
Sudah lama saya tak naik kereta api, dulu hampir dua minggu sekali naik kereta api dari Jakarta ke Bandung, menengok suami dan anak yang kuliah di Bandung. Sejak ada Tol Cipularang, dan banyak travel yang melayani perjalanan dari Jakarta ke Bandung pp, saya menjadi pelanggan travel, apalagi di rumah saya ada 3 pool travel yang melayani Bandung Jakarta, yaitu: CitiTrans, X-trans dan Baraya. Mendengar cerita teman, membaca Kompas dan media sosial lain, betapa nyaman nya naik kereta api sejak pimpinan PT KAI dipegang oleh pak Jonan, membuat saya ingin merasakan kembali perjalanan dengan kereta api. Jadi, saat teman-teman mengajak camping di Tanakita, dengan menggunakan kereta api, saya sangat bersemangat untuk ikut.

Saya berangkat dari rumah jam 5 pagi dijemput oleh taksi BB, kemudian menuju Citos (Cilandak Town Square) untuk ketemu teman yang rumahnya di Ciputat, kemudian kami berdua menuju gedung Antam untuk ketemu teman satunya, yang rumahnya di Pasar Minggu. Dari gedung Antam kami langsung menuju Bogor melalui jalan Tol Jagorawi. Kami sengaja berangkat ke Bogor pagi-pagi menuju stasiun Paledang, karena Bogor terkenal dengan kemacetannya, dan jalanan di sekitar stasiun Bogor kalau pagi hari selalu macet. Ternyata perjalanan kami mulus, kami sampai di stasiun Paledang, Bogor masih belum jam 6 pagi, dan ternyata ada teman yang datangnya lebih pagi. Padahal kereta api menuju stasiun Cisaat, masih jam 7.55 wib. Kami mengobrol dan tentu saja mengambil foto-foto dulu. Stasiun nya kecil, masih baru, bersih dan ada wifi nya lho.

Tak lama kemudian teman-teman yang lain sudah berkumpul, dan kami pun masuk ke emplasemen stasiun dengan menggunakan kartu elektronik. Tak lama Kereta Api siap diberangkatkan, kami naik ke gerbong satu, untuk kelas eksekutif bayarnya Rp.50.000,- per orang, sedang kelas ekonomi Rp.20.000,-


Kami pulangnya mendapat tiket untuk kelas ekonomi, ternyata enak juga kok apalagi jika bersama teman, karena kursinya berhadapan sehingga kita bisa mengobrol dengan asyik. Toilet di kereta api juga bersih…. yang menyenangkan adalah pemandangan melalui jendela kereta api. Hamparan sawah yang luas, sungai, pepohonan tinggi, hutan bambu silih berganti…tak puas mata memandangnya.


Dua jam kemudian kereta api memasuki stasiun Cisaat, bangunan ini sudah ada sejak zaman Belanda, dan sampai saat ini masih terawat. Tentu saja kami tak menyiakan-nyiakan waktu, berfoto dulu di emplasemen stasiun Cisaat.

Untuk menuju Tanakita, kami dijemput dengan angkot, perjalanan yang meliuk-liuk, melalui jalan yang tidak rata, menimbulkan sensasi tersendiri. Cerita tentang camping di Tanakita akan saya buat tulisan tersendiri. Pulang ke Jakarta kami kembali menggunakan Kereta Api Siliwangi dari stasiun Sukabumi, yang berhenti di stasiun Cisaat jam 15.56 wib. Kenapa namanya beda ya? Dari Bogor namanya KA Pangrango, sedang dari Sukabumi namanya KA Siliwangi.
Di stasiun Cisaat kami bertemu rombongan bapak ibu para pensiunan yang merupakan alumni SMA Negeri 1 Solo, yang baru berpiknik di Selabintana, Sukabumi. Kondisi jalan raya yang semakin macet, mendorong orang mencari alternatif lain, dan kereta api yang nyaman merupakan pilihan. Pantas saja kami tak mendapat kelas eksekutif, rupanya diborong oleh bapak ibu dari Solo ini.

Tapi kami tak menyesal, karena menjadi menikmati bagaimana rasanya naik kereta ekonomi, yang ternyata lumayan enak dan bersih….apalagi bersama teman-teman. Namun rupanya semua sudah kelelahan dengan aktifitas fisik di kaki gunung, sebagian besar teman menikmati tidur di kereta api. Sampai stasiun Paledang mendekati jam 6 sore, kami bertiga bergegas menuju stasiun Bogor, untuk mengejar commuter lines ke arah Jakarta.
Kami berlari-lari, karena teman kami ada acara lagi di rumahnya, akibatnya kami tak sempat memilih gerbong yang pas….kami memanjat gerbong paling belakang yang ternyata khusus untuk perempuan…kaki saya terbentur pintu kereta. Tas kami lempar dan bergegas naik ke kereta, agar kami bisa menjadi satu (salah satu rombongan teman laki-laki), maka kami menuju ke gerbong depannya yang lumayan penuh.
Terimakasih Tuhan, ada tiga anak muda yang dengan sukarela memberikan kursinya kepada tiga ibu-ibu yang sudah cukup usia ini. Mungkin mereka heran, melihat kami bertubi-tubi mengucapkan terimakasih…. betapa senangnya masih ada anak muda yang peduli. Keretanya bersih, setiap mau memasuki stasiun, ada pengumuman, serta ada petanya diatas pintu gerbong. Konon katanya ini kereta yang beli second dari Jepang…keretanya bersih, berasa seperti naik kereta di Luar Negeri. Tak lama kemudian commuter lines memasuki stasiun Tanjung Barat, kami turun disini dan disambung naik taksi ke rumah.
Senangnya bisa menikmati perjalanan dengan naik kereta api yang nyaman. Kami berencana akan mencoba naik kereta api ke Sukabumi, kemudian dilanjutkan dari Sukabumi ke Cianjur…..dari yang saya baca di Kompas, pemandangannya lebih indah lagi. Semoga saya dikaruniai kesehatan dan kesempatan untuk menikmati perjalanan dengan kereta api lagi.
Saya jg merasa senang dg KA sekarang ini, Bu.. Lebih nyamaaan.. Ah pgn jg nyobain kereta ke sukabumi ini.. 🙂
Betul Mechta, kereta api sekarang bersih dan lancar. Terlihat sekali pegawai kereta api juga merasa bangga….kalau ke Sukabumi, sekalian aja ke Cianjur (saya juga belum pernah), konon pemandangan nya bagus dari jendela kereta api.
naik KA emang asik2 aja selama bersih ya bu.. dan selama kitanya gak mabok. hahaha. inget2 dulu pas kecil kalo naik KA selalu mabok… 😛 tapi untungnya pas udah gede gak lagi…
Kereta api sekarang di Indonesia makin bagus Arman, jadi menyenangkan bepergian naik kereta api.
iya bu sy juga baca laporan perjalanan kereta api ke Sukabumi itu, jadi tertarik pengen nyoba juga
dan sekarang sy juga suka sekali naik commuter line, lebih cepat dan tertib
Betul mbak Monda, commuter lines makin bagus juga pelayanan nya.
Kereta makin bersiiiiih ya mak. Senang! Salam kenal dari Surabaya yaaa…
Salam kenal juga, terimakasih telah berkunjung.
senang sekali dengan semakin membaiknya layanan kereta api, jalan-jalan semakin nyaman menyenangkan ya Ibu. Pantengin terus jalan-jalan kakak2 A678.
Salam
Hehehe…iya nih mbak Prih, jadi suka jalan-jalan, apalagi sejak kereta api pelayanannya makin bagus.
Sejak kembali ke Jawa, (Tasik dan Tangerang), setiap mudik ke Jogja saya selalu pakai kereta.. memag buanyakkk sekali perubahan sejak KAI dipimpin pak Jonan. Saluuutt banget atas kerja keras beliau. Peron bebas dari pengasong, bersih kinclong, dan lebih rapi tertata.
Untuk variasi makanan di restorasi kurang variasinya sih menurut saya. dan harganya termasuk mahal dibandingkan dgn porsinya. Jadi saya lebih suka bawa bekal sendiri dari rumah atau beli bungkus di stasiun keberangkatan yg lebih murah dan bisa “bebas ngarani” menu apa aja, porsinya besar atau kecil, bungkusnya minta non plastik/styrofoam dsb..
salam hangat, Bu Enny… 🙂
Salam hangat kembali Nana….
Memang betul rasa makanan di restorasi KA, sama seperti di pesawat…hehehe…atau karena seleraku juga ya.
Tetap lebih menyenangkan membawa dari rumah, di kereta api tinggal pesan minuman aja.
setuju .. perjalanan dengan KA jadi menyenangkan ..
sudah ber-tahun2 saya tidak pernah naik KA, waktu naik KA lagi di tahun 2014 … saya jadi takjub …