Wisata Kuliner di Korea Selatan

Rombongan Faperta IPB A 678++ hanya tiga hari di Korea Selatan, dengan perjalanan pulang pergi menjadi lima hari. Cukup singkat untuk perjalanan wisata, namun berdasar pengalaman, itu paling pas untuk rombongan A678++ yang sudah cukup usia serta masih banyak yang masih aktif bekerja. Perjalanan kali ini sungguh menarik, terutama karena guide selalu berusaha mengajak kami mencoba makanan khas Korea di setiap acara makan. 

Yang menarik, adalah selalu tersedia kimchi. Sesuai penjelasan Sunny (guide yang menemani kami), ada berbagai jenis kimchi berdasarkan bahan bakunya, antara lain: kimchi sawi dan lobak (yang paling umum), kimchi jahe, kimchi kentang, kimchi jamur dan lain-lain. Perbedaan rasa kimchi selain tergantung dari bahan dasar, juga cara memasaknya. Memasak kimchi diajarkan dari ibu kepada anaknya. Rata-rata keluarga Korea minimal mempunyai 2 (dua) kulkas di rumahnya, satu kulkas untuk menyimpan kimchi. Jika disimpan di kulkas, kimchi bisa bertahan  3-5 tahun, namun jika cara penyimpanan kimchi dengan dimasukkan ke dalam guci dan ditanam di tanah, bisa bertahan lebih dari 10 tahun. Apabila Sunny  berkunjung ke rumah orangtuanya, akan selalu mendapat bingkisan kimchi untuk oleh-oleh.

Ayam bakar khas Korea

Tour kali ini, kami benar-benar menikmati wisata kuliner. Hari pertama, setelah pesawat Garuda mendarat di Incheon, kami langsung menuju Petite France, yaitu wilayah yang terdiri dari rumah-rumah khas Perancis, kemudian makan siang berupa ayam bakar di resto muslim. Disitu disajikan sup rumput laut yang segar. Dan minum nya air putih dengan menggunakan gelas dari aluminium. Masalah air minum ini, ternyata selama di Korea kami hanya minum air putih, baik dalam gelas kertas sekali buang atau gelas dari aluminium atau stainless steel. Sunny bercerita, gara-gara masalah minum air putih ini, saat dia training untuk mempelajari bahasa Indonesia selama setahun di Universitas Indonesia, dia pernah minum air putih dari kobokan, karena disangka air minum.

Ikan bakar, kimchi dan salad.

Setelah makan siang, kami menuju Nami Island, malamnya makan ikan bakar, dengan sup rumput laut. Ikan bakarnya sungguh enak, apalagi ditambah kimchi jamur, kimchi kentang, dan kimchi lobak … bonusnya berupa salad buah. Sayang kami semua tak biasa makan banyak saat malam hari, sehingga ikan nya masih banyak tersisa. Seorang teman bisik-bisik, “coba di Indonesia ya, ikannya di simpan di kulkas, bisa dihangatkan untuk sarapan besok pagi.” Komentar khas ibu-ibu, yang sayang jika melihat makanan terbuang.

Salad krokot dengan saus wijen dan saus kiwi.

Hari kedua kami sarapan di I Park Condo. Yang menarik, ada sayuran berupa tanaman mentah yang bentuknya seperti krokot, renyah saat dikunyah dengan saus wijen dan saus rumput laut. Rasanya … …sungguh sedaap. Setelah itu kami melihat Mount Seoraksan, sebuah kawasan  Taman Nasional yang indah, serta melihat patung Budha yang besar sekali, yang konon dibangun dengan harapan suatu ketika Korea akan bersatu lagi.

Kami juga mengunjungi Gwongeungsung Fortress dengan cable car, serta menikmati pemandangan gunung Seoraksan dari ketinggian. Selanjutnya kami menuju kota Seoul yang jarak tempuhnya sekitar 3 (tiga) jam dengan bis.

Shabu-shabu

Siang ini, kami menikmati makan Shabu-shabu di resto Chaesundang di negara asalnya. Resto Chaesundang ini sekarang ada di Jakarta, rasanya sama, kemungkinan bahan baku masakan nya sebagian diimpor dari Korea.  Dari sini kami diajak mengunjungi “Red Pine” yaitu tentang kapsul/obat yang diekstrak dari buah pohon pinus merah (pohon pinus merah ini hanya tumbuh di ketinggian di negara empat musim), gunanya untuk memperlancar peredaran darah dan menghilangkan plak pembuluh darah.  Sesudahnya kami menonton “Nanta Show” yaitu pertunjukan oleh koki dengan menggunakan alat masak di N Seoul Tower.

Chicken Korean Ginseng (ayam yang diisi nasi, dimasak dengan ginseng).

Malamnya kami makan Chicken Korean Ginseng, yaitu ayam yang diisi nasi, serta dimasak dengan ginseng. Kami juga disediakan minuman ginseng, yang rasanya cukup pahit. Dari sini rombongan diajak ke Dongdaemun Market yang buka 24 jam. Saya sekedar mencari souvenir untuk oleh-oleh di toko Ariorang yang dilayani dengan menggunakan bahasa Indonesia dan menerima uang rupiah.

Hari ketiga kami makan di Urban Place Hotel, makanan yang umum disediakan di hotel ….. dan lagi-lagi hanya ada minuman air putih. Selanjutnya kami diajak melihat  “President Blue House” yang hanya dilihat dari bis, kemudian melihat Gyeongbok Palace (istana Raja) yang tulisannya masih berupa huruf China. Kami juga diajak melihat Ginseng Shop dan Cosmetic Shop, serta ke toko perhiasan yang perhiasan nya dibuat dari batu amethys.

Chinese Food

Kemudian kami diajak makan siang  “Chinese Food“. Selesai makan siang kami diajak mempraktekkan membuat kimchi dan melihat proses pembuatan rumput laut, yang dilanjutkan dengan berfoto menggunakan pakaian khas Korea Hanbok.

Korean Country Food berupa “ayam kecap” di Myeongdong Street.

Dari sini kami diajak ke Myeongdong Street yang seperti Pasar Baru atau Blok M. Sunny berpesan agar kami hati-hati untuk tidak membeli makanan gorengan atau yang ada kemungkinan mengandung B2.

Makan malam berupa Korean Country Chicken, berupa ayam dicampur dengan kerang dan seafood dimasak dengan kecap seperti semur.

Paginya kami berangkat pagi dari hotel, sehingga makan paginya di resto yang menjadi satu dengan supermarket.

Udong…dan kimchi

Kali ini kami makan Udong, dan lagi-lagi disediakan kimchi. Bagi teman-teman yang masih ingin membeli oleh-oleh bisa beli di supermarket ini, yang harganya memang “agak miring”. Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Incheon International Airport, untuk kembali ke Jakarta. Sungguh pengalaman yang menyenangkan bisa menikmati makanan Korea.

 

 

 

Iklan

Satu pemikiran pada “Wisata Kuliner di Korea Selatan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s