Pertama kalinya menonton ketoprak, saat di kota kecilku sedang diadakan pasar malam, menggunakan lokasi alun-alun, yang terletak di depan gedung Kabupaten. Di sekeliling alun-alun ditutup dengan pagar gedek (anyaman bambu), hanya menyisakan jalan masuk untuk pintu-pintu, dimana orang bisa masuk melalui pintu tersebut setelah membeli karcis. Saat masih kecil sekali, ibu hanya membolehkan kami (saya dan adik-adik) menonton pasar malam sampai jam 9 malam…karena rumah kami jaraknya lumayan jauh dari pusat kota, harus naik becak dulu, diteruskan jalan kaki melewati lapangan di depan stadion, yang saat itu masih gelap dan remang-remang karena penerangan listrik belum memadai. Setelah umur kami beranjak naik, pada suatu malam minggu, ibu mengajak kami menonton ketoprak, saya lupa apa lakonnya malam itu, namun saya benar-benar terpukau, dan sejak itu saya senang menonton ketoprak.