Daerah Sidoarjo, Prigen, Tretes adalah daerah yang mengingatkanku pada masa 30 an tahun lalu, saat saya masih pertama kali bekerja dan ditempatkan sebagai trainee di kantor cabang perusahaan di Sidoarjo. Sidoarjo dan lingkungan sekitarnya sangat akrab karena saya sering ikut berkeliling bersama mantri (sebutan AO) pada saat itu.
Mendapat tugas mengajar, dan lokasinya di Prigen, membuatku seperti menyusuri jejak masa lampau. Apalagi di Pandaan, dengan Candra Wilwatikta nya, saat saya masih SMP kelas III, pernah menari bersama rombongan disini, dan menginapnya di rumah dinas kebudayaan, sekarang dipergunakan sebagai museum Mpu Tantular, lokasinya persis di depan Kebon Binatang Wonokromo.
Dalam perjalanan kali ini, saya sempat memotret Candra Wilwatikta dan kijang yang sedang memakan rumput di halaman depan, tapi saya lihat kok kasihan ya karena tempat kijang berburu rumput hanya dihalaman depan yang dipagari dan sempit, berbeda sekali dengan kijang yang merumput di depan istana Bogor yang luas.
Sayang, karena saya hari itu ada tugas mengajar dan cuaca mendung, saya tak bebas mengambil gambar, padahal masih ingin melihat lokasi pentas teater di Candra Wilwatikta, yang dulunya dibuat agar seperti di Yogya, yang menggunakan latar belakang candi Prambanan, sedang di Pandaan dibuat dengan latar belakang Gunung Penanggungan.
Di lokasi pelatihan, saya sempat mengambil gambar jalan ke arah Tretes yang sepi dan teduh, juga tempat pelatihan yang indah.
Tempat pelatihan ini, sebetulnya dimaksudkan menjadi Taman Wisata, dengan nama Wale Papetaupan II, batu pertama diletakkan oleh Ir. A. Tahir (mantan Menparpostel) pada tanggal 7 April 1990 dan peresmiannya oleh Ketua Umum D.H.N Angkatan 45 yang saat itu dijabat oleh Jendral Surono pada tanggal 7 April 1991.
Tempat pelatihan ini dilengkapi dengan mushola, lapangan tennis, serta kamar penginapan lengkap dengan kamar mandinya.
Selesai mengajar, dari arah Prigen, disebelah kiri jalan terdapat candi Jawi, yang sayang sekali saya hanya dapat memotret dari balik pagar, dengan tangan melalui sela pagar yang terkunci gembok.
Candi Jawi ini dikelilingi kolam, dan dari arah sini terlihat gunung Penanggungan di latar belakangnya.
Perjalanan diteruskan, dan di arah pertigaan, ke arah Sidoarjo, dan satunya ke arah Pasuruan, terdapat masjid Cheng Ho.
Saya awalnya kaget, kok ada masjid Cheng Ho, ternyata menurut penjaganya, masjid ini baru di resmikan oleh bupati Pasuruan pada tanggal 27 Juni 2008.
Bangunannya menarik, dan saya sempat mengambil beberapa foto disini. Tak menyangka terdapat obyek menarik sepanjang perjalanan Pandaan- Prigen.
Hu hu hu, asyiknya bisa jalan-jalan. Mau dong ….
Memang Indonesia Te O Pe Be Ge Te masalah alamnya. Sayang, terlalu banyak orang, jadi crowded deh, ketutupan indahnya.
Iwan Awaludin,
Sebetulnya itu hanya sekedar lewat, dalam perjalanan dari bandara ke tempat pelatihan. Tapi jadi pengin motret dan mampir sebentar.
Wow it’s amazing. Salam kenal ya…
Mbak Maya,
Salam kenal juga
sayang ya bu, candi jawinya kok terkunci. bagaimana kalau ada yang ingin masuk ke dalam bu?
Itik kecil,
Saat ke Candi Jawi udah jam 5 sore dalam kondisi hujan gerimis, dalam perjalanan pulang ke Surabaya…mungkin kalau siang buka (saya tak tahu).
Foto-foto di atas, dibuat dalam kondisi sambil mampir di perjalanan.
Sudah lama tak melewati jalur itu. Nampaknya suatu ketika mesti jalan-jalan ke arah sana. Nampaknya Ibu menikmati perjalanan kemarin. Senang kan Bu? 😀
Yoga,
Biasa lah Yoga, sambil jalan lihat kiri kanan, ada pemandangan menarik, terus berhenti…mengobrol dengan orang yang ditemui di kanan kiri, jadilah cerita ini. Untungnya orang Indonesia ramah, dan mereka dengan senang hati menanggapi pertanyaanku…
Seperti cerita tentang Lombok, saya ke Senggigi tak sampai setengah jam, karena pelatihan sampai jam 5 sore, setelah sholat baru ke pantai…dan hanya 15 menit udah mulai malam….hahaha…tapi postingannya ternyata masih dapat hit tertinggi.
Wah baru tahu ternyata ada juga masjid Ceng Ho di Jawa Timur, kupikir hanya di Semarang saja, Bu.
DV,
Lha masjidnya juga baru diresmikan tahun 2008 kemarin…makanya kata pak penjaga, banyak yang komentar tahu-tahu ada masjid baru yang muncul tiba-tiba.
Konon kisahnya, Cheng Ho mampir Tuban, terus ke arah Sidoarjo, sebelum meneruskan perjalanan ke daerah Trowulan (bener nggak ya, mesti cari bukunya nih…kata pak penjaga).
setiap bekunjungke tempat yang baru yang jadi perhatian saya selalu makanan khas sana..hee..maklum tukang makan bu..makanan khasnya apa ya bu?
Boyin,
Saya sedang tugas, memotretnya hanya karena perjalanan dari bandara ke tempat pelatihan melewati tempat tersebut. Jadi makannya ya di tempat pelatihan, nggak kemana-mana. Selesai mengajar balik lagi ke Surabaya jam 5 sore, lewat Candi Jawi dan masjid Cheng Ho….walau gerimis saya memotret untuk kenang-kenangan.
Tentu beda jika jalan-jalannya memang lagi tamasya, bukan dalam rangka tugas.
mampir ke petilasan Brawijaya, saya nggak tahu yang mana, tapi konon banyak pembesar sipil dan militer yang selalu minta restu ketika akan memangku jabatan di wilajah Jatim
Iman Brotoseno,
Petilasan Brawijaya dimana ya mas, apa bukan di Malang?
Hmmm…nanti saya cari info deh
salam kenal bu, blognya bagus, nguri uri kabudayan.
Ngabehi,
Terimakasih mas…… saya memang suka kok mengunjungi daerah yang ada latar belakang sejarah atau budaya
Wah… maaf mbak… baru nongol lagi… maaf ya..
Baca tulisan ini… saya jadi kembali ke masa kecil, duluuu… almarhum bapak suka sekali ngajak kami sekeluarga main disana…
Wah… kalau lihat foto-foto itu sepertinya tidak banyak perubahaannya setelah hampir 40 tahuan.. (wah… udah tuaaa sekali saya ya…. gak kerasa… )
Tempat makan.. didepan Candra Wilwatikta masih ada gak ya??? pepes udangnya uenaak looo…
Yanti,
Maksudnya warung “Bu Sri” ? Jelas masih ada dan rame…bahkan katanya pak Sby kalau ke Jatim suka mampir kesana…masakannya memang enak sih. Letaknya persis di depan Taman Chandra Wilwatikta
ceng ho kok dipandaan ya ???
Mantan Kyai,
Saya sendiri belum baca sejarahnya (mesti cari bukunya nih), perjalanan Cheng Ho dari Tuban, menyusuri Sidoarjo, mampir ke Pandaan sebelum ke Trowulan….kata pak penjaga nya lho.
Kalau liat foto ibu kok keliatannya menarik ya?
EM
Ikkyu_san,
Jawa Timur sebenarnya banyak obyek menarik….apalagi kalau ditambah daerah Malang, Probolinggo (dengan gunung Bromo nya)…terus ada Paiton di jalan ke arah Situbondo Jember.
Cuma dulu belum ngeblog, jadi ya hanya lewat aja, dalam perjalanan tugas ke daerah Malang dan Jember.
Ntar dijadualkan dalam kunjungan Imel ke Indonesia tahun berikutnya, dan Kai udah lebih besar…
enaknya bisa plesiran…
jadi ngiri
TT
Farijs Van Java,
Lho ini nggak plesir kok..malah sebetulnya tugas…lewat jalanan (biasa…matanya lihat kiri kanan)..lha kok ada hal yang menarik ya…terus turun dari kendaraan dan memotret..
Ini kan gara-gara ngeblog, dulu lewat daerah sini berkali-kali, ya tenang aja…malah merem biar sampai di tempat tak terlalu cape.
duh kok jadi pengen kesana ya … penasaran ma mesjid ceng ho nya
aRai,
Kalau sambil lewat aja, masjid Cheng Ho nya ada di kanan jalan kalau dari Surabaya ke arah Malang, di pojokan jalan ke Prigen-Tretes…
Ternyata ada juga jejak Laksamana Cheng-Ho di sana ya, nggak nyangka. Mesti belajar sejarah lagi nih … banyak cerita menarik.
Oemar Bakrie,
Betul pak…saya juga jadi pengin baca ceritanya….
Dan masjid itu memang baru dibuka tahun 2008..
sungguh menyenangkan bisa memberikan pelatihan di tempat yang dulu pernah memberikan kenangan, bu. sepertinya masih banyak situs di negeri ini yang belum tersingkap.
Sawali Tuhusetya,
Iya pak, padahal saya dulu sering lewat daerah sana, tapi entah kenapa, rasanya kok dulu dikejar waktu…atau karena belum ngeblog ya.
Karena ngeblog ini, membuat saya suka memperhatikan jalan, orang-orang yang saya temui di jalan…. yang dulu, jika ada kesempatan istirahat ya merem (walau nggak tidur) agar sampai di tempat tujuan bisa langsung kerja.
seru ya Bu kalo dapat kesempatan jalan. Sayangnya saya termasuk jarang sekali, jadi ga pernah ada cerita ttg perjalanan dinas di blog saya
Utaminingtyazzzz,
Lho, bukankah orang IT malah sering jalan ke Kantor-kantor Cabang?
Nggak apa-apa, sebetulnya daerah sekitar kita juga menarik kok, kalau diceritakan
jadi ingat pas SMA dulu, rame-rame ke Malang bareng teman-teman. pemandangan daerah Malang memang bagus sih… sudah lama banget nggak ke sana.
Krismariana,
Memang daerah Malang dan sekitarnya pemandangannya bagus, apalagi jika naik lagi ke daerah Batu.
Seingatku, ke wilayah Tretes, selatan Sidoarjo belok kanan (di kaki gunung Penanggungan), kalau mau ke Malang kan terus……hanya ada vila-vila, yang bikin surprise ternyata ada petilasan….atau mungkin dulu saya pengamatannya kurang.
Kapan Bu, ditunggu balik lagi ke Jawa Timur, masih banyak tempat yang belum dikunjungi lo Bu…
mbak Imel mungkin mau menyempatkan kesini juga…. hehehe
Prameswari,
Hehehe…kan nggak bisa mengatur penugasan…harus ada kecocokan antara penjual dan pembeli, waktunya.
Chandra Wilwatikta atau Candra Wilwatikta tho, Bu?
Kok ada mesjid Cheng Ho di Pandaan ya? Hmmm, rada unik ini. Apa Cheng Ho pernah ke Pandaan ya…
*penasaran*
Daniel Mahendra,
Wahh …makasih…
Iya, setelah saya check…payah nih, nggak teliti.. Ntar saya perbaiki.
Soal masjid Cheng Ho, konon katanya perjalanan Cheng Ho juga menginjak daerah Sidoarjo, Pandaan, Lawang, kemudian daerah Majapahit…..tentang masjidnya sendiri memang baru diresmikan tahun 2008, saya tak jelas juga sebelumnya, maklum pak penjaga juga terbatas ceritanya, dan saat itu sudah jam 17.30 wib…buru-buru mau ketemu Noengki cs.
kayaknya saya juga harus jalan-jalan kesana kapan2…entah kapan 🙂
Tomyarjunanto,
Mesti dicoba mas, jalan-jalan kalau ada waktu….
seingat saya Masjid Cheng Ho ada di Surabaya. kalo yang di Pandaan ini, baru tau saya. yang di semarang tidak ada masjid Cheng Ho, adanya Klenteng Sam Poo Kong yang konon dipercaya merupakan persinggahan Laksamana Cheng Ho di Semarang.
Prigen itu juga mengingatkan saya akan Taman Safari Edisi 2 setelah yang di Cisarua itu.. 😀
enaknya jeng-jeng abidin (atas biaya dinas)..
Zam,
Malah baru ingat ada Taman Safari ya di Prigen (nggak kepikiran). Habis ngajar penginnya segera kabur ke Surabaya…. habis malas tidur sendirian. Kalau ada teman sih enakan rame-rame
Ada enak nggak enaknya sih…kalau abidin tak ada temannya, jadi menikmati nya agak kurang….
salam kenal bu, saya dari keil sampai sekarang tinggal di pandaan… senang sekali dgn artikel anda!
Alfan,
Pandaan mempunyai ruang yang khusus di hati saya…
di dekat candi ada air terjun lho, putuk truno
Ping-balik: Mengunjungi Masjid Muhammad Cheng Hoo di Jl. Kusuma Bangsa Surabaya |