Perlunya Merencanakan Keuangan

Pada zaman saya kecil sampai remaja, saya melihat ayah ibu menggunakan sistem amplop untuk merencanakan keuangan. Ibu cerita, bahwa yang tidak boleh dilupakan adalah adanya amplop untuk dana darurat. Pada saat itu menabung di bank tidak gencar seperti saat ini, saya ingat sampai saat awal  bekerja, Tabungan Nasional (Tabanas) hanya dapat diambil dua kali dalam satu bulan. Dengan demikian, saya juga harus selalu menyiapkan dana darurat ini.

Dan kebiasaan ini, berlaku sampai sekarang. Saya sering diam-diam menyembunyikan amplop berisi uang yang saya selipkan di antara baju atau buku. Saat uang lagi menipis, saya rajin bebenah, betapa bahagianya menemukan uang dalam amplop. Hal ini membuat suami suka meledek,

”Segitunya senang, kan uangnya sendiri.”

Biasanya saya hanya senyum saja. Masa muda dengan kondisi keuangan terbatas membuat saya berhati-hati dalam mengelola keuangan. Namun masa sekarang, orang sudah terbiasa berhubungan dengan bank, bahkan tanpa datang ke bank sudah bisa bertransaksi. Mengambil uang di ATM juga dapat dilakukan setiap saat. Kantor Cabang Bank bahkan ada yang buka pada hari Sabtu, untuk melayani pelanggan.

Lanjutkan membaca “Perlunya Merencanakan Keuangan”

Kalendar bikinan Bams

Entah sejak kapan cucuku Bams tertarik dengan kalender. Mungkin karena setiap kali Mama bilang, ” Besok pakai baju kaos putih dan celana merah ya. Atau, mengapa Bams suka angka, karena tanpa disadari diawali dengan komentar Mama setiap kali mendorong Bams untuk semangat makan, dengan menyebut angka. Misalnya,

“Bams, ayoo semangat makannya, tinggal 5 (lima) sendok lagi. Habis makan boleh bermain.” Atau,”Bams, Papa akan business trip, pergi selama 6 (enam) hari. Jadi ketemu Papa lagi minggu depan.”

Agar Bams memahami, Mama Bams mengajari dengan menunjuk kalender. “Papa akan pergi hari Senin minggu depan, kembali ke rumah hari Sabtu,” kata Mama. Jadi, tiap hari Bams akan bertanya

“Ini hari apa Mama?” Mama menjawab,” Hari Rabu, Bams.”

“Berarti Papa masih tiga hari lagi ya pulangnya,” kata Bams.

Anak bungsuku ini, Mama Bams, sebetulnya pendiam apalagi jika dibanding kakaknya. Pembicaraan di rumah sehari-hari sudah didominasi oleh kakaknya dengan segala ide yang aneh-aneh, sehingga adiknya lebih banyak mendengarkan. Si bungsu baru bisa ramai (heboh) jika ketemu teman satu visi. Jadi kalau sekarang cerewet, ya karena sudah jadi mama, dan kebetulan punya anak laki-laki balita yang sangat aktif.

“Nduuk, kamu dulu juga aktif banget, jadi wajar Bams sekarang seperti itu,” kata saya jika sedang video call.

Lanjutkan membaca “Kalendar bikinan Bams”

Pasar Kaget di Mekah

Penjual baju di Jabal Rachmah

Mengunjungi negara lain, selalu menyenangkan untuk memperhatikan budaya orang-orangnya, apalagi seperti pergi umroh, tempat bertemunya segala bangsa. Di sini kita harus sabar jika menghadapi hal-hal yang terkadang menurut etika kita “agak kurang pas”. Justru disinilah kita bisa bersyukur betapa pemahaman agama kita sejak awal juga dilandaskan atas etika dan adat sopan santun yang baik.

Bahkan para Ustadz selalu mengingatkan setiap kali, agar kita semua mengikuti aturan yang sudah disepakati, untuk memudahkan pelaksanaan ibadah. Tentu saja di antara waktu ibadah, kami masih punya waktu untuk jalan-jalan, melihat  sekeliling dan belanja.

Lanjutkan membaca “Pasar Kaget di Mekah”

Mengelola Keuangan Rumah Tangga

Mengelola keuangan rumah tangga kelihatannya sepele karena uang yang dikelola relatif sederhana. Namun bertambahnya usia pernikahan, anak-anak makin besar, diperlukan ketrampilan mengelola keuangan, agar orang tua dapat membiayai pendidikan anaknya sampai ke jenjang yang tertinggi. Disadari biaya pendidikan ini sangat mahal, sehingga harus dipersiapakan sejak anak-anak masih kecil. Mengelola keuangan rumah tangga saat ini tentu berbeda dengan zaman tahun 80-90 an, yang saat itu internet masih terbatas, serta fasilitas perbankan juga tidak sebanyak saat ini.

Lanjutkan membaca “Mengelola Keuangan Rumah Tangga”

Buku tuntunan sholat untuk Bams

Akhir Maret 2024 si bungsu kirim WA, kalau udah pesan buku sholat dari Gulalibooks dan akan dikirim ke rumah. Tentu saja nanti saya akan meneruskan dikirim ke Jepang.

“Sayang nduk kalau hanya kirim buku, udah mau Lebaran, maukah dikirim kue lebaran, seperti nastar? Saya ingat si bungsu suka nastar.

“Boleh bu, tapi bisa ditambahkan puding mangga ya, pesanan suami,” jawab si bungsu.

Saya belanja ke “Total Buah” yang kebetulan lokasinya dekat rumah. Rupanya banyak sekali paket kue lebaran yang dijual. Setelah memilih-milih, saya mengambil 3 (tiga)nastar dan satu kue sagu keju. Selanjutnya mencari puding mangga di Hari-hari, puding ini kesukaan cucuku yang baru berumur 4 (empat) tahun.

Lanjutkan membaca “Buku tuntunan sholat untuk Bams”