Catatan akhir tahun 20: Berdamai dengan pandemi covid-19

Tahun 2020 sudah hampir berakhir, namun tanda-tanda pandemi covid-19 ini belum menunjukkan mereda. Semoga setelah diuji cobakan vaksin, nantinya bisa memberikan jalan keluar. Dari sisi ekonomi, kondisi telah lumayan membaik walau belum sepenuhnya kembali. PSBB transisi masih berjalan, orang yang sadar kesehatan masih berusaha untuk tetap menghindari kerumunan, menjaga jarak dan selalu memakai masker jika terpaksa keluar rumah.

Anak-anak usia sekolah masih harus melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), bisa dibayangkan bagaimana jenuhnya anak-anak ini, yang terbiasa bermain bebas di luar rumah, ikut aktivitas berbagai ekskul, namun saat ini harus bertahan di dalam rumah.  

Sudah hampir 10 bulan penerapan social distancing (pembatasan sosial), yang merupakan cara persuasif untuk mengendalikan covid-19, dilaksanakan di DKI Jaya.  Presiden juga menyerukan agar mulai belajar di rumah, bekerja di rumah dan beribadah di rumah. Saat saya menulis ini, yang positif corona (covid 19) di dunia sudah mencapai 80.708.575 orang, di Indonesia  mencapai 706.837 orang, yang mendapat rating ke-20 dari negara yang paling banyak mendapatkan kasus positif covid-19 corona virus. Baik pemerintah, media semua menyarankan agar melakukan pembatasan sosial, namun  apakah mudah melaksanakannya?

Saya akan cerita di lingkungan keluarga saja.

Lanjutkan membaca “Catatan akhir tahun 20: Berdamai dengan pandemi covid-19”