
Biasanya kalau ada rencana bepergian ke Samarinda, mesti menyiapkan mental dulu, karena perjalanan nya cukup panjang. Dari Jakarta naik pesawat menuju Balikpapan, kemudian dilanjutkan perjalanan darat dari Balikpapan ke Samarinda, yang rata-rata ditempuh antara 3,5 – 4 jam perjalanan. Jadi, masuk hotel di Samarinda sudah tepar.

Namun sejak ada penerbangan langsung Garuda dari Jakarta ke Samarinda, maka kali ini kami pergi ke Samarinda dengan semangat, sehingga menghemat waktu 3-4 jam perjalanan. Saat pesan tiket pesawat ke Samarinda, Angger bilang kalau mau pesan pesawat Garuda ke Samarinda untuk 4 (empat) orang. Mbak nya ganti tanya….”Nggak ada bandara Samarinda mbak, yang ada bandara Tumenggung.” “Lha ya itu mbak ke bandara Tumenggung, yang dekat dengan kota Samarinda”, jawab Angger. Ternyata nama bandara di Samarinda adalah bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, lokasinya di antara kota Samarinda dan Bontang, jadi mbak nya nggak salah juga kalau bilang nggak ada nama bandara Samarinda.

Penerbangan Garuda dari Jakarta ke Samarinda hanya satu kali sehari, sebelum jam 7 pagi, sehingga sampai bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto masih pagi.

Kami masih punya waktu untuk menikmati wisata di kota Samarinda, rencana utama nya ke masjid Islamic Center yang terletak di tepi sungai Mahakam. Kami berempat sudah siap berpakaian nasional untuk foto-foto di masjid. Kami tak lupa untuk mengambil beberapa foto di bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto.

Ternyata dari Prant Airport (nama populer untuk bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto) menuju kota Samarinda melalui desa Pampang, yang ada rumah adat Dayah Kenyah. Kami langsung memutuskan untuk mampir ke sini. Ini ketiga kalinya saya ke desa Pampang, entah kenapa terasa rumah Adat Dayak Kenyah ini sepi, padahal hari libur.

Setelah mengambil beberapa foto di depan rumah adat Dayak Kenyah, kami langsung menuju masjid Islamic Center untuk sholat Duhur. Selesai sholat dan mengambil beberapa foto, kami menuju Pondok Borneo untuk makan siang.

Setiap kami ke Samarinda, tak lupa mampir ke Pondok Borneo untuk menikmati ikan bakar dan sayur pakis. Selesai makan siang, kami ke kompleks Citra Niaga untuk melihat-lihat, siapa tahu ada yang bisa dibeli. Citra Niaga merupakan kompleks pertokoan yang menjual berbagai souvenir khas Kaltim.
Selanjutnya kami menuju Karya Bahari untuk mencari oleh-oleh makanan khas Kaltim. Badan terasa lelah….kami menuju hotel Aston untuk istirahat, agar besok saat acara kick off meeting dengan klien kami telah segar kembali.

Besoknya kami siap melakukan presentasi dan diskusi dengan teman-teman Bank Kaltimtara, dan sorenya kami sempatkan mampir ke BRI Samarinda, ketemu teman-teman lama. Rasanya senang bisa mengunjungi Samarinda lagi.
Senang membaca perjalanan ke Samarinda ini. Saya jadi inngin ke sana juga.
Menarik mbak Susi, banyak lokasi yang layak dikunjungi.
Bagus mbak Susindra, kalau sempat ke Samarinda, sekaligus ke Tenggarong, mbak. Kotanya bersih dan rapih…ada kerajaan Kutai kertanegara dan ada museumnya, juga ada museum kayu.