Mengunjungi GWK Culture Park di Bali

Di sela-sela tugas mengajar ke Denpasar, saya masih punya waktu setengah hari sebelum kembali ke Jakarta, karena tiket Garuda untuk saya dipesan pada penerbangan jam 15.30 wita. Saat menghubungi sahabat, yang juga berasal dari Bali, dia menanyakan saya ingin diantar kemana saja? Karena saat itu saya menginap di daerah Sanur, saya tanya kemungkinan bisa melihat wisata budaya kemana saja, dan saya menjelaskan daerah mana saja yang pernah saya kunjungi, dan jika memungkinkan, saya ingin diajak ke lokasi GWK (Garuda Wisnu Kencana).

Teman saya sampai di hotel sekitar jam 9 pagi, dan setelah check out, kami segera menuju lokasi GWK, melewati kompleks Universitas Udayana (sayang tak sempat mengambil foto karena terbatasnya waktu). Tak lama kemudian sudah terlihat gerbang GWK, untuk masuk kami membayar Rp.45.000,- untuk 2 (dua) orang dan mobil.

Pemandangan laut dari lokasi GWK
Pemandangan laut dari lokasi GWK

Pemandangan nya sangat indah, karena GWK terletak di atas bukit batu, dengan pemandangan yang luas ke arah laut.

Patung GWK belum selesai, beberapa bagian terpisah di beberapa lokasi, yaitu patung badan dan kepala Wisnu, patung kedua tangan serta patung Garuda. Dirancang dan dibangun oleh Nyoman Nuarta, salah satu pematung terkemuka di Indonesia, patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan bangunan pendukungnya akan berdiri setinggi 150 meter dengan bentangan sayap selebar 64 meter. Patung GWK akan dikelilingi oleh lebih dari 240 hektar taman budaya yang awalnya merupakan tambang batu kapur yang tidak produktif dan sudah ditinggalkan.

Pada saat saya sampai disana, kompleks GWK sedang dalam taraf pembangunan.

Tangga naik ke patung GWK
Tangga naik ke patung GWK

Rasanya sejuk karena angin sepoi-sepoi yang berasal dari pepohonan bertiup di siang hari yang sebetulnya panas tersebut. Apalagi kami disambut suara gamelan Bali yang dimainkan oleh dua orang bapak.

Kedua bapak sedang memainkan gamelan
Kedua bapak sedang memainkan gamelan

Kami mulai menaiki tangga batu, melalui pintu masuk, dan kemudian masuk dalam arena dimana diletakkan patung dewa Wisnu (yang belum ada tangannya).

Bersama teman di depan patung Wisnu
Bersama teman di depan patung Wisnu
Replika patung GWK, nantinya akan menjadi seperti ini
Replika patung GWK, nantinya akan menjadi seperti ini

Lokasi penempatan patung Wisnu tanpa kedua tangan ini masih sementara, jika seluruh rencana pembuatan patung sesuai replikanya telah selesai, maka semua bagian patung akan disatukan. Kami juga melihat mata air suci yang keluar dari sumber mata air tanah. Mengagumkan, bagaimana keluar mata air di atas bukit batu dan kapur ini. Agar bisa masuk lokasi ini pengunjung harus dalam kondisi bersih, dan bagi kaum perempuan tidak sedang berhalangan. Mata air ini ditutup oleh batu besar mirip kerang, agar airnya tidak terkontaminasi.

Mata air suci, yang harus selalu ditutup agar airnya tetap bersih
Mata air suci, yang harus selalu ditutup agar airnya tetap bersih

Kemudian kami melihat Plaza Garuda, yang didepannya merupakan ruang terbuka, yang biasa digunakan untuk pertunjukkan.

Patung Wisnu
Patung Wisnu

Pada nantinya disekitar plaza ini akan dibuat relief pada bebatuan yang mengelilingi plaza tersebut.

Enny dengan latar belakang Plaza Garuda
Berpose dengan latar belakang Plaza Garuda

Jika dilihat dari TV (karena sering diadakan acara di sini), plaza ini terlihat luas sekali, dikelilingi dinding batu yang tinggi menjulang. Kami tak sempat masuk ke amphitheater, yang setiap harinya ada berbagai pertunjukan, yang pada umumnya diadakan pada malam atau sore hari.

Ternyata di lokasi GWK juga terdapat permainan Flying Fox bagi orang-orang yang menyenangi.

Permainan Flying Fox
Permainan Flying Fox

Saya tak bisa lama karena harus meneruskan perjalanan untuk pulang ke Jakarta.

Iklan

31 pemikiran pada “Mengunjungi GWK Culture Park di Bali

  1. Saya belum pernah ke sana … pengen juga kapan-kapan punya kesempatan main2 ke sana Bu, pemandangannya bagus dan patungnya (meski belum tuntas) pasti akan sangat kolosal …

    Pemandangannya bagus, dan kalau jadi pasti monumental.

  2. Harusnya sekalian ke ulu watu dan dream land buk, kan deket tuh..
    Sayang ya gak bisa nonton pertunjukan malam hari, cerita hanoman menyelamatkan dewi shinta bagus banget buk..

    Dari GWK memang ke Dreamland…ceritanya udah ditulis…tunggu ya

  3. kapan ya rencananya patung wisnu itu selesai. Saya mau ke sana kalau sudah selesai saja, sekeluarga.

    EM

    Kalaupun belum jadi, pemandangannya bagus, kalau malam/sore hari banyak atraksi kesenian.

  4. bu kalo kesana lagi ikut ya, abis jadi pengen dah kesana , patung dewa wisnunya kan pernah mau dibeli sama pengusaha malaysia ktanya

    Betul….dan konyolnya yang dibeli bukan patungnya, tapi keseluruhan wilayah itu..bayangkan, untungnya kok nggak mau

  5. Salam Takzim
    Suatu saat nanti bila ada kesempatan kan kukunjungi Plaza Garuda, karena terobsesi dengan penyampaian.
    Salam Takzim Batavusqu

    Nggak akan meyesal kok…indah sekali

  6. wah seneng tempat nya keren dan indah sayang saya hanya melewati tempat itu maklum tuntutan kerjaan hehehhee
    salam

    Kapan-kapan mesti mampir mas Totok, nggak perlu waktu lama kok…hehehe…saya biasa menyempatkan melihat tempat baru diantara kepadatan waktu kerja (dan mampirnya cuma setengah jam…..)

  7. Wah … saya belum pernah ke GWK. Juli kemarin sebenarnya ada piknik bareng-bareng teman dosen se-fakultas ke Bali dan Lombok, tapi ndilalah bareng dengan tanggal ultah suami, jadi saya nggak ikut (pilih merayakan ultah suami dong! 🙂 ).

    Mudah-mudahan suatu saat ada rezeki untuk kesana (kalau Bali sih sudah beberapa kali, tapi GWK belum). Sama seperti Mbak Imel, nunggu kalau GWK sudah selesai aja …

    Nggak usah menunggu GWK selesai mbak, karena sebetulnya banyak atraksi kebudayaan yang diadakan di sana. Sayang saat itu kunjungan saya siang hari, biasanya acaranya sore dan malam hari

  8. Perasaan saya proye GWK ini udah cukup lama dan gak jadi2 dan biaya yg sudah dikeluarkan juga sangat besar…

    Tapi entahlah, barangkali cuma perasaan saya aja Bunda.. 🙂

    Biaya pasti sangat besar karena memang spektakuler….
    Dan suatu ketika akan menjadi ikon wisata budaya yang dikenang luas

  9. Wah…mantap wisatanya, toh saya ingin sekali. Untuk saat ini Bali bagi saya hanya melihat di TV dan pada posting ini sekarang. kalau anak dan istri sudah ke Bali. Sukses buat ibu

    Sekali-sekali pak, melihat Bali dari sisi wisata budaya nya. Entah kenapa saya tak terlalu suka shopping, tapi suka dengan wisata budaya dan wisata alam

  10. Terima kasih oleh-olehnya.
    Meskipun saya sudah lama tidak ke Bali membaca cerita mbak Ratna jadi tambah ilmu. Kedua putraku liburan kemarin sempat ke Bali namun tidak bisa bercerita sebaik Mbak Ratna. Hanya bawa oleh-oleh foto saja.
    Matur nuwun. Semoga selalu bahagia. Amin.

    Saya kalau ke Bali sebenarnya lebih banyak karena tugas, dan di sela-sela tugas itu menyempatkan diri melihat daerah yang belum sempat dikunjungi

  11. saya terakhir ke sana sekitar 5 thn yg lalu. dan saya pikir, sekarang GWK sudah jadi. e… ternyata belum ya? besok kalau sudah jadi, saya rasa pasti lebih bagus lagi …

    Memang pembangunannya sangat luas, dan bertahap, kalau selesai pasti bagus sekali

  12. GWK, rasanya pernah deh pergi ke sana. Memang belum jadi juga ya sekarang? Dulu ngantar turis dadakan, jadi panitia seminar internasional di Bali. Kata orang, banyak “penunggunya” di sana.

    Banyak penunggunya ya pak? Mungkin karena siang jadi nggak ketmu…tapi semoga aja nggak pernah ketemu penunggu. Yang jelas penunggu aslinya mengantar kami berkeliling menjadi guide dan dengan senang hati mengambil foto.

  13. Bunda…liputannya keren banget, bulak balik balik tahun 2004-2006 aku gak pernah bikin liputan kayak gini…hehehehe…

    Bunda…bunda…foto2nya bagus ya, apalagi bunda fotogenic… 😉

    Fotogenic? Hahaha…..
    Saya berusaha membuat rangkuman untuk pembaca sejak menulis di blog, sebelumnya bolak balik kesana ya cuma foto2 doang

  14. Wah, Bu.. Waktu masih tinggal di Indonesia, nyaris dua kali setahun saya pasti ke Bali tapi ndilalahnya GWK selalu saya skip dr schedule soalnya ya belum jadi itu hehehehe :))

    Padahal disana kalau sore dan malam hari, di amphitheater nya ada acara kebudayaan, yang sayangnya tak sempat saya nikmati

  15. GWK emang gak ada matinya ya, bu. walaupun sudah beberapa kali ke sana, saya tidak pernah bosan untuk berkunjung lagi. bukit-bukit kapur yang misterius, plaza yang luas, dan bentangan pemandangan yang eksotis.

    dan soal atraksi itu, memang bagus sekali. pernah dalam suatu kunjungan, mereka sedang rehearsal untuk penampilan ajang kompetisi internasional tari kolosal. wuih! rasanya beruntung banget saya ke sana pas momen itu.

    Betul, saya setuju pendapatmu. Ada aura yang menenangkan, pemandangan laut, hembusan angin bersama suara karawitan membuat waktu serasa berhenti berputar.
    Sayang saya cuma sempat sebentar kesana, lain kali mesti kesana lagi untuk melihat acara kebudayaan

    kapan ya kedua patung itu digabungkan?

  16. Wah kalau patungnya jadi pasti keren yach bunda 🙂
    Hem, semoga patungnya cepet selesai, sehingga kalau sempet liburan ke Bali bisa lihat 🙂 🙂 🙂

    Terima kasih oleh-oleh ceritanya bunda Ratna, see you 🙂

    Best regard,
    Bintang

    Pasti keren dan katanya nanti ada bangunan yang cukup tinggi sehingga bisa melihat kota Denpasar dan lautan lepas

  17. Wah, pembangunannya lama juga ya Bu. Saya ke sana tahun 2004. Ternyata sudah 5 tahun belum kelar juga. Apakah ada masalah dana atau tingkat kesulitan yang tinggi dalam pembuatannya? Katanya sih patung ini dibuat oleh Nyoman di workshopnya di Bandung. Lalu setelah selesai dibawa dengan kapal laut ke lokasi GWK. Sebuah pekerjaan besar yang bakal jadi kebanggaan seluruh rakyat Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya.

    Memang pekerjaan besar dan membutuhkan modal yang kuat. Kalau sudah jadi pasti monumental

  18. denger-denger katanya, patung Wishnu dan Garudanya tidak akan diselesaikan (maksudnya disatukan) karena kalo disatukan, tingginya melebihi tinggi Pure Besakih, dan itu dilarang di Bali. Itu katanya lho, Bunda Enny…apa emang bener begitu yah?

    Memang ada Perda, bangunan tak boleh melebihi tinggi pohon kelapa (atau 4 lantai). Namun nantinya patung Garuda dan Wisnu akan diletakkan dalam suatu tempat yang saat ini berada di bawah tebing, dekat plaza Garuda, sehingga nantinya tingginya tak melanggar aturan

  19. Salam Takzim
    mau usul ah
    Ibu kalau ada waktu singgah ya dan komentari sesuatu di blog saya, berharap sekali dapat petuah
    Salam Takzim Batavusqu

    Akhir-akhir ini sibuk sekali, bahkan untuk membalas komentarpun keteteran. Blog juga lambat up date nya

  20. suka ke Bali.. tapi sm sekali blum pernah ke GWK.. harusnya “kantor itu” ditaro di daerah wisata 😀

    btw.. Ibu udah dapet bocoran kapan slesenya itu GWK?

    Bocoran? Kok kayak soal quis aja…hehehe
    Lha nanti suatu ketika pasti ada tugas kantor ke Bali…cuma kalau tugas, jalan2nya ya cuma diantara kepadatan waktu kerja tsb

  21. belum pernah ke Bali, ibu. tapi jadi tahu klo di Bali ada kompleks bagus seperti ini.

    Nanti kalau balik ke Indonesia sekaligus bulan madu kedua, Fety bisa ajak suami jalan-jalan berdua ke Bali

  22. Ping-balik: Rainbow Beach trip « senyum Septa

  23. Wadouh …
    Ibu EdRatna sudah terbang di Denpasar nih …

    Jaga kesehatan ya Bu …

    Salam saya

    Hehehe…sebetulnya gak malas mesti ke sana saat bulan puasa, namun namanya tugas, ya mesti dijalani. Dan memang yang harus dijaga adalah kesehatan, maklum udah usia

  24. Tante, saya udah pernah kebali akhirnya, cuma pas masuk Gerbang GWK, bayar masuk 40 ribu belum termasuk orang, akhirnya saya balik arah.. lsg ke uluatu ngejar sunset.. walaupun akhirnya ga kober, namun monyet2 uluatu cukup menghibur.

    Kok mahal banget, saya kemarin cuma bayar ongkos parkir…tapi memang ga sempat melihat acara, karena kebanyakan acara diadakan pada saat sore hari

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s