Mengapa kita bisa berteman akrab dengan si A, tapi merasa biasa saja jika berhubungan dengan B? Dan betapa kadang kita mempunyai teman, yang merasa se hati, se ide, dan juga aktif di kegiatan lain, yang kita benar-benar merasa klop banget. Apa sebetulnya perbedaan dari masing-masing hubungan pertemanan tersebut? Pada kenyataannya, kita jarang sekali mempunyai sahabat atau teman yang benar-benar sehati, namun kita bisa bergaul dengan banyak orang.
Pernahkah anda mengamati sifat atau karakter masing-masing orang tersebut? Dan mengapa pada satu orang kita bisa cocok dan tidak cocok atau kurang cocok pada yang lainnya. Setelah sekian puluh tahun hidup dan berkegiatan dengan orang-orang yang paling tidak mempunyai budaya hampir mirip, sekarang saya mempunyai karakter teman-teman yang jauh berbeda. Awalnya agak sulit, apalagi bagi saya yang memang ketat dalam perencanaan dan mengatur waktu, sehingga hanya berani berjanji kalau memang saya bisa menepati janji itu. Pernah teman saya dari luar kota, ingin ketemu di kantor, saya bilang, saya hanya bisa janji kita bisa mengobrol tanpa diganggu kalau ketemunya jam 6.30 wib, dan kita punya waktu mengobrol satu jam, kalau nggak ada gangguan ya bisa dilanjutkan. Maklum begitu mulai jam kantor, ada risiko dipanggil bos, ada pekerjaan mendadak yang harus diselesaikan, dan jadual meeting yang telah diatur sekretaris dengan begitu ketat. Sedangkan teman lama yang ingin ketemu tadi, karena kebetulan lagi ada tugas ke Jakarta, dan sorenya langsung kembali lagi kekotanya.
Saya kira setelah tak aktif, saya bisa lebih santai, tetapi kebiasaan ternyata telah berurat berakar. Kalau sedang tidak ada jadual mengajar, saya tetap bangun pagi, walau cuma sekedar mencongkel-congkel tanah, atau mengerjakan apa saja. Mungkin betul, saya harus lebih santai dan mencoba memahami orang lain yang lebih bervariasi. Saya pernah beberapa kali menghadiri pertemuan di arisan RW, walau arisan ini singkat (hanya sekitar satu jam) dan praktis, tapi saya tetap merasa hanya sekedar berbasa basi saat mengobrol.
Dari dunia maya, saya beberapa kali melakukan kopdar, ada yang sekedar kopdar syukuran kelulusan anak saya, sekaligus mengundang temannya yang juga blogger di Cafe Oh La la. Kadang kopdar ini hanya sekedar ajang ketemu, karena berbagai karakter dan latar belakang dari teman yang datang. Kopdar yang efektif, dan serius adalah pertemuan saya dengan ihedge, yang kebetulan cuti di Jakarta, dan hanya punya waktu 2 (dua) jam untuk ketemu. Ihedge yang alumni TN, kemudian melanjutkan S1 dan S2 di Nanyang University, serta sekarang bekerja di bidang Hedge Funds, selama ini saya kenal karena sering mengunjungi blog saya. Ya, pengunjung blog saya awalnya adalah teman-teman anakku, kemudian teman Andjar (yang juga sahabat anakku), yang rata-rata alumni TN, termasuk ihedge ini. Ini kopdar santai tapi serius, dan langsung diskusi tentang berbagai hal menyangkut masalah bisnis dan keuangan, sambil makan J.Co Donut dan menyeruput coklat latee. Sayang Andjar berhalangan bergabung pada detik terakhir.
Kopdar berikutnya, yang saya hadiri lebih banyak santai, sekedar ketemu teman dan makan-makan. Hmm kadang saya merindukan juga kopdar yang agak serius, ada tujuannya, tentu saja dihadiri orang yang memang tujuannya untuk sharing ilmu dan juga pengalaman bisnis. Entah kenapa, selama ini acara bincang-bincang ”agak serius” hanya bisa dilakukan diantara teman-teman yang latar belakang pekerjaan memang agak homogen. Dan kebetulan lagi, teman-teman saya ini, tidak atau belum berkeinginan ngeblog.
Kemudian dari dunia maya, saya punya tiga teman, yang entah kenapa menjadi dekat. Salah satunya kebetulan sama-sama tinggal di Jakarta, sehingga lebih sering ketemu, dan latar belakang pekerjaannya, membuat pembicaraan nyambung. Yang satunya, tinggal di luar negeri, blognya banyak bercerita tentang kebudayaan negeri yang ditinggalinya, serta hari-hari kedua anaknya yang lucu dan menggemaskan. Yang satunya, seorang penulis, seorang editor, dunia yang baru kupahami belakangan ini. Walau saya suka baca, sebelumnya saya belum tertarik untuk memahami bagaimana proses sebuah buku, dari mulai proses penulisannya, sampai dicetak dan dijual kepada masyarakat umum. Bergaul dengan teman yang satu ini, agak membuatku mengerti tentang proses pembuatan sebuah buku, yang juga harus mempunyai strategi, dari sejak pemilihan apakah sebuah cerita ”layak jual”, proses mencetaknya, bagaimana lay out nya agar menarik minat pembeli, bagaimana pemasarannya dan lain-lain. Bertemu dengan orang baru, dengan latar belakang beda, sifat berbeda, serta penilaian atas waktu berbeda, membuatku awalnya merana sekali. Proses untuk ketemunya sulit (saya tepat waktu, sedang teman satu ini kurang memikirkan tentang waktu), walau setelah ketemu bisa mengobrol dengan akrab, dan langsung nyambung.
Setelah pertemuan pertama, dan karena teman yang dari luar negeri sedang cuti ke Indonesia, kami mengatur waktu untuk kembali ketemu pada tanggal 28 Februari 2009. Dan sebagai EO yang gagal saat pertemuan pertama, saya menyerahkan tongkat EO pada YA, dan untuk mengantisipasi keterlambatan serta ketiadaan waktu yang membatasi, saya berpikir santai bahwa ini bukan pertemuan serius, tapi lebih pada silaturahmi saja. Siang itu saya mendapat sms kalau teman saya, akan datang sekitar jam 5 atau 6, dan saya cuma tersenyum membaca sms tsb (dalam hati berpikir plusnya berapa jam ya). Kebetulan siang itu masih ada pekerjaan yang harus dikirim, janji temu dengan teman siang harinya. Setelah sholat Magrib, saya pesan taksi BB, untuk mengantar ke pertemuan dan sampai Martimbang jam 19.05 wib…..dan betul dugaanku, teman yang kirim sms tadi belum terlihat dan yang punya rumah sedang sibuk memandu arah.
Yahh, memang kami mungkin harus lebih saling mengenal, dan saya mengingatkan pada diri sendiri, ini bukan pertemuan bisnis, tidak ada target khusus, jadi lebih santai saja menghadapinya. Betapapun, kalau udah ada janji, berarti kita membatalkan janji yang lain, dan harus mengingatkan diri sendiri pada janji yang telah kita buat tersebut….jadi nggak bisa santai juga kan?
Betapapun, sulit pengaturan pada awalnya (yang membuat EO pusing), akhirnya pertemuan tsb lumayan berjalan lancar, dan tak terasa sudah tengah malam, dan salah satu teman harus kembali lagi ke Bandung. O, iya pada pertemuan kedua ini ada mystery guest, yang ternyata telah dikenal dan sering berhubungan di dunia maya.
Hmm…jadi lain kali EO nya tetap YA saja ya….? Kelihatannya bisa menikmati dan tidak mudah stres kayak saya.
Pertamax masih dijual nggak Bu? 😀
Menjadi EO lagi? Siapa takut, tapi kenapa nggak Daniel aja, untuk silahturahmi berikutnya? Mau kan Niel? 🙂
Yoga,
Kayaknya Yoga berbakat deh jadi EO, padahal saya sudah sering meng arrange pertemuan, tapi biasanya mulus-mulus aja. Padahal juga mempertemukan orang-orang yang kesibukannya tingkat tinggi.
wah kapan ya bisa ikut kopdar? hehehe. kemarin waktu tgl 23 Feb gagal karena salah perhitungan dlm mengerjakan tugas… 😦
Krismariana,
Katanya waktu acara di Omah Sendok, mau datang…kok nggak jadi?
session dua ya bunda??
heheheh senangnya….nanti kalau aku ke jakarta kita ketemuan lagi ya…
gak kapok kan ketemu diriku?
Ria,
Jelas nggak kapok….beri tahu kalau ke Jakarta..nomor hape japri aja ya…
Via email?
wah asik tuh kopadaran
jadi pengen.. 😦
Fanz,
Emang asyik…apalagi jika sebelumnya udah dekat melalui dunia maya…
ikutan…
Annosmile,
Maksudnya???
sudah lengkap nih, siapa saja yg bisa jadi EO dan siapa yg nanti bakal dinobatkan ratu kopdar … hehehe
Oemar Bakrie,
Saya sering ngobrol sama suami lho tentang bapak…ahh kapan-kapan mesti ketemu nih, mungkin sekalian dengan pak Dim dan pak Budi ya.
ada teman yang ‘klik’, ada juga yang enggak. Saya punya tuh, Bu! teman saya ini baik, lucu dan disukai semua orang. tapi entah kenapa kalau berdua saja dengan ybs saya ngerasa
“aduhh… mo bcanda apa ya”
ga ada ‘klik’ nya… akhirnya pembicaraan berlangsung standar, hahaha..
betewe saya seneng pas kopdar kemaren. udah pesen Yoga juga buat inform ke saya kalo ada kopdar lagi. pengen ikutan ahhh…biar banyak teman 🙂
Utaminingtyazzzz,
Pekerjaanku dulu, memaksaku setiap kali jadi EO dadakan untuk mengatur pertemuan, memang sih pertemuannya lebih banyak urusan bisnis….dan menyenangkan ketemu teman-teman dari latar belakang pekerjaan yang sama, hanya beda instansi. Cuma istilahnya nggak kopdar seperti temu rekan blog, tapi lebih ke temu bisnis…..
Setelah nggak aktif, saya juga banyak ketemu/kenalan orang baru, mengajar di berbagai wilayah, membuatku banyak bepergian dan ketemu orang baru. Maklum dari dan ke Jakartanya sendirian aja…lha kalau nggak mengobrol, bisa mati bosan…
mungkin kita merasa nyaman dan bisa terbuka dengan teman kita yang akrab tersebut, mungkin itu salah satu faktornya
Ciput Mardianto,
Mungkin juga
Ratu kopdar? hahaha cocok nih Bu Enny dikasi julukan Ratu Kopdar.. ruamee poll!
thanks ya Bu, kapan2 kopdar lg ah 😀
Idawy,
Yang lebih cocok itu mbak Imelda, sebulan cuti ke Jakarta, acara banyak sekali, dari Jakarta-Bandung-Yogya….
Boleh…boleh..kapan2 ketemu lagi.
Kadang kalau direncanakan malah jadi sulit….dadakan malah beres ya
mungkin sekali waktu saya mau ikutan kopdar pas ibu jadi EO nya..he he
Iman Brotoseno,
Iya ya…kita belum pernah mengobrol santai ya mas Iman. Saya sebetulnya pengin juga ke angkringan, cuma malam hari…tapi kapan-kapan kalau mas Iman ada disana mau ahh, toh dari rumahku dekat, bisa naik bajaj. Ntar bisa ngobrol dengan dedengkot bloger: mas Iman, ndoro kakung (saya malah sempat ngobrol dengan nyonya nya ndoro saat kopdar di Monas), paman Tyo, Gembul dll.
Yes…..saya setuju mbak eni…saya merasakan ada teman dan sahabat yang cocok dan ada yang tidak…
hmmm…tapi sampai hari ini…pertemanan dengan sesama Blogger …menyenagkan….begitu ketemu,,,sepertinya kita langsung tahu lebih banyak,dan ngobrolnya nyambung..
Dyahsuminar,
Saya menunggu laporannya mbak Dyah lho, soal kopdar di Yogya…pasti seru banget. Kemarin baru baca laporan mbak Tuti tentang rumah Kweni, membayangkan betapa senangnya anak-anak tak mampu itu, mendapatkan hadiah dan berbagai permainan dari para bloger.
pertemanan kalo jauh di jarak biasanya dekat di hati bu..heee..duh kapan saya bisa kopdar nih…
Boyin,
Tenang….hmm saya suka tulisanmu, yang sekarang lebih banyak menyinggung kota Vietnam, orang-orangnya, budayanya….dan menyenangkan bisa membaca dan mendengar ceritamu itu.
Ternyata tidak mudah to Bunda untuk Kopdar??, soarlnya dari semua photo Bunda waktu kopdar kelihatan menarik sekali dan sepertinya mudah karena sering dilakukan. Apalagi yang ada photo makanannya itu, di Thai Restaurant jadi pingin ikutan makan… 🙂
Semoga Kopdar dan silaturahmi selanjutnya selalau lancar. Thanks
Yulism,
Lebih sulit dibanding mengatur temu bisnis, karena latar belakang, karakter orang2nya yang bervariasi…atau saya yang stres an, nggak bakat jadi EO.
Jadi, memang lebih tepat diserahkan pada ahlinya, yaitu Yoga.
Mau dong bun, ketemuan lagi.. biar fotoku dipajang lagi.. hehehe..
Puak,
Boleh…boleh…kapan-kapan ya….
ndak cuma obrolan serius yang hanya bisa dilakukan pada orang tertentu
bercandaan juga, bu…
pas maen dengan bloger becandaannya bisa beda dengan pas maen dengan teman di dunia nyata
tapi dua2nya menyenangkan 😀
Wennyaulia,
Benar….kadang yang rame di blognya, di dunia nyata pendiam, atau sebaliknya….
Wah, kita belum pernah kopdar ya Bu ^_^
Ade Bayu,
Habis kalau saya ke Bandung, Ade sibuk sendiri sih…..
Sekarang malahan jauh di Duri sana….
Taon depan, Bu.. Taon depan.. 🙂
DV,
Dan…EO nya Yoga ya, yang terbukti nggak gampang stres…..
Don, kayaknya enak deh ketemunya di angkringan…selain ketemu kita-kita (aku, Yoga cs), juga bisa ketemu mas Iman, Ndorokakung, Paman Tyo dan teman bloger yang lain…pasti asyik deh, di Jakarta tapi suasana Yogya.
eh ibu, sampe ditulis mystery guest segala…. hehehe. Maaf sebelumnya gak ngasih tahu….
pertemuan yang menyenangkan. Dan ibu, makasiy selendangnya ya……
dan dulu sungguh tak bisa diduga pertemanan lewat dunia maya bisa jadi kenyataan. Bisa kenal dengan banyak orang dari berbagai profesi, berbagai sifat, serta berbagai umur.
Merasakan saling berbagi itu membahagiakan
Prameswari,
Lha temanmu satu itu, pake acara rahasia2an…lha wong udah kenal di dunia maya.
Jadi, sampai detik terakhir aku nggak tahu kalau yang diajak datang Nungki, makanya saya telepon untuk memastikan…hehehe…saya pikir yang itu tuh……hehehe
Setahun nge-blog, saya sama sekali belum pernah kopdar, Bu. Hidup saya seputar kantor-kos (Senin-Jumat) plus Grogol-UKI (Jumat malam karena pulang Sukabumi), hehe. What a pity I am…
Tempat kerja saya nyempal di daerah Jakarta Utara, antara Citraland dan Emporium Pluit. Hmm, gimana kalo ketemuan di sana aja? Yuks yuks *nglirik EO-nya*
Sanggita,
Hayoo aja…tapi kayaknya Yoga yang berat, juga Mieke, kalau pas jam kantor. Atau pulang kantor?
Ahh saya dulu, juga seperti Gita, pas anak-anak kecil, hidupnya juga cuma dari kantor ke rumah…dan Sabtu Minggu udah heboh kegiatan lain….pokoknya ngurusi anak deh.
Kalau mau turne bikin matriks: 1) untuk variasi makanan selama ditinggal, 2) si mbak juga harus ngikuti jadual anak, jadual minum obat/vitamin, 3) Pesan kepada guru anak-anak, 4) Telepon darurat (maklum belum ada hape), jadi saya harus tahu hari ini di kota mana, telepon kantornya berapa dll…sibuk banget deh….hahaha.
kemarin itu pas di omah sendok, kerjaan belum kelar juga. padahal udah saya lembur2 lo, bu… huuu 😦 menyesal deh. salah perhitungan saya. kapan2 kita kopdar deh bu. email saja aja kalau bu enny bisa. nanti saya sempatkan waktunya 🙂
Krismariana,
Padahal saya “agak memaksa” juga untuk hadir, karena juga lagi sibuk2nya…dan sebenarnya pengin ketemu Krismariana, yang teman sekolahnya Donny Verdian.
Nggak apa-apa kan kita sama-sama di Jakarta…walau sama2 di Jakarta, kadang sama-sama repotnya ya.
wew! posting yang satu ini juga bikin saya ngiri.
pasti asyik tuh bisa ketemuan di rumah, jadi suasananya bisa lebih akrab, kekeluargaan, dan tak mengenal batas waktu (jadi nggak takut diusir seperti laporan kopdar ibu yang lalu-lau). hehe!
yang tinggalnya jauh juga sebenarnya bisa menginap kalau terlalu capek buat pulang ya, bu? nggak pake charged oleh si mbak imel toh? 😀
Marsmallow,
Sebetulnya kalau temanmu ga pake ingin buat surprised, juga lebih enak…lha saat itu dirumahku juga lagi ada yang menginap (cowok), seniornya anakku…bersama sepupu suami.
Tapi mungkin dia lebih suka mondar mandir, walau bikin yang lain kawatir juga…maklum jaraknya cukup jauh dan malam-malam lagi.
Berteman, menambah wawasan, bertemu orang2 baru dengan segala wacana dan pemikiran baru.. Selalu menyenangkan yaa Bunda.. 🙂
Nug,
Benar….apalagi kalau kita sempat ketemu ya…ternyata dalam pekerjaan kita sering bersinggungan, tapi tak tahu.
Menyenangkan juga sharing lewat FB.
Aturan ada kopdar umum blogger se Jakarta-Banten-Jabar. Tapi kalau orangnya terlalu banyak juga nanti nggak fokus ngobrolnya ya?? Lagian saya orangnya agak mencla-menclo, hampir nggak pernah stick pada satu kelompok saja, andaikan nggak cocok tinggal cari kelompok lain, yang penting “dicoba” dulu hehehe…..
Lagian kalau pesertanya terlalu banyak, pada ogah jadi event organiser-nya huehehehe……
Yari NK,
Sebetulnya enak terbatas, jelas tujuannya, sehingga kita bisa punya tujuan yang positif. Atau kalau besar sekalipun, seperti pesta blogger 08 kemarin, tetap ada sharing session nya.
Tanpa tujuan, memang menyenangkan jika dalam waktu terbatas, karena hanya untuk niat sosialisasi dan silaturahmi….
Berniat kopdar? Udah tahu kan siapa yang lebih tepat jadi EO nya?
semakin terbiasa dengan pertemuan dari dunia maya ya bu? enjoy .. enjoy 🙂
Mascayo,
Iya…tapi juga nggak bisa sering-sering….karena semua mempunyai kesibukan masing-masing
Kalau kopdarnya dihadiri banyak orang dengan berbagai latar belakang berbeda, untuk bisa ‘serius’ memang harus diarahkan pada suatu topik tertentu. Menarik juga sih. Sebab kalau berkala-kali kopdar dan isinya cuma ngobrol nggak tentu arah, mungkin lama-lama bisa menjemukan juga.
Nah, kalau mau kopdar yang efektif, betul-betul mengenal teman secara pribadi, memang hanya bisa dilaksanakan dalam jumlah orang yang terbatas.
Tentang janjian waktu, saya melihat sifat pertemuan yang akan saya hadiri. Jika pertemuannya massal, dan kehadiran saya nggak penting (nggak ditunggu orang lain) saya santai datang agak telat. Tapi kalau pertemuan itu terbatas, dan masing-masing sudah ‘deal’ akan bertemu pada jam tertentu, jika kira-kira akan terlambat karena sesuatu sebab, saya memberi tahu sebelumnya (bukan sesudahnya).
Tutinonka,
Yup…justru sifat dan pendapat mbak Tuti seperti inilah, yang sejak pertama membaca blognya, saya sudah tahu kalau bakalan “klik” kalau ketemu mbak Tuti. Dan saat mau ketemu mbak Tuti di Dukuh Atas, saya sudah deg2an kalau terlambat, maklum pas taksi datang telepon rumah bunyi, yang terpaksa diangkat dulu, hanya mengatakan agar menelepon lewat hape karena kawatir telat janji. Syukurlah hanya beberapa detik, sebelum tepat jam 11.00 wib saya sudah sampai di depan American Grill.
Mbak Ratna,
Saya cukup sering mengikuti tulisan anda. Ternyata suami anda adalah senior saya di PSTK ITB. Narpen anak anda adalah teman saya dan saya pernah mampir sekali ke kayu agung.
Saya alumni SMA 1 Madiun tahun 1981, SMP 1 tahun1977 dan SD Endrakila th 1975. Sampeyan temannya Prihadi Setyo Darmanto (Mesin 1976) kan?
Beberapa teman pak Prihadi adalah alumni SMA 1 Madiun seperti pak Hendrawan dan Prof.Dr. Indra Nurhadi…….serta Prf.Dr. Hariyono Tjokronegaoro0 dan Prof.Dr. Andrriyam Bayu Suksmono. Sebentar lagi saya pulang ke Madiun untuk jadi dosen di Widya Mandala.
Salam,
Tjandra
Tjandra,
Makasih telah berkunjung
Saya alumni SMA I tahun 69….masuk IPB tahun 1970 (suami ITB 70).
Prihadi satu angkatan dengan adik bungsuku.
Selamat membangun Madiun dan memajukan pendidikan disana. Hendrawan (putranya mantan Kepala Sekolah SMA I), adalah kakak teman saya…demikian juga mas Indro Nurhadi. Adiknya mas Indro (Tunjung) adik kelas saya di SMA.
Salam kenal Bu, senang sekali bisa bergabung disini.
Dinda27,
Salam kenal juga, makasih telah berkunjung ke blog ku
wah temannya banyak ya Bu … saya coba kunjungi blog teman2 nya Bu siapa tau bisa jadi teman juga .. 😀
Sandclow,
Hallo Sandy, lama nggak mendengar kabarmu. Masih di Jepang?
Silahkan, diantara temanku ada yang juga tinggal di Tokyo Jepang, kalau Sandy dimana? Kalau satu kota mungkin bisa saling ketemu.
Mungkin ngga harus sama karakternya ya, Bu, tetapi dari yang beda itu ada kecocokan karakter, hehehe 😀
Betul, Bu, setuju bangets kalo mang susah yaa nyari yang sehati dan sejiwa 🙂
Indah,
Walau beda karakter, pertemanan dapat dilakukan, jika saling terbuka dan saling menghormati.
Bahkan orang yang pendiam suka cocok dengan yang rame….tapi asal visi nya sama.