Next: Mengajar secara maraton di Papua

Anda telah terbiasa mengajar? Apa daya tarik mengajar? Pekerjaan saya sebagai pengajar membuat saya berkesempatan mengunjungi berbagai wilayah di Indonesia. Tetapi, mengajar 40 sesi dan sendirian berturut-turut , dan peserta adalah fresh graduate, bagaimana rasanya? Sepanjang karir saya sebagai pengajar, baru kali ini saya mengajar 40 sesi terus menerus. Bagaimana trik dan pengalaman mengajar, agar tak membuat lelah, baik bagi peserta maupun pengajarnya?

Pengalaman tersebut, saya harapkan dapat ditulis sepulang saya dari Papua. Doakan saya tidak lelah, tetap semangat dan tidak jatuh sakit. Dan semoga masih ada waktu menikmati kota Jayapura, dan mengambil foto-fotonya.

Melatih Kemandirian anak

Mempunyai anak, berarti mempunyai kewajiban untuk melatih anak agar dapat mandiri sesuai tingkatan umur dan kedewasaannya. Bagi orang tua, kita sering terjebak pada over protektive, terutama bagi ibu yang bekerja di luar rumah, yang dapat berakibat kurang baik bagi kemandirian anak.

Apa yang dapat dilatih dalam meningkatkan kemandirian anak?

Lanjutkan membaca “Melatih Kemandirian anak”

Kawatir, Hati-hati, atau Manajemen Risiko Kredit telah berjalan baik?

Halim Alamsyah, Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, yang dikutip oleh Kompas tanggal 18 Juli 2007, menjelaskan sebagai berikut:

“…Undisbursed loan naik Rp.6, 9 triliun pada triwulan ke II/07. Total kredit yang belum ditarik hingga akhir semester II/07 mencapai sekitar Rp. 172 triliun atau 20% dari total kredit. Kenaikan signifikan terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK), yaitu mencapai Rp.4,3 triliun. Sektor perdagangan yang terbesar dengan nilai Rp. 6 triliun. Secara total, pangsa undisbursed loan sampai triwulan II/07 tetap didominasi Kredit Modal Kerja sebesar 70,7 %….”

Lanjutkan membaca “Kawatir, Hati-hati, atau Manajemen Risiko Kredit telah berjalan baik?”

Mengapa harus bisa membaca apa yang ada dibalik laporan keuangan?

Pernahkah mendengar tentang forensik accounting?

Dalam perkembangan, accounting tidak sekedar bisa menyusun laporan keuangan, namun sebagai pimpinan kita harus bisa membaca apa yang ada dibalik laporan keuangan tersebut. Bayangkan jika Anda seorang investor, dan ingin menanamkan modal pada perusahaan A, maka Anda tentunya harus mengetahui kinerja perusahaan A yang tercermin dalam laporan keuangannya. Apakah itu cukup?

Lanjutkan membaca “Mengapa harus bisa membaca apa yang ada dibalik laporan keuangan?”

Kecanduan “pijat”

Pernahkan anda merasakan nikmatnya pijat?

Pada awalnya, saya mengenal pijat karena almarhum ibu suka dipijat. Istilah dikampung dipijat oleh mbah dukun, karena awalnya yang berprofesi sebagai tukang pijat adalah dukun bayi. Entah kenapa istilahnya dukun bayi, padahal mereka ini tidak membantu kelahiran, tapi memang mempunyai keahlian “memijat bayi”. Apapun namanya, ibu saya gemar dipijat mbah dukun ini. Jika beliau lelah, pusing, maka mbah dukun inilah yang sering dipanggil kerumah.

Lanjutkan membaca “Kecanduan “pijat””

Cuti wajib

Di kantor ada istilah cuti wajib, dan diatur dalam Surat Edaran Direksi. Lho kenapa cuti harus wajib? Karena para pekerja sering hanya mengambil uang cuti, namun tidak melaksanakan cuti secara efektif.

Untuk mendorong para pekerja melakukan cuti, diatur bahwa pekerja mempunyai hak mendapatkan cuti tahunan 12 hari kerja, dengan uang cuti 1 x take home pay. Cuti besar akan diperoleh jika telah bekerja 6 (enam) tahun, dengan masa cuti 3 (tiga) bulan yang akan hangus pada pengambilan cuti besar berikutnya. Uang cuti besar 2 x take home pay.

Lanjutkan membaca “Cuti wajib”

Evaluasi pelatihan, perlukah?

Banyak pimpinan perusahaan mengeluh, mengapa anak buah yang dikirim untuk mengikuti pelatihan, seminar dsb nya, hasilnya tak signifikan dengan peningkatan kinerjanya. Agak sulit memang, bagi seorang pembicara seminar selain dituntut dapat menularkan ilmunya, juga harus bisa bertindak sebagai entertainer. Apabila si pembicara tak dapat menarik minat peserta, nilai evaluasi akan rendah, namun di satu sisi seminar yang dibawakan secara menarik belum tentu sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

Lanjutkan membaca “Evaluasi pelatihan, perlukah?”

Kenyamanan=biaya mahal?

Selama ini saya kurang peka saat si mbak (pembantu) “agak malas” ditawari menabung di bank.

“Ah, bu, saya sudah punya rekening tabungan dikampung, dekat Magelang”, kata Mbak

“Tapi kalau ada apa-apa kan kamu ambilnya sulit, sedang kalau tabungan yang ada ATM nya, kamu bisa ambil dimana-mana,” kata saya

“Nggak apa-apa bu, saya perlunya kan cuma saat pulang Lebaran,” jawab si Mbak lagi.

Lanjutkan membaca “Kenyamanan=biaya mahal?”

Pabrik gula, riwayatmu kini

Sebagai orang yang dilahirkan , dan tumbuh besar di daerah yang dikelilingi 7 (tujuh) buah Pabrik Gula (disingkat PG), maka kehidupan para petani tebu dan masyarakat yang hidup di kompleks PG merupakan pemandangan sehari-hari. Jika musim giling tiba, kehidupan kota saya dimulai dengan bunyi sirene PG, yang jarak PG terdekat sekitar 4 km dari rumah.

Lanjutkan membaca “Pabrik gula, riwayatmu kini”

Kuliah lagi setelah bekerja, mungkinkah?

Pada saat baru lulus S1 yang pertama kali ada dalam pikiran adalah segera mendapatkan pekerjaan yang sesuai harapan. Memang ada yang langsung meneruskan kuliah ke jenjang berikutnya, namun ini relatif lebih sedikit dibanding yang memilih langsung bekerja. Setelah mendapat pekerjaan, dan bekerja beberapa tahun, muncul keinginan untuk kuliah lagi.

Lanjutkan membaca “Kuliah lagi setelah bekerja, mungkinkah?”