Waktu sempit selesai mengajar yang tak sampai satu jam sebelum malam menjelang, kami pergunakan untuk melihat-lihat bangunan yang menarik di Samarinda. Pak sopir merekomendasikan melihat gedung DPRD terlebih dahulu, yang sayangnya hanya sempat kami lihat dari balik pagar. Bangunannya sungguh unik, dan saya berjuang untuk mengabadikan melalui sela-sela pagar.

Dari sini, kami melaju ke masjid Islamic Center yang sangat terkenal. Menurut Wikipedia, Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di Teluk Lerong Ulu, Samarinda, merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar belakang sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak. Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih. Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter.
Kami sampai di depan masjid Islamic Center menjelang Magrib, jadi kami segera mengambil foto. Agak ragu saat mulai memasuki masjid apakah diperbolehkan mengambil foto. Ternyata ada bapak-bapak yang malah menawarkan untuk memotret kami berdua. Untuk bisa memasuki dalam masjid disyaratkan untuk mengenakan jilbab bagi kaum perempuan.
Kami tak bisa berlama-lama mengambil foto karena Azan Magrib telah berkumandang, sehingga saya dan teman segera mengambil air wudhu dan ikut sholat Magrib di masjid tersebut. Mukena yang disediakan masih berbau harum dan segar, semoga hal ini berlangsung untuk seterusnya karena saat itu mukena kami ketinggalan di dalam mobil, yang jika akan mengambil lebih dahulu, tak bisa mengikuti sholat magrib berjamaah.
Waktu makin malam sehingga kami melanjutkan perjalanan untuk keliling kota Samarinda. Di pinggir sungai Mahakam banyak terdapat berbagai penjual makanan dan kaum muda mudi yang berkumpul, yang saya bayangkan akan semakin ramai saat malam libur. Yang penting diusahakan adalah agar pengunjung yang makan minum dipinggir sungai Mahakam tidak lupa agar membuang sampah ditempatnya sehingga kebersihan sungai Mahakam tetap terjamin. Sungguh indah melihat kerlap-kerlip lampu sepanjang tepian sungai Mahakam, oleh karena itu sebutan Kota Tepian, sungguh suatu julukan yang cocok untuk kota ini. Kota ini unik dilihat dari sudut bangunannya, yang karena waktu terbatas saya tak bisa mengambil gambar semuanya, apalagi kamera saya bukan kamera canggih, sehingga tak menghasilkan gambar yang bagus jika mengambilnya malam hari. Bangunan lama dan lorong jalan di kota ini mengingatkan pada beberapa kota di pula Jawa, bercampur dengan bangunan modern dan unik.
Karena ingin lebih mengenal tentang kota Samarinda, kami mampir di Gramedia di kompleks Mal Lembu Swana. Sayangnya tak ada peta kota Samarinda, sehingga saya hanya membeli peta kota Balikpapan (walau kami hanya lewat saja di kota ini). Sebelum membayar ke kasir saya melewati bagian tumpukan buku dan menemukan buku dengan judul “Dayak: Kalimantan Timur. Sebuah Catatan Perjalanan” yang ditulis oleh Qurida Ibrahim. Yang menarik, ternyata Qurida lahir dan besar di daerah Sukabumi-Bogor yang kemudian melanjutkan kuliah di Surabaya. Buku ini ditulis setelah Qurida, yang bersuamikan seorang TNI AD, sempat menjelajah ke wilayah Kalimantan Timur selama beberapa bulan, dan terpesona pada daerah ini. Hal yang tak saya sangkal, daerah Kalimantan Timur ini sungguh indah, baik alam nya, maupun adat budayanya, yang sayang sekali saya tak sempat mendalaminya. Namun membaca buku karya Qurida ini paling tidak saya bisa lebih memahami dan menikmati keindahannya, siapa tahu suatu ketika saya mendapat kesempatan lagi mengunjungi wilayah Kalimantan Timur ini.
wih keren juga itu..
Jadi pengen liat aslinya..
Memang keren banget
IC nya gede banget yaa… itu buat kegiatan apa aja Buu?? pas puasa pasti rame donk yaaa….
kalo liat dari bentuknya.. kok mirip ama masjid agung semarang yaa…halamannya luas banget dan bangunannya megah..ada gapura besarnya didepan..
Aslinya jauh lebih bagus…sayang hanya bisa memotret yang dipinggir-pinggir aja..karena tak bisa memotret yang di dalam. Dan saat itu udah gelap, dan kameranya tak bagus
Anda mengatakan “Mukena yang disediakan masih berbau harum dan segar, semoga hal ini berlangsung untuk seterusnya..”, kira-kira siapakah yang mencucinya? Setahu saya, pernah ada gerakan mukena bersih. Yang saya heran dari situ adalah penghargaan kepada pencuci mukena itu. Bayangkan, pencuci itu tidak mengenal orang yang akan mengenakan mukena yang dicucinya. Meski nanti dicuci dengan mesin, tetap saja ada yang mengurusnya. Menariknya, kalo mukenanya bau, ada aja orang yang menggerutu akan hal itu.
Biasanya saya selalu bawa mukena, saat itu jika ambil lagi dari mobil agak lama karena ingin sholat berjamaah.
Tentu saja kita harus berterima kasih pada pencucinya dan kita menghargai pada pengelola yang menyediakan mukena bersih kan? Bahkan ada Mal tertentu yang saya suka karena menyediakan mushola dan mukena bersih…dan ini menjadi nilai tambah bagi tempat tersebut.
wah bagus ya Islamic Center nya bu… keren.. keren…
Aslinya jauh lebih keren, saya tak bisa memotret nya…dan saat itu sudah gelap…….
Apa boleh buat karena selesai mengajar sudah jam 5 lewat
keren banget masjidnya ya…
Yup
yang di foto juga ngak kalah kerend posenya.. hehe
Itu kan sekedar menunjukkan pernah datang ke sana
wah keren banget bu….. kapan2 musti jalan2 ke sana 😉
Mesti dijadualkan Arul..Indonesia luas dan alamnya mempesona….sayang saya tak sempat melihat banyak selama di Kaltim
Wah bagus amat, Bu mesjidnya! Mudah2an bisa ke sana segera dan berfoto di tempat yang sama 😀
Kalau ke sana agak siangan, sehingga punya waktu lebih banyak…hasil fotonya juga makin bagus.
Selain Islamic Center banyak lagi gedung yang arsitekturnya bagus, sayang sudah malam jadi saya memprioritaskan yang penting..lainnya hanya sempat menikmati dari jendela kaca mobil
islamic centre-nya megah banget, Mbak.
Iya..megah dan indah
Akhirnya ibu berhasil juga sholat di Masjid Islamic Center Samarinda. Mudah2an ini menjadi suatu pengalaman yang mengesankan dan tak terlupakan. Dan semoga juga Masjid ICS ini bisa menjadi siar islam di bumi Kalimantan. Amin.
Iya..masjidnya indah, senang bisa sholat di sana
Aseek biar hanya punya waktu sedikit tetapi masih sempat jalan2
Wah megah banget Islamic centre nya
Jadi pengin jalan2 kesana
Ayooo Wieda…kapan mudik ke Indonesia???
Wah,wah,wah… bangunan yang laur biasa! Semoga warga masyarakat setempat dapat memanfaatkannya dengan sangat bahagia dan bersyukur, apalagi di bulan puasa ini.
Salam kekerabatan.
Saya bayangkan, bulan puasa ini masjid tsb akan penuh sesak dengan pengunjung yang akan melakukan ibadah Ramadhan.
wow..megah banget..
beruntung lah yang sudah berhasil kesana…
sdg sya msh melihat gambarnya sja..hehe…
salam hangat n
selamat menunaikan ibadah puasa.
Saya bersyukur bisa ke sana…dan mungkin ingin ke sana lagi jika ada kesempatan
lain kali ngikut dunt mbak
klo ke samarinda lagi
pingin photo2 juga hahahah
😀
Yuk…..disana banyak blogger kok
kayak istana aja yah…
Hmm memang indah sekali
Nampak bershaja banget tu masjid, semoga suatu saat nanti berkesempatan ke sana.
Met menunaikan ibadah puasa ramadhan. Semoga puasa kita tahun ini lebih berkualitas.
Semoga puasa kita diterima Allah swt. Amien
Buuu…
Saya mengacungkan tangan! Hehe…
Saya belum pernah sekalipun sholat di masjid itu 😀
Kalo masuknya sih udah pernah.
Wah… saya mesti nyobain sholat di Masjid Islamic Center nih, masa’ saya kalah sama orang jauh 😀
Walah…mosok?
Cobalah untuk sholat di sana…kemarin kebetulan pas Magrib.
Kalau berjalan-jalan ke suatu tempat dan melihat masjid, saya menyempatkan sholat…paling tidak sholat 2 rakaat, sekaligus untuk meresapi suasananya yang berbeda.
betapa menyenangkannya jika kita berada di bulan suci ini dan lingkungan juga mendukung… terlihat dari semua photo2 yg terbit di sini 😦
Sebetulnya saat itu belum bulan Ramadhan…..namun situasinya memang mendukung
Subhanallah, begitu megah dan indahnya mesjid ini ya Bu.
Semoga mesjid seindah dan semegah ini selalu penuh dgn jamaah ,amin
salam
Saya juga berharap demikian…semoga terkabul…
DPRDnya memang unik Bu.. tapi pemeliharaannya kabarnya merepotkan, dilihat dari bentukannya seperti itu.. dulu senior2 saya PKL di sana dan laporan mereka sempat saya baca.
Pulau Kumala juga cantik Bu, dan di sana ada candi yang menarik, tapi memang bukan di Samarinda, masih jalan lagi ke Tenggarong
Saya juga membayangkan pasti membersihkannya sulit….hehehe…
Saya catat Clara, siapa tahu dapat kesempatan ke sana lagi, dan sempat jalan-jalan ke Tenggarong.
gak foto di depan bedugnya ya bu?
::: bener2 jadi kangen kaltim..
Kemarin itu lirak lirik, karena fotonya sambil curi-curi…kan ada tulisan di dalam masjid dilarang memotret..hehehe
hiwww,,,pengen juga bisa jalan² disana Bun 😀
Ayo…Kaltim benar2 masih indah lho….
Selamat siang bunda…
DIRGAHAYU RI 65 – Salam Generasi Muda Bangsa Indonesia
Semangat ~ Sehat ~ dan Sukses Selalu 😀
Salam…
Komennya kok ga nyambung sama artikelnya?????
Subhanallah cantik bgt Islamic centrenya…
Yup…betul
wow mesjidnya besar dan megah sekali ya bu..demikian juga arsitektur yang gentengnya bisa berundak undak itu….ternyata samarinda cukup maju juga daerahnya..
Kaltim memang termasuk propinsi yang kaya, dan Samarinda adalah ibukota propinsi kalimantan Timur..jadi terus bebenah
Alhamdulillah, mesjid yang megah dan indah sekali, semoga masjid selalu diramaikan oleh jemaah
Saya juga berharap begitu
Saya beberapa kali lewat Islamic Center itu, dan terus saja terbengong-bengong….wuih… gimana membangunnya nih? Ibu Enny tahu nggak siapa arsiteknya? dari luar atau anak bangsa sendiri ya Bu? sungguh penasaran deh…
Kayaknya arsiteknya gabungan deh..kok saya nggak sempat nanya ya.
Arsitekturnya memang indah..kata temanku..masjid Istiqlal lebih besar, namun Islamic center di Samarinda ini lebih indah.
mesjid yang indah.
kunjungan perdana bu
Arka,
Makasih kunjungannya….
Islamic center ini dulu dibangun di zaman gubernur Suwarna, Af dengan motto bangga membangun kaltim bu. he….
Iya, dan memang sungguh indah
SALAM KENAL, SALING MENGUNJUNGI serta SALING BERBAGI…. WAH, WEBNYA BAGUS dan INFORMATIF. BISA TUKER LINK GA YAH…
DENINDODUTACIPTA (*Arsitekture *Interior *Pertamanan) 😆
Terima kasih sdh dtg berkunjung ke Daerah Kami ya bu…Semoga kedepannya Kaltim khususnya Samarinda bisa semakin maju dan jg menjadi tmp kunjungan wisata yg menyenangkan,,,Kalau ke Samarinda lagi beri kabar ya bu.. Satu yg Ibu blm tahu, masyarakat Samarinda jg ramah2 lo…Heee
sya warga samarinda bu, IC adalah salah satu mimpi samarinda, Itu mesjid berbesar yag paling indah yang pernah sya lhat secara nyata, baik di jawa ataupun sulawesi dan kalimantan. tapi klo liat di gambar n artiket lain, mesjid kubah emas katanya lebih mantab ya bu??