Kisah anak SMP

Terinspirasi tulisan mbak Monda, saya juga ingin menuliskan kisah saat  masih menjadi anak SMP. Mengapa? Mengagetkan juga, karena ternyata ada ajakan untuk membersihkan kata kunci di SEO. Jika mengetik kata kunci anak SMP ini akan muncul gambar-gambar yang tidak layak dan tidak ada hubungannya dengan anak SMP sama sekali. Waduhh kok ada ya orang yang tak punya tanggung jawab seperti ini.  Caranya bagaimana? Buat  artikel dengan memasukkan kata anak SMP. Saran ini diketahui pertama kali oleh mbak Monda, dari blog Keluarga yang mendapat info dari  attajaya. Di blog attayaya ini ada list narablog yang sudah buat posting anak SMP. Teman-teman mungkin bisa ikut membantu dengan menuliskan cerita tentang anak SMP, saya juga telah membaca dari blognya mas Totok disini.

Bagi anak SD, sekolah di SMP adalah suatu perubahan yang besar sekali. Maklum saat SD, biasanya pelajarannya tak terlalu banyak, dan saat itu guru kelasnya tak berganti, hanya saat ada pelajaran agama, diganti dengan guru agama. Saya memilih SMP yang “agak jauh” dari rumah, alasannya sederhana, supaya ayah mau membelikan sepeda jengki buat saya. Jika memilih masuk SMP 4 yang dekat rumah, ayah tak terpaksa untuk membelikan sepeda baru. Betapa inginnya saya bisa punya sepeda, karena bisa berkeliling kota dan melihat tempat-tempat lain tanpa perlu diantar lagi. Dan wajar kalau saya berharap, karena nilai saya cukup tinggi,  saat itu yang diujikan secara nasional hanya tiga mata pelajaran (saya sudah lupa mata pelajarannya). Yang saya sesali, untuk anak seumurku, membeli sepeda baru bagi orangtua saya adalah hal yang sangat sulit, karena orangtuaku sangat sederhana. Namun karena sayangnya pada anak, ayah berusaha memenuhi keinginan saya. Ayah…saya sangat menyayangimu….

Kepala SMP 3 ini unik, beliau setiap hari naik sepeda, berpakaian blangkon, lengkap dengan kain panjangnya…terbayang bagaimana kan cara naik sepeda. Jangan lupa, saat itu masih banyak sekali ibu-ibu yang bekerja dengan kain dan kebaya, termasuk ibu saya. Jadi di jalan banyak terlihat, para ibu bersepeda pakai kain dan kebaya.   Sekolah SMP 3 letaknya  persis berada di sebelah kanan kantor Karesidenan, di dekat makam Pahlawan, dan dekat sungai. Dan tentu saja…sekolah ku sering kebanjiran jika bengawan (sungai besar yang mengalir membelah kotaku sebelum ketemu dengan Bengawan Solo)  menumpahkan kemarahannya dengan banjir. Jika hari Sabtu, setiap pagi seluruh siswa SMP dan para guru bersenam pagi, diiringi gamelan…dan kami senam memakai tongkat…seusai senam kami berbaris dan berlari mengelilingi kantor karesidenan. Karena terletak di tengah kota, sekolahku tak punya lapangan olahraga, jadi setiap kali ada olah raga, kami olahraga di stadion yang letaknya di ujung timur selatan kotaku, namun stadion ini dekat dengan rumahku, sehingga saya bisa langsung ke stadion jika mendapat bagian mata pelajaran olahraga di jam pertama dan kedua. Karena sekolahku cukup jauh dari rumah, dan jika siang hari angin berembus dari arah selatan, naik sepeda pulang sekolah terasa berat, terutama jika melewati depan stadion yang saat itu belum ada bangunannya. Ibu sering membekali minuman teh di botol, juga makanan untuk dimakan saat istirahat kedua. Teman-temanku yang ayahnya kerja di PJKA, membekal makanan ditaruh dalam lepak (tempat makan terbuat dari aluminium), terlihat enak sekali dan praktis dibanding rantang yang dibawakan oleh ibu. Maklum saat itu belum jamannya ada kotak nasi dari berbagai wadah plastik yang bagus-bagus. Akhirnya ada temanku yang menjual lepaknya, langsung saya beli, sejak saat itu saya membawa bekal nasi dan lauk pauknya (biasanya lauknya kering tempe, dan dendeng) di lepak.

Setiap hari Sabtu, di sekolah acaranya Krida (entah kenapa istilahnya kok Krida), pelajaran agak bebas, biasanya diadakan acara masak memasak, menjahit, latihan karate dan sebagainya. Setiap Sabtu sore saya ikut les menari yang diadakan di sekolah, jadi setiap Sabtu pagi  sambil berangkat ke sekolah, saya membawa sampur (selendang untuk menari), kain panjang dan setagen. Guru tari saya tak membolehkan perempuan menari tarian laki-laki, jadi kami harus pakai kain dan setagen saat menari agar terlihat halus sesuai yang diharapkan bagi penari wanita.  Menginjak tahun kedua, saya telah sering ikut dipentaskan, baik dilingkungan sekolah atau pada saat acara giling tebu di Pabrik Gula, yang banyak terdapat di sekeliling kotaku.

Awal kelas tiga SMP, para  pelajar  (SMP-SMA) yang dianggap menguasai tari dikumpulkan, karena  pelajar kotaku telah ditunjuk untuk ikut mengisi sendratari yang diadakan di  Candra Wilwatikta, Pandaan. Tentu saja saya senang sekali saat termasuk yang dipilih untuk ikut pentas di Pandaan. Mendekati acara, latihan makin sering, baik di pendopo Kabupaten atau di halaman Walikota.  Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, semalaman saya sulit tidur, menunggu hari esok. Pagi-pagi sekali ayah memboncengkan saya dengan sepeda, mengantar saya untuk ke kantor Walikota, karena bis yang kami tumpangi menunggu di depan kantor Walikota. Betapa senangnya kami naik bis rame-rame, sepanjang jalan menyanyi, sampai Pandaan sekitar jam 3 siang. Candra Wilwatikta belum selesai dibangun, bahkan kamar mandipun belum siap, jadi kami mandi rame-rame di sungai, yang saat itu masih mengalir jernih dan banyak batu besarnya. Selesai pentas, kami semua berangkat ke Surabaya, dan tidur di kantor Kebudayaan yang terletak persis di depan Kebon Binatang Wonokromo, Surabaya. Pagi hari, setelah acara pelepasan rombongan kami untuk pulang, di perjalanan rombongan sempat berhenti di persawahan yang sedang ditanami semangka, dan kami makan siang sambil pesta semangka.

Saat di SMP ini terjadi pergolakan politik di Indonesia, namun sebagai anak SMP tentu saja saya tak memahaminya, apalagi ayah ibu bukan orang yang berpartai, sehingga nyaris tak ada omongan tentang politik ini. Pulang dari Pandaan, kami kembali sekolah seperti semula, namun terasa ketegangan makin tinggi. Saya yang anak sulung sering mendengar keluhan ibu  pada saat mengobrol dengan ayah, tentang harga makanan yang makin naik, bahkan tak ada di pasaran. Setiap keluarga diberi kupon, untuk mengambil beras (bukan beras putih, namun campuran jagung dan gaplek), minyak goreng, minyak tanah dan sebagainya. Untuk mengambil bahan pangan tadi, telah ada toko yang ditunjuk, dan saya berjalan kaki bersama ibu untuk mengambil pembagian yang tak seberapa itu. Dan kemudian makin banyak bisik-bisik, entah kenapa saya merasa kok situasi tegang…ternyata terjadi pengumunan G 30 S. Duhh saat itu….saya masih dianggap kecil, tapi orang dewasa saling mengobrol tak jelas, yang langsung berhenti jika saya datang……sampai suatu ketika, teman saya pagi-pagi datang sambil bilang..”Di sungai banyak mayat” katanya sambil ter engah-engah. Kami merubung teman itu agar bercerita lebih jelas,  dan saat jam istirahat tiba,  kami rame-rame ke sungai… benar juga banyak mayat yang disambung-sambung menjadi satu seperti rakit di sungai. Sampai  beberapa tahun  kami tak berani makan ikan sungai, padahal biasanya senang sekali beli wader (ikan kecil-kecil) pada orang lewat yang baru selesai memancing di sungai.

Kemudian sekolah diperpanjang 6 (enam) bulan lagi..terasa sekali rasa tidak nyaman, beberapa guru juga tak muncul lagi untuk mengajar dan digantikan guru lain. Tidak ada yang berani bertanya. Syukurlah kondisi yang tak nyaman ini berangsur-angsur pulih.  Suatu ketika, pada saat pelajaran sekolah, diumumkan ada terjun payung di daerah Balerejo (arah ke kota Surabaya), anak-anak dipulangkan lebih cepat. Saya dan teman-teman bersepeda ke desa Balerejo, yang ramai seperti ada pasar malam, banyak penjual berdatangan. Setiap kali ada penerjun payung yang sukses terjun dengan benar, kami bersorak-sorai. Ada juga yang jatuh ke pohon, para laki-laki langsung membantu  untuk turun. Acara terjun payung ini berlangsung sampai sore, dan setelah selesai, saya dengan terengah-engah bersepeda pulang yang jaraknya lebih dari 6 (enam) km dan menantang angin, namun hati puas.

Masa SMP ini masa dimana saya mulai mengenal berbagai hal dan lingkungan sekitar. Saat itu juga mulai diperbolehkan radio swasta, kami belum mengenal televisi saat itu, saya mengenal dan melihat televisi baru pada saat menjadi mahasiswa. RRI sering mengudarakan acara pilihan pendengar, saya ingat, penyiar nya adalah mas Mung Mulyono….kami diam mendengarkan di depan radio, siapa yang mendapat lagu dan siapa pengirimnya. Dan jika ada lagu baru, RRI akan membacakan syair lagu tadi pelan-pelan agar bisa dicatat, kemudian baru diputar musiknya. Temanku yang menggandrungi lagu-lagu baru, mencatatnya, dan saat jam istirahat, menyanyikan rame-rame di kelas. Saya dan teman  yang penasaran, mencoba datang ke RRI, ternyata kami bisa ikut menonton acara panggung gembira dengan membayar,  sejak itu saya dan teman beberapa kali ikut datang ke RRI menonton panggung gembira.

Ceritaku pasti terasa jadul, jika dibandingkan situasi sekarang. Saat itu kota kecilku hanya memiliki dua bioskop, itupun kalau ada film baru diputarnya lama. Saya belum boleh nonton sendiri oleh ayah, kecuali menonton rame-rame dengan teman dan guru sekolah, namun ayah berjanji saya boleh menonton sendiri dengan teman saat umurku 17 tahun..yah itulah ayahku, sangat menjaga putrinya, walau saat itu kenakalan anak remaja tak seperti sekarang.  Setelah meninggalkan kotaku untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, saya jarang ketemu mantan teman SMP karena jarang pulang ke kotaku, apalagi ayah ibu telah tiada.  Suatu ketika, saat keponakanku menikah di Tangerang, saya dibisiki adikku, ada temanku saat SMP yang ingin ketemu. Rupanya teman SMP ku ini, yang dulu suka latihan menari bersama, belajar bersama, sekarang menjadi Guru di SMA Tangerang dan rumahnya bertetangga dengan isteri keponakanku.

37 pemikiran pada “Kisah anak SMP

  1. Wah, ga nyangka kode Anak SMP bisa merujuk ke yang begitu2..

    Teman2 SMP saya sampai sekarang masih tetap terhubung dengan baik, untungnya sekarang ada internet Bu, jadi teman2 itu ga hilang..

    Ayah saya juga hidup di jaman G 30 S, beliau bilang sering mendengar jeritan di jurang, katanya sih kemungkinan itu orang2 yang diba***i, saya ngeri mendengarnya..

    Wah, Ibu punya sepeda waktu kecil.. ayah saya dulu katanya jalan kaki berkilo-kilo meter, soalnya saudaranya banyak dan Opung bukan orang kaya..

    Tapi dulu saat kuliah saya juga minta dibelikan motor dan diberi, karena kuliahnya juga jauh dari rumah.. kalo kuliahnya dekat, pasti deh ga diberi kendaraan Bu.. 😀

    Saya juga kaget…ada-ada aja ya…
    Iya, dulu sepeda jengki terkenal, sepedanya rendah, sehingga kaki bisa menjejak pedal..saat itu jika naik sepeda perempuan yang biasa, kaki saya tak nyampe pedal….hehehe
    Dan saat itu…beli sepeda baru rasanya mahal sekali….
    Saat-saat habis pergolakan itu, banyak cerita seram…penjual sate setelah dipanggil nggak ada kepalanya…pokoknya kalau malam sepi sekali…

  2. masa masa Ibu SMP tentu kalo di ingat lucu ya buk hehe masa itu tentu masa yang kadang kalo di ingat menjadi geli karena masa masa itu kebanyakan memiliki memori yang malah jarang terlupa sampai sekarang jika boleh membanding kadang teman waktu SMP malah lebih berkesan ya to bu
    salam dari keluarga di gunungkelir

    Masa SMP memang masa pancaroba..kalau sekarang ABG…
    Sayangnya teman SMP jarang yang meneruskan di SMA sama..karena saya akhirnya memilih SMA yang dekat rumah.
    Dan di SMP ini saya sering mengeksplorasi sekeliling kota, kemana-mana naik sepeda, mencari makanan sampai ke ujung pedasaan dan perbatasan….sungguh menyenangkan.

  3. Bu,
    saya jadi ingin bikin postingan anak smp juga, untuk membersihkan keyword anak smp.
    Saya harus mengingat2 lagi nih… 🙂

    Bagus Zee..hayoo rame-rame membersihkan keyword anak SMP

  4. wah..bu…
    saya senang sekali membaca tulisan masa SMP ibu, memang ibu benar-benar saksi sejarah ya…
    satu zaman dengan ayah saya…
    jadi membaca ceria zaman SMP ibu serasa flashback ke tahun 60an…

    Pengalaman yang sangat berharga

    Hehehe…itu cerita jadul…soalnya sambil mengingat-ingat
    Masa SMP selain indah, juga masa serem-seremnya (dari kacamata anak)

  5. bu enny jail juga ya, pengen sepeda aja sampe bela2in pilih sekolah yang jauh, he…he…

    Hehehe…iya, dan kemudian pas SMA balik lagi pengin yang dekat rumah…..hahaha

  6. SD sekarang sudah mulai ada pembaharuan, Bu. Di SD-SD tertentu, tak lagi melulu diajar oleh guru kelas. Guru mata pelajaran telah mulai dipraktikkan di SD.

    Yang saya tahu, kini, untuk kelas 4,5,dan 6, guru IPA sendiri, guru Matematika Sendiri, guru Bahasa Indonesia sendiri. Itu paling tidak yang diikuti oleh anak kami yang pertama saat SD kemarin.
    Salam kekerabatan.

    Bagus sekali pak, banyak kemajuannya.

    Itu memang cerita zaman saya kecil dulu..bayangkan udah berapa puluh tahun lalu….hahaha jadul banget.
    Tapi kenangannya sangat banyak….dan sulit untuk diceritakan semua.

  7. Semoga dengan makin banyak yang mengikuti gerakan ini keyword itu semakin bersih. Saya sudah memposting tentang ini beberapa waktu yang lalu

    Iya, semoga makin banyak blogger yang menulis tentang anak SMP..kawatirnya anak-anak SMP membuka keyword anak SMP dan yang keluar hal yang nggak berguna

  8. Waduh, Bu… serem banget mengenai mayat di sungai itu… 😦
    Seru banget kisah SMP-nya Bu. Rupanya Ibu memang suka minum teh sejak dulu kala ya 🙂

    Serem Akin, semoga nggak terjadi lagi hal seperti itu.
    Apalagi nggak baik buat anak-anak yang belum cukup umur tapi harus mengalami hal-hal seperti itu…banyak kejadian yang tak bisa dituliskan disini.

    Hehehe..saya memang penyuka teh…

  9. smp blue pernah bolos selama 3 bulan
    smp blue pernah jatuh nilai raportnya
    smp blue pernah tak bayar di kantinnya mang asep.ehhehehe
    salam hangat dari blue

    Nahh sekarang mang Asep udah dibayar belum?…..
    Semoga sudah ya..rupanya Blue bandel juga saat SMP

  10. tadinya saya sempet bingung lho, kenapa kok belakangan ini blogger pada nulis tentang anak smp semua. hahaha.
    ternyata karena itu toh…
    duh anak2 smp jaman sekarang ini gimana ya… kok begitu… padahal masih smp gitu lho… ampun dah…

    Itu belum tentu anak SMP yang berbuat, Arman..
    Tapi key word itu digunakan untuk hal yang kurang baik..justru kasihan kalau anak-anak SMP googling dengan keyword itu dan menemukan hal yang berisiko.
    Jadi..tulis pengalaman mu di SMP Aman, sekaligus bantu bersih-bersih key word. Sekolah di Jakarta atau Surabaya saat SMP?

  11. wuah, ibu, ingatannya masih jelas sekali tentang masa smpnya:) fety mesti mengorek-ngorek ingatan dulu, bu, sebelum menuliskannya.

    masa fety SD, bu, sepeda jengki juga terkenal sekali:)

    Iya..ayoo Tulis kenanganmu saat SMP Fety..bantu bersihkan keyword

  12. Perpanjangan waktu, gara-gara pergantian menteri P dan K. Waktu itu saya kelas VI SD.

    Selamat pagi … semoga sukses dan bahagia.

    Wahh mengalami perpanjangan waktu ya…adikku malah sempat dua kali perpanjangan waktu…tahun 65 dan tahun 77 (atau 78 ya?)

  13. aku sudah pernah tulis pengalaman waktu SMP tapi memang jadi satu di about me sih ya. Apa memang harus judulnya kisah anak SMP?

    EM

    Kayaknya judulnya harus ada keyword “anak SMP” karena maksudnya untuk membersihkan keyword “anak SMP” yang digunakan untuk hal-hal buruk.
    Bener nggak ya…saya nggak terlalu ahli dalam hal ini

  14. Membaca tulisan diatas, saya dapat membayangkan betapa dengan segala keterbatasan, anak2 SMP jaman dulu berusaha meraih impiannya meski terjadi pergolakan sekalipun. Tentu tidak mudah. Tapi semuanya harus tetap dijalani seperti biasanya karena itu memang yang harus dijalani. Sungguh cerita yang penuh dengan kenangan yang sulit (ada gerakan G30 S) sekaligus indah (karena bisa terpilih menjadi penari) pada jaman ibu tsb.

    Tapi dulu merasa nggak tebatas kok, seneng-seneng aja..kemana-mana bersepeda

    Hahaha…saya suka menari, tapi sekarang ya sekedar untuk olahraga…menari bagus untuk kesehatan jiwa dan tubuh..hati jadi nyaman.
    Sekarangpun saya suka nonton “So you think you can dance” di AXN…

  15. saya menghabiskan setengah masa SMP saya di Antwerpen Belgia, ndak banyak kisah yang saya punya karena saya musti tela telo ndak gitu ngeh dengan bahasa prancis,memang di sekolah bahasa pengantarnya memakai bahasa inggris, tapi ketika pulang saya musti pakek bahasa belanda ato jerman. jiyaaan…mumet banget deh..tapi saya lumayan terhibur dengan suasana kota yang mirip2 jaman napoleon.

    Justru menyenangkan punya pengalaman sekolah di luar negeri, karena mengenal beragam budaya yang berbeda dengan budaya kita, yang akan memperkaya pengetahuan dam wawasan.

  16. wah boleh jg menceritakan tentang kegiatan SMP.. ntar pengen jg nulis ah…

    waktu saya waktu kecil aja sering ditakut2in sm ortu dg G30S, dan psti lebih serem yg bersamaan dg kejadian tersebut.

    Ayoo nulis Arul…biar key words anak SMP jadi bersih

  17. Waktu terjadi peristiwa G 30 S Mbak Enny sudah SMP ya. Saya masih TK. Memang ngeri sekali situasi pada waktu itu. Saya ingat betul, suatu ketika di jendela TK kami muncul seorang laki-laki dengan wajah berlumuran darah. Kami semua diam tercekam, tidak ada yang berani bergerak. Akhirnya laki-laki itu pergi, saya tidak tahu bagaimana nasibnya selanjutnya.

    Madiun memang termasuk basis PKI kalau nggak salah. Jadi cerita tentang mayat yang direnteng dan dihanyutkan di sungai itu betul ya … Waduhm ngeri sekali … 😦

    Saya belum pernah cerita di blog tentang masa SD, SMP, SMA, bahkan masa kuliah saya. Wah, ternyata saya nggak pernah cerita apa-apa tentang kisah hidup saya … hehehe …

    Ayoo mbak cerita…pasti mbak Tuti punya kenangan yang bisa dibagi buat teman-teman

  18. wah, keren ya pengalaman ibu..
    jadi teringat saya masa-masa SMP dulu..
    kangennya sama teman-teman lama..

    terima kasih bu.. 🙂

    Hehehe…masa lalu sering menjadi kenangan yang tak terlupakan

  19. dina

    yg crita ttg G-30S serem bgd..
    ga kebayang klo sy dposisi bu eny -ngeliat mayat drenteng dsungai-
    T_T

    Iya Dina, serem banget…
    Dan belum ngerti apa-apa saat itu, komunikasi tak lancar seperti sekarang…belum ada TV yang sampai di daerah seperti sekarang. Radiopun suaranya tak jelas…
    Koran pun menghilang alias sulit dicari….

  20. setuju bgt dg “sekolah di SMP adalah suatu perubahan yang besar sekali” hehe krn pertama kali sekolah dg nae sepeda ke sekolah favorit pilihan sendiri, dpt uang saku harian (secara wkt SD bw bekal, bukan uang saku), dpt teman2 beragam etnis, saingannya semakin berat, mengenal lingkungan+karakter baru, dll 🙂

    cuma bedanya saya tdk mengalami G 30 S yg serem itu 😀

    Moga-moga nggak ada kejadian seperti itu lagi…

  21. Saya juga jadi teringat masa SMP saat “banyak mayat di sungai” saat kasus penembakan misterius berkecamuk.

    Antara rumah saya, sekolah, dan bioskop tidak terlalu jauh. Waktu nonton film tentang Nabi Musa, pulangnya pintu sudah dikunci. Akhirnya saya tidur di tetangga. Besoknya langsung deh disetrap orang tua.

    Tentu saja orangtua kawatir …saat itu kan suasananya tegang

  22. Krismariana

    Bu saya kok jadi ingat gedung karesidenan ya? Gedung itu bagus sekali. Hehe malah nggak nyambung :p Tapi ngomong2 masa SMP, sy juga terkesan sekali. Saya kok tdk bisa membayangkan kali Madiun penuh dg korban pembunuhan. Serem..

    Saat itu memang serem sekali…
    Mungkin orangtua Kris masih ingat, karena mestinya umurnya tak jauh beda dengan saya

  23. kapan2 juga mau nulis tentang SMP ah..tapi pastinya biasa2 aja soalnya saya khan Smpnya udah jaman modern bu..gak aneh lagi..

    Tapi kan masih ada yang bisa diceritakan, karena pengalaman masing-masing orang berbeda…
    Menunggu angkot, atau ada tawuran?

  24. mandor tempe

    saya jadi ingat ketika masih SMP sudah mulai dikenalkan dengan pencak silat. Jurus-jurus dan gerakan cantik namun membahayakan dalam duel pertarungan.

    Silat gerakan nya indah namun membahayakan

  25. Bayangkanlah senam pagi sambil diiringi musik gamelan, keren bukan? Tentu masa yang indah untuk dikenang masa memulai pencarian jati diri itu. Walau kurun waktu berbeda, ada kesamaan antara bu Enny denganku waktu jaman smp: sama-sama naik sepeda.

    Yup…keren…cuma tak tahu apakah sampai sekarang masih berlangsung

  26. ..
    Semoga halaman pertama search engine cepat bersih dari hal-hal negatif tentang anak Smp..
    Saya dukung Bu Enny..
    ..
    Wah tulisannya bagus, bisa runut dan masih ingat detil2 kejadian masa Smp..
    Hebat Bu.. 😉
    ..
    Baru tau Bu Enny jago nari, kalo gitu bisa nari bareng sama Bu Tuti..
    He..he..
    ..

    Ayoo Septa juga menulis…
    Sekarang menari hanya untuk olah raga, biar badan sehat

  27. Ping-balik: kisah anak SMP. « sugar and spice and everything nice

  28. salam kenal,,,saya mau menautkan blogku ibu ke dalam blogku,,gimana menurut ibu kita tukeran link,,
    kunjungi blogku,,makasih

    Salam kenal juga..silahkan.
    Ehh saya nggak ngerti juga maksud tukeran link….soalnya bisanya cuma nulis…hihihi…blog ini bikinan si bungsu, sejak 3 tahun lebih tak diganti lagi header nya

  29. sekar

    Salam Kenal…..
    tanpa sengaja saya nyangkut di blog ibu dan senang baca cerita ibu tentang “anak smp” terutama ibu ada misi nya juga mengapa menulisnya. Hebat bu…

    Bagi saya SMP adalah masa yang tidak bisa dilupakan,
    kelas 1 SMP saya harus indekost dan sepeda adalah sarana yang setia dimana dulu saya bisa runtang-runtung berangkat dan pulang sekolah dengan naik sepeda dengan teman yang juga tetangga dan teman belajar saya sehingga saya bisa juara kelas…
    teman saya ini memberikan energi positif bagi saya dan tidak terlupakan karena my first love…he he he . Tapi dulu kok naik sepeda bareng, tukeran buku catetan trus di tulisi puisi sudah seneng ya bu…gak ada istilah jajan bareng, apalagi jajan di mall…wong sama-sama gak punya uang….jadi di isi dengan belajar dan melakukan kegiatan sekolah bersama-sama…
    yang menyenangkan akhirnya teman saya ranking 3 saya sendiri ranking 5 di seluruh siswa SMP….Inilah masa yang saya merasa memiliki semangat besar untuk belajar….

    matur nuwun postingnya…

    maju terus bu….

Tinggalkan komentar