Rencana perjalanan ke Semarang telah dibuat seminggu sebelumnya, tiket pesawat sudah ditangan, dengan rute Jakarta-Semarang, kemudian Semarang-Yogya jalan darat, terus ke Solo. Kembali ke Jakarta melalui bandara Adisumarmo, Solo. Namun ternyata gunung Merapi masih terus menerus ingin menyapa penduduk di sekitarnya, membuat rute harus disesuaikan, tiket pesawat diganti melalui bandara A. Yani, Semarang. Beberapa teman mulai menanyakan kepergian saya, apakah tak bisa ditunda, apakah memang mendesak? Semua berpesan agar berhati-hati, karena pada tanggal 4-5 Nopember, kembali Merapi memuntahkan isi perutnya, dan mengobrak abrik lingkungan sekitarnya. Dusun si mbak, yang terletak di Muntilan, terkena imbasnya, hujan debu dan pasir merontokkan tanaman, dan banyak rumah tetangganya yang roboh karena genteng tak kuat menyangga hujan pasir ini. Si sulung mewanti-wanti agar saya jangan melewati Muntilan saat ke Yogya, karena abu Merapi banyak mengarah ke barat daya, yaitu kearah Muntilan. Saya hanya menjawab, bahwa ibu akan berhubungan dan dipandu oleh teman-teman yang berada di jalur perjalanan ibu dari Semarang ke Yogya.
Lanjutkan membaca “Perjalanan ke Semarang-Yogya yang mengharu biru” →