Lagi-lagi saya dapat inspirasi menulis dari Samuel Mulia, dan dari tulisannya EM. Komitmen, merupakan kata kunci dalam berhubungan dengan orang lain, hubungan sosial, persahabatan, maupun hubungan dengan rekan kerja. Bicara tentang profesionalisme, hanya bisa bermanfaat jika dilandasi oleh komitmen. Dan untuk komitmen, yang penting adalah komitmen dari dalam hati, dari diri sendiri.
Penekanan pada kata profesialisme, seringkali diungkapkan dalam bentuk nilai semangat kerja pada perusahaan. Ada sebuah perusahaan yang menekankan pada lima nilai semangat kerja untuk para karyawan nya, antara lain: a) Integritas, b) Profesionalisme, c) Kepuasan pelanggan, d) Keteladanan, dan e) Penghargaan kepada SDM. Integritas antara lain ditunjukkan dengan: para karyawan harus dapat dipercaya, oleh karena itu harus bertakwa, penuh dedikasi, jujur, selalu menghargai kehormatan dan nama baik, serta taat pada kode etik bisnis dan peraturan yang berlaku. Sedangkan profesionalisme, menekankan pada kehati-hatian, bertanggung jawab, efisien, efektif, disiplin dan berorientasi ke depan, serta mengantisipasi perkembangan, tantangan dan kesempatan.
Dalam integritas, ada kata bahwa “harus dapat dipercaya”. Agar dapat dipercaya, tentunya kita harus berperilaku sesuai apa yang kita katakan, menghargai janji yang telah di buat. Pernahkah anda bertemu dengan orang yang tak bisa menjaga komitmen nya? Janji untuk ketemu, yang telah disepakati, bisa molor beberapa jam, atau bahkan tak datang, serta dengan entengnya memberitahu pada detik terakhir, kalau berhalangan datang. Jika pemberitahuan tidak datang dilakukan jauh sebelumnya, mungkin masih bisa dijadual ulang, atau melakukan kegiatan lain yang berguna. Apa yang anda lakukan pada orang yang seperti ini? Jika dalam hubungan bisnis, ketidak tepatan pada komitmen ini akan menjadi catatan, yang akan mempersulit langkah orang tersebut dalam membangun kepercayaan ke depan nya.
Saya sendiri selalu menekankan pada anak-anak, untuk menghargai janji ini. Janji adalah sebuah hutang, yang harus dibayar lunas. Ibaratnya kita sakit dan berdarah-darah, kita tetap harus berusaha menepati janji tersebut, kecuali keadaan parah yang tak memungkinkan kita dapat memenuhi janji tersebut. Itupun harus memberitahu jauh sebelumnya, sehingga orang yang mendapat janji dari kita bisa mengatur ulang kegiatannya. Perlakukan mereka atau teman kita, seperti pada diri kita sendiri.
Seseorang dapat dikatakan profesional jika kita bisa menilai integritasnya, bertanggung jawab atas kesepakatan yang telah dibuat, serta siap menghadapi tantangan dan kesempatan. Sifat ini dapat dilatih sejak anak-anak masih kecil, dengan memberikan tanggung jawab sesuai dengan tahapan umurnya. Pelatihan yang dilakukan sejak kecil, apalagi jika orangtua memberi contoh dalam berperilaku, akan memudahkan anak untuk mendapatkan panutan, seperti apakah berperilaku yang baik. Sebagai orangtua, kita juga harus menepati janji yang kita buat pada anak-anak kita.
Kembali pada kata “komitmen”, dalam hubungan bisnis ini merupakan kunci untuk menilai karakter seseorang. Dalam hubungan bisnis, terutama jika kita ingin menilai kelayakan seseorang, maka dapat dinilai dari karakter, apakah seseorang layak dipercaya, antara lain bisa dilihat dari kriteria di bawah ini:
- Dapat dipercaya/tidak……Membandingkan apa yang diucapkan dengan realitasnya, track record, komitmen terhadap janji.
- Reputasi bisnis……tidak ada informasi negatif dari rekan bisnis, supplier, pelanggan, asosiasi bisnis.
- Perilaku pribadi……dilihat dari gaya hidupnya (misal, penjudi, pemabok), ada perselisihan hukum terkait dengan warisan dll.
Suatu ketika, saya mengobrol dengan teman, seperti biasa obrolan jadi kemana-mana, sampai kepada bagaimana menilai reputasi seseorang. Walaupun kita hidup di Negara yang penduduknya besar, namun sebenarnya lingkaran hidup kita disitu-situ juga, sehingga jika kita telah mempunyai cacat maka kita juga akan mendapat penilaian berbeda dari teman-teman kita. Mungkin mereka tidak menjauhi secara langsung, namun secara pelan-pelan akan menghindar dan pada suatu ketika kita tak pernah undangan sama sekali. Atau mereka terkesan terburu-buru jika ketemu dengan kita, pada dasarnya menjaga reputasi dan nama baik, merupakan suatu keharusan jika kita tetap ingin dipercaya dan mempunyai teman yang baik.
Biasakan untuk menepati komitmen kita, dan jika kita merasa tidak yakin, katakan terus terang, sehingga tak mengecewakan orang lain. Kekecewaan orang lain, tak selalu diungkapkan pada kita, namun bisa diceritakan pada teman yang lain, dan jika ini terjadi, maka kita akan mendapat penilaian buruk tanpa kita sadari. Sebagai makhluk sosial, tentunya kita masih ingin berhubungan dengan teman, teman-teman yang memang “klik” dengan kita.
Marilah menjaga komitmen kita, untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik di tahun 2011.
komitmen bukan hanya dikerja, dalam pacaran juga bu
hehehe tapi kalo di pacaran kadang banyak bualan komitmennya hehe 🙂
semoga kita bisa menjaga komitmen itu bu ya 🙂
Komitmen memang harus ada di segala bidang
Nahh, bagaimana menilai komitmen saat pacaran, apa yang ada di balik obrolan itu? Benarkah, ada komitmen tulus dari hatikah?
Terhadap pelayan publik juga mestinya kita bisa menjaga komitmen sehingga pelayanan yang diberikan dapat memuaskan dan semakin meningkat kualitasnya sehingga kepercayaan konsumen kepada kita tetap terjaga. Seperti ada ungkapan yang mengatakan “kalau bisa dipermudah mengapa dipersulit” bukan sebaliknya.
Salam,
JOGJA SUDAH AMAN!
Bagi yang mengedepankan pelayanan pada pelanggan, akan memenangi persaingan dalam merebut pelanggan.
Namun hal ini jadi sulit, jika perusahaan monopoli.
Komitmen dalam bekerja, berhubungan dgn orang lain bahkan sebagai orang tua juga ya bu.
Betul mbak Monda..komitmen sebagai orangtua, karena anak akan mengikuti perilaku kita.
Betul bu..menjaga komitmen itu bukan hal mudah, tapi penting untuk dilakukan ya…
Yup…betul, harus selalu lebih baik
menjaga komitmen, punya sikap, dan menumbuhkn trust memang sewajarnya kan, kalo ingin hidup lebih berharga dan lebih dihargai oleh orang lain ?
🙂
Ya betul..pada akhirnya kita menilai “value” seseorang, antara lain dari penghargaan terhadap komitmen ini.
Saya belajar dari sini Bu
Tentang menjaga komitment
Termasuk dengan istri saya 🙂
Wahh kalau isteri, ini termasuk pelanggap utama
Yahh, dengan menjaga komitmen, orang akan mempercayai apa yang kita ucapkan, karena satu kata dengan perbuatan.
bener banget tuh bu…
kalo udah komitmen ya harus banget ditepati ya… sekali gak menepati, orang gak akan percaya lagi….
Betul Arman, justru itulah kita harus hati-hati dengan ucapan dan perilaku kita.
Komitmen dan Trust …
dua kata yang harus selalu kita pegang ya Bu EDRatna
salam saya
Yup…betul pak
sepakat, bu, klo kita mmg tidak mampu melaksanakan sesuatu mendingan terus terang 🙂 karena kadang banyak juga teman-teman yang mengiyakan untuk melaksanakan sebuah amanah, namun kemudian ditengah jalan berkata kayaknya waktu saya gak cukup nih 😦
Betul Fety, kita harus menepati janji kita, mengatakan seperti apa keterbatasan waktu kita. Mungkin kita sungkan menyatakan kalau kita sibuk, kawatir dianggap sok sibuk…ini yang sering saya perhatikan jika ada yang nggak mau dijadikan pengurus atau apa….padahal jika sibuk pasti tak bisa mengemban amanah dengan benar.
Setuju sekali Bu,….komitmen memang perlu dijunjung tinggi kalau tidak mau dianggap tidak profesional. salam dari pekalongan
Betul pak, dan perlu pengaturan jadual agar kita tak lupa jika janji dengan seseorang.
Yups, harus berusaha commit dan tetap memeliharanya dengan baik. Mudah mengucapkan, tapi sulit untuk melakukannya ^_^
Hmm justru karena itu, jangan mudah untuk mengatakan janji jika tak yakin
Amiiiin bunda 🙂
Yukz jaga komitmen.
Tulisan ini indah sekali krn mengingatkan kita untuk lebih mawas diri dalam berkomitmen 🙂 Thnak u bun
Yup Eka, mudah2an kita termasuk orang yang bisa menjaga komitmen
hmmmm salammm bu
Salam juga
jangan janji jika tidak bisa ditepati…itu selalu saya tanamkan pada diri sendiri. Pada anak-anakpun saya berusaha menepati janji. karena mereka kan melihat kita. Karenanya biarpun hal kecil, saya tidak akan mudah berjanji pada mrk.
EM
Ya betul, ini juga saya tekankan pada anak-anak. Bahkan orangtua harus janji minimal seminggu sebelumnya kalau ingin mengajak anak, karena anak punya acara sendiri dan terlanjur janji sama teman..ini yang harus kita jaga, kita menghormati janji anak pada temannya, agar anak melatih diri dan dihormati temannya.
kalau saya inspirasinya dari pengalaman saja. temanya hampir sama. salam…