Terowongan Lampegan dibangun pada tahun 1979 oleh Perusahaan Kereta Api Belanda ” Staats Spoorwegen“, usia terowongan Lampegan saat ini hampir mencapai 140 tahun. Tujuan pembangunan terowongan Lampegan pada masa kolonial, adalah untuk memudahkan pengiriman hasil bumi di Jawa seperti: kopi, palawija, dan rempah-rempah, yang merupakan komoditas tinggi saat itu. Dengan pembangunan ini, diharapkan jalur kereta api Jakarta-Bogor, Bogor-Sukabumi dan Sukabumi-Bandung dapat ditembus melalui Cianjur. Lanjutkan membaca “Terowongan Lampegan, terowongan pertama yang dibangun di Tanah Jawa”
Kategori: Uncategorized
Wisata Lombok (2): Desa Sade (suku Sasak) dan legenda Putri Nyale di Kuta, Lombok
Hari ini kami punya waktu seharian, jadi rencananya mengelilingi pantai Lombok Barat dan Lombok Utara, wisata belanja yang murah meriah di toko kaos dan hasil kerajinan Lombok dekat pasar Mataram, kemudian ke Desa Sade tempat tinggal Suku Sasak (suku asli Lombok), dilanjutkan ke Pantai Kuta di Lombok Selatan. Setelah makan pagi di hotel, kami bersama pak sopir menuju ke arah Barat mengelilingi Senggigi. Beberapa kali kami berhenti, melihat pemandangan pantai yang indah, terlihat ketiga pulau (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) di kejauhan. Tentu saja kami tak menyia-nyiakan pemandangan indah ini untuk mengabadikan dengan kamera.
“Koyok kaki”
Pernahkah anda memakai koyok, atau kita lebih mengenal dengan istilah “salonpas” yang sebetulnya merupakan merk dagang. Saya mengenal koyok sudah lama sekali, dan menggunakannya jika saat itu badan lagi terasa tidak enak, badan pegal-pegal, namun tak ada tukang pijat. Menggunakan koyok lumayan bisa meredakan perasaan tidak nyaman tersebut.
Semakin usia bertambah, makin bertambah sering menggunakan berbagai obat gosok (baik balsem ataupun counterpain, juga koyok). Selama ini yang saya tahu, koyok untuk meredakan rasa pegal-pegal pada otot badan.
Saat si kecil ikut ber qurban
Pada waktu seperti ini, ingatanku melayang pada saat anak-anak masih kecil. Saat itu kedua anakku masih sekolah di SD Negeri yang letaknya dekat kompleks perumahan tempat tinggalku. Sepulang dari sekolah, keduanya ikut madrasah di Al Ikhlas, yang jarak dari rumah cukup dekat. Setiap pergi dan pulang keduanya diantar jemput oleh si mbak dengan naik sepeda. Kadang pulangnya mereka sengaja masuk ke jalan yang lebih sepi, dan saat pulang anakku dan temannya, putra teman satu kompleks, sering membawa oleh-oleh, entah berupa ranting kering, dedaunan dan sebagainya.
Apa kabar Pestablogger 2009?
Pagi ini, untuk kesekian kalinya saya meng klik www.pestablogger.com, untuk mencari info tentang pesta blogger 2009, yang rencananya aan diadakan pada tanggal 24 Oktober 2009, di Exhibition Hall, Gedung SMESCO Indonesia, Jl. Gatot Subroto Kav.94, Jakarta 12780, Indonesia. Jika pada dua tahun sebelumnya, registrasi telah diadakan jauh hari sebelumnya, namun kelihatannya sampai hari ini registrasi belum dibuka.
Akhirnya….selesai mencontreng
Sampai akhir bulan Maret 2009, saat saya mesti pergi ke luar kota, saya belum menerima kartu untuk memilih. Dan ternyata teman-teman yang lain sebagian besar juga belum. Malah yang di luar negeri, seperti Imelda, sudah mendapatkan jauh hari.
Kelompok pertemanan
Kita tentunya mempunyai berbagai macam jenis pertemanan, ada yang teman sekantor, teman satu angkatan saat sekolah dan kuliah, ada yang teman curhat, ada yang teman karena mempunyai minat dibidang sama, seperti: seni lukis, seni teater, seni pertunjukan dan lain-lain. Berbagai kelompok pertemanan inilah yang menyeimbangkan kehidupan kita sehari-hari.
Menikmati suasana dan nonton film “jadul” di Salihara
Membaca postingan mas Iman tentang bulan Film Nasional 2009, yang diadakan selama bulan Maret 2009, mengingatkanku pada si sulung. Betapa senangnya dia jika masih berada disini, karena dia penyuka berbagai jenis film. Ketika saya mengobrol dengan teman, ternyata pemutaran film juga diadakan di Salihara, yang berlokasi di Jalan Salihara 16, Jakarta Selatan, dan tak terlalu jauh dari lokasi tempat tinggalku. Kemudian saya teringat postingan Yoga, tentang Salihara disini.
Lanjutkan membaca “Menikmati suasana dan nonton film “jadul” di Salihara”
Mencoba makanan di “Omah Sendok”
Nama “Omah Sendok” ini sudah sering saya dengar, cuma belum pernah kesana. Undangan seorang blogger dari Tokyo, untuk mengadakan pertemuan di Omah Sendok, tentu saja saya terima dengan senang hati. Awalnya saya nyaris batal mengikuti acara ini, karena pada saat yang bersamaan ada rencana keluar kota. Dan betapa senangnya saat teman sms bahwa untuk ke luar kotanya diundur bulan Maret 2009, sehingga saya bisa ketemu teman-teman di “Omah Sendok”.
Jika si “Mbak” pergi cuti
Apakah si mbak kerasan apa tidak dalam melayani pekerjaan rumah tangga sehari-hari, sebetulnya sangat ditentukan pada sikap kita sebagai nyonya rumah. Kenapa nyonya rumah? Karena sang nyonya inilah yang sehari-hari berhubungan dengan si mbak, dari pagi sampai malam. Bahkan kadang si mbak tak sempat istirahat, atau kata bosku, sakitpun tak terasakan karena terus bekerja sepanjang hari. Padahal di tangan si mbak inilah roda rumah tangga bisa berputar dengan baik, anak-anak makan teratur, majikan bisa istirahat dengan tenang setelah tiba dirumah sepulang bekerja.