Memilih hotel yang tepat merupakan bahan diskusi antara anak, menantu dan saya. Karena kawatir kalau harus ngomong bahasa Jepang, saya meminta pada Hiro, bagaimana cari hotel yang cukup murah dan kami bertiga tidur sekamar. Setelah mencari dari internet, pilihan jatuh pada Cabin hotel di daerah China town, yang baru dibuka tiga bulan sebelumnya. Hotel ini masih dekat dengan stasiun, dan cukup jalan kaki untuk mencapainya. Hotel ini dip[ilih karena sarapan paginya ada bubur ayam yang terlihat lezat difoto.
Bulan: Oktober 2018
Melihat Fujisan dari dekat

Setelah badan agak enakan, dan dicoba pergi ke Nagoya perutku tak bermasalah, anak dan menantuku membuat rencana pergi ke gunung Fuji (Fujisan….San=gunung).
Memang melihat gunung Fuji dari dekat ini merupakan keinginanku sejak pertama kali ke Jepang, namun saat kunjungan sebelumnya si bungsu sedang sibuk-sibuknya kuliah serta cuaca saat itu kurang bersahabat (hujan terus).
Mencari Bumbu Dapur di Osu

Hiro lagi senang memasak makanan Indonesia. Awalnya, jika kehabisan bumbu dapur, Hiro akan mencari ke masjid di Toyohashi (agak aneh ya, mencari bahan masakan di masjid…ya karena di masjid merupakan tempat pertemuan orang Indonesia termasuk orang Timur Tengah yang bumbu masakannya agak mirip). Atau bisa pesan lewat internet, termasuk pesan daun pisang.
Jadi pilihan pergi ke Sako, Nagoya untuk melihat “Toyota Commemorative Museum of Industry and Technology” sebetulnya sekaligus mampir di Shrine Street untuk membeli kemiri di toko Kaserya. Biasanya Hiro bisa pesan melalui masjid di Toyohashi atau melalui internet jika mau mencari bumbu masakan Indonesia.
Mengunjungi Toyota Commemorative Museum Industry and Technology, Nagoya

Setelah istirahat dan hanya jalan-jalan sekitar apato, dan badanku makin sehat, Hiro dan Narp mengajak mengunjungi museum Toyota di Nagoya, yang letaknya tak jauh dari Toyohashi. Dari apato kami berjalan kaki dengan jarak 140 meter sekitar 3 menit menuju Yagyubashi Station, dari sini naik Toyohashi Tetsudo Atsumi Line menuju Shin Toyohashi station. Dari Shin Toyohashi station pindah ke Toyohashi station yang berjarak 200 meter sekitar 4 menit. Dari Toyohashi station naik Meitetsu limited espress ke Kanayama station sekitar 48 menit dengan berhenti di 6 station.
Lanjutkan membaca “Mengunjungi Toyota Commemorative Museum Industry and Technology, Nagoya”
Jalan-jalan di tepi sungai Yagyugawa, Toyohashi

Apa yang saya mimpikan saat menengok si bungsu (Narp) dan suaminya di Toyohashi? Sejak menikah, si bungsu pindah ke apato di daerah Riverside. Jika kami mengobrol lewat whatsapp, si bungsu suka cerita keindahan dan keasrian tempat tinggalnya.

“Ibu pasti suka deh kalau ke sini,” kata Narp dengan menggebu-gebu. “Apatoku dekat sungai, kalau musim panas airnya jernih, suka ada burung bangau datang ke sungai tersebut. Juga ada ikan berenang-renang di sungai, sangat jelas terlihat karena air nya bening.
Dekat apato juga ada Mal, dan di situ ada gym, tempat aku dan Hiro suka nge gym bareng sepulang kerja. Kalau cuaca cerah, diakhir pekan, kami suka jalan-jalan sampai ke stasiun Toyohashi, dan jika capek, pulangnya naik kereta api ke arah Tahara dan turun di stasiun Yagyubashi.”
Lanjutkan membaca “Jalan-jalan di tepi sungai Yagyugawa, Toyohashi”
Jalan-jalan di sekitar Stasiun Toyohashi

Hari kedua di Toyohashi badan saya masih lemas, cuma saya harus tetap bergerak. Menjelang siang, saya dan Narp menuju stasiun Toyohashi yang lokasinya tak jauh dari apato Hiro dan Narp.

Setelah berkeliling toko-toko yang ada di stasiun, melihat-lihat siapa tahu ada yang menarik, serta berfoto ria, kami menuju area terbuka yang terletak di halaman atas stasiun Toyohashi.
Lanjutkan membaca “Jalan-jalan di sekitar Stasiun Toyohashi”
Mencoba restoran Korea di Toyohashi

Sejak pagi hujan gerimis, setelah sarapan dengan Kari masakan Hiro yang enak dan pedas, sebetulnya yang enak adalah ngegoler. Siangnya Hiro (menantuku) mengajak makan siang di luar. Sebelumnya kami mampir dulu di Central Library Toyohashi, karena Narp dan Hiro ingin mengembalikan buku dan sekaligus pinjam buku yang lain. Terlihat beberapa keluarga sedang menikmati membaca buku di perpustakaan yang tenang, saya tak mungkin ambil foto di dalam perpustakaan ini. Kondisi ini membuatku iri, betapa senangnya menghabiskan waktu sambil baca di perpustakaan yang tenang dan bersih ini.
Perjalanan panjang Jakarta-Hongkong-Nagoya
Cerita tentang jalan-jalan di Toyohashi dan sekitarnya ditunda dulu. Setelah lama absen ngeblog, dan tak terasa hampir 6 bulan, maka saya ingin cerita bagaimana perjalanan menengok si bungsu ke Toyohashi (kota tempat tinggal nya) yang berliku-liku.
Setiap perjalanan mempunyai cerita sendiri. Dan entah kenapa, dua kali nengok si bungsu di Jepang ada saja dramanya. Pertama kali menengok si bungsu pada bulan April 2013, menggunakan pesawat Garuda dengan penerbangan Jakarta-Denpasar-Osaka (saat itu belum ada penerbangan langsung ke Osaka dari Jakarta). Pesawat Garuda dari Jakarta delay 2 (dua) jam, akibatnya saya ketinggalan pesawat di Denpasar dan diganti pesawat Garuda dari Denpasar tujuan Narita.
Lanjutkan membaca “Perjalanan panjang Jakarta-Hongkong-Nagoya”
Rencana yang tertunda
Sejak awal tahun, saya dan si bungsu sudah menghitung dan merencanakan, agar tahun 2018 ini bisa menengok si bungsu dan suaminya ke Jepang. Terakhir kali saya ke Jepang lima tahun yang lalu, saat itu si bungsu sedang ambil program PhD dan belum menikah.