Bandara Mozes Kilangin, dua tahun kemudian

Perjalanan ke Papua dua tahun lalu, tepatnya awal bulan Agustus 2007,  membuatku terkesan karena sebelumnya belum pernah transit di Timika. Nama besar Freeport berikut rangkaian ceritanya, membuat saya menunggu kapan bisa menginjakkan kaki di bandara Timika yang diberi nama Mozes Kilangin ini. Rasa penasaran ini terpenuhi saat mendapatkan tugas mengajar di Jayapura, dan pesawat Garuda yang saya tumpangi transit di Bandara Ngurah Rai, dan Bandara Mozes Kilangin.

Sebetulnya saat transit di Mozes Kilangin tak harus turun pesawat, namun saya ikut bis bersama penumpang lainnya karena rasa penasaran tersebut. Papan tulisan Timika yang sangat sederhana, diatas papanBetapa kagetnya melihat bandara yang dikenal merupakan pintu masuk ke Freeport ini begitu sederhana.

Banda Aceh-Padang 137
Kursi ruang tunggu (dari kayu panjang) yang sangat sederhana

Selanjutnya saya mendapatkan penjelasan bahwa bandara ini sedang dalam taraf pembangunan.

Kesempatan berikutnya datang saat mengajar di Jayapura pada bulan Desember 2008, saat pulang kembali ke Jakarta, pesawat melalui bandara Mozes Kilangin dan Ngurah Rai. Bandara masih baru, terkesan kokoh dan bagus.

Lobby bandara Timika
Hiasan berupa kano suku Kamoro di lobby bandara Mozes Kilangin

Sayangnya saya hanya sempat mengambil foto lobby bandara, karena saya diajak ikut pertemuan dengan CEO salah satu Bank yang kebetulan bersama saya menuju Jakarta di ruang pertemuan bandara. Akhir Oktober 2009 kemarin, saya mendapat tugas lagi ke Jayapura. Pesawat Garuda yang saya tumpangi berangkat dari bandara Sukarno Hatta jam 23.25 wib, transit di Bali tengah malam dan sampai bandara Mozes Kilangin sekitar jam 9 pagi. Cuaca yang cerah, membuat kami (saya bersama dua rekan instruktur) dengan senang hati ikut melangkahkan kaki menuju bandara Mozes Kilangin walau hanya sebentar.

Logo bandara Moses Kilangin
Logo Bandara Mozes Kilangin yang unik

Kali ini saya bisa mengambil foto dari halaman depan, tempat parkir di depan bandara, logo bandara Mozes Kilangin yang unik karena diletakkan di tengah roda besar. Lobby bandara terdapat hiasan berupa perahu kano yang merupakan perahu suku Kamoro, yang menurut petugas bandara merupakan suku yang tinggal di pantai di wilayah Timika.

Ibu yang sedang menunggu di ruang tunggu bandara Timika
Ruang tunggu bandara dengan kursi yang bagus (bandingkan dengan 2 tahun sebelumnya)

Di ruang tunggu terdapat hiasan patung setinggi manusia.

Landasan bandara Timika
Lobby menuju landasan, dengan tanaman bunga yang diletakkan dalam pot besar

Juga lorong menuju landasan, tempat penumpang menunggu jemputan bis, terlihat rapih dengan tanaman hijau di pot-pot besar.

Iklan

8 pemikiran pada “Bandara Mozes Kilangin, dua tahun kemudian

  1. krismariana

    Dari foto2 di sini bandaranya tampak sederhana, kecil, tapi kok menurut saya tampak indah ya? Mungkin kesan yang sepi dan tidak neko-neko itu justru membuat tampak “indah” di mata saya.

    Sekarang lebih indah… modelnya fungsional, nggak neko-neko….

  2. iya….ruang tunggunya spt Puskesmas…tapi Puskesmas jaman dulu lho. Sekarang Puskesmas di Jogja…bagus2…kursi tunggunya spt di Bandara.
    Waah..jadi ingin sampai ke Timika..

    Iya..itu seperti kursi Puskesmas zaman dulu..tapi di Jakarta juga masih ada lho.
    Saya malah ingatnya saat masih kecil, naik kereta api dari Madiun ke Ponorogo, model kursi penumpangnya memanjang tiga baris sejajar dengan gerbong.

  3. wah aseek banget ya mbak, sepi….
    ruang tunggunya kayanya menyenangkan, kursinya sudah ngga bangku kayu lagi?

    saya pernah ke Puerto Valarta bandaranya ampyunnnn…..kursinya hanya sepanjang tembok..jadi yg ga kebagian duduk ya ndeprok dilantai….padahal internal terminal, serta wisatawannya buanyak buanget……

    jadi ingin melihat Papua

    Kapan-kapan Wieda, jika pulang coba mengunjungi Indonesia bagian timur..indah sekali

  4. Kalo bandara yang di Jayapura apa ya sesederhana ini, Bu?
    Saya pernah tugas ke Sumbawa, waktu itu bandaranya juga sederhana betul…

    Bandara Sentani (Jayapura) sudah bagus, dan saat ini sedang dalam perluasan…maklum bandara Sentani merupakan pintu gerbang untuk mengunjungi kota-kota di Papua lainnya. Saya pernah menuliskannya disini

  5. nanaharmanto

    Saya kepengen banget mengunjungi Papua. konon, alamnya benar-benar indah ya Bu..

    Hmmm…bandara itu berubah jauh dalam 2 tahun ya? saya sendiri belum pernah menginjakkan kaki di bandara yang sederhana seperti bandara Mozes Kilangin 2 tahun yang lalu.

    wah, malah jadi kepengen melihat bandara yang sederhana…

    Mungkin kalau Nana ke daerah Indonesia Timur, masih banyak bandara yang sederhana…tapi pemandangan kiri kanan bandara memukau.

  6. Wah bandaranya udah semakin bagus yaa, semoga sorong jg bisa menyusul…udah seharusnya mozes kilangin bagus karena udah banyak penghasil tambang yang diambil. semoga papua and timika khususnya semakin maju berkembang:-)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s