“Ngulon”

Istilah ini umum terdengar bagi masyarakat Jawa, yang dalam percakapan menanyakan, apakah kita sudah menunaikan Rukun Islam ke-5 yaitu menunaikan Ibadah Haji ke Mekah. Bagi seorang muslim, kepergian ke Tanah Suci merupakan sebuah mimpi yang panjang, serta merupakan sebuah perjalanan  ibadah yang  panjang dan melelahkan, berisiko tinggi dan menghadapi tantangan yang berat. Oleh karena itu perlu persiapan mental, serta fisik yang memadai agar perjalanan lancar serta dapat beribadah dengan khusuk.

Walau sudah berniat sejak awal pernikahan, ternyata tak mudah untuk benar-benar melaksanakannya, hal ini membuat saya dan suami yakin, bahwa menabung dan niat saja belum cukup. Setiap selesai ibadah lima waktu, dalam doa, saya selalu memohon agar diperkenankan mendapat kesempatan menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci. Cobaan dan tantangan di kehidupan nyata, sempat membuat saya miris, sampai terucap kepada kedua anakku, “jika ibu tak sempat pergi ke Tanah Suci sudah dipanggil Tuhan, tolong ibu dihajikan ya.” Syukurlah, walau suami sempat terkena serangan stroke dan di rawat di Rumah Sakit dua kali  tahun ini, kami akhirnya mendapatkan kuota untuk ikut dalam pemberangkatan ke tanah Suci tahun ini. Saya langsung sujud syukur, bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan kesempatan pada saya dan suami, pada usia yang tak muda ini, menerima panggilan untuk menjadi tamu Nya.

Saat itu, kepastian berangkat belum diperoleh, namun sejak seminggu sebelum bulan  puasa saya dan suami telah mengikuti test kesehatan, ikut vaksinasi meningitis dan influensa, serta mengikuti bimbingan manasik Haji. Saya merasakan ketenangan dan belajar untuk lebih memahami, serta kami bersyukur dibimbing oleh para Ustad yang memberikan keleluasaan pada para jemaah calon Haji, untuk bertanya sepuas-puasnya, bahkan untuk hal-hal yang remeh sekalipun.

Persiapan fisik dan mental menjelang keberangkatan, sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Agama adalah,antara lain:

  1. Bertaubat kepada Allah swt, memperbanyak dzikir dan mohon bimbingan dari Allah swt.
  2. Dan, ini yang penting, menyelesaikan masalah-masalah yang berkenaan dengan tanggung jawab keluarga, pekerjaan dan utang piutang.
  3. Silaturahmi dengan sanak keluarga, dan masyarakat, dengan memohon maaf dan restu agar perjalanan lancar.

Karena banyak sekali kejadian, pada detik terakhir tak jadi berangkat karena sesuatu hal, maka sangat diperlukan dukungan doa dari semua pihak, agar benar-benar kami (saya dan suami) bisa berangkat dan beribadah lancar. Saya bersyukur mempunyai garis belakang yang kuat. Mbak Ti mengatakan, “Bu, saya Lebaran ini tidak pulang, jika ibu tak jadi berangkat Haji, saya akan pulang saat Lebaran Haji (Hari Raya Idul Adha), namun jika ibu dan bapak bisa berangkat Haji tahun ini, saya pulang bulan Desember.” Mbak Ti pula yang membantu saya belanja ke Thamrin City, kemudian ke Blok M Square untuk mempersiapkan kelengkapan barang yang dibawa. Syukurlah saya mengajak mbak Ti, ternyata pritilan nya banyak sekali, sehingga akhirnya mbak Ti sering mondar-mandir ke Blok M Square untuk membeli kekurangannya. Bagi saya yang tak suka belanja, hal ini sangat membantu, karena dia lebih pintar menawar barang.

Sedangkan mbak Min yang di Bandung, punya tugas lain, terutama mendukung tugas suami yang makin sibuk karena semua pekerjaan harus diselesaikan sebelum cuti untuk perjalanan ke Tanah Suci. Menjalankan ibadah Haji, kuncinya hanya “Ikhlas dan mengharapkan Ridha dari Allah swt.” Kami telah mempersiapkan diri lahir batin, semoga perjalanan kami lancar. Insya Allah kami akan berangkat pada tanggal 24 Oktober 2011, melalui pemberangkatan di Bandung (saya dan suami ikut program penyelenggaraan  Haji dari Bandung).

Saya mohon doa restu dari teman-teman semua, mohon maaf bila selama kita bergaul/berteman baik secara langsung maupun lewat blog, ada komentar dari kami yang kurang berkenan. Bila ada janji yang belum tertunaikan mohon diikhlaskan. Dan mohon doa nya agar perjalanan haji kami lancar dan mendapatkan haji yang mabrur. Insya Allah saya juga akan mendoakan sahabat muslim, agar bisa segera mendapatkan panggilan untuk menjadi tamu Allah.

Sekali lagi saya mohon maaf dan mohon doa restunya.
Iklan

32 pemikiran pada ““Ngulon”

  1. Bu, saya terharu baca postingan ini. Saya bukan muslim, tapi satu hal yang saya pelajari dari kebanyakan kaum muslim termasuk Ibu adalah keikhlasan untuk meminta maaf dalam segala hal kepada sesamanya…

    Doa saya Bu, semoga Ibu dan Bapak segera dapat berangkat pergi haji dan menjadi haji yang mabrur ya!

  2. Alhamdulillah…. saya turut senang, Bu Ratna berangkat haji. 🙂

    Ijinkan saya mendoakan Bu Ratna dan suami, semoga perjalanan haji Anda berdua lancar, semoga tak ada masalah sama sekali, semoga sehat selalu di sana, diberi kekuatan dan keselamatan, dan semoga bisa kembali ke tanah air dengan keadaan sehat tanpa kurang satu apapun. Tak lupa, semoga jadi haji yang mabrur, Bu. Aamiin! 😥

  3. Wah… saya jadi berdebar-debar juga… Padahal bukan saya yang berangkat [:)]
    Semoga segala persiapan sudah matang ya, Bu. Semoga ibu dan bapak diberikan keselamatan oleh Allah Ta’ala…
    Semoga menjadi haji yang mabrur…

  4. Selamat menunaikan ibadah haji BU.
    Maaf saya telat datang ke sini karena kemarin2 itu wordpress susah sekali dibuka dari kantor :(. Ini baru buka dari rumah, disempatin deh….
    Semoga dimudahkan selama beribadah ya Bu. AMin.

  5. Alhamdulillah, turut bahagia mendengar kabar ini. Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan selama menjalankan ibadah haji sehingga bisa melaksanakan seluruh wajib dan rukun hajinya, sehingga bisa meraih haji mabrur, kembali ke tanah air, berkumpul dengan keluarga, dan bisa saling bersilaturahim lagi. Amin, insha Allah.

    Ya Allah, mampukan hamba untuk berziarah ke Mekkah – Madinah. Berikan hamba kesempatan bersujud di depan Kabah, Sisihkan tempat untuk hamba bersimpuh di Arafah. Amin, ya Rabb.

  6. Mutiaohorella

    Hari ini hari keberangkatan Ibu ke Tanah Suci yang sll dirindukan dan sll dalam kenangan jutaan hati.Dari jauh saya mendoakan semoga saat menjalankan ibadah,Allah senantiasa membimbing Ibu+Bpk,agar tetap sabar ,tawakal,dan ikhlas. Kembali dg selamat berbekal ampunan +ridlo dr Allah.

    Harumnya ibadah,manisnya Khusyu,nikmatnya berdekatan dg Allah,tergetarnya hati diantara gemuruh lautan pujian dan takbir,dan indahnya air mata yg tertumpah disana,semoga terbawa terus sampai akhir hayat.

    Tanah suci..banyak nyawa dan airmata gugur disana…tp tetap jadi impian…Aku jadi rindu,ingin kembali lg kesana…

  7. merinding bacanya 🙂
    selamat menunaikan ibadah haji bu, semoga selalu diberi kelancaran, kesehatan dan kemudahan. semoga menjadi haji yg mabrur, aamiin

  8. Selamat menunaikan Ibadah haji Bunda…
    semoga Bunda diberikan perlindungan dari berbagai kondisi apapun disana.

    Ohya nanti kalau balik jadi haji mabrur deh 🙂

  9. Nah, ini ni tulisan yang lagi sy cari. Masalahnya isteri saya sedang ngotot pengen ndaftar haji padahal kondisi riil di depan mata masih jauh dari mungkin. Saya suruh sabaran dikit aja malah saya dinesoni.

  10. Saat saya tulis komentar ini, Bu Enny sudah berada di tanah suci… Maaf telah mengucapkannya ya Bu..

    Saya doakan semoga perjalan haji-nya berjalan dengan lancar dan mudah, dan kembali pulang ke tanah air dengan selamat dan menjadi haji yang mabrur… 🙂

  11. Jenk edRatna (jenenge apik ..),
    Walau telat selamat berhaji. sdikit masukan yaa .. ada buku baek untuk refrensi bg yg akan atau yg sudah berhaji, judulnya : `MAKNA HAJI’ karangan DR. Ali Syariati. Buku yg sangat bagus & bermakna bagi mereka yg mau menjadi haji mabrur. tks.

  12. Alhamdulillah, semoga lancar dn selamat sampai kembali di rumah.
    Oleh2nya di pajang di blog aja Bu, meski tidak dapat secara langsung minimal bisa melihatnya aja sudah senang.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s