
Saya melewati alun-alun kota Bangkalan yang bersih, di depan nya kantor walikota. Kami langsung menuju rumah batik Maduratna yang menjual batik Madura.
Ada whatsapp masuk dari Yoga, mengingatkan agar saya tak lupa untuk mampir ke Bukit Jaddih, yang merupakan bukit kapur dan saat ini menjadi daerah wisata yang populer di daerah Bangkalan.

Dari bukit ini kita bisa melihat kota Bangkalan yang terlihat hijau. Saya membayangkan selama ini kota Bangkalan gersang … ternyata bayangan saya salah. Kota Bangkalan hijau dan bersih.

Setelah mengambil foto-foto di Bukit Jaddih, kami menuju “Tresna Batik”.

Di pintu masuk Tresna Batik, disediakan pisang rebus dan wedang jahe, pengunjung bebas mengambil.

Selain menjual kain batik dan asesoris dari batik, terdapat halaman di belakang yang cukup luas ditanami pohon salak, serta terdapat berbagai jenis burung. Ada burung beo yang berulang-ulang mengucapkan “Assalamu alaikum.”
Rumah adat Madura

Selain itu terdapat rumah adat Madura serta mushola di sebelah nya. Setelah sholat Duhur dan membeli dua potong kain batik, kami menuju rumah makan Bebek Sinjaj untuk makan siang.

Saya masih penasaran untuk bisa memotret jembatan Suramadu, jadi sopir mengambil jalan memutar untuk bisa mendekati pantai yg terletak persis di bawah jembatan Suramadu. Syukurlah saya bisa mendapatkan foto jembatan walau tak sempurna.

Sayangnya dari lantai 2 tak boleh ambil foto, dari sini terlihat barisan mesin SKT (Sigaret Kretek Tangan) untuk membuat rokok kretek. Entah apa alasan nya …. bukankah malah dipertujukkan bagaimana cara membuat rokok. Tapi saat saya dan Yoga berswafoto dibiarkan .. .mungkin karena nggak ada risiko.

House of Sampoerna menyediakan bis wisata dari hari Selasa sampai dengan Sabtu secara cuma-cuma untuk wisata keliling Surabaya. Di sebelah museum terdapat bangunan rumah kuno yg indah, rupanya ditempati oleh salah satu pemilik Sampoerna.
Keren bgt bukitnyaaa
Terpikat dg bukit Jaddih nya, Ibu. Cantik seperti pahatan.