
Dalam acara jalan-jalan ke Pattaya, rombongan kami mengunjungi Nong Nooch Village. Asal usul Nong Nooch Village sebagaimana ditulis pada Wikipedia adalah sebagai berikut: “Pisit and Nongnooch Tansacha purchased the 600-acre (2.4 km2) plot of land in 1954 with the intentions of developing the land as a fruit plantation. However, the owners instead decided to plant tropical flowers and plants as a wildlife conservation project. The garden opened to the public in 1980, and management was transferred to Pisit and Nongnooch’s son Kampon Tansacha in 2001. The garden currently fills 500 out of the 600 acres (2.4 km2).”

Pagi itu rombongan kami dari pantai Pattaya langsung menuju kilometer 163 di Sukhumvit Road, propinsi Chonburi. Saat memasuki jalan masuk, kami semua langsung berteriak….”Wooo.. indah sekali“. Betul-betul sebuah taman yang indah dengan berbagai bunga-bunga an.

Desain arsitekturnya sungguh menarik hati. Pot-pot ditata sedemikian rupa menjadi berbagai bentuk yang menyenangkan.


Kami langsung membuat foto-foto disitu. Nong Nooch Village sangat luas, jika ingin melihat detailnya, memerlukan waktu seharian … agak menyesal bahwa kita harus mempercepat langkah karena ada banyak atraksi lain yang dilihat.
Selain taman yang luas dengan berbagai jenis tanaman yang diambil dari berbagai tempat di belahan dunia ini, Nong Nooch Village juga menyajikan “Thailand Cultural and Elephant Show“.

Rombongan kami segera menuju ke tempat para Gajah, disini gajah dilatih untuk melakukan berbagai pertunjukan.

Juga ada harimau, yang saat saya foto sedang bermalas-malasan.

Pertunjukan Thai Cultural Show memperlihatkan berbagai tari-tarian yang dikemas dalam sebuah cerita.
Dalam salah satu adegan tarian, ada beberapa tarian yang mirip dengan tari Serampang 12 dari Minang, juga tarian yang menggunakan tongkat (galah), yang selain dikenal di Minang, juga dikenal di daerah Manado, serta Filipina.

Adegan silatnya mirip dengan silat Minang, juga ada adegan “parodi gulat” yang berakhir dengan pingsan nya si wasit karena mendapat pukulan dari kiri-kanan.
Adegan gajah digunakan saat menunjukkan perang, karena pada zaman dulu Thailand pernah berperang mempertahankan kota Ayuthaya (walau akhirnya kalah) dengan negara tetangga.
Pada saat perang ini, Gajah digunakan sebagai kendaraan, saya pernah melihat film nya yang menceritakan tentang Suriyothai (Ratu Ayuthaya).

Selesai melihat pertunjukan, penonton bergeser ke belakang gedung, di lapangan terbuka ada berbagai pertunjukan gajah dan penonton bisa ikut beraksi.

Gajah menangkap bola, mengangkat penonton dll. Sayang teman-teman tak ada yang mau jadi sukarelawan, jadi saya mengambil foto cewek lain yang mau diangkat oleh belalai gajah.
Sayang panas begitu menyengat (sampai 41 derajat celsius), saya dan teman mencari minum air kelapa muda. Segaaar….sayangnya tak disediakan sendok, padahal biasanya kalau minum kelapa muda di Indonesia, kita juga minum degan nya.
Mau minta sendok, penjualnya berwajah masam, mungkin memang hanya di Indonesia kalau minum air kelapa muda sekaligus juga makan kelapanya.
Sambil menunggu teman-teman yang lain, saya membeli souvenir yang lumayan murah, kemudian menunggu di kantin sambil makan kacang rebus, kacangnya besar-besar dan rasanya gurih.
Sayang kami hanya punya waktu terbatas, padahal Nong Nooch village ini sungguh luas. Jika sempat mengunjungi tempat ini lagi, perlu disediakan waktu satu hari penuh.
Keceriaan dan semangat persahabatan kakak2 A678 berpadu dengan keindahan Nong Nooch Village, dicatat nih bu En untuk referensi wisata. Indahnya alamak, mensyukuri anugerah alam. Selamat berakhir pekan bersama keluarga ya bu Enny.
Iya mbak…senang dimasa tak lagi muda usia bisa jalan-jalan bersama teman-teman yang dulunya memang dekat dihati.
Mungkin karena atu kelas hanya 7 orang, bagian HPT malah 3 orang..membuat kami dekat sekali, dan mengenal keluarganya.
indahnya…. 🙂
Yup
senengnya jalan2 dengan teman ke tempat wisata yang sama2 diminati…
catet ah bu, semoga ada rejeki jalan2 ke sini
Semoga mbak Monda bisa jalan-jalan ke sana…bagus sekali kok mbak, banyak pembelajaran yang kita peroleh.
Aku sudah pernah buuuu ke tempat gajah itu.
Eh iya yang pasar terapung juga sudah pernah. Aku lupa, soalnya perginya 20 tahun lalu jadi lupa2 ingat hehe…
Tempatnya indah ya…sayang kami tak bisa seharian..masih banyak yang masih bisa dieksplore
wah .. seru ya mbak jalan jalannya, kebayang suamiku apsti suka kalau aku ajak ke sana, ada gajahnya 🙂
Wahh iya..gajahnya lucu, berhias, bisa main bola dll
Halo Bu Enny… lama banget saya nggak kemari…
wah seneng ya bisa jalan-jalan dan merasa puas… semoga kelak saya dapat rejeki dan bisa dolan-dolan ke sana Bu…
salam hangat…
Berharap suatu ketika Nana sampai di sana
wah udah lama terakhir saya baca ibu di jepang sekarang udah jalan2 lagi ke thailand….minggu depan saya mau gantian ah…moga2 ketemu DV disana…
Salam untuk DV ya kalau ketemu di Sidney
Walah enaknya mbak,,,
Bisa jalan jalan keluar negeri,,
Aku mentok sampai merauke saja.. sippp
Semoga suatu ketika juga bisa jalan-jalan ke LN
wah.. indah sekali tamannya. Thailand selalu penuh dengan kreatifitas dan keindahan ya Bu..
Yup…koordinasi yang bagus antara pemerintah, dan swasta
Saya dua kali ke Thailand, sayangnya belum ke Pattaya. Jadi ingat lagunya Grup Dara Puspita Pantai Pattaya.
Terima kasih sajian artikelnya yang menarik dan bermanfaat dengan dukungan gambar yang cakep.
Saya sedang menggelar kontes unggulan. Jika bermiat silahkan mengikuti di
http://abdulcholik.com/2013/05/29/kontes-unggulan-blog-review-saling-berhadapan/
Jangan lupa mengikuti kontes saya yang lain di http://jatuhcinta.me/fiksi/flash-fiction-writing-contest-senandung-cinta
Hadiahnya bukan barang mewah tetapi sensasinya luar biasa.
Salam hangat dari Surabaya
Makasih Pak De…semoga saya sempat ikutan ya…bingung juga siapa pasanganku ya….
saya lebih pernah ke thailand kayaknya layak nih tempat dikunjungi… bagus banget tempatnya…
Semoga bisa kunjungan ke sana.
apakah itu gajah sama seperti yang di sumatra ya bu..pengen ke pattaya bu
Pelatih gajah di Sumatra, pada umumnya dari Thailand.