Bebenah

Apa yang anda lakukan disaat libur? Kadang-kadang, walau sudah ada si mbak saya tetap bersih-bersih, malahan ada teman anakku yang bingung kok saya bersih-bersih kamar mandi sendiri, menguras, dan menyikat kamar mandi. Entah kenapa, kadang acara bersih-bersih ini menyenangkan, asal nggak terlalu capek, karena bisa mengurangi stres. Dulu, saat masih muda, saya dikenal tukang beberes di rumah, sedang adikku yang lain lebih memilih memasak. Rasanya nikmat sekali melihat rumah bersih setelah dipel, namun sejalan dengan tambahnya usia, saya harus mengatur agar beres-beresnya tak sampai seharian,  anehnya sekarang juga menjadi alergi debu, hal yang tak pernah terjadi saat masih remaja. Dulu, saat beres-beres cukup hidung dan mulut ditutup dengan sapu tangan lebar, maka saya siap membereskan rumah.

Selain bebenah rumah, saya senang menyiangi tanaman, memotong rumput, entah rasanya stres jadi menghilang. Namun saat ini, harus mengajak si mbak, karena saya tak kuat lagi memindahkah pot tanaman. Bebenah rumah ini paling nyaman kalau di rumah lagi tak banyak orang, dan tak terganggu apapun, jadi harus dilakukan dalam kondisi santai. Kalau waktu tak longgar, rumah cukup dibersihkan biasa saja, disapu dan dipel. Bebenah ini juga tak boleh mengacak seluruh rumah, namun dilakukan bertahap per ruangan, sehingga jika badan tak kuat, rumah tak porak poranda yang akan menambah stres, dan jika hanya satu ruangan, maka tak memerlukan waktu seharian.

Hari Minggu pagi saya mulai bebenah almari, entah sudah berapa bulan saya tak membersihkan almari, hanya memasukkan baju, mengeluarkan tas, hal-hal yang rutin dilakukan. Kalau ada suami saya suka diledek kalau bebenah almari, karena saya senang sekali jika menemukan uang yang tersimpan di selipan baju atau di tempat tersembunyi, padahal ya uang sendiri. Jadi, kalau lagi nggak punya uang, saya bebenah almari, tentu saja dengan harapan menemukan uang…sendiri.  Minggu pagi itu, saat bebenah, saya baru menyadari bahwa nyaris setengah tahun saya tak membenahi almari ini. Dan ternyata ada untungnya juga bebenah, karena banyak surat-surat yang belum sempat saya masukkan ke map masing-masing, maklum paling tidak sebulan sekali yang saya lakukan adalah membayar tagihan kartu kredit (dua kali dalam sebulan), selain keperluan lainnya ke Bank. Saya sendiri,  bukan pencinta ATM,  dan  saya mengambil uang melalui ATM jika hanya diperlukan, itupun di ATM yang berada di gedung kantor penerbit kartu ATM tersebut.

Saat beres-beres administrasi ini, saya menemukan, ternyata biaya administrasi, biaya pajak meningkat dengan pesat. Jika dulu, bunga yang kita peroleh dari menabung masih lebih besar dari biaya administrasi dan pajak, maka sekarang jika tak hati-hati tabungan kita akan digerogoti. Saya terperangah memandang tabungan dolar si sulung  yang tak seberapa banyak (kemungkinan dia sendiri lupa kalau punya, karena saya yang menyimpan). Biasanya setiap bulan masih mendapatkan bunga yang cukup tinggi, dibanding dengan biaya administrasi dan pajak. Bulan Juni 2010, bunga yang diperoleh 0,32 dolar, namun biaya administrasi dan pajak sebesar 1,06 dolar. Hari ini saya langsung menelepon si sulung, yang sekarang bekerja di luar Jakarta, agar segera mengirim surat kuasa ke saya untuk mengambil tabungan itu, untuk dipindahkan ke deposito. Saya juga mengirim email ke si bungsu yang sedang belajar di negara lain, agar mencoba mengirim uang masuk ke rekeningnya, minimal dua bulan sekali, agar nilai tabungannya tak menyusut.

Saya jadi ingat saat masih menjadi mahasiswa, pada  tahun terakhir, tak sempat lagi ke Bank,  karena saat itu ayah mengirim uang melalui wesel  yang harus diambil ke kantor pos, sehingga berhubungan dengan Bank hanya pada saat membayar uang SPP. Akibatnya uang di Bank adalah uang sisa, dan bagi mahasiswa uang sisa itu sangat sedikit, karena sering digerogoti. Pada tahun terakhir masa kuliah, saya sibuk penelitian, kemudian menulis thesis, sehingga setelah lulus dan harus pindah, baru ingat untuk mengecek tabungan…betapa bahagianya saya, ternyata tabungan saya telah membengkak dan mendapatkan uang dalam jumlah lumayan besar. Hal seperti ini sekarang terasa makin sulit, karena bunga tabungan makin turun, sedang  biaya administrasi dan pajak naik, akibatnya jika kita punya tabungan kurang dari Rp.5.000.000,- maka jika tak pernah ditengok, uang itu akan menurun terus. Terus terang saya agak bingung kalau ditanya si mbak, ke Bank mana sebaiknya menyimpan uangnya? Adakah yang bisa menjawab? Atau, jika kita punya uang hanya sedikit, apa sebaiknya hanya ditaruh di bawah bantal saja? Diakui, tabungan saat ini, terutama yang ada ATM nya, lebih berperan untuk memudahkan transaksi, bukan merupakan cara untuk berinvestasi.

Mungkin saya perlu bebenah lagi, siapa tahu menemukan sesuatu yang baru lagi.  Menata kembali cara mengelola uang, meringkas simpanan agar biayanya tak membengkak. Siapakah yang memikirkan, apa investasi yang menguntungkan,  yang tidak merugikan, untuk orang-orang di kelas bawah, yaitu si mbak dan teman-teman nya. Bukankah dulu ada gerakan “ayo menabung”? Namun, apakah himbauan itu menarik, jika ternyata biayanya lebih besar daripada pendapatan bunganya? Saya mengecek di beberapa Bank, jika berupa tabungan pendidikan, tak dikenakan biaya administrasi…sehingga masih ada selisih pendapatan. Namun, bagaimana untuk tabungan selain anak sekolah, seperti karyawan yang baru masuk kerja, pembantu rumah tangga, pekerja pabrik….mungkin hal ini perlu dipikirkan kembali.

Iklan

28 pemikiran pada “Bebenah

  1. wah kalo saya paling suka ngeliatin tabungan. hehehe. eh antara suka tapi juga mikirin, kok lama ya gak naik2… hahaha 😛

    emang tuh mesti ati2 sama minimum balance. kalo gak, bisa tekor malahan naruh uang di bank. 😀

    Iya nih Arman….padahal suka mendengung-dengungkan ayo menabung

  2. Bisa dicoba dengan investasi emas saja, Bu. Emas batangan. Karena sudah ada jual yang 5gr, jadi memudahkan kalau nanti butuh cash tinggal jual.

    Boleh juga sarannya, selama ini saya hanya deposito…yang bunganya makin menipis

  3. Saya juga suka bersih-bersih, Mbak. Dan kalau sudah ‘tune in’ bersih-bersih, wah … susah berhenti. Maunya sekalian aja, semua dibersihin (padahal waktu dantenaga kan terbatas).

    Hari-hari biasa saya hanya membersihkan kamar tidur saya saja, yang lain dibersihkan ‘si mbak’. Tapi kalau ‘si mbak’ pas pulang, saya bersih-bersih sendiri, dan baru nemu … lho, ternyata di sini belum bersih, lho ternyata ini bisa lebih kinclong kalau saya yang gosok, dan seterusnya … Lha tapi kalau semua saya yang ngebersihin sendiri, kapan dong punya waktu untuk kerja dan ngeblog? hehehe …

    Iya mbak, kalau bersih-bersih terus, tak punya waktu untuk lainnya…sesekali aja

  4. selalu dapat rejeki saat bebenah ya bu? hehe 😀

    uangnya gak mau ditabung dibank syariah aja bu?? 😛

    ada deposito syariah juga sekarang ya? bahkan kartu kredit syariah pun sudah ada lho (saya juga baru tau hehehe norak ya?? :mrgreen: )

    Hmm iya…cuma biasanya saya memilih yang dekat rumah atau kantor…
    Punya sih tabungan di Syariah, tapi karena jauh malah tabungannya tak ditambah-tambah

  5. Rina Saepulloh

    wahh hobby kita sama ya bu, bebenah… cuman kalau urusan merumput saya angkat tangan bu.. beberapa kali punya tanaman mati terus karena lupa nyiram hehe
    bu kalau begitu. idealnya kemana kita menginvestasikan dana yg paling efektif… tapi gak terlalu sulit kalau mau dilakukan transaksi. syukran bu tulisannya

    Akhir2 ini karena cuaca kacau, mengurus tanaman lebih sulit….
    Dan mungkin prioritas saya agak berubah ke hal lain

  6. ..
    Dari urusan bebenah kok jadi ke nabung ya.. Hi..hi..
    ..
    Saya juga sering bebenah Buk..
    Soalnya Mami saya punya sakit asma dan gak punya Prt pula.. 🙂
    Tapi paling suka cuci piring dan motong rumput..:-D
    ..

    Karena dari bebenah, menemukan buku tabungan dan laporan dari Bank..jadi tulisan dilanjutkan urusan menabung yang bunganya makin kecil, bahkan minus

  7. bebenah? hehe, antara suka dan tidak. capeknya itu lo. dan saya alergi debu. kalau sudah bersin2, lama sembuhnya.
    kalau bicara soal tabungan, rasanya saat ini memang harus cermat memilih tabungan ya bu. biaya administrasi dan pajaknya memang kadang besar sekali.

    Hmm iya, belakangan alergi debu saya juga makin parah…tapai sesekali mesti beberes sendiri biar si mbak kalau males sungkan.

  8. kalo bebenah istri saya suka sekali bebenah, kalo saya mualess banget..tapi kalo nabung, itu merupakan hobby saya..hee

    Nabung merupakan hobi? Betapa senangnya isteri….daripada uang untuk foya-foya

  9. sama bu, saat liburan sekolah, saya juga bebenah.
    byk mengaktifkan diri walo lagi hamil tua gini. kata orang2 tua (yang sudah berpengalaman) supaya ntar mudah melahirkannya 🙂

    Betul, selama hamil malah harus rajin olahraga yang ringan, jalan kaki supaya mudah saat melahirkan.
    Semoga lancar ya Nurita

  10. Saya juga suka bebenah bu. Meskipun yang ringan2 saja. Ada kepuasan tersendiri kalau apa yang kita benahin tsb berhasil kita selesaikan dengan baik.

    Mengenai investasi di bank, saya juga heran. Kok makin hari biaya administrasinya kok malah lebih besar daripada bunga. Dan ini tentu bagi orang yang penghasilannya pas2an, perlu berpikir 2 kali untuk melakukan penabungan di bank.

    Iya, kalau ruangan bersih, terasa lebih nyaman.
    Sekarang menabung mesti dipikir benar, agar uangnya tak makin berkurang karena biaya yang besar

  11. fety kebalikan ibu nih, bebenah rumah klo ada mas di rumah. klo gak, wuah centang-perenang deh apartemen kami. mesti ‘menyemangati’ diri sendiri nih untuk mencintai bebenah rumah 🙂

    Kalau bebenah jangan menyeleruh, tapi bertahap saja dari ruang ke ruang…sehingga tak berantakan kalau ditengah2 acara ada gangguan

  12. nyinggung-nyinggung masalah ATM, jadi keinget kartu ATM saya yang sudah sekitar sebulan ketelen mesin ATM. sampai sekarang belum sempat-sempat ke bank untuk minta ganti kartu ATM yang baru (doh)

    jadi bingung juga nih, bu, kira-kira tabungan buat biaya nikah enaknya ditaruh di bank atau di celengan semar saja, ya? :p

    Hahaha…udah mau nikah ya Farijs? Kabari ya

  13. Memang benar bu, kalau nyimpan uang sedikit di bank, gak ditengok setahun bukan nya nambah tapi malah amblas 😥 tapi mau gimana lagi 💡 kalau nambung di bank syariah gimana bu ❓ karena kau juga belum pernah nyoba kesana.
    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Di syariah biaya administrasi lebih rendah, mungkin karena belum ada ATM…tapi kalau sudah ada ATM biaya memang jadi lebih tinggi, karena Bank juga mesti membayar ATM bersama

  14. Kog sama ya Bu.. kami bersaudara 3 wanita semua..

    Saya yang paling suka bersih2 rumah, sama kaya ibu senang rasanya kalo liat lantai yang licin abis dipel, wangi lagi..

    Yang nomor 2 senangnya nyuci baju, dan nyuci piring..

    Yang nomor 3 anak mama, jadi ya ikutan mama di dapur, paling pinter masak..

    Saya juga seperti mas Arman, senang kalo ngeliat tabungan.. hehehe..

    Salam saya Bu..

    Lha untung punya hobi berbeda jadi saling melengkapi…..rumah bersih, makanan siap

  15. kalo aku agak aneh, Bun..kalo dirumah Masya Allah malasnya bersih², tapi kalo di kostan, bawaane bersih² mulu 😐

    Mungkin karena kost, saat pulang ingin bermanja-manja…hehehe

  16. Kalo saya ga tau diri bu,,sudahlah ga tahan debu,tapi malas beberes..kebayang kalo beres2 bisa bersin seharian.

    Jadi? Yang bagian beres-beres Maliki?
    Hehehe…didelegasikan juga bisa kok..kecuali tentu almari pribadi kita

  17. setuju dengan zee bun..
    bisa pake emas batangan. selain nilainya stabil, ngejualnya juga lebih mudah 🙂

    soal biaya administrasi di bank..
    hm, makanya saya nggak pake ATM. biar nggak kebobol -oleh diri sendiri 😛 – dan nggak kena biaya tambahan.

    Belum pernah sih beli emas batangan….ntar kalau punya dana bisa dicoba

  18. Saya jarang nyimpen uang di balik lipatan baju… rasanya kotor aja…

    Saya paling sering nemu uang di saku baju suami saat mau nyuci hihi. dan oleh suami, uang itu jadi bonus untuk saya hehe…

    Untuk bebenah rumah, kadang saya kumat malasnya hehe… tapi tetep mengusahakn supaya tetap rapi..

    Yang disimpan kan uang baru dari Bank, dan tentu saja disimpan dalam amplop…konyol memang….tapi entah kenapa saya tak terlalu percaya sama ATM….dan kadang memang pengin memberi kejutan…untuk diri sendiri

  19. Waaaa saya ini berbenah jadi kuwajiban, coba klo ada pilihan lain hehehe
    Nabung? Wuihhhh begitu nabung dan rasanya cukup langsung pulkam
    Abis itu kerja lagi ditabung buat pulkam hehehe
    Jadi ga pernah terpikir untuk investasi …. Yg terencana travelling, dan spending money for fun …. Payah ya saya ini?

    Ayoo nabung…buat pulkam. Kapan Wieda?

  20. Bagian yang harus saya tangani sejak kini mulai berkurang, sebab anak kami, yang kini masuk SMP kelas satu, sudah mulai bisa nguras kamar mandi.

    Woo…senang pak, sudah ada yang membantu beres-beres dan bersih-bersih

  21. waduh, kalo soal tabungan saya nyerah, Bu.. untung dulu waktu di Indonesia saya kerja di perusahaan sendiri sehingga ketika tau betapa boros dan tidak bisa menabungnya saya, saya minta tolong bagian keuangan untuk ‘keras’ terhadap saya dan skalian minta tolong ditabungkan uang saya dengan cara dipotong gaji secara otomatis 🙂

    Untung pula skarang saya beristri seorang yang kerja di Bank, jadi dari sisi keuangan saya ngga perlu kerepotan lagi, aman! 🙂

    Jadi, DV sekarang sudah punya perencana handal ya…syukurlah, jadi bisa menabung untuk Odi

  22. Wah, saya jadi ingat pernah punya tabungan yang terlupakan. Begitu ketemu dicek, walaaahh saldo dah tinggal berapa puluh ribu aja, padahal tadinya ada lumayan banyak. Nyesel,akhirnya sekarang hanya punya dua tabungan aktif saja. Lagipula tutup rekening kalo gak salah kena biaya jugak, ya, Bu?

    Saya tak tahu persis apa kalau nutup rekening kena biaya….

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s