punya data kita deh….bahkan kadang tahu nama kita.
Itulah konyolnya…menyebalkan….kok kayak nggak ada rahasia buat konsumen.
Tante, dari dulu saya pake prabayar, selain bisa menghemat dan irit, juga gak perlu isi pulsa kalo gak punya duit, kalo diindo lsg hangus kali ya. Dimana2 sama tante, orang yg menawarkan hadiah ini lah itu lah, gak cuma diindo di jerman jg gitu, makannya kalo ada orang tlp aku lsg jawab, saya gak tertarik, lsg saya tutup.
Resi Bismo,
Jadi aturan menerima telepon dengan sopan hanya berlaku di kantor ya? Kan berkali-kali diajari bagaimana cara menerima telepon yang baik, agar citra perusahaan di mata pelanggan baik.
Tapi hape milik milik pribadi sih, mestinya privacy lebih tinggi.
wah agaknya prabayar dan pascabayar gak beda jauh bu. banyak isengnya sms aneh yang menggelikan tak jarang saya terima.
dari dulu, saya make prabayar, biar bisa ngontrol pengeluaran
Zulmasri,
Karena nggak beda jauh ini, jadi mikir-mikir apa pindah ke pra bayar aja, dan pasca bayarnya ditutup.
Dulu sebelum tahun 2000, pelanggan pascabayar adalah pelanggan yang dimanja dengan berbagai fasilitas fitur yang lengkap dan tarif yang jauh lebih murah dibandingkan tarif prabayar. Kini, justru kebalikannya, prabayar fasilitas fiturnya lebih lengkap. Jikalau yang pascabayar mau lengkap fiturnya bisa saja, hanya saja harus mendaftar dan terkadang tidak jarang harus membayar biaya tambahan.
Saya juga punya Kartu Halo Pascabayar, namun lebih sering sebagai nomor tidur, (tetap bayar abonemennya tapi tidak pernah dipakai hehehe…) karena memang kini banyak nomor2 prabayar dari berbagai operator ternyata memang jauh lebih murah……
Oh… malangnya nian para pelanggan pascabayar kini….. π¦
Yari NK,
Betul kang, malah sekarang pelanggan pasca bayar dianak tirikan….
Saya barusan malah mengalami masalah dengan salah satu provider GSM, Bu!
Ceritanya, beberapa hari sebelum saya pindah ke Australia, salah satu dari dua nomer yang saya pegang saya tutup. Saya pergi ke salah satu gerainya di dekat Pondok Indah dan petugas disana menyatakan nomer saya sejak saat itu sudah benar-benar ditutup.
Tak lupa saya membayar tagihan terakhir plus uang yang kata petugasnya “barangkali masih ada uang yang tercatat di sistem dan baru akan di print beberapa hari lagi”. Ok, tak mengapa!
Eh, lha kok tiba2 bulan November saya masih terima tagihan dialamatkan di kantor lama saya!
Saya sempat terheran-heran katanya nomer sudah mati kok masih tercetak tagihan dengan jumlah 54 ribu!
Tapi karena niat saya mengurangi emosi, ya sudahlah! Saya suruh eks anak buah saya untuk membayarkan ke gerai mereka di Jogja dan sekali lagi petugas bilang “nomernya memang sudah ditutup dan ini adalah tagihan TERAKHIR”
Sudah ayem nih Bu, lha kok tau2 akhir tahun kemarin saya dikagetkan dengan tagihan baru lagi dari nomer itu dengan jumlah yang lebih fantastis yaitu sekitar seratusan ribu!
Wah saya esmosi. Kalau ada tiket murah itu barangkali saya sudah pulang ke Indo untuk ngata2i mereka!
Tapi ya sudah, saya akhirnya suruhan adik untuk bayar dan sekaligus minta surat bukti bahwa nomer saya sudah ditutup dan ini benar-benar tagihan yang terakhir!
Ya, semoga memang benar-benar jadi yang terakhir!
Pindah, pindah saja Bu ke Pra Bayar..
Memang lebih ribet, tapi somehow kita lebih tenang.
DV,
Orang mengatakan saya zakelijk…karena semua pakai catatan dan tanda terima. Saat saya menutup salah satu Kartu Kredit (karena bagi saya lima kartu terlalu banyak, apalagi sudah pensiun), maka saya mengirim surat resmi, dan kemudian juga meminta jawaban secara resmi kalau mereka sudah sepakat dengan penutupan tsb.
Jadi, kalau DV telah meminta teman ke gerai mereka, minta dibuatkan surat penutupan dan pernyataan bahwa mereka sudah menerima. Lengkap dengan tanda terima, nama lengkap, jam dan tanggal mereka menerima, sehingga kalau ada apa-apa bisa ditelusuri.
Bahkan urusan yang remeh, pernah jadi perkara. Saat si sulung SMP, dan sakit, saya membawa ke dokter, sayangnya saya percaya anaknya tetangga. Surat dokter dan surat saya yang menjelaskan anak sakit, saya titipkan ke teman anak itu. Suatu ketika terima rapor, kok ada alphanya, saya ribut sama guru, saya kembali ke dokter, arsipnya saya fotokopi ditambah surat dokternya, saya datang ke guru tsb, minta di revisi.
Sejak itu, jika anak saya sakit, selalu saya copy surat ijin dari orangtua plus surat dokter, yang mengantarkan surat ke sekolah adalah si mbak, nanti penerima surat itu akan tanda tangan, nama lengkap, jam dan tanggal. Si mbakpun dipesan, jika nama lengkap tak ada harus diminta. Syukurlah sejak itu nggak ada kejadian lagi, saya sedih, pasti guru tadi menganggap anakku membolos.
Don, minta copynya dikirim ke DV, apa betul mereka sudah mengeluarkan bahwa nomermu ditutup. Soal bayar SPP juga pernah begitu, saya terima surat dari wakil dekan…waduhh padahal udah sejak 2 bulan yang lalu bayarnya…jadi akhirnya setiap kali saya transfer ke UI, sekaligus saya scan, saya kirim by email bukti ke Wakil Dekan, dan bagian Administrasi.
Anehnya anak perempuanku tak mengalami masalah sejak dulu, mungkin karena dia mirip saya, pencatatannya rapih, teman kakaknya pinjam buku bacaan aja (saat kakaknya SMA dan dia SMP), teman kakaknya harus menandatangani surat perjanjian dulu ….kalau kucel, didenda sekian, kalau robek harus ganti dll…..hehehe
hmmm susah memang ya bu.
Dulu saya punya satu nomor pasca bayar, yang abonemennya 25.000 per bulan, pake tidak pake. Rutin bayar lewat online, sampai suatu saat tidak bisa dibayar lagi… Ya sudah akhirnya saya tinggalkan nomor itu, karena otomatis 6 bulan lebih saya bayar doang, pake ngga.
Sekarang pakainya pra bayar aja kalo pas ke jkt. Lagipula nomor jepang sekarang bisa roaming di Jkt juga dan tidak begitu mahal (no yang bisa sms itu loh bu)
Di sini kalau sampai ketahuan provider atau bank/perusahaan memakai data pelanggan untuk dijual ke tempat lain bisa dibredel tuh (kayak penerbitan koran aja). Masalah info pribadi paling sensitif di Jepang. Daftar nama dan alamat murid yang terdapat dalam flash disc yang hilang saja masuk televisi, dan guru yang bertanggung jawab menerima hukuman. Jadi di sini kita juga tidak bisa dengan mudahnya memberikan nomor telepon seorang teman jika ditanyakan, tanpa minta ijin dulu kepada ybs. Padahal di Indonesia biasanya mudah sekali kan memberikan nomor teman jika ditanya. Kesadaran privacy ini belum ada di masyarakat Indonesia.
EM
Ikkyu_san,
Kerahasiaan data di Indonesia, juga administrasi memang masih payah, bisa dilihat keluhannya Donny di atas. Juga pengalaman saya.
Jadi, kita harus mengamankan diri, dengan membuat catatan, dan bukti tanda terima dari mereka. Lagipula buat apa Imel punya hp pasca bayar di Indonesia, nanti aja kalau ke Indonesia pake pra bayar, beli aja di Jakarta, mudah dan murah.
saya dari dulu sampai terakhir meninggalkan Indo pake pascabayar melulu..sampai lupa nutup..tak tinggal gitu aja..wah perkembangan jaman makin susah ya bu..karena 2 tahun yang lalu saya gak pernah ada telpon masuk dari orang2 marketing tuh…yah kita maklumlah cari makan sekarang tambah susah…
Boyin,
Kadang saya juga berpikir begitu, tapi kalau sms yang masuk atau telepon masuk adalah dari penipu kan konyol.
Juga soal kartu kredit, kan mestinya staf melayani account tertentu, kok bisa satu nasabah dilayani beberapa orang…jadi masih di Bank yang sama, mereka gencar menawarkan produk yang dikatakan “baru, padahal jelas2 saya sudah punya KK di Bank tsb…hanya diiming2i dapat fee gratis satu tahun. Nahh kalau begini ini ya menyebalkan…langsung deh KK saya di Bank tsb saya tutup….. mendingan pake yang lain.
ehm.. yah, sebaiknya dicuekkin aja..enakan yang pra bayar x bu
Cutemom cantik,
Lain kali kalau nomernya nggak dikenal, dicuekin aja….
biasanya tuh orang ngacak bu kalo sms atau miscall nomor hp…saya aja ngalamin seperti itu…. dan kalo saya tetep pake pasca bayar dari telkomsel….karena saya ingin selalu on terus hehehe kasihan fans…(wakakak)
Omiyan,
Memang masalahnya jika nomor tsb sudah dikenal dilingkungan teman….tapi pelajarannya, jangan angkat telepon dari nomor tak dikenal.
yah namanya juga pasca bayar khan buat orang kepepet yg gak mampu “bayar dulu baru pake” ala pra bayar
kalo pasca bayar khan pake dulu baru (kalo punya uang) bayar, kalo nggak punya uang ya…. stop
Jiwamusik,
Gitu ya…..???
saya juga sering tuh yang gangguin
tapi kebanyakan apa yang saya sebut “teroris cinta”
pastinya kalo buat ibu yg ginian ga ada
bu dah lama saya ga menyapa
semangat!
Achoey,
Teroris cinta? Istilah baru….
Bunda…
Aku mo komentarin satu hal:
“Kok sama sih, suka nggak angkat telepon kalo nomornya ga kenal…”
hehehe..
Prinsip aku, tuh, Bunda… kalau emang dia pingin ngomong, harusnya kirim SMS perkenalan dulu… (aduh, ini nggak bikin kesan aku jadi sok eksklusif kan Bu… rada bingung juga sih… )
Jeunglala,
Setelah nggak aktif ini, saya memang agak berbeda. Dulu kan telepon melalui telepon kantor, jadi hape benar-benar untuk teman. Setelah nggak aktif, saya lebih suka pake hape daripada telepon rumah, males mengangkatnya apa lagi kalau malam.
Dan kalau ada telepon ke rumah, buat ortu, anakku atau si mbak akan tanya dulu, dari siapa, kemudian nanti akan bilang, akan saya cek dulu…jadi pernah bosku (Dirut) telepon ke rumah, dan oleh si sulung (masih SMA) ditanya macam2…tahu nggak, bosku malah surprise dan bilang, yang benar ya seperti itu.
Jadi ingat aturan di pekerjaan: Jika kita pengin menghubungi seseorang lewat hape, maka kirim sms dulu, apa kita bisa meneleponnya, karena mungkin disana lagi sibuk. Jika disana menjawab, ok sekarang nggak apa-apa baru deh nelepon. Jadi, mestinya saya berhak juga mendapatkan perlakuan seperti itu…lha pernah mau telepon ke DM, saya sms dulu, bisa terima telepon sekarang nggak? Atau nanti, atau dia lagi sibuk banget. Atau lewat email aja.
Jadi, sekarang mesti disiplin, jangan angkat telepon jika nggak kenal nomer teleponya.
Itu nggak eksklusif Lala, tapi aturan cara bertelepon lewat hape…jadi salah sendiri kalau kita mengangkat telepon yang nomernya nggak kita kenal.
Di sini ada website yang dibuat oleh pemerintah (donotcall.gov) dimana konsumen minta nomor telponnya diberikan proteksi agar tidak ditelpon “marketers”. Jika masih ditelpon juga oleh mereka maka konsumen bisa mengajukan komplain. Denda terhadap “marketers” dapat bernilai $11.000 per komplain.
Barry,
Wahh bagus sekali….di Indonesia mestinya juga begitu ya.
hm prabayar juga sering kek githu bu
Zoel,
Gangguan kayaknya memang dimana saja….cuma pra bayar tak terlalu banyak dibanding yang pasca bayar.
Pengalaman saya disini Bunda, ketika saya mencari sekolah di internet, dan registrasi di monster.com dan careerboulder pernah saya isi no telephone saya dan sejak itu saya sering dijadikan bahan solisitir oleh semua sekolaha di daerah Colorado. Dan sejak itu saya lebih berhati-hati dalam mencantumkan no tlp. Thanks
Yulis,
Betul…kita harus hati-hati mencantumkan nomor telepon…
Kalau saya dari dulu dah kepincut Hallo … yah sudah ai
Ersis Warmansyah Abbas,
Saya juga pake kartu halo… makin lama makin mengecewakan…mudah2an provider bisa menjelaskan dimana letak kesalahanannya.
ayo pakai paska bayarnya esia π prabayarnya juga ok π begitu ada penipuan, laporin, langsung diblock tuh nomor π trust me !! π
Hilal Achmad,
Kan yang mau menipu nomornya pasca bayar, dan betapa mudahnya beli pasca bayar, dengan uang Rp.25.000,- pun udah dapat nomor baru…di block juga ga ada gunanya.
Sampai saat ini, saya belum pernah menerima telpon penawaran yang aneh-aneh, mentok dio kartu kredit. Kalau lewat sms banyak banget, sampai dapat tawaran dari broker forex lokal yang menawarkan investasi lewat mereka. Padahal, walaupun saya pernah menulis tentang broker forex di blog, tetapi saya katakan bahwa saya lebih suka menggunakan broker forex online dan saya juga tidak pernah mencantumkan nomor hape pasca bayar saya di blog, dak tahu mereka ini dapat darimana.
Nomor saya yang pra bayar, malah sama sekali tidak pernah menerima telpon atau sms penawaran apapun, aman…. π
Sapimoto,
Memang yang pra bayar relatif jarang ada gangguan…justru itu, apa kita tak sebaiknya mulai pindah ke pra bayar.
Baru aja baca komentar dari Pak Ersis, ternyata Bu Edratna dan Pak Ersis juga pake Halo, saya juga pake. Atau jangan-jangan ini adalah permainan dari provider dengan menjual data pelanggan???
Sapimoto,
Saya nggak tahu jawabannya…..
wah, dapat info baru nih
Noto,
Hmm…
Sudah 1 bulan aku juga lagi berpikir utk menghentikan langanan “PRO” karena sudah ngak kerja lagi. Tapi aku ini pelangan lama yang fasilitasnya lebih menarik dari pelangan yang baru, karena aku hanya bayar sama Orange 46β¬/bulan utk 3 jam percakapan dgn operator lain, dari jam 7am-5pm dari Senin-Jumat + 24 jam hari libur/weekend percakapan gratis/non-limit ke sesama orange.+ internet.
Setelah aku lihat-lihat hal ini aku tak bisa dapat di paket berlanganan baru/pra bayar.
Sudah 2 th belakangan, pulsa itu aku gunakan utk telpon kakak di Indonesia utk minta nomor kuda. In fact faktur langganan sudah terbayar dari hasil kuda (ada comptability), tapi aku koq sayang sekali ya. Kata kakakku tak jadi masalah, dia akan senang mendengar, “Kuda nomor piro?” berarti kabarku baik-baik, lagi bahagia dan bakal dapat rejeki (sudah dapat rejeki krn apa yg aku dapat, aku laporkan)
Juliach,
Apa maksudnya nomor kuda? Istilahnya ada2 aja…
sebaiknya di coba saja ganti
septa berkunjung lagi Bunda Enny π
Septarius,
Sedang mikir-mikir…
Namanya juga marketer Bu, pasti dia sangat jeli membaca peluang2 yang bisa dimasuki. Tapi kalau hal itu sudah menjadi gangguan dalam beraktivitas memang lebih baik diabaikan saja. Paling tidak ini akan menyita waktu kita meskipun sedikit.
Kalau yang pra bayar saya sering terima sms atau telepn yang ada unsur tipu2nya yang ujung2nya mengarahkan ke ATM
Mufti AM,
Memang serba salah….
bundaaaa…aku dah pindah ke pra bayaaarrr…(he…laporan aja bu!)
Nadin,
Saya kayaknya juga lebih banyak pake yang pra bayar…..hehehe
kata kunci dari kakek : pakai sesuai kemampuan dan kebutuhan…..
NdaruAlqaz,
Cerita diatas bukan soal pemakaian dan pembayaran tagihan…tapiii…karena banyaknya gangguan (sms dan telepon yang aneh-aneh).
Pls…baca lagi..
saya dari dulu sampai sekarang pakai pra bayar kok buk π
Okta Sihotang,
Sekarang ga ada bedanya pra bayar dan pasca bayar, padahal pasca bayar lebih mahal, ada iuran abonemennya.
Wah saya memang selalu pakai kartu pra-bayar bu, jadi saya baru tahu bahwa ada kasus semacam ini. Berarti providernya menjual informasi pelanggan tuh.. Waaaahh.. tidak sopan, hihi..
-G-
Semoga mereka baca keluhan kita dan mulai mengatasinya. Jika banyak yang pindah ke pra bayar, kan uang abonemen yang pasti diterimanya tiap bulan bakal hilang, apalagi abonemen Telkomsel (kartu halo) paling mahal.
sama aja, pra ataupun pasca, bedanya yang satu nyaman berkomunikasi karena nggak dikejar21 habis pulsa, yang satu malah harus ngirit untuk menjaga agar pulsa tetep awet.
Tapi kalau menurut saya prioritas penggunaan telpon satu bulan di Patok aja, harus habis berapa ? misalnya cukup 100 ribu, Ya…mau pra atau nggak kan..tetep pengeluaran untuk pulsa 100ribu doank.
TheKRY,
Ini bukan tentang penggunaan pakde, soal mengatur penggunaan saya tak masalah, tapi yang jadi masalah belakangan ini gangguan sms atau telepon yang menawarkan Kartu Kredit dll makin sering dan terasa mengganggu sekali. Tapi sekarang kalau saya nggak kenal nomernya, ya didiamkan saja.
Saya juga beberapa kali berfikiran begitu loh bunda…tapi kahirnya gak jadi soalnya nomer ini gak bisa di pindah ke pra bayar, kalau mo pindah sekalian tutup aja…dan kalau nomernya ditutup..susah soalnya relasi, temen2 dan keluarga taunya nomer ini…
Ria,
Akhirnya saya memutuskan, kalau nomer nggak dikenal ya nggak akan diterima….nomer saya juga terlanjur dikenal teman-teman, apalagi sudah 10 tahun lebih.
Ternyata sama saja kok, Bu. Baik pasca maupun pra. Ada saja nomor iseng masuk.
Herannya aku lebih suka pakai pra, karena bisa kontrol penuh pemakaian. Kalau mendekati habis pulsa, ya tinggal isi sesuai kebutuhan.
Sementara telponku satunya yang pasca, kadang suka nggak bisa kontrol. Karena tau nggak ada limitnya.
Daniel Mahendra,
Sebetulnya saya lebih suka pake pasca bayar, karena nggak setiap kali isi pulsa, dan pemakaian nggak berlebihan juga kok, saya kan terbiasa hanya telepon jika perlu.
Tapi sekarang merasa dianak tirikan, karena abonemennya lumayan (paling murah XL): Telkomsel Rp.65.000,- sedang matriks Rp.25.000,- dan XL Rp.5.000,-
Abonemen XL pasca lima ribu perak?!!!!
Waduh, aku baru tau malah. Apa pindah ke pasca aja ya? Hihihi…
Bisa semakin jebol dua-duanya. Haha!
Daniel Mahendra,
Betul Niel, pasca bayar XL paling murah, dan karena saya deposit Rp.1.500.000,- maka nomor tersebut bisa dibawa ke Aussie, juga ke Amerika, saya surprise juga. Sekarang karena si sulung sudah pake nomor di sana, diwariskan ke si bungsu. Anak bungsuku ini pandai mengelola uang, kecuali untuk pulsa telepon, sejak dulu (saat belum ada hp), telepon di rumah benar-benar hanya dia yang pakai, dan bisa berjam-jam.
Tapi si bungsu bilang, yang membayar langganan nya dia aja, karena dia sudah ada penghasilan walau sedikit, tapi cukup untuk bayar pulsa telepon. Karena nomor tsb bisa untuk FB, YM an dengan teman-teman nya.