Perjalanan menuju titik nol

Setiap orang yang pernah menjalankan ibadah Haji, pasti mempunyai pengalaman indah yang terkadang sulit untuk dituliskan dalam bentuk tulisan. Proses perjalanan yang panjang, terutama buat kami, sejak meniatkan diri untuk berangkat, mendaftar ke Pengelola perjalanan Haji, menunggu dengan berdebar, akankah mendapat panggilan dari Nya? Kami mempercayai ungkapan, bahwa untuk bisa berangkat, merupakan panggilan dari Allah, dan para jemaah calon Haji adalah tamu Allah, serta Allah tidak melihat dari sisi kegantengan, kekayaan, kesuksesan…namun semua adalah panggilan dari Nya dan hanya Allah yang Maha Tahu.

Sesuai yang diungkapkan oleh Ustad Wid, dalam tausiah nya, bahwa untuk datang ke rumah Allah adalah berdasarkan pilihan Allah. Allah akan memilih berdasarkan sejauh mana kita membuka hati, yang sering disebut sebagai hidayah, yang langsung berasal dari hati kita. Hidayah tak semata-mata dari Allah, ada yang langsung berasal dari Allah, namun juga dari diri manusia itu sendiri, yang mau membuka hatinya, sehingga bisa menerima pilihan.

Untuk mencapai proses sampai ke sana, saya ingin menuliskan kesan-kesan dari sudut pandang saya (karena saya sendiri belum ahli dalam hal beragama), semoga catatan ini berguna, terutama bagi para teman-teman, saudara, anak cucu, yang suatu ketika mengalami kegelisahan seperti saya, sampai pada akhirnya membulatkan niat dan tekad. Sungguh suatu perjalanan jiwa yang sangat kaya, pergulatan batin yang tiada henti.

Tulisan ini akan saya bagi dalam beberapa bagian:

  1. Manasik
  2. Persiapan keberangkatan
  3. Menunaikan Rukun Haji
    1. Jeddah-Makkah
    2. Madinah
    3. Aziziah
    4. Mina-Arafah
    5. Musdalifah-Masjid Al Haram (Tawaf Ifadha)
    6. Melempar jumroh di Mina
    7. Thawaf Wada, Jeddah, serta kembali ke Jakarta

Tulisan ini bukan merupakan panduan, namun merupakan pengalaman saya, berasal dari  pergulatan batin serta berbagai hal, yang pada akhirnya mendapatkan karunia berupa ketenangan hati yang sungguh luar biasa.

Mengapa saya katakan seperti perjalanan menuju titik nol, karena seperti disket yang penuh kemudian di hapus, kemudian mulai diisi lagi dari awal dengan isi yang lebih baik. Semoga setelah perjalanan dari titik nol ini, bertobat atas segala kesalahan di masa lalu, pada sisa hidup ini saya mendapatkan karunia untuk berbuat lebih baik bagi sesama. Dan perjalanan ini sungguh menggugah jiwa, jiwa yang pasrah, ikhlas, serta mau bersabar….., seperti halnya saran berbagai Ustad, bahwa perjalanan ibadah haji membutuhkan kopor kesabaran,  maka semua akan  berjalan lancar dan sungguh nikmat dalam melakukannya. Tak salah jika banyak orang selalu ingin kembali ke sana, untuk kembali memperbaiki diri, belajar untuk ikhlas dan sabar, serta proses untuk belajar yang terus menerus tanpa henti.

(bersambung)

Iklan

10 pemikiran pada “Perjalanan menuju titik nol

  1. Alhamdulillah, ibu dan bapak sudah selesai beribadah dan pulang kembali sehat wal afiat.
    Ditunggu sharing pengalamannya bu..

    Iya mbak Monda, akan saya coba menuliskannya secara bersambung.

  2. Puji syukur, ibu dan bapak menikmati anugerahNya usai menjalankan ibadah, makin menjadi saluran berkat melalui berbagi pengalamannya ya ibu, salam

    Iya mbak, Alhamdulillah akhirnya saya masih diberi kesempatan berangkat ke Tanah Suci.

  3. Senang membaca ibu sudah kembali dan sedang bersiap menuliskan pengalamannya. Semoga ibu dan bapak tetap sehat, dan ibu jangan forsir mengejar pekerjaan yang dtinggal ya.

    Iya Imel, ingin menceritakan pengalaman di sana, semoga bermanfaat. Pengalaman masing-masing orang akan berbeda….saya bersyukur bisa melaksanakan ibadah dengan lancar, walau sebetulnya berangkatnya dalam kondisi kurang sehat.
    Susahnya, kerjaan yang tertunda meminta perhatian saat ini, dan si mbak pulkam, karena saat Lebaran tidak pulang….mudah2an aman-aman aja.

  4. ibu sudah kembali, semoga sehat2 ya bu. insya Allah kisahnya akan saya simak. sebagai bekal ya bu…

    Alhamdulillah sehat….silahkan Puteri. Walaupun pada dasarnya pengalaman masing-masing orang akan berbeda…disitulah uniknya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s