Awalnya saya berpikir bahwa memasuki bulan Ramadhan, situasi panas pembahasan Capres dan pilpres makin menurun, berganti dengan kesibukan menyiapkan puasa Ramadhan. Namun di sosial media tetap saja seru. Pembahasan ini tak hanya ditingkat kaum berpendidikan saja, namun menyebar ke semua lini di masyarakat, Entah di pasar, di supermarket, sering terdengar komentar-komentar orang, terutama jika ketemu teman-teman nya. Sebagai pengguna kendaraan umum, setiap kali naik taksi, entah itu taksi BB atau Ex, jarang sekali sopir yang tidak membahas capres. Bahkan baru saja memasuki pintu taksi dan menghenjakkan diri ke kursi penumpang, setelah tahu arah tujuan saya, pak sopir bertanya, saya akan memilih siapa? Saat saya bilang, bahwa saya belum menentukan, sibuklah pak sopir menggunakan berbagai argumen, agar saya ikut memilih sesuai pilihannya.

Saya malah senang karena sekaligus bisa memahami bagaimana cara masyarakat berpikir. Syukurlah para mbak di rumah saya adem ayem saja, karena dia berpikir bahwa siapapun presidennya, yang penting aman.
Kondisi saya ini tentu berbeda dengan si sulung, yang sejak awal sangat bersemangat untuk mengikuti segala hal tentang pilpres ini. Kebetulan minggu lalu saya ada pekerjaan di Samarinda, bertepatan si sulung juga bertugas di Samarinda, bahkan telah berada di sana sejak sebulan sebelumnya. Kami berjanji mau ketemu, walau si sulung awalnya ogah-ogah an karena lebih memilih mendengarkan debat capres.
Pertama kali check in di Swiss Belhotel Borneo pada hari Minggu sore, yang saya tanyakan adalah apakah di hotel ada acara nonton bareng debat capres. Resepsionis cuma tersenyum dan menggeleng….ehh bapak yang di sebelah kanan, yang juga sedang antre check in menyahut, kalau di hotel ini ada tayangan bola piala dunia nggak? Ternyata tayangan bola diacak, kata mbak resepsionis. Apa boleh buat, anakku mengalah dan kita berjanji untuk ketemu makan malam, karena saya hanya dua malam di Samarinda, sedang besok acara pertemuan nya tak jelas selesai jam berapa.

Selesai beres-beres koper, mandi dan sholat, anak saya menelpon bahwa telah menunggu di lobby. Rencana nya malam ini saya akan mengajak makan ikan bakar dan sup Palumara di restoran Akmal di jalan Awang Lor.
Rupanya restoran tersebut tutup, syukurlah sopir taksi tahu lokasi Pondok Borneo, yang terkenal dengan kepiting nya. Kami sampai di Pondok Borneo jam 9 malam waktu Indonesia Tengah, atau jam 8 malam WIB. Baru saja kami duduk, ternyata restoran tersebut menayangkan debat capres…wahh betapa senangnya si sulung. Rencana cuma makan malam, menjadi nonton debat…. padahal saya nontonnya sudah setengah merem melek, masih mabuk perjalanan Balikpapan-Samarinda yang macet parah. Ini pertama kalinya saya nonton debat capres, karena saya biasanya hanya membaca dari koran atau mengamati obrolan teman-teman melalui sosial media, yang tentu saja terkadang saling mempengaruhi.
Acara nontonnya kurang seru, karena kelihatannya kami semua mempunyai pilihan capres yang sama. Bahkan para mas pramusaji di Pondok Borneo yang ikut nonton setelah selesai menyajikan makanan, setiap kali bersorak untuk capres tertentu. Pondok Borneo yang biasanya jam 22.30 wita sudah tutup, kali itu memanjakan pengunjungnya, baru menutup restoran setelah debat capres selesai. Kami segera menelpon sopir taksi yang mengantar kami ke restoran ini sebelumnya, kemudian mengantar si sulung ke pondokannya, baru ke Swiss Belhotel Borneo.
Saya hanya berharap, pilpres nanti berjalan lancar, dan andaikata pilihanku salah, semoga Allah swt memilih orang yang tepat untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik di masa depan. Semoga para pendukung yang selama ini saling berkomentar dan terkadang panas melalui sosial media, menerima siapapun Presiden yang akan terpilih nanti.
Happy fasting 😀
Terimakasih.
Iya, Bu. Semoga setelah pemilu besok, kedua belah pihak bisa saling menerima. Tidak ada gontok-gontokan…
Setuju Kris….sama-sama berdoa ya, agar bisa saling menerima baik yang menang maupun yang kalah.
Bagi kita, siapapun Presiden nya yang penting membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
iya moga2 pilpres lancar dan aman2 ya…
Kita sama-sama berdoa ya.
iya Bu, ada kekuatiran kalo sudah kepilih nanti, akan rusuh karena pihak pendukung tidak terima.. mudah-mudahan jangan deh.. semoga aman damai saja kondisinya..
Berharap, Presiden terpilih bisa merangkul yang kalah juga pendukungnya.
Berdoa, semoga Presiden terpilih bisa membawa Indonesia lebih baik lagi, aman dan damai.
Berkah ya Ibu, bisa bertugas di kota yang sama dengan Mas Sulung. Berkah ganda sambil menemani makan bersama Bunda tetap dapat menikmati debat. Semoga perdebatan di aras media masa makin mereda. Salam
Iya mbak….padahal biasanya saya malas mendengarkan debat.
Tapi yang penting ketemu si sulung…dan bersyukur teman-teman mau menemani.