Persaingan di Era Globalisasi
Perubahan teknologi, sistem informasi dan komunikasi, telah mengubah cara dan kecepatan berbisnis dan inovasi berbagai produk maupun jasa. Pola transaksi mengarah ke kecepatan, keamanan, dan kenyamanan dengan melalui berbagai saluran elektronik. Globalisasi ekonomi, memiliki karakteristik liberalisasi dan integrasi perekonomian (borderless world). Sedangkan globalisasi sistem keuangan, menuntut kesamaan cara pandang dan level of playing field. Persaingan yang semakin ketat (di level lokal, nasional, regional maupun global), membuat sumber daya terbatas, namun tetap harus banyak melakukan investasi, R & D, dan pemupukan human capital.
Kita melihat bahwa sumber daya manusia di negara kita melimpah, namun yang match antara tenaga kerja yang tersedia di pasar, dengan kebutuhan perusahaan di rasakan masih tetap kurang. Akibatnya, setelah perekrutan, perusahaan tetap harus melakukan training dan pengembangan agar sumber daya yang dimiliki dapat memiliki kompetensi yang cukup untuk bersaing di era global.
Bagaimana perusahaan menilai kemampuan tenaga kerja yang dimilikinya?
Perusahaan dapat menilai aset yang dimiliki, agar mampu bersaing, yaitu dengan alat: a. Mengelola Physical Assets (Financial and Operating Assets), dan b. Mengelola Intellectual Capital (Knowledge-Based Assets). Menilai physical assets lebih mudah dibanding dengan menilai intelectual capital, karena pada dasarnya manusia adalah unik dan akan terus berubah, sesuai perubahan lingkungannya. Intellectual Capital ditunjang oleh dua faktor yaitu: 1) Physical Capital (bertujuan untuk optimalisasi pengetahuan yang ada saat ini), dan 2) Human Capital (bertujuan menciptakan pengetahuan yang baru agar perusahaan berkembang dan terus sustainable menciptakan nilai tambah. Semua hal ini membutuhkan Strategic Competitive Advantages yang kesemuanya akan bermuara pada Human Capital.
Di satu sisi, perusahaan membutuhkan kompetensi, yang meliputi: Kompetensi teknis untuk mengerjakan pekerjaan secara professional (Financial and Business Acumen), Kemauan dan kemampuan belajar (di dalam Learning Organization), Kemampuan menerima dan memberikan coaching, Kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi internal maupun eksternal, Leadership dan Manajemen SDM yang efektif. Faktor yang dapat menunjang kompetensi tersebut adalah: a.Passion (minat dan semangat yang kuat). b.Inovasi dan kreativitas. c.Budaya sadar risiko di segala aspek perusahaan. d.Proaktif dan tetap kompetitif. e.Supportif. f.Ketegaran dan daya tahan.
Bagaimana Perusahaan mengelola perubahan?
Agar dapat survive (bertahan), sustainable dan berkembang, perusahaan perlu melakukan berbagai macam perubahan untuk berdaptasi dengan lingkungan eksternal maupun mempertimbangkan kondisi internal perusahaan. Perusahaan perlu menghitung manfaat dan biaya pada setiap jenis perubahan (cost benefit analysis). Agar perubahan efektif dan produktif membuahkan peningkatan shareholder value, maka berbagai perubahan perlu dikelola dengan sistematis.
Untuk mengelola perubahan, diperlukan manajemen perubahan (Change Management), yaitu proses mengidentifikasi jenis perubahan berdasarkan besarnya masalah dan ketersediaan waktu dalam eksekusi: a.Evolutionary Change (small and long). b.Managerial Intervention (small and short). c.Sequential Change (large and long). d.Complex Change (large and short). Perusahaan pada umumnya lebih sering menggunakan sequential change, yang mempunyai keuntungan sebagai berikut: a.terencana, rasional. b.mengikuti tahapan dan metodologi. c.peluang untuk sukses tinggi dan risiko gagal rendah. d.keengganan berubah (resitance to change) dari pekerja dapat dikendalikan. e.perubahan yang bertahap dapat dicapai (incremental). Namun kerugiannya, membutuhkan waktu yang lama, upaya harus dilakukan terus menerus, membutuhkan energi yang konstan (sulit tercapai jika ditengah proses ada perubahan manajemen), masa transisi dapat menurunkan semangat perubahan oleh pekerja, dan prosesnya dapat menimbulkan kebosanan pekerja.
Konsekuensi dari perubahan
Perusahaan harus memahami konsekuensi dari setiap jenis perubahan, dengan melakukan: i) koordinasi, ii) kontrol, iii) pembelajaran, iv) perlambatan proses bisnis, v) perubahan KPI (Key Performance Indicators). Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami lima faktor kunci agar perubahan dapat efektif, yaitu:
- Visi : set clear direction: agar tidak ada kebingungan.
- Kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan perilaku) : expect the best , agar percaya diri dan tidak ada ketakutan.
- Incentive and recognition: agar tidak ada resistensi.
- Sumberdaya: agar tidak frustasi.
- Rencana aksi: agar tidak gagal.
Agar berhasil, perusahaan harus memperhatikan tahapan dalam proses perubahan, yaitu harus disepakati sense of urgency (readiness, willingness, ability), menunjuk change leader (role model di setiap level organisasi), menetapkan Visi/misi dan strategi perubahan, mengkomunikasikan visi tersebut ke seluruh jajaran, merayakan setiap kemenangan dan kemajuan tahap perubahan yang signifikan secara bersama-sama, mengkonsolidasikan perubahan yang telah tercapai dengan tim lain, memonitor hasil perubahan di corporate level. Kualitas Leadership sangat menentukan dalam setiap proses perubahan. Kualitas leadership yang dibutuhkan dalam proses perubahan, sebagai berikut: visioner, mempunyai komitmen yang tinggi, kemampuan sharing dengan setiap jajaran, kompetensi yang memadai, fokus pada tujuan dan komunikatif.
(bersambung: bagian 1 dari 2 tulisan)
Sumber Bahan Bacaan:
- Gayatri dkk. “Leadership dan Manajemen SDM: Strategi dan Praktek Terbaik sebagai Kunci Sukses Mengelola Bank.” Disampaikan pada workshop: 9-10 Desember 2011.
- Pengalaman penulis
Nah, instansi saya juga sedang mengadakan perubahan besar-besaran nih, Bu. Saya tunggu deh bagian keduanya. Mudah-mudahan nantinya dapat berguna sebagai bekal. Terima kasih. 😀
Perusahaan yang bagus akan selalu menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan sekitar. Sebagai karyawan ataupun pimpinan, kita juga harus bisa melihat visi ke depan, agar perusahaan mampu bersaing dan berkembang secara sustainable.
Berhasil membaca tulisan yang berguna.. Siapa tahu nanti mnjadi leadership… dan menjadi pemilik perusahaan, aminn.. Thanks ya Mba udah support saya,..
Sama-sama
Sangat menarik Bu, “human capital” manusia adalah modal, bagi perusahaan modern. Perusahaan adalah benda mati, nyawanya adalah orang-orang yang ada didalamnya, maju mundurnya perusahaan sangat tergantung kepada orang-orang yang “menggerakkan” perusahaan tersebut.
Yup….
SDM merupakan aset, semodern apapun perusahaan dikelola, tetap ada manusia dibaliknya yang membuat perusahaan sukses atau bangkrut.
menunggu tulisan yang kedua……
Silahkan bung Necky
Great Article! Mau ga mau suatu perusahaan harus mengikuti trend yang ada diluar, kalo ga bisa ngikutin ya bakal ketinggalan dan akibatnya bisa kalah dalam persaingan bisnis.