Sejak menulis di Blog saya merasakan betapa banyak kemudahan, kebersamaan, kebahagiaan bersama teman-teman nara blog. Semua adalah kebersamaan rasa suka. Demikian juga kegiatanku di dunia nyata, yang memungkinkan banyak bergaul secara luas dengan orang lain, membuat kehidupan ini menyenangkan.
Rasa itu makin teruji saat adikku harus operasi jantung di RS Harapan Kita. Uluran tangan tak ada putus-putusnya, serombongan orang datang silih berganti, siap menjadi pendonor darah. Yang darahnya tak sesuai, menemani saya dan keluarga menunggu di ruang keluarga pasien di depan Recovery room. Tanpa mereka, hati saya akan makin ciut…. Semua datang tanpa diduga, berita pasien yang setiap kali “Up and Down” makin membuat hati miris dan makin mendekatkan hati kita pada Allah yang Maha Pencipta, serta menyadari bahwa batas antara hidup dan mati sangat tipis. Ya. Allah, selamatkan adikku….doa kami terus berulang-ulang.
Saat itu, kami diberitahu harus standby donor darah, sebelum operasi, juga jika terjadi perdarahan. Operasi berjalan lancar, kami menghela nafas lega…saya pulang sampai rumah jam 22.30 wib, karena besoknya giliran jaga pagi-pagi sekali. Baru saja duduk makan malam, telepon berdering-dering, mengabarkan adikku perdarahan. Padahal selama operasi, ada 12 orang yang standby diambil darahnya, namun karena operasi berjalan lancar, teman-teman sudah pulang. Saya sibuk mengontak teman-teman, baik dari almamaterku, almamater adikku, rekan kerja, juga para mahasiswa adikku. Disinilah keajaiban terjadi…apalagi setelah Yoga memposting di FB dan twitter, diperlukan darah segar golongan O+ …. saya duduk dilantai depan ruang ICU yang ada colokan listriknya, menerima telpon sambil men charge baterei. Berpuluh orang datang silih berganti…..maaf ya mbak perawat, yang jadi ikut sibuk dibuatnya. Teman-teman ini setelah diambil darah pulang, yang belum diambil darah namun darahnya sesuai sebagai pendonor, ikut berjaga sampai jam 3 pagi dini hari.
Jam 4.15 wib, kembali petugas memberitahu ada perdarahan. Anak adikku dan adik iparnya sebetulnya punya golongan darah yang sama dan setelah diperiksa sesuai, namun karena lelah, tak bisa diambil darahnya…..syukurlah Jakarta masih sepi, teman-teman pendonor naik ojek, ada yang dari Tanjung Priok, Cibinong, Bekasi, Pondok Labu…berdatangan ke RS Harapan Kita. Untuk sementara kami bernafas lega….
Syukurlah menjelang pagi sampai siang hari, walau saya dan isteri adikku tak berani meninggalkan tempat kecuali ke toilet dan sholat, kondisi adikku makin tenang. Beberapa kali memang dikejutkan tangisan keluarga lain, yang kondisi keluarganya memburuk. Akhirnya….adik saya sadar sepenuhnya…betapa bahagianya kami semua….
Teman-teman sekalian,
Beribu-ribu ucapan terimakasih pada teman-teman,
Baik dari teman nara blog (Pito cs), teman sealmamater (IPB), IPB Astagian, Bank Indonesia (bapak Mulia Siregar), BRI (Boge, cs), BPPT, Kementerian Ristek, Fasilkom UI, Binus (Staf dosen dan mahasiswa Informatika dll), TNI AD, Balitbang Pertanian, serta teman lain yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Ada Yoga yang siap memberikan berita perkembangan kondisi adikku, ada mbak Cindy (isterinya mas Nug, yang saya kenal dari dunia maya) yang mendampingi adikku terus menerus saat operasi dan sesudahnya, karena kebetulan mbak Cindy bertugas sebagai dokter di RS Harapan Kita, ada kelompok Astagian (teman angkatan adikku: Bu Gayatri, Anna, Eva, Aska) yang setia menemani di ruang tunggu depan ICU….dukungan teman-teman ini sangat membantu memperkuat mental kami sekeluarga.
Atas perkenan Allah swt, adik saya sudah sadar sepenuhnya, semoga makin membaik keadaannya.
Terimakasih teman-teman…semoga Allah swt membalas budi teman-teman semua.