Saya mengenalnya pertama kali lewat blog, walau dia bisa dibilang seumuran anakku, melalui percakapan lewat blog, yang dilanjutkan dengan kopdar, kami merasa nyambung walau beda umur sangat jauh. Kadang-kadang kami bertemu, diskusi apa saja, dari buku, pekerjaan dan segala hal yang biasa dibicarakan antara dua perempuan dewasa. Entah kenapa, dia selalu ada saat saya membutuhkan, terutama di saat-saat yang penting. Dia aktif bergaul, berorganisasi, dan sekarang hobi barunya adalah lari 10 K. Biasanya, minimal setahun sekali kami ketemu, kecuali ada hal penting yang ingin didiskusikan. Entah kenapa, biasanya pertemuan mendekati pas hari Iedul Adha, entah karena saya juga agak santai karena ada liburan panjang, atau apa.

Tiga hari lalu BB ku berbunyi “Ping!!!” …. setelah obrolan singkat melalui bbm, kami berjanji akan makan siang di Kedai “Kak Ani” di bilangan Kemang. Karena saya tak tahu lokasinya, walaupun sebetulnya mudah dicari, dia bilang akan menjemputku. Kendaraan kami berdua adalah kendaraan umum, dari angkot sampai taksi. Kedai “Kak Ani” merupakan restoran dengan masakan rumahan, yang diawali karena pemiliknya suka masak, sehingga teman-teman anaknya suka datang ke rumahnya untuk menikmati masakan. Ke khas an nya adalah masakan Medan, karena pemilik kedai pernah tinggal di Medan.


Kedai ini terletak di jalan Kemang Selatan 125 A, terletak di sebelah toko karpet, di pengkolan jalan dari arah Jalan Kemang Raya. Kedainya mungil, sehingga tak mencolok, saya berulang kali melewati daerah ini, tanpa pernah berpikir ada masakan khas Medan di kedai ini. Suasana kedai sungguh nyaman, pengunjung merasa seperti di rumah sendiri. Saya memesan roti jala dan jus terong Belanda tanpa es, sedang teman saya memesan soto Medan. Kami berbagi makanan, sehingga bisa menikmati rasa makanan yang berbeda tersebut. Roti jala dan soto Medan nya enak. kemudian kami mencoba pisang penyet.

Yang menarik, di setiap jenis makanan selain dicantumkan harga, juga dicantumkan spesifikasi makanan tersebut, misalkan: a. Roti jalan. Dengan pilihan kari daging sapi, daging ayam, daging kambing, lengkap dengan acar. b. Soto Medan. Isi mixed udang, daging, ayam. Dibawahnya tertulis dengan huruf merah kesukaan menantuku Tulus. c. Pisang penyet. Pisang raja goreng mentega, dengan parutan kelapa, disiram dengan gula aren kental. Di bawah nya dengan huruf merah, tertulis- kesukaan anakku Mely.
Kami mengobrol lama, karena memang terakhir ketemu setahun yang lalu, sekaligus menunggu janji temu dengan teman berikutnya yang belum tahu akan diadakan dimana. Saya berpikir, inilah kehidupan di Jakarta, jika ada waktu dan ketemu teman, kita berjanji di resto tertentu atau toko buku, atau meeting point yang disepakati, yang biasanya disesuaikan dengan hobi masing-masing. Sebelum pulang, kami memesan teh tawar panas, aqua tanpa es, dan serabi. Tak terasa kami telah mengobrol 2 (dua) jam di kedai ini, para tamu bergiliran datang dan pergi, akhirnya sampai pula waktu kami untuk meninggalkan kedai ini.
lucu interior kedainya… 🙂
selamat idul adha ya bu…
Interiornya unik.
Terimakasih Arman
tambahan keterangan di bawah menu itu memberi sentuhan personal dan jadi daya tarik ya, Bu
Yup betul…dan membuat saya mencoba makanan yang sesuai catatan disenangi Mely dan Tulus.
bagus deh paduan merah hijaunya, dan sepertinya enak duduk lama di situ.. kedainya ada wifi ga Bu?
Saya kurang memperhatikan Clara…telpon sendiri ke sana ya.
Ini nomor telepon nya: 021-7198587