Beberapa bulan terakhir saya merasa acara sangat padat, bahkan terkadang dari pagi sampai malam. Bahkan Maya, yang momong cucu saya berkata….”Waduhh, saya nggak kuat kalau harus kerja seperti yangti.” Ya, saya memang sudah menjadi Yangti, panggilan Ara, cucu pertama saya yang berumur 29 bulan. Setelah memasuki usia pensiun, untuk meluangkan waktu saya menulis di blog (walau belakangan jarang di up date), saya juga kadang-kadang mengajar, dan ternyata ini berkelanjutan. Yang awalnya hanya ingin sekedar ada kesibukan diwaktu luang, akhirnya menjadi serius. Kesibukan yang sesuai dengan kondisi fisik saya yang tidak muda lagi.
Namun mengajar rupanya tak bisa dilepaskan dari faktor keturunan, karena ayah ibu seorang guru, kedua adikku juga menjadi guru (dosen). Dan kemudian pekerjaan sebagai instruktur ini juga berkembang kadang-kadang seperti seorang konsultan. Dan jika sudah komitmen, mau tak mau harus serius, akibatnya selama enam bulan terakhir waktu saya tersita. Di satu sisi memang merasa hidup, penuh tantangan, namun saya sadar bahwa tak muda lagi, sehingga saya harus menjaga kondisi fisik saya dengan cukup makanan bergizi. Memang pekerjaan selesai dengan kondisi badan saya tetap bugar, namun saya merasa ada yang salah. Kadang dada terasa sesak, tentu pikiran jadi bermacam-macam, jangan-jangan…jantung saya ada masalah. Kemudian saya mendapat berita yang mengagetkan, junior saya kena sakit kanker rahim, stadium 3B….padahal setahu saya junior saya ini masih belum pensiun, yang artinya setiap tahun akan ikut general medical check up yang dibiayai oleh kantor. Namun manusia memang serba terbatas, kadang-kadang ilmu pengetahuan setinggi apapun masih menyisakan berbagai hal yang tak bisa diketahui oleh manusia yang pintar sekalipun.
Akhirnya saya check up bersama teman, hasilnya cukup bagus, hanya kolesterol saya cukup tinggi. Oleh konsultan gizi, saya disarankan untuk melakukan diet makanan, juga olah raga. Sejak itu, saya olah raga jalan cepat setiap pagi antara 30-60 menit. Diet saya cukup ketat, karena saya kawatir efek samping kelebihan kolesterol dalam pembuluh darah, walaupun dokter tidak memberikan obat, karena menganggap saya masih bisa melakukan penurunan kolesterol dengan diet makanan dan olahraga.
Rupanya akibat olahraga, badan memang tambah segar, namun saya menjadi kurang nafsu makan karena ingin minum terus. Ditambah makan nasi merah, sedikit saja sudah merasa kenyang……hasilnya, setelah 3 (tiga) minggu berjalan, akhirnya badan saya tumbang. Awalnya cuma tenggorokan agak kurang nyaman, saya kumur-kumur pakai listerin. Ternyata malah ditambah pilek…dan pada suatu malam saya merasa demam, pusing, serta semalaman nggak bisa tidur. Hari Minggu pagi, saya minta diantar ke klinik Retna oleh anak sulungku. Dan mendengar cerita serta membaca hasil check up, dokternya mengatakan…”Kolesterol ibu memang tinggi, tapi tak perlu panik dan diet ketat. Dengan diet ketat, ibu menjadi stres, padahal stres menyebabkan gula darah meningkat, yang pada akhirnya malah meningkatkan kolesterol. Jadi ibu harus santai, karena penurunan kolesterol memerlukan waktu lama, karena kolesterol mengendap dalam darah.” Saya baru memahami setelah dokter menjelaskan semua, saya akui memang saya agak stres melihat hasil check up dan kolesterol saya 245.
Akhirnya saya diberi obat, dan harus istirahat. Yah pada akhirnya memang kita harus punya waktu untuk istirahat….sebulan kemarin, akhir pekan selalu ada acara. Saya membatalkan seluruh acara, juga acara pergi ke Bandung…syukurlah dari diskusi dengan suami, kesehatan memang nomer satu. Saya tetap harus diet makanan rendah kolesterol dan rendah lemak, tapi tak perlu panik. Dan sementara, olahraga berhenti dulu, sampai badan merasa sehat. Dan kemungkinan memang olahraga stop dulu karena bulan puasa. Semoga dengan menunaikan puasa Ramadhan, kolesterol saya menurun, saya harus berhati-hati jika ada undangan buka bersama, tetap pilih makanan yang rendah kolesterol dan rendah lemak.

Sedang istirahat, suami menelepon, mengabarkan kalau si mbak di Bandung terserang demam berdarah…..waduhh saya lumayan panik, karena trauma saat si sulung kena serangan demam berdarah, dan thrombosit nya sempat turun sampai 18.000. Yang utama membawa si mbak ke rumah sakit Muhamadiyah, dari hasil pemeriksaan, thrombosit 118.000…..syukurlah masih di atas 100.000. Saya segera mengkoordinir siapa yang harus jaga di rumah sakit di Bandung, karena dengan kondisi saya, tak mungkin saya ke Bandung, apalagi saya juga mesti berjaga di Jakarta menemani Ara, kasihan kalau hanya dengan baby sitter.
Akhirnya diputuskan si mbak di Jakarta pergi ke Bandung untuk menjaga di RS, bergantian dengan teman nya. Dan Alhamdulillah ada tetangga yang mau membantu membersihkan rumah, mencuci dan setrika serta memasak ala kadarnya, sehingga baby sitter tetap fokus momong Ara. Alhamdulillah, ada saja yang menolong meringankan beban, semoga si mbak yang sakit bisa segera sembuh, kondisi terakhir thrombositnya turun menjadi 81.000. Biasanya memang turun terus, kemudian baru akan meningkat lagi …. yang dijaga adalah agar tidak sampai terjadi perdarahan.
Duh semoga yang kena demam berdarah lekas pulih ya. Mbaknya istirahat aja meski banyak pikiran…
DBD memang tidak bisa ditebak kapan datangnya ya Bu…
Semoga kita jauh2 dari DBD… dan yang kena memang harus banyak istirahat dan ikut kata dokter…
waduh, si mbaknya kok juga jadi sakit..
semoga semua lekas sehat
semoga semuanya selalu sehat2 ya bu…
Ada saat istirahat sejenak nggih ibu Enny, semoga ibu beserta brayat berproses pulih.
Kondisi fisik dan rapor ibu Enny sangat mengagumkan loh untuk yuswa kini…. diet dan OR ketatnya justru sedikit mengganggu ya ibu ….
Mangga istirahat sejenak, sebelum melanjutkan talenta mengajar.
Salam
semoga semua yang sedang sakit diberikan kesembuhan dan kesehatan seperti sedia kala..
junior Ibu itu siapa ya Bu?
Ada budhe kawan saya, Bu, yang kira-kira seumuran Ibu, diperiksa kolesterolnya tinggi juga. Sementara kegiatannya juga padat, masih juga bekerja. Sama dokternya selain diberi saran untuk olahraga teratur, juga disuruh puasa sunah Senin-Kamis. Setelah teratur, lebih bugar rasanya, katanya.
waow blog ini masih ada! bravo. Salam!
Semoga setelah istirahat sejenak… segera kembali fit lagi untuk beraktifitas, Bu Enny…
Bu Enny, kadang kalau melihat kondisi kesehatan yg sebenarnya, kita bisa stres ya. Padahal stres itu justru membuat kondisi badan jadi lebih buruk. Serba salah. Tahu salah, tidak tahu juga salah. Tapi semoga Bu Enny dan keluarga sehat-sehat ya.