Entah sejak kapan cucuku Bams tertarik dengan kalender. Mungkin karena setiap kali Mama bilang, ” Besok pakai baju kaos putih dan celana merah ya. Atau, mengapa Bams suka angka, karena tanpa disadari diawali dengan komentar Mama setiap kali mendorong Bams untuk semangat makan, dengan menyebut angka. Misalnya,
“Bams, ayoo semangat makannya, tinggal 5 (lima) sendok lagi. Habis makan boleh bermain.” Atau,”Bams, Papa akan business trip, pergi selama 6 (enam) hari. Jadi ketemu Papa lagi minggu depan.”
Agar Bams memahami, Mama Bams mengajari dengan menunjuk kalender. “Papa akan pergi hari Senin minggu depan, kembali ke rumah hari Sabtu,” kata Mama. Jadi, tiap hari Bams akan bertanya
“Ini hari apa Mama?” Mama menjawab,” Hari Rabu, Bams.”
“Berarti Papa masih tiga hari lagi ya pulangnya,” kata Bams.
Anak bungsuku ini, Mama Bams, sebetulnya pendiam apalagi jika dibanding kakaknya. Pembicaraan di rumah sehari-hari sudah didominasi oleh kakaknya dengan segala ide yang aneh-aneh, sehingga adiknya lebih banyak mendengarkan. Si bungsu baru bisa ramai (heboh) jika ketemu teman satu visi. Jadi kalau sekarang cerewet, ya karena sudah jadi mama, dan kebetulan punya anak laki-laki balita yang sangat aktif.
“Nduuk, kamu dulu juga aktif banget, jadi wajar Bams sekarang seperti itu,” kata saya jika sedang video call.
Lanjutkan membaca “Kalendar bikinan Bams”