Setelah lelah memutari 3 (tiga) museum, dua bersaudara yang sudah STW (Setengah Tuwo) ini melepaskan lelah di Cafe Batavia.

Udara luar yang panas menyengat langsung terasa sejuk begitu memasuki pintu cafe, apalagi telinga mendengarkan sayup-sayup suara gramophone memperdengarkan lagu-lagu tempo doeloe.
Saya melihat sekeliling dengan kaget, karena cafe penuh sekali dan 90 persen merupakan tamu mancanegara.

Rasanya seperti tak ada bom meledak dua hari sebelumnya, karena saya membayangkan mereka akan diam di rumah atau melakukan kegiatan yang bukan di arena terbuka. Ternyata mereka biasa-biasa saja, dan tak nampak ada kekawatiran.
Pertama kali mengetahui tentang Cafe ini dari majalah, yang menjelaskan bahwa menu yang ada adalah makanan Indonesia, yang telah disesuaikan dengan lidah internasional.


Interior cafe penuh diberi pajangan foto-foto bintang film tempo doeloe, sampai ke toilet dan bahkan di pintu toiletpun terdapat foto bintang film, demikian juga di dalam toilet.
Saya memesan bubur ayam ikan asin (lagi-lagi bubur ayam…pasti deh Imelda ketawa…), ayam kampung mabuk, tim cakar ayam saus lada hitam, serta juice mangga.


Ternyata bubur ayamnya banyak sekali…dan enak. Jadi, selesai makan, kami benar-benar merasa mabuk….kata adik saya, kami mabuk gara-gara makan ayam kampung mabuk. Rasanya benar-benar menggoyang lidah, demikian juga juice mangganya, sedaap….membuat badan terasa segar. Lama-lama kami merasa mengantuk, apalagi sambil mendengarkan suara gramophone yang terus berputar….sudah waktunya pulang, walau pada akhirnya kami memutuskan untuk mampir di Grand Indonesia, sekedar melihat-lihat dan mampir beli buku di Gramedia buat para keponakan di Semarang.
Jalanan lengang, taksi berjalan lancar…dan lagi-lagi mendengar keluhan sopir taksi bahwa pendapatan mereka setelah pasca ledakan bom di JW Marriot dan Ritz Carlton sangat merosot. Saya ikut sedih mendengarnya, semoga sepinya ini bukan karena warga Jakarta takut keluar rumah, namun karena long week end, yaitu adanya libur 3 (tiga) hari berturut-turut sehingga banyak yang menyempatkan diri keluar kota. Adik saya komentar, mungkin Mal nya sepi, karena musim sekolah baru saja mulai, sehingga prioritasnya berbeda.
seru juga ya tempatnya.. 🙂
Tri Setyo Wijanarko,
Yup..betul
ah, jadi pengen ke kota tua ama temen2… kapan bisa, ya?
v(^_^)
iya, liburan 3 hari. banyak yang pergi ke daerah jadinya. sepi deh jakarta.
Farijs van Java,
Ke Kota Tua gampang dicapai dengan kendaraan umum kok.
Kemarin itu karena udah capek sebelumnya (saya diantara kesibukan kerja menggunung), adik capek mempersiapkan presentasi sebelum seminar, jadi dua perempuan tua ini akhirnya bertaksi ria
wah jadi pengin ke jakarta nih liburan and nengokin kuta Tua…
Nyam… nyamm…
Bu, saya merasakan postingan ibu ini setidaknya jauh lebih baik ketimbang pidato seorang presiden yang malah menjatuhkan mental warganya dengan bilang yang macam-macam soal kudeta lah soal lawan pulitik lah soal tetek bengek lah 🙂
Postingan ini justru menunjukkan pada khalayak bahwa tetap ada bagian dari negara kita yang ‘nyaman’ untuk dikunjungi turis asing sekalipun. 🙂
Positif sekali!
DV,
Lha saya kan memang baik-baik aja…tak ada yang kawatir tentang sepak terjang saya..lha apa sih yang mau dilakukan perempuan pensiunan selain jalan-jalan, kadang2 mengajar…hehehe
Huehehehe…. nah ini baru menu makanan yang lezat sekaligus dengan gizi yang seimbang. Nggak seperti steak, donut ataupun fastfood. Tetapi kalau saya, dari kecil (mungkin karena efek orang tua) nggak pernah dibiasakan makan ceker dan (apalagi) kepala ayam. Sebenarnya sih, secara gizi ceker dan kepala ayam (kecuali otaknya yang sedikit berlebih lemak) ya oke2 saja sih, dan kalo diolah dan dimasaknya juga tepat pasti rasanya juga enak. Untuk itu, mangkannya saya sekarang membiarkan anak2 saya makan ceker ataupun kepala ayam kalau mereka suka. 😀
Yari NK,
Ortu saya juga tak mengajarkan makan kepala ayam maupun ceker ayam.
Tapi saya kenal ceker ayam bisa dimasak enak ini malah setelah bekerja, lupa makan dimana pertama kalinya. Dulu, sepupu saya suka beli leher ayam (matang) di Suniaraja, rasanya enak sekali (sebelum ada ayam broiler). Setelah kenal ayam broiler yang konon katanya suka disuntik lehernya, jadi ga doyan lagi leher ayam….ehh tapi di gang Suniaraja Bandung kayaknya penjual ini juga udah gak ada lagi.
waaah asyiiik,perlu di coba mbak ,
lihat foto foto turis asing di Cafe Batavia….setelah BOM…pasti mereka ketakutan ya mbak..Wis..wis…bangsa kita malu sekali…
Dyah Suminar,
Turis asing yang sedang makan di Cafe Batavia santai aja kok, ada beberapa meja yang dipenuhi satu keluarga (ayah ibu dan anak-anaknya). Saya menduga mereka memang expatriat yang tinggal di Jakarta dan kenal sudut-sudut kta Jakarta
Ayam mabuk bikin lidah bergoyang, pasti uuueenak. Ntar suatu saat saya cicipi.
Peristiwa bom kemaren bikin negeri tercinta bisa masuk travel warning lagi. Sebel deh sama yang buat dan meledakkan bom nya. Juga penyandang dananya.
Alris,
Disisi lain, saham dan rupaih tak terpengaruh..hanya sejenak menurun tapi re bound lagi.
Juga seminar di hotel masih berjalan lancar…mal juga masih rame dengan orang asing.
Ayam mabuk , boleh juga tuh. wah harganya belom ditulis . biar tau gitulah bu. mahal apa murah
selamat pagi
Kawanlama95,
Harga relatif…dan saya tak ingat, karena kan membayanrnya totalnya…
wah, untung saja lokasinya jauh dg marriot ya, bu, sehingga pengunjung kafe masih bisa menikmatinya. hhmmm…. pasca teror bom ternyata tak berdampak bagi wisatawan asing akibat munculnya kebijakan “travel warning” tapi juga sangat dirasakan oleh para sopir taksi ya, bu?
Sawali Tuhusetya,
Jakarta ternyata sepi saat libur 3 hari, karena memang kalau libur panjang, warga Jakarta lebih suka ke luar kota, ke Bandung atau daerah wisata. Ancol tetap kayak cendol (kata teman), Mal Grandi Indonesia yang saya kunjungi rame, museum bahkan lebih rame dibanding saat saya berkunjung dua tahun sebelumnya.
Mudah2an warga Jakarta tak terpengaruh dengan teror bom ini…
duh ayamnya kok kayanya nggak berbumbu ya bu…saya jadi inget makan chicken a la king, semuanya serba putih..kurang berwarna
Boyin,
Rasanya seperti ayam pop (Minang), tapi ditambah bumbu yang lain. Dan yang jelas eunaaak
Cafe Batavia …
HHmmm … patut dicoba ini …
Mungkin bukan karena makanannya …
Tetapi karena suasana dan historisnya ya Bu …
Salam saya
NH18,
Makanannya juga enak…makanan khas Indonesia, tapi telah ditambah bumbu lain dan disesuaikan sehingga bercita rasa internasional.
Indonesia pasti bisa bangkit, berbagai bom yang diledakkan di wilayah indonesia semoga tidak berpengaruh terhadap kenyamanan Indonesia.
INDONESIA UNITE, kami tidak takut
Adipati Kademangan,
Ya…kita harus bersatu.
Jakarta tetap rame, hotel tetap occupancy rate diatas 50%, karena para tamu asing yakin bahwa pemerintah dan aparat bekerja keras untuk menangkap pelaku pemboman itu.
Itu yang diatas foto Bunda Eni.. kelihatan gemuk ya, bun?.. apa emang gemukan sekarang?..
Cuma nanya lho bun.. 😀
Puak,
Itu fotonya adik saya…saya yang pake blouse kembang-kembang hitam.
Tapi saya memang tambah gemuk kok.
Waaaddduuuuhhh siang siang perut lapar maen ke rumah bunda langsung disuguhin makanan uenaaaaaaaak.. ma kasih bunda.. sampe kekenyang
KangBoed,
Memang enak kok makanannya. Mau coba?
Bu….
yaaaaa saya ketawa baca ibu pesan bubur ayam lagi… Nanti kalau ada mobil, saya jemput dan ajak ke bubur barito ya… pasti deh enak!
Cafe Batavia juga sudah masuk agenda saya
EM
Ikkyu_san,
hehehe….entah kenapa, mata kok terus lihat bubur ayam, dan gak menyesal karena bubur ayamnya enak.
Riku pasti banyak bertanya jika diajak ke sana, melihat suasananya, juga lagu kuno yang disetel melalui gramaphone.
saya sering tuh ke kawasan kota tua-nya. tapi ga pernah masuk ke cafe-nya.. takut mahal! 😛
Billy Koesoemadinata,
Masuk aja kesana..pesan aja minuman sambil lihat harga…jika sesuai baru pesan makanan.
Dari pengamatan saya, para turis asing itu lebih banyak pesan minuman (coca cola) dan makanan kecil
penggemar bubur ayam ya buk..?
tamu bule di bali juga tetep banyak kok buk, kayaknya mereka sudah terbiasa mengabaikan travel warning hehe..
desain interior cafenya unik banget, kalau main ke kota malang jangan lupa mampir toko oen udah di buka sejak jaman belanda bangunan dan menunya juga djadoel..
semoga cobaan terhadap bangsa ini cepat terlewati..
-salam damai-
Septarius,
Turis asing yang biasa ke Indonesia, sudah tak kawatir lagi. Apa lagi reaksi Presiden cepat, jadi mereka merasa bahwa Indonesia pasti akan mengejar pelaku teror itu dengan ketat.
Yang dikawatirkan adalah orang yang baru akan pertama kali ke Indonesia
Tertarik juga untuk mampir ke sana. Menu andalannya apa bu?
Indra KH,
Menunya banyak kang…yang jelas makanan khas Indonesia yang telah disesuaikan dengan lidah international.
Jadi memang makanan itu untuk mempromosikan Indonesia dari sisi makanan kepada para tamu asing
ibu perlu liat toiletnya.. konon si pemilik cafe ini adalah bule yang homo, maka toilet prianya dibikin “istimewa”.
tidak ada urinoir khusus, hanya sebuah lubang berteralis di bagian bawah. pengguna menghadap ke cermin besar dan karena tanpa sekat, kita bisa melihat “barang” milik orang di sebelah dengan jelas..
hehehe..
fotonya ada di sini: http://matriphe.posterous.com/toilet-de-batavia-cafe
Zam,
Sayang saya tak bisa masuk toilet pria
maksudku toilet pria.. eh, ndak boleh, ding ya.. hihihih..
Hemmmmmm… inyak tenan bu… aku jadi laper nih
Wandi Thok,
Memang perlu lapar untuk ke sana…agar semua makanan yang dipesan bisa dihabiskan
ayam mabuk? hmm… menarik juga tuh. sepertinya suatu saat perlu dicoba nih… 😀
bu, sebenarnya saya penggemar bubur ayam jg. tapi belinya cuma di penjual bubur keliling saja :p belum pernah beli di restoran.
Ayam mabuk, dimasak oleh koki mabuk, dan membuat penyantapnya juga mabuk … hiyaaa!!
Wah, kapan ya bisa kesana?
Tutinonka,
Ayoo mbak …lain kali ketemunya kopdar di Kota Tua ya….jalan-jalan ke Kota Tua dan makan di cafe Batavia.
hehehe.. kok habis makan perut kenyang kepala mabuk yaaa buu.. kliyengan begini
Salam Sayang Bunda
KangBoed,
Hmm…terus mengantuk ya…
baru pertama lihat menu bubur ayam mabuk.
Sepertinya luarbiasa mantap. Jadi ngiler Bu. 🙂
Mascayo,
Yang mabuk bukan bubur ayamnya…tapi ayamnya…hehehe
sore – sore
liat makanan gini…
bundaaaa laper nih 😉
Eka Situmorang-Sir,
Lho! Sore-sore kok lapar?
Selamat jalan2 ya mommy STW, apa iya to STW, rasane koq belum ya ! Ku nanti klo jalan2 ke suramadu, nostalgia tahu tek, semanggi suroboyo, lontong balap, lontong kikil, nasi krawu dan . . . . . . kupang lontoing sidoarjo plus sate kerang ! selamat ya . . . . . .
Samnawi,
Wahh iya…pengin lihat Suramadu….
Kapan ya?
Wuih… melihat porsinya, sepertinya itu beda tipis antara makan dan marah yaa Bunda…? Jiakakakak
Nug,
hehehe…iya…
Habis kata pelayanannya porsi sedikit..lha ternyata banyak banget, makanya jadi klenger, mabuk karena makan “ayam mabuk”…sebenarnya sih karena kemlekeren (kekenyangan)
kafe yang bagus, bu. tersegmen sepertinya.
yang nongkrong di sana yang tua2 aja emangnya?
Morishege,
Sepintas terlihat segmennya untuk keluarga….sebetulnya saya memfoto yang ada adikku, supaya tak menyolok mau memfoto mereka. Sayangnya yang ada keluarga lengkap (ibu, ayah dan anak-anaknya yang seusia SD), fotonya kurang bagus karena melawan sinar matahari yang terang dari luar.
Ada juga kok kelompok anak-anak muda nya…
wah enak tu…….ko g’ bagi2 x……..
why_snu,
Hmmmm
Wah pagi2 gini dah liat makanan
Huaaaaa
Lapeeerrr
Salam kenal ya 😀
Kartika Mayang Sari,
Salam kenal juga….
Dah lama sekali nggak ke Jakarta, apalagi ke Batavia Cafe … nggak pernah! ^_^
Bang Aswi,
Ya kapan kalau ke Jakarta, mampir…
wuihh, menu nya tumben banget buuu..
ceker + juice mangga.. (biasanya mau yg anget2?)
tumben!
Narpen,
Menunya memang enak banget..ntar kapan2 ibu traktir kesana…
Wahh iya..karena nggak akan mengajar dalam waktu dekat, jadi ingin mencoba juice mangga….rasanya enak dan entah diberi tambahan apa..yang jelas nikmat…sampai sulit berdiri karena kekenyangan
wah kalau ke jakarta nyobain ah. pagi bu
Kawanlama95,
Pagi…
Ping-balik: Twilight Express » Blog Archive » Menanamkan rasa cinta tanah air?
Makanan lokal yang diberi sentuhan internasional? Kalau bagi orang kita sih sebenarnya malah kurang nikmat ya Bu karena pedas dan bumbunya pasti banyak yang dikurangi. Tapi, kualitas bahannya pasti yang paling segar. Btw, kalau ayam mabuk, sebelum disembelih dikasih minum wisky atau kita yang makannya jadi mabuk kepayang karena nikmat?
Hery Azwan,
Rasanya ada campuran antara ayam Pop (masakan Minang) dan entah diberi tambahan bumbu apa….yang jelas segar…
hmmm… Cafe Batavia Jakarta ? Kesan yang saya dapati disini hanya bisa berkata “W O W” …. saya kesana memang sore menjelang malam yaitu pukul 17.00 sehingga lampu-lampu di Cafe tersebut mulai dinyalakan dengan ditambah foto2 Jadul sehingga suasana jaman dahulu terasa cukup kental … seperti berada disuatu tempat atau zaman mafia Italia…