Mungkin karena iri hati, khalayak pers menjuluki IPB sebagai Institut Publisistik Bogor karena banyak alumninya yang terjun ke bidang jurnalistik dan pers seperti: Soedarto Js, Harry Suryadi, Achmad Muchlis Yusuf, Ninuk Pambudi, Tjandra Wibowo, Uni Lubis………….(tolong sebutkan generasi baru, banyak yang tidak aku kenal). Mereka tersebar di media cetak terkemuka seperti Kompas, Tempo, Gatra, Jakarta Pos, media siaran TV bahkan kantor berita Antara.
Mengapa banyak alumni IPB berkibar dalam bidang pers dan media? Aku tidak tahu pasti. Tulisan ini adalah kilas balik pengalamanku dalam kegiatan pers kampus IPB dan UI antara tahun 1970-1977 di latar belakangi kondisi sosial-politik sekitar Jakarta-Bogor-Bandung yang amat memberi warna pada pers kampus saat itu. (Tulisan Ian Lubis di Facebooknya tanggal 5 Maret 2016).

Hari Jumat, 4 Maret 2016, saya diajak teman ketemu mantan wartawan majalah kampus “Gema Almamater IPB” sekaligus makan siang di Dapur Sunda restoran, Setia Building 2.
Pertemuan dengan grup yang tidak biasa. Bang Masmimar Mangiang (dari UI), merupakan mentor saat awal lahirnya majalah kampus IPB, “Gema Almamater.” Dan sekitar tahun 1974 tersebut selama satu semester mondar mandir, melakukan perjalanan seminggu sekali dari Jakarta ke Bogor. Rusdian Lubis atau lebih dikenal dengan nama panggilan Ian, adik kelas saya, memang terkenal suka menulis.

Kalau teman satunya, Gayatri RA memang lebih sering ketemu, selain satu angkatan dengan adik saya di IPB, pernah satu asrama di APIPB … juga bekerja di perusahaan yang sama, serta pernah bertahun -tahun tinggal satu kompleks di perumahan dinas yang disediakan perusahaan. Sedang Uni Z. Lubis selama ini saya kenal sebagai jurnalis, yang namanya sering terlihat di Face Book teman-teman saya.

Ya mungkin hanya saya sendiri yang bukan wartawan, walau saya kadang-kadang nulis di blog. Namun karena satu almamater dan walau baru ketemu disini, obrolan langsung nyambung dan seru.
Dari mulai membahas majalah almamater, sebagai umumnya kaum netizen sekarang, kami juga mengobrol tentang politik dan kondisi ekonomi saat ini. Tentu saja saya lebih banyak sebagai pendengar dan sesekali ikut menimpali pembicaraan.

Akhirnya kami berpisah ….. dan entah kapan bisa bertemu lagi, karena ini pertemuan pertama sejak lebih dari 35 tahun yang lalu. Obrolan yang menyenangkan, makanan yang enak terutama sop ikan gurame nya yang hangat dan segar. Juga tahu goreng dan sambal mangga nya.
Aku juga kalo sudah pensiun nanti mau jadi guru bahasa Jepang, Bu…dan sekarang lagi ngumpulin modal buat bikin tempat kursus bahasa Jepang 🙂