Sudahkan anda registrasi untuk hadir ke pestablogger 08?

Saya malah lupa kalau tanggal 27 Oktober 2008 kemarin adalah tepat setahun dicanangkannya Hari Blogger Nasional oleh Menteri Kominfo Muhammad Nuh. Hari Senin kemarin saya mengajar dan pulang kerumah sudah malam, dan begitu buka blognya ndoro, baru ingat bahwa telah setahun sejak diadakannya pesta blogger yang pertama kali di Indonesia. Saat itu awalnya tak ada niat untuk ikut pesta, maklum rasanya malu, merasa belum bisa berbuat banyak melalui blog. Tapi gara-gara si sulung, yang memang sudah lama menulis blog, dan kemudian juga melihat Anjar suami isteri ikutan PB07, saya berniat ikut mendaftar. Entah kenapa, belum sempat mendaftar, saya mendapat email dari mas Enda Nasution kalau diundang ke pesta blogger, dan saat mendaftarkan anak saya, tempat telah penuh dan tinggal tersedia 100 kursi yang diperebutkan oleh siapapun yang datang paling pagi.

Lanjutkan membaca “Sudahkan anda registrasi untuk hadir ke pestablogger 08?”

Musim hujan telah tiba…..macet dimana-mana

Sabtu sore beberapa hari lalu adalah hari pertama kali hujan beneran turun di wilayah Jakarta Selatan, setelah beberapa bulan tak turun hujan dan panas terasa menyengat. Kenapa beneran? Karena sejak beberapa minggu, mendung sering menggantung, kadang gelap sekali, namun nanti hilang lagi terbawa angin, atau sekedar gerimis, yang tak sampai 10 menit tanah sudah kering kembali. Hujan benar-benar seperti dicurahkan dari langit, dan syukurlah saya baru saja sampai di rumah sepulang kondangan.

Lanjutkan membaca “Musim hujan telah tiba…..macet dimana-mana”

Pernahkan merasa jenuh dan bosan?

Membaca tulisan DM di sini, saya teringat betapa saya pernah mengalami masa yang membosankan. Kapankah masa itu? Justru masa itu adalah masa-masa tenang, tanpa gejolak, pekerjaan biasa-biasa saja, tetap sibuk tapi kesibukan yang under control. Nahh bingung kan? Memang kegiatan yang rutin, yang begitu-begitu saja, bisa membuat seseorang jenuh. Jadi mesti bagaimana dong? Saat itu mulailah ada keinginan melanjutkan S2, tapi anak-anak masih kecil.

Lanjutkan membaca “Pernahkan merasa jenuh dan bosan?”

Ga usah baca koran dulu bu…..

Sudah lama aku tak melihat tanamanku. Jakarta yang panas membuat tanaman meranggas, biarpun sudah disiram dua kali sehari. Rasanya sedih sekali, melihat Miana yang biasanya tumbuh subur, makin kurus mengerontang. Sudah agak lama aku juga tak melihat tetanggaku, yang biasanya rajin menyapa jika aku lagi merawat tanaman. Tetanggaku yang baik hati, kalem, dan dia sudah beberapa kali menanyakan ke pembantu, aku kemana kok lama tak kelihatan di luar?

Lanjutkan membaca “Ga usah baca koran dulu bu…..”

Komunikasi, banyak caranya

Hari-hari ini saya gembira, si pelit pujian, mulai menghargai dan memuji tulisanku. Bukan…bukan dari seorang sastrawan atau editor terkenal, tapi bagi saya, pujian itu terasa sangat tulus dan membahagiakan. Terutama bagi saya, yang baru belajar menulis, dan tentu saja, tujuan menulis di blog antara lain sebagai sarana komunikasi dengan anak yang jauh di seberang benua. Yahh…tulisan ini hanya sekedar tulisan ringan, tulisan curhat, yang ga penting, tapi mungkin berguna bagi kaum ortu yang anaknya jauh.

Lanjutkan membaca “Komunikasi, banyak caranya”

Jangan berjalan kayak “robot”, mbak

Siang itu, begitu kembali ke kantor selesai makan siang, Ayu melihat beberapa teman perempuannya bergerombol membaca sesuatu. “Apaan sih?” tanya Ayu. “Nihh, kita-kita mau dikursuskan kepribadian,” kata Anti, sahabat dekat Ayu. “Ahh, yang bener, asyik dong,” jawab Ayu. “Iya, katanya biar kita, kaum perempuan, bisa berpenampilan rapih, luwes, dan membawa image yang baik bagi perusahaan,” jawab Anti.

Lanjutkan membaca “Jangan berjalan kayak “robot”, mbak”

Jika isteri-isteri beranjangsana

Kali ini isteri pak Bambang agak stres dan uring-uringan. Rasanya sebal sekali, dia barusan membuka lemari baju, betapa menyedihkannya. Dia mencoba menelusuri baju-baju yang tertata rapi di almari, siapapun akan mengatakan bahwa bu Bambang patut berbangga, mempunyai koleksi baju yang bagus. Memang bu Bambang tak bisa dibandingkan dengan ibu lain, yang koleksi bajunya lebih luar biasa, tapi selera bu Bambang terkenal anggun, bahkan baju yang biasa-biasa saja terkenal manis dan serasi jika dipakainya.

Lanjutkan membaca “Jika isteri-isteri beranjangsana”

Sebuah cincin kawin

Suatu ketika, di ruang kelas Ilmu Tanah, Guru Besar Ilmu Tanah sedang memberikan kuliah. Sahabatku, berkali-kali mencolek tanganku, namun tak saya perhatikan karena saya sibuk mencatat. Tak lama kemudian terdengar bisikan temanku tadi, “En, perhatiin deh. Gue seneng deh sama bapak ini, lihat tangannya, pakai cincin kawin.” Saya tetap tak menggubris, agak sebal juga atas gangguannya, yang membuyarkan konsentrasiku untuk mencatat materi perkuliahan. Selesai kuliah saya tanya, ” Apaan sih, orang sibuk mendengarkan kuliah, kamu malah meributkan soal cincin kawin.”

Lanjutkan membaca “Sebuah cincin kawin”

Uh…uh …tenyata harus belajar ilmu Hukum juga

Saat ini putaran job training Rita sampai pada bagian administrasi perkreditan. Untuk lebih memahami, Rita juga berkunjung ke notaris rekanan Kantor Cabang tersebut. Pada umumnya untuk kredit yang masih kecil, bentuk perikatannya masih sederhana, dan hal ini berbeda jika kredit telah besar, dan usaha juga makin kompleks. Bila usaha makin kompleks, maka perjanjian kredit dipersyaratkan untuk dibuat secara akte notariil.

Lanjutkan membaca “Uh…uh …tenyata harus belajar ilmu Hukum juga”

Harapan yang tak pernah padam

Mbak Sri hanyalah seorang pegawai rendahan. Pekerjaannya adalah bagian penataan arsip, sehingga setiap kali Rita akan berhubungan dengan mbak Sri, jika ingin meminjam manual perkreditan, serta peraturan lainnya. Sebagai seorang trainee, maka Rita harus mempelajari seluruh operasional Kantor Cabang, termasuk membantu mengelem amplop. Entah kenapa, saat itu amplop surat dibuat sendiri, dan hanya berupa lembaran yang sudah tercetak logo dan alamat Kantor, selanjutnya harus di lem di kiri kanannya. Selain itu, mbak Sri harus mengarsip bukti transaksi yang ribuan jumlahnya setiap hari, mengelemnya harus hati-hati, karena ini nantinya bisa dijadikan alat bukti jika ada perkara di pengadilan…jadi yang di lem hanya ujungnya saja…dan ditempel dalam suatu buku besar.

Lanjutkan membaca “Harapan yang tak pernah padam”