“Kancilen”

Pertama kali saya mengucapkan kata “kancilen”,  sahabatku saat mahasiswa,  yang dari Cirebon terbahak-bahak. “Lu, ada-ada aja, mosok orang nggak bisa tidur di bilang kancilen. Emang kayak kancil?” Saya tak tahu, apa persisnya  kata kancilen dalam bahasa Indonesia, yang baik dan benar. Sulit tidur? Rasanya kurang tepat, karena  sulit tidur seolah-olah menjadi kebiasaan yang agak permanen bahwa seseorang sulit tidur. Insomnia? Ini memang gejala orang yang sulit tidur, dan membayangkan pasti capek sekali keesokan harinya, pada saat harus beraktivitas. Dan kebalikannya adalah mudah tidur, atau yang kebablasan, seperti yang pernah saya tulis di sini adalah sleeping disorder atau narcolepsy.

Saya sebenarnya tak pernah merasa kesulitan dalam hal tidur, kecuali jika di tempat baru. Apalagi jika pekerjaan banyak, bahkan saat mahasiswa, jika mau ujian tak berani belajar di atas tempat tidur, bisa-bisa kebablasan sampai pagi. Namun sesekali, saya merasakan sulitnya tidur…..mengantuk, tapi sulit terlelap. Jadi mungkin ini yang akhirnya menimbulkan kata kancilen (dari Jawa Timur), karena mata kita ketap-ketip tapi nggak bisa merem. Entah apa kancil itu matanya suka ketap-ketip apa tidak, karena saya sendiri belum pernah ketemu kancil, dan lupa, apa pas ke kebon binatang pernah melihat binatang kancil ini. Biasanya kancilen menyerang jika saya melewati batas waktu tidur…aneh ya? Badan saya memang mirip robot, ada jam-jam tertentu, biasanya jam mengantuk adalah antara jam 21.00 s/d 22.00 wib. Jika saya mengerjakan soal, belajar atau bekerja, atau menonton TV melewati jam tersebut, maka mata menjadi sulit untuk tidur. Mengantuk, namun entah kenapa menjadi sulit terlelap, kalaupun tidur menjadi tidur-tidur ayam. Nahh ini istilah dikampungku…..yang artinya riyep-riyep (duhh apa bahasa Indonesia yang pas, ya?)…..mengantuk, tertidur namun masih mendengar suara-suara orang jalan, suara burung, tikus mencicit dan sebagainya. Jika tidur seperti ini, esok paginya badan kurang segar, karena sebetulnya tidur kita kurang nyenyak.

Sulitnya lagi, saya sulit atau tak terbiasa bangun siang. Jika terlalu lelah dan bangun kesiangan, maka hari itu hampir dipatikan badan tak terasa nyaman. Jadi, walau kancilen, saya tetap harus bangun paling lambat jam 4.30 wib dan jangan tidur lagi, jika tak ingin pusing. Beberapa hari ini saya agak sebel, entah kenapa akhir-akhir ini banyak sekali sms dari provider, atau kartu kredit, yang kadang diterima setelah mendekati atau melewati jam 11 malam. Akibatnya jika sudah tertidur menjadi kaget dan tak tidur lagi, ketap-ketip  sampai mendekati jam 2 pagi. Seperti semalam, saya menerima sms dari Telkomsel…yang hanya sekedar menawarkan sebuah produk. Saya menyadari, pengiriman sms itu di program dalam komputer sehingga entah kapan sampainya ke pelanggan. Dan saya lupa menyetel hape menjadi “silent mode”…jadilah pagi ini badan terasa aneh. Biasanya agak mendingan setelah minum segelas susu coklat hangat dan teh panas manis, namun tetap saja badan terasa tak seperti biasanya.

Marketing saat ini memang telah menjadi kebutuhan bagi perusahaan, namun terkadang menjadi gangguan. Apalagi jika sms atau telepon itu muncul di malam hari….saya pernah menerima telepon di malam hari, yang ujung-ujung nya hanya menawarkan suatu produk. Aduhh bagaimana tak kesal? Kalau tak dibuka, kawatir telepon penting. Dan hari ini terpaksa woro-woro, jika ada telepon penting dan malam hari, saya hanya membuka nomor hape satunya…dan mohon maaf nomor ini terpaksa hanya untuk keluarga dekat.

Pagi ini membuka FB nya DV, yang mengatakan sedang migren….hmm saya juga merasakan seperti ini…padahal pagi ini banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Apakah yang anda lakukan jika tak bisa tidur? Minum segelas susu hangat? Atau apa?

Iklan